PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DALAM TEMA TENTANG DIRI SENDIRI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
DALAM TEMA TENTANG DIRI SENDIRI
MELALUI MEDIA GAMBAR
DI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2009/2010
PADA SISWA KELAS I SD TAMBAHREJO 2, KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA
Sukarwati
Guru Kelas I di SD Tambahrejo 2, Kec. Tunjungan, Kab. Blora
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pembelajaran IPA dalam Tema tentang Diri Sendiri pada siswa kelas I di SD Tambahrejo 2, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora dengan menggunakan media gambar dan membandingkan hasil belajar IPA dalam Tema tentang Diri Sendiri dengan menggunakan media gambar.
Lokasi penelitian ini di SD Tambahrejo 2, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora. Waktu penelitian adalah 2 bulan, sejak bulan September hingga Oktober tahun 2009 yang bertepatan dengan kalender akademik Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010. Subyek penelitian adalah siswa kelas I di SD Tambahrejo 2, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 sebanyak 20 anak.
Hasil penelitian ini adalah 1) Siswa semakin aktif dan kritis dalam mengikuti pembelajaran. 2) Siswa semakin paham dengan materi yang disampaikan, 3) Siswa mencapai hasil belajar yang semakin baik dalam ulangan harian. Saran penelitian ini adalah 1) Guru supaya dapat menggunakan media gambar secara menarik dan sesuai dengan materi yang disampaikan, 2) Siswa supaya dapat mencermati gambar, menjawab pertanyaan dan mengungkapkan pendapatnya sesuai dengan pemahamannya, 3) Sekolah supaya dapat mengembangkan penggunaan media gambar dalam pembelajaran sesuai dengan materi dan mata pelajaran.
Kata kunci: Hasil Belajar, IPA, Media Gambar.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam pembelajaran IPA di SD Tambahrejo 2, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, penulis selaku guru kelas berupaya melaksanakan pembelajaran secara menarik. Siswa kelas I yang baru saja masuk dan mengikuti pembelajaran di jenjang pendidikan dasar mempunyai kompetensi dan karakter yang berlainan. Beberapa telah mampu mengenal angka dan abjad, namun juga tidak sedikit yang mengalami kesulitan. Penulis tetap berupaya melaksanakan pembelajaran banyak bercerita dan berkomunikasi dengan siswa, termasuk dalam pembelajaran IPA dengan tema tentang diri sendiri secara tematik. Dalam tema tersebut, siswa diharapkan dapat mengidentifikasi kebutuhan tubuh agar tubuh menjadi sehat dan kuat. Siswa dikenalkan dengan anggota tubuh, kegunaan anggota tubuh, dan cara merawat anggota tubuh.
Selama awal Semester I ini, penulis hanya menggunakan metode bercerita dan bertanya jawab dengan siswa. Hal ini harus dilakukan karena siswa memang belum mempunyai pemahaman yang kuat dan memerlukan bimbingan secara penuh. Namun, pembelajaran semacam ini tidak memberikan hasil yang bagus. Setelah 1 bulan, penulis menyelesaikan materi tersebut dan melaksanakan ulangan harian. Terbukti dari hasil ulangan harian, ketuntasan mencapai 80% dengan nilai rata-rata sebesar 61. Dari analisis terhadap hasil ulangan harian dapat diketahui nilai tertinggi hanya 70 dan hanya dicapai oleh 6 anak (Dini Arvita Yuliana, Khoirun Nikmah, Subhan Qulbil Khoir, Sariful Hidayattudin, Desiana Safitri, dan Bima Nugroho).
Perbaikan pembelajaran perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar, sehingga nilai rata-rata juga dapat meningkat. Dari analisis terhadap hasil ulangan harian dapat diketahui kebanyakan siswa yang telah tuntas hanya mencapai nilai 60 dan beberapa lainnya hanya mencapai nilai 50 dan 40. Artinya, siswa masih belum mencapai hasil belajar yang baik. Penulis selaku guru kelas I melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran, yaitu gambar. Sesuai dengan materi yang disampaikan, penulis memilih gambar yang digunakan dalam pembelajaran kelompok. Diharapkan dengan penggunaan media gambar dan pembelajaran kelompok tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya dalam pembelajaran IPA dengan tema tentang diri sendiri.
Perumusan Masalah
1. Bagaimana pembelajaran IPA dalam Tema tentang Diri Sendiri pada siswa kelas I di SD Tambahrejo 2, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora dengan menggunakan media gambar?
2. Bagaimana hasil belajar IPA dalam Tema tentang Diri Sendiri pada siswa kelas I di SD Tambahrejo 2, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora dengan menggunakan media gambar?
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pembelajaran IPA dalam Tema tentang Diri Sendiri pada siswa kelas I di SD Tambahrejo 2, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora dengan menggunakan media gambar dan membandingkan hasil belajar IPA dalam Tema tentang Diri Sendiri dengan menggunakan media gambar.
KAJIAN/TINJAUAN PUSTAKA
Kajian Teori
1. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsipsaja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan.
2. Pembelajaran
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Purwanto (2007: 85) menyebutkan ada empat ciri-ciri pada aktivitas pembelajaran, yaitu: 1) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk, 2) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, 3) Perubahan itu harus relatif mantap, 4) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis
3. Media Pembelajaran
Menurut Sanaky (2009: 71), Media grafis merupakan media visual yang berfungsi menyalurkan pesan dari sumber pesan ke penerima pesan. Media grafis ini berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak divisualisasikan, sederhana dan mudah pembuatannya dan relatif murah ditinjau dari segi biayanya. Sanaky (2009: 72) menyebutkan beberapa jenis media grafis diantaranya adalah gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, alat gambar berseri dan peta serta globe.
Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPA hendaknya memberikan pengalaman kepada siswa. Selain itu, pembelajaran juga sedapat mungkin bersifat konkrit. Pada siswa kelas I yang masih berada dalam tahap perkembangan dan mempunyai kompetensi yang masih terbatas, peran guru sangat besar dalam pembelajaran. Namun demikian, guru dituntut untuk mampu melaksanakan pembelajaran secara aktif.
Sesuai dengan hasil belajar yang masih rendah, maka penulis selaku guru kelas I menggunakan media gambar dalam pembelajaran IPA. Penulis tetap melaksanakan pembelajaran secara klasikal dengan menggunakan media gambar. Untuk memperkuat penguasaan materi, pembelajaran dilanjutkan secara berkelompok. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing terdiri dari 5 anak, dan diberikan tugas kelompok. Diharapkan, siswa dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Hipotesis
Pembelajaran IPA dalam Tema tentang Diri Sendiri pada siswa kelas I di SD Tambahrejo 2, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora dengan menggunakan media gambar diduga dapat meningkatkan hasil belajar.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Lokasi penelitian ini di SD Tambahrejo 2, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora. Penulis merupakan guru kelas I di lokasi penelitian sehingga dapat melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada mata pelajaran IPA.
Waktu penelitian adalah 2 bulan, sejak bulan September hingga Oktober tahun 2009 yang bertepatan dengan kalender akademik Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010.
Subyek penelitian adalah siswa kelas I di SD Tambahrejo 2, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 sebanyak 20 anak.
Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah kegiatan siswa selama pembelajaran dan hasil belajar siswa. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar pengamatan untuk mengetahui kegiatan siswa selama pembelajaran dan ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar. Sesuai denganb data tersebut kemudian dilakukan analisis komparatif antara Kondisi Awal dengan Siklus I dan Siklus II.
Prosedur Penelitian
Refleksi
|
Refleksi
|
SIKLUS I
|
Pengamatan
|
Perencanaan
|
SIKLUS II
|
Pengamatan
|
Perencanaan
|
Pelaksanaan
|
Pelaksanaan
|
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan Model Siklus dimana setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Siklus tersebut dapat berulang sesuai dengan tindakan dan hasil tindakan. Dalam penelitian ini hanya direncakanakan 2 siklus karena harus mempertimbangkan alokasi waktu sesuai dengan kalender akademik.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Pada pembelajaran IPA dalam Tema tentang Diri Sendiri, penulis selaku guru kelas I menggunakan metode bercerita dan tanya jawab. Hal tersebut harus dilakukan supaya pembelajaran dapat berlangsung dua arah, baik dari guru maupun dari siswa. Setiap kali menyampaikan materi, penulis selalu mengajak siswa untuk berkomunikasi dengan tanya jawab. Dengan metode bercerita dan tanya jawab secara lisan ini, kebanyakan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan cukup baik dan aktif. Misalnya dalam materi tentang mengenal anggota tubuh, penulis mengajak komunikasi dan menunjukan bagian kepala hingga kaki. Bahkan penulis juga mengajak siswa bernyanyi sesuai dengan materi yang disampaikan, seperti lagu Dua Mata Saya ciptaan Pak Kasur yang sangat populer.
Pemilihan lagu Dua Mata Saya tersebut memang sesuai dengan materi yang sedang disampaikan. Pada akhir pembelajaran, penulis juga mengajak siswa bernyanyi dengan lagu Kepala Pundak Lutut Kaki. Dengan demikian, pembelajaran di kelas I dapat berlangsung aktif dan menyenangkan.
Foto 4.1. Bernyanyi bersama.
Namun kompetensi dan kematangan siswa di kelas I juga beragam sehingga berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Ada siswa yang telah mampu menguasai abjad dan angka. Tetapi juga ada siswa yang masih kesulitan. Secara keseluruhan, siswa dapat mengikuti pembelajaran secara aktif dan tampak memahami materi. Hingga seluruh materi disampaikan. Penulis melanjutkan dengan ulangan harian. Penulis menggandakan soal ulangan harian dan memandu siswa dalam mengerjakan soal ulangan harian tersebut. Hasil dari ulangan harian masih rendah dimana nilai rata-rata hanya sebesar 61. Walaupun ketuntasan pembelajaran telah mencapai 80%, namun nilai rata-rata masih rendah. Artinya hasil belajar juga masih rendah.
Deskripsi Siklus I
Pembelajaran pada Siklus I menggunakan media gambar sederhana dengan pendekatan pembelajaran kelompok. Pembelajaran tersebut berhasil meningkatkan focus siswa pada materi dengan memperhatikan gambar. Media gambar menampilkan anggota tubuh dan kegunaan anggota tubuh, sehingga penulis dapat memberikan bimbingan dan petunjuk untuk memperkuat penguasaan materi. Dari media gambar tersebut juga tertera nama anggota tubuh. Setelah menjelaskan materi, penulis meminta siswa untuk menyalin pada buku tulis. Dengan mengembangkan fungsi media gambar, siswa dapat menguasai materi dengan baik, termasuk kemampuan menulis.
Foto 4.8. Membuka dan menutup mata.
Penggunaan media gambar dengan pendekatan pembelajaran kelompok menjadikan siswa semakin focus. Inilah yang kemudian meningkatkan hasil belajar. Sesuai dengan ulangan harian, hasilnya menunjukan peningkatan yang cukup baik dengan nilai rata-rata sebesar 70,5 dan ketuntasan sebesar 90%. Hasil tersebut lebih baik daripada Kondisi Awal dengan nilai rata-rata sebesar 61 dan ketuntasan sebesar 80%.
Deskripsi Siklus II
Pembelajaran pada Siklus II merupakan kelanjutan dari tindakan yang dilakukan pada Siklus I yang lalu. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok dengan keanggotaan yang sama, masing-masing terdapat 5 anak. Materi yang disampaikan adalah materi terakhir tentang cara merawat anggota badan. Penulis pun hanya menyiapkan 1 lembar media gambar yang memuat beberapa gambar tentang cara merawat anggota badan. Dalam pembelajaran tersebut, penulis langsung meminta siswa dan kelompoknya untuk menjelaskan maksud dalam gambar dan mengaitkan dengan materi pelajaran. Dengan cara ini, siswa pun mendeskripsikan gambar tersebut dimana hal tersebut merupakan pemahaman materi sesuai dengan kematangan dan kecerdasannya. Dari hasil keterangan yang disampaikan siswa dan kelompoknya, penulis mengembangkan secara lengkap menjadi materi pelajaran. Penulis dapat menuliskan cara merawat anggota badan di papan tulis dengan mengembangkan hasil keterangan dari siswa. Siswa pun dapat menyalin di buku tulisnya masing-masing.
Foto 4.14. Menulis cara merawat mata.
Penggunaan media gambar dengan pendekatan pembelajaran kelompok mendorong siswa semakin kritis, dimana siswa harus menjelaskan gambar yang tersedia. Dengan beberapa pertanyaan dari penulis, siswa dapat memahami materi sesuai dengan kematangan dan kecerdasannya. Inilah yang turut meningkatkan hasil belajar siswa. Sesuai dengan ulangan harian, hasilnya menunjukan peningkatan yang semakin baik dengan nilai rata-rata sebesar 82 dan ketuntasan sebesar 90%. Hasil tersebut lebih baik daripada kondisi awal dengan nilai rata-rata sebesar 61 dan ketuntasan sebesar 80%.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam penelitian ini, penulis selaku guru kelas melakukan tindakan dengan menggunakan media gambar dengan pendekatan pembelajaran kelompok pada pembelajaran IPA. Dari tindakan tersebut, hasil yang dicapai adalah:
1. Siswa semakin aktif dan kritis dalam mengikuti pembelajaran.
2. Siswa semakin paham dengan materi yang disampaikan.
3. Siswa mencapai hasil belajar yang semakin baik dalam ulangan harian.
Pembelajaran IPA di kelas I hanya disampaikan sebanyak 2 jam pelajaran setiap minggu. Alokasi waktu tersebut cukup sedikit karena materi yang disampaikan cukup banyak. Inilah yang menjadi salah satu permasalahan dalam pembelajaran bila guru tidak mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan baik dan benar. Selain itu, kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran juga berpengaruh. Di kelas I sebagai kelas awal di tingkat pendidikan dasar, kematangan dan kompetensi anak juga berlainan. Bahkan tidak sedikit anak yang belum mengenal abjad dan angka dengan baik dan benar. Sesuai dengan uraian tersebut, guru kelas I sebenarnya mempunyai tugas dan tanggung jawab yang tidak kecil.
Pada Kondisi Awal, penulis juga berkenalan dengan seluruh siswa sehingga merasa nyaman dan bersahabat. Dalam pembelajaran pun, termasuk dalam pembelajaran IPA, penulis berupaya menyesuaikan dengan kematangan dan kompetensi siswa yang masih berada dalam tahap awal perkembangan. Tidak jarang dalam pembelajaran diselingi dengan kegiatan bernyanyi. Materi awal yang disampaikan pada Semester I ini adalah mengenal diri sendiri. Penulis pun meminta siswa supaya dapat menggunakan dirinya sendiri sebagai model dalam pembelajaran. Siswa diminta untuk menunjukan bagian-bagian tubuh, kegunaan anggota tubuh dan cara merawat anggota tubuh. Namun pembelajaran semacam ini kurang berhasil. Sesuai dengan analisis hasil ulangan harian, ketuntasan pembelajaran memang mencapai 80% tetapi nilai rata-rata hanya sebesar 61. Tingginya ketuntasan pembelajaran tersebut perlu dicermati lagi karena masih banyak siswa yang nilai berada pada batas KKM sebesar 60. Artinya hasil belajar siswa kelas I memang masih rendah.
Pada Siklus I, penulis menyampaikan materi tentang anggota tubuh dan kegunaan anggota tubuh. Media gambar yang digunakan sebanyak 6 lembar dan menunjukan nama-nama anggota tubuh dan kegunaan anggota tubuh. Pembelajaran pada Siklus I berlangsung hingga 2 pertemuan karena materi cukup banyak dan siswa sedang beradaptasi dengan pembelajaran kelompok. Pembelajaran pada Siklus I dapat berlangsung dengan focus dan aktif. Siswa mengikuti petunjuk dari penulis dengan memperhatikan gambar dan menyebutkan nama anggota tubuh. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan menyalin pada buku tulis. Pada materi berikutnya tentang kegunaan anggota tubuh, penulis meminta siswa untuk mendeskripsikan gambar dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Misalnya kegunaan mata untuk melihat. Penulis meminta siswa untuk menutup dan membuka mata, kemudian menjelaskan perbedaan yang dialami. Hal ini terus dilakukan hingga gambar terakhir dimana tampak anak laki-laki yang sedang menulis pada buku. Dari hasil keterangan tersebut, penulis menuliskan kegunaan anggota tubuh di papan tulis dan meminta siswa untuk menyalin pada bukunya masing-masing.
Pada Siklus II, penulis melanjutkan tindakan tersebut sesuai dengan materi yang disampaikan, yaitu cara merawat anggota tubuh. Karena materi yang disampaikan lebih sedikit, penulis hanya menampilkan 1 lembar media gambar yang memuat beberapa cara merawat anggota tubuh, diantaranya cara merawat mata, tellinga, kulit, gigi, rambut dan tangan. Pada pembelajaran di Siklus II ini, penulis tidak memberikan bimbingan tetapi memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami gambar kemudian menjelaskannya. Penulis tetap mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengembangkan pemahaman siswa. Misalnya tentang cara merawat mata. Siswa diminta pendapatnya mengenai gambar yang menampilkan anak laki-laki yang sedang menonton televisi. Pertanyaan yang diajukan antara lain: 1) Apa yang sedang dilakukan anak tersebut? 2) Bagaimana jarak pandang anak tersebut? 3) Apa yang terjadi jika jarak pandang tersebut cukup dekat? 4) Berapa lama kamu menonton televisi dalam sehari-semalam? Siswa pun bersemangat menjawab pertanyaan. Dari jawaban tersebut, penulis menghubungkan dengan materi sehingga dapat mengetahui cara merawat anggota tubuh. Kemudian penulis menuliskan pada papan tulis dan meminta siswa untuk menyalin pada buku tulisnya masing-masing. Hal ini dilakukan hingga gambar terakhir yang menampilkan anak perempuan yang sedang mencuci tangan.
Pada masing-masing Siklus, penulis melanjutkan dengan ulangan harian. Siswa diberikan naskah soal ulangan harian yang berfungsi sebagai lembar jawab. Pada ulangan harian di Siklus I diperoleh peningkatan hasil belajar yang cukup bagus. Pada ulangan harian di Siklus II, peningkatan hasil belajar semakin bagus. Peningkatan hasil belajar tersebut ditandai dengan peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan.
Tabel 4.3. Perbandingan hasil belajar pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.
No |
Aspek perbandingan |
Kond. Awal |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Nilai terendah |
40 |
50 |
50 |
2 |
Nilai rata-rata |
61 |
70,5 |
82 |
3 |
Nilai tertinggi |
70 |
80 |
100 |
4 |
Ketuntasan (%) |
80 |
90 |
90 |
PENUTUP
Simpulan
1. Penggunaan media gambar dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.
2. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran dapat menorong siswa aktif dan kritis dalam pembelajaran dengan menyampaikan pendapatnya.
3. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran dapat meningkitkan hasil belajar siswa.
Saran
1. Guru supaya dapat menggunakan media gambar secara menarik dan sesuai dengan materi yang disampaikan.
2. Siswa supaya dapat mencermati gambar, menjawab pertanyaan dan mengungkapkan pendapatnya sesuai dengan pemahamannya.
3. Sekolah supaya dapat mengembangkan penggunaan media gambar dalam pembelajaran sesuai dengan materi dan mata pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal dan Rohmanto, Elham. 2008. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: Yrama Widya.
Baharuddin dan Wahyuni, Esa Nur. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Barizi, Ahmad. 2009. Menjadi Guru Unggul. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). 2006. Kurikulum Sekolah Dasar KTSP. Jakarta.
Indriana, Dina. 2009. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: DIVA Press.
Nurhadi, dkk. 2003. Pembelajaran Kontekstual. Malang: UMM Press.
Rositawaty dan Muharam, Aris. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 1 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sanaky, Hujair. 2009. Media Pembelajaran, Buku Pegangan Wajib Guru dan Dosen. Yogyakarta: Kaukaba.
Suroso. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pararaton.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.