PERBAIKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VI DI SD PLUMBON

PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2006/2007 DALAM MENGHITUNG LUAS DAN VOLUME MELALUI PEMBELAJARAN KELOMPOK

DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESITASI

Lasrikin

Guru Kelas VI di SD Plumbon, Kec. Ngawen, Kab. Blora

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah menerapkan pendekatan pembelajaran kelompok dengan menggunakan metode resitasi untuk meningkatkan aktifitas belajar dan pemahaman materi dalam pembelajaran Matematika dalam menghitung Luas dan Volume pada siswa Kelas VI di SD Plumbon, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora di Semester I Tahun Pelajaran 2006/2007.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tindakan dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran kelompok dengan menggunakan metode resitasi. Tempat penelitian adalah SD Plumbon, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Waktu penelitian adalah 2 bulan, yaitu bulan Oktober-November tahun 2006 sesuai dengan waktu Semester I Tahun Pelajaran 2006/2007. Subjek penelitian adalah Siswa Kelas VI di SD Plumbon, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora I pada Semester I Tahun Pelajaran 2006/2007 sebanyak 36 anak. Metode pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara, yaitu pengamatan atau observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan Model Siklus yang terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Hasil dalam penelitian ini adalah: 1) Aktifitas siswa meningkat dengan belajar bersama dan bekerja sama, 2) Pemahaman materi semakin baik dengan pembahasan terhadap tugas kelompok, 3) Siswa mendapat pengalaman belajar yang konkrit karena menganalisis bangun datar dengan media pembelajaran, 4) Hasil belajar meningkat dengan peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan pembelajaran. Saran dalam penelitian ini adalah: 1) Guru seharusnya dapat menyusun tugas kelompok yang bervariasi, sehingga siswa memahami berbagai jenis soal, 2) Siswa seharusnya dapat belajar secara aktif dan kooperatif, sehingga aktifitas belajar dalam kelompok bermanfaat terhadap pemahaman materi, 3) Sekolah seharusnya dapat mengembangkan tindakan dan hasil penelitian sesuai dengan karakteristik guru, siswa, mata pelajaran dan fasilitas yang tersedia.

Kata kunci:    Matematika, Luas, Pembelajaran Kelompok, Metode Resitasi.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Salah satu materi yang disampaikan dalam pembelajaran Matematika di Kelas VI pada Semester I adalah menghitung Luas dan Volume. Dalam pembelajaran tersebut, siswa diharapkan mampu menghitung luas bangun datar, baik bangun datar sederhana, bangun datar gabungan maupun bangun datar berpotongan dan menghitung volume bangun ruang, baik baik bangun ruang sederhana, bangun ruang gabungan maupun bangun ruang berpotongan. Materi lanjutan berupa soal cerita yang merupakan pengembangan dari materi awal. Hal penting yang harus dikuasai siswa adalah memahami penghitungan luas dan volume pada bangun datar sederhana dan banguan ruang sederhana.

Dalam pembelajaran Matematika tersebut, guru masih melaksanakan pembelajaran secara klasikal dengan penjelasan lisan dan menggambar bangun datar di papan tulis. Siswa memperhatikan dan mencatat. Pembelajaran masih berlangsung secara klasikal. Pada materi awal, siswa masih memahami materi dengan baik, Mereka terampil dalam menghitung luas bangun datar sederhana, mulai dari persegi panjang hingga lingkaran. Namun mereka mengalami kesulitan dalam menghitung luas bangun datar gabungan. Mereka mengerjakan soal latihan dengan lebih lama.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, namun hanya beberapa saja yang bertanya. Yang lain masih malu, takut, dan acuh, sehingga semakin kesulitan. Guru melaksanakan ulangan harian dengan materi menghitung luas bangun datar. Siswa mengerjakan 5 soal dimana mereka harus menjawab secara urut dan lengkap selama 35 menit. Setelah selesai, guru melakukan koreksi dan menilai hasil ulangan harian. Hasilnya diketahui nilai rata-rata sebesar 58,89 yang masih rendah dari KKM sekolah sebesar 60. Dengan demikian hasil belajar belum memenuhi KKM.

Sesuai dengan permasalahan tersebut, guru melakukan tindakan dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kelompok dengan menggunakan metode resitasi. Dalam pembelajaran, siswa bersama dengan anggota kelompoknya mengerjakan tugas kelompok sesuai dengan materi. Pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan, sehingga pemahaman materi semakin baik. Dengan pendekatan pembelajaran kelompok, siswa menjadi aktif dengan bekerja sama dan belajar bersama. Dengan tindakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan aktifitas belajar dan pemahaman materi menjadi baik.

Perumusan Masalah

1. Bagaimana pembelajaran Matematika dalam menghitung Luas dan Volume sebelum menerapkan pendekatan pembelajaran kelompok dengan menggunakan metode resitasi pada Siswa Kelas VI di SD Plumbon, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora di Semester I Tahun Pelajaran 2006/2007?

2. Bagaimana pembelajaran Matematika dalam menghitung Luas dan Volume setelah menerapkan pendekatan pembelajaran kelompok dengan menggunakan metode resitasi pada Siswa Kelas VI di SD Plumbon, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora di Semester I Tahun Pelajaran 2006/2007?

Tujuan

Tujuan dalam penelitian ini adalah menerapkan pendekatan pembelajaran kelompok dengan menggunakan metode resitasi untuk meningkatkan aktifitas belajar dan pemahaman materi dalam pembelajaran Matematika dalam menghitung Luas dan Volume pada siswa Kelas VI di SD Plumbon, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora di Semester I Tahun Pelajaran 2006/2007.

KAJIAN/TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Teori

1. Matematika

Matematika berasal dari bahasa Latin, yaitu “manthenein” atau “mathena” yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut “wiskunde” atau ilmu pasti. Yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran.

Ciri utama Matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antarkonsep atau pernyataan dalam Matematika bersifat konsisten. Namun demikiain, pembelajaran dan pemahaman konsep dapat diawali secara induktif melalui pengalaman peristiwa nyata atau intuisi. Proses induktif-deduktif dapat digunakan untuk mempelajari konsep Matematika. Kegiatan dapat dimulai dengan beberapa contoh atau fakta yang teramati, membuat daftar sifat yang muncul (sebagai gejala), memperkirakan hasil baru yang diharapkan, yang kemudian dibuktikan secara deduktif. Dengan demikian cara belajar indektif dan deduktif dapat digunakan dan sama-sama berperan penting dalam mempelajari Matematika.

2. Pembelajaran Kelompok

Yamin dan Maisah (2006: 139) menjelaskan belajar kelompok dilakukan secara beregu. Bentuk belajar kelompok bisa dilakukan dalam kelompok besar atau pembelajaranb klasikal atau bisa juga siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Strategi kelompok tidak memperhatikan kecepatan belajar individual.

Kegiatan pembelajaran kelompok berguna untuk melatih siswa bekerja sama, berdiskusi, keberanian menyampaikan pendapat, menghargai pendapat orang lain dan memecahkan masalah bersama-sama (Yamin dan Maisah, 2006: 172).

3. Metode Resitasi

Metode Resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar (Sudirman, 1991: 141). Definisi lainnya disebut dengan metode pemberian tugas atau penugasan diartikan sebagai suatu cara interaksi belajar-mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru yang dikerjakan peserta didik di sekolah ataupun di rumah secara perorangan atau kelompok (Mulyani dan Permana, 1999: 151).

Kerangka Berpikir

Pembelajaran pada Kondisi Awal berlangsung secara klasikal. Guru menggunakan metode ceramah dengan penjelasan lisan dan menuliskan materi di papan tulis. Pada materi awal, siswa masih memahami materi dengan baik. Namun pada materi berikutnya, mereka mulai kesulitan. Siswa mempunyai kemampuan yang beragam dalam memahami materi. selain itu, Siswa cenderung malu, takut, dan acuh, sehingga semakin kesulitan. Pembelajaran pada Kondisi Awal cenderung pasif dan kurang menarik. Pemahaman materi pun kurang baik. Hasil ulangan harian diperoleh nilai rata-rata hanya sebesar 58,89.

Perbaikan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kelompok dengan menggunakan metode resitasi. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan mempertimbangkan keragaman kemampuan. Mereka mengerjakan tugas kelompok. Mereka belajar bersama dan bekerja sama, sehingga aktifitas belajar semakin meningkat. Pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan, sehingga mereka mengetahui hasil tugas kelompok tersebut. Dengan demikian, pemahaman materi semakin baik. Dengan tindakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan aktifitas belajar dan memperbaiki pemahaman materi.

Kondisi Awal

Pembelajaran klasikal

Siswa pasif dan pemahaman kurang baik

Tindakan

Pembelajaran Kelompok dan Metode Resitasi

Siklus I

Siklus II

Siswa aktif dan pemahaman materi baik

Kondisi Akhir

 

Hipotesis

Dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kelompok dengan menggunakan metode resitasi dalam pembelajaran Matematika dalam menghitung Luas dan Volume diduga dapat meningkatkan aktifitas belajar dan memperbaiki pemahaman materi pada Siswa Kelas VI di SD Plumbon, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora di Semester I Tahun Pelajaran 2006/2007.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penulis adalah Guru Kelas VI di SD Plumbon, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora menjadi peneliti yang melakukan tindakan dalam pembelajaran. Permasalahan dalam penelitian ini adalah pembelajaran Matematika dalam menghitung Luas dan Volume yang berlangsung klasikal, sehingga aktifitas siswa menjadi terbatas dan pemahaman materi oleh menjadi lemah. Tindakan dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran kelompok dengan menggunakan metode resitasi.

Tempat penelitian adalah SD Plumbon, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, tepatnya Kelas VI yang merupakan unit kerja dari peneliti. Waktu penelitian adalah 2 bulan, yaitu bulan Oktober-November tahun 2006 sesuai dengan waktu Semester I Tahun Pelajaran 2006/2007.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah Siswa Kelas VI di SD Plumbon, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora I pada Semester I Tahun Pelajaran 2006/2007 sebanyak 36 anak.

Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara, yaitu pengamatan atau observasi dan dokumentasi. Pengamatan atau observasi dilakukan selama pembelajaran sesuai dengan tindakan. Pengamatan atau observasi dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan atau observasi. Dokumentasi dilakukan dengan setelah pembelajaran. Dokumentasi dilakukan dengan menggunakan tes tertulis dimana siswa mengerjakan ulangan harian sesuai dengan materi yang disampaikan. Dokumentasi mengacu pada nilai ulangan harian dan analisis nilai ulangan harian.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan Model Siklus yang terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Setiap tahap saling berkaitan dan berkelanjutan. Dalam tahap perencanaan, peneliti menyusun rencana dan persiapan yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan rencana dalam pembelajaran. Dalam tahap pengamatan, peneliti mengamati subjek penelitian sesuai dengan tindakan. Dalam tahap refleksi, peneliti menganalisis tindakan. Dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan dalam 2 siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II.

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Kondisi Awal

Foto 1. Pembelajaran pada Kondisi Awal.

Guru menyampaikan materi secara urut sesuai dengan buku teks yang digunakan sebagai sumber belajar. Dalam materi tersebut, siswa harus dapat menghitung luas bangun datar dan menghitung volume bangun ruang. Guru menggunakan dan menggambarkan bangun ruang di papan tulis dan menjelaskan cara menentukan luasnya. Siswa mencatat dan mengerjakan soal latihan. Cara seperti ini terbukti efektif, sehingga siswa dapat menguasai materi tersebut.

Guru melanjutkan dengan materi berikutnya tentang bangun ruang, tetapi sebagian besar siswa semakin kesulitan. Mereka mewalahan dan tidak mampu mengikuti pembelajaran dengan lancar. Guru mencoba melakukan ulangan harian. Hasilnya siswa mencapai nilai rata-rata sebesar 58,89. Nilai tersebut masih rendah daripada KKM sekolah sebesar 60. Ketuntasan hanya mencapai 61,11%.

Deskripsi Siklus I

Foto 6. Membagikan tugas kelompok.

Foto 7. Mengerjakan tugas kelompok.

Perbaikan pembelajaran Matematika dilakukan dengan pendekatan pembelajaran kelompok. Siswa bergabung bersama dengan kelompoknya. Mereka dianjurkan untuk bekerja sama dan belajar bersama dalam mengerjakan tugas kelompok. Dalam pembelajaran tersebut, aktifitas siswa meningkat dengan berusaha mengerjakan secara mandiri, berdiskusi dan bekerja sama dengan anggota kelompoknya. Pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan yang melibatkan siswa. Mereka harus menjawab dan mengerjakan tugas kelompok. Aktifitas tersebut semakin memperbaiki pemahaman materi, sehingga siswa mengetahui penghitungan luas banggun datar.

Perbaikan pembelajaran pada Siklus I memungkinkan aktifitas siswa dengan temannya dalam kelompok. Mereka harus mengerjakan tugas kelompok yang memungkinkan anggota belajar bersama dan bekerja sama. Hal ini juga disampaikan guru, sehingga siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya. Dengan pembelajaran kelompok tersebut, siswa menjadi fasilitator dalam pembelajaran. Peran tersebut dilakukan dengan baik karena siswa cenderung lebih akrab dengan temannya dan tidak merasa malu maupun takut. Peran guru hanyalah melengkapi penjelasan, sehingga siswa semakin memahami materi dengan baik. Guru membantu siswa yang masih mengalami kesulitan dalam pembahasan.

Perbaikan pembelajaran pada Siklus I terbukti meningkatkan aktifitas siswa, mulai dari mengerjakan tugas kelompok sampai pembahasan. Aktifitas tersebut berdampak pada perbaikan terhadap pemahaman materi, sehingga hasil belajar juga meningkat. Sesuai dengan hasil ulangan harian, siswa mencapai nilai rata-rata sebesar 69,58 dengan ketuntasan mencapai 83,33%.

Deskripsi Siklus II

Foto 12. Membagikan tugas kelompok.

Foto 13. Mengerjakan tugas kelompok.

Perbaikan pembelajaran Matematika menggunakan pendekatan pembelajaran kelompok dilanjutkan pada Siklus II. Ada pengembangan tindakan dengan menggunakan gunting sebagai alat potong untuk memotong bangun datar gabungan. Cara ini efektif bagi siswa dalam menganalisis bangun datar gabungan, sehingga siswa memperoleh beberapa bangun datar sederhana. Cara ini menjadikan pembelajaran semakin konkrit, sehingga memudahkan siswa untuk menghitung luas bangun datar gabungan maupun berpotongan. Tugas kelompok dirancang untuk menghitung luas bangun datar gabungan, mulai dari gambar berukuran besar yang mudah untuk dipotong dan setiap soal yang berkaitan dengan luas setiap bangun datar. Pada Siklus II ini, guru tidak melakukan perubahan dalam susunan kelompok, sehingga siswa semakin akrab dan kompak dengan anggota kelompoknya. Hasilnya, mereka belajar bersama dan bekerja sama dengan baik.

Perbaikan pembelajaran pada Siklus II menjadikan pembelajaran semakin konkrit. Siswa menggunakan gunting untuk memotong gambar bangun datar gabungan menjadi bangun datar sederhana. Cara ini efektif, sehingga siswa dapat menentukan luas bangun datar tersebut. Cara ini mendorong siswa berdiskusi bahkan berdebat karena siswa harus sepakat dan hanya mempunyai 1 kesempatan. Penilaian terhadap tugas kelompok tidak sebatas mengerjakan dengan benar, tetapi juga cara pengerjaannya, dalam hal ini termasuk memotong bangun datar gabungan tersebut. Siswa semakin aktif dan kooperatif dalam mengerjakan tugas tersebut. Mereka belajar bersama dan bekerja sama, sehingga memperoleh pengalaman belajar yang bermanfaat. Mereka berdiskusi hingga berdebat, sehingga mencapai kesepakatan dan pemahaman terhadap materi. Peran guru hanyalah fasilitator dalam pembelajaran dengan menyediakan media pembelajaran.

Perbaikan pembelajaran pada Siklus II terbukti meningkatkan aktifitas siswa. Aktifitas tersebut adalah berdiskusi, menggunting dan menghitung. Siswa juga percaya diri dengan mengerjakan tugas kelompok di depan kelas dan bertanya-jawab tentang materi. Siswa semakin paham dengan materi dan mencapai hasil belajar yang semakin baik. Sesuai dengan hasil ulangan harian, siswa mencapai nilai rata-rata sebesar 84,44 dengan ketuntasan hingga 100%.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil tindakan dalam penelitian ini adalah:

1. Aktifitas siswa meningkat dengan belajar bersama dan bekerja sama.

2. Pemahaman materi semakin baik dengan pembahasan terhadap tugas kelompok.

3. Siswa mendapat pengalaman belajar yang konkrit karena menganalisis bangun datar dengan media pembelajaran.

4. Hasil belajar meningkat dengan peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan pembelajaran.

Dalam pembelajaran Matematika di Kelas VI pada Semesteri ini, siswa menghitung luas bangun datar dan volume bangun ruang. Siswa tidak mengalami permasalahan dalam menghitung luas bangun datar sederhana, tetapi mereka kesulitan dalam dalam menghitung luas bangun datar gabungan. Hal ini berkaitan dengan pembelajaran itu sendiri dimana guru melaksanakan pembelajaran secara klasikal. Siswa hanya memperhatikan, mencatat dan mengerjakan soal latihan. Akibatnya siswa yang pasif tidak berminat dan acuh. Siswa semacam ini cukup banyak dan mereka kesulitan dalam mengikuti pembelajaran tersebut.

Dalam penelitian ini, guru melakukan tindakan dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kelompok dengan menggunakan metode resitasi. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing terdiri dari 6 anggota dengan kemampuan yang beragam. Mereka mengerjakan tugas kelompok. Mereka harus belajar bersama dan bekerja sama, sehingga aktifitas siswa semakin meningkat. Mereka berdiskusi tentang tugas kelompok, sehingga terjadi pemahaman yang lebih mendalam dan akrab. Hal tersebut tidak terjadi dalam pembelajaran klasikal. Inilah kelebihan dari pembelajaran kelompok dimana siswa bekerja sama, berdiskusi, keberanian menyampaikan pendapat, menghargai pendapat orang lain dan memecahkan masalah bersama-sama (Yamin dan Maisah, 2006: 172).

Pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan, sehingga siswa mengetahui hasil kerjanya. Siswa dilibatkan dalam pembahasan secara aktif, sehingga mereka semakin percaya diri. Pembahasan ini bermanfaat dalam memperbaiki pemahaman materi. Dalam pembelajaran kelompok, siswa belajar bersama, sehingga pemahamannya sama seperti anggota kelompok yang lain. Dalam pembahasan, guru hanya menjelaskan materi yang belum dikuasai saja, sehingga siswa memahami seluruh materi.

Siswa bersama dengan kelompoknya menerima gambar bangun datar gabungan, kemudian digunting menjadi bangun datar sederhana. Cara ini sangat efektif, sehingga siswa dapat mengetahui bangun datar tersebut dan menentukan luasnya. Pengalaman belajar ini sangat konkrit, sehingga mereka paham dengan materi. Cara ini dapat dikembangkan pada bentuk bangun datar gabungan dan berpotongan lainnya. Cara ini hanyalah strategi untuk menjadikan pembelajaran menjadi konkrit.

Tabel 7. Refleksi hasil tindakan dalam pembelajaran.

No

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

1

Pembelajaran berlangsung klasikal

Pembelajaran secara kelompok

Pembelajaran secara kelompok

2

Siswa mengerjakan soal latihan secara individual

Siswa mengerjakan soal latihan (tugas kelompok) secara bersama

Siswa mengerjakan soal latihan (tugas kelompok) secara konkrit

3

Siswa belajar sendiri

Siswa belajar bersama

Siswa belajar bersama, berdiskusi maupun berdebat

4

Guru aktif dan dominan

Guru membantu siswa

Guru menjadi fasilitator dan motivator

Perbaikan pembelajaran juga berdampak pada hasil belajar yang lebih baik. Pada Kondisi Awal, nilai rata-rata hanya 58,89 dengan ketuntasan 61,11%. Setelah menerapkan pendekatan pembelajaran kelompok dengan menggunakan metode resitasi, nilai rata-rata dan ketuntasan meningkat. Pada Siklus I, nilai rata-rata 69,58 dengan ketuntasan 83,33%. Pada Siklus II, nilai rata-rata mencapai 84,44 dengan ketuntasan hingga 100%. Hasil belajar tersebut berkaitan dengan tindakan dalam pembelajaran, dimana metode resitasi mempunyai kelebihan, yaitu dan dan meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam, memperkaya atau memperluas pandangan tentang apa yang dipelajari (Sudirman, 1991: 142)

Tabel 8. Refleksi hasil tindakan dalam hasil belajar.

No

Aspek hasil belajar

Kondisi awal

Siklus I

Siklus II

1

Nilai terendah

40

50

60

2

Nilai rata-rata

58,89

69,58

84,44

3

Nilai tertinggi

80

90

100

4

Ketuntasan

61,11%

83,33%

100%

PENUTUP

Simpulan

1. Penerapan pembelajaran klasikal kurang aktif bagi siswa dan kurang efektif dalam pemahaman materi dalam pembelajaran Matematika dalam menghitung Luas dan Volume.

2. Pembelajaran kelompok dengan menggunakan metode resitasi meningkatkan aktifitas siswa menjadi aktif dan kooperatif dalam pembelajaran Matematika dalam menghitung Luas dan Volume.

3. Pembelajaran kelompok dengan menggunakan metode resitasi dan media pembelajaran memberikan pengalaman belajar yang konkrit dalam pembelajaran Matematika dalam menghitung Luas dan Volume.

4. Pembelajaran kelompok dengan menggunakan metode resitasi memperbaiki pemahaman materi dan meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Matematika dalam menghitung Luas dan Volume.

Saran

1. Guru seharusnya dapat menyusun tugas kelompok yang bervariasi, sehingga siswa memahami berbagai jenis soal.

2. Siswa seharusnya dapat belajar secara aktif dan kooperatif, sehingga aktifitas belajar dalam kelompok bermanfaat terhadap pemahaman materi.

3. Sekolah seharusnya dapat mengembangkan tindakan dan hasil penelitian sesuai dengan karakteristik guru, siswa, mata pelajaran dan fasilitas yang tersedia.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri dan Azwan Zain, Syaiful Bahri, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyani dan Permana, Johar, 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jateng: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,.

Sudirman, 1984. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sumanto; Kusumawati, Heny dan Aksin, Nur, 2006. Gemar Matematika 6 untuk Kelas VI SD/MI. Klaten: Intan Pariwara.

Yamin, Martinis dan Maisah. 2006. Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada.