PERBAIKAN PEMBELAJARAN PKN

DENGAN SYNERGETIC TEACHING

PADA SISWA KELAS V DI SDN 1 KALANGAN, KECAMATAN TUNJUNGAN, KABUPATEN BLORA PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Purwanto

Guru Pengampu Mapel PKn Kelas V di SDN 1 Kalangan

Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini mendeskripsikan penggunaan Synergetic Teaching dalam pembelajaran PKn pada siswa Kelas V di SDN 1 Kalangan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus. Lokasi penelitian ini adalah SDN 1 Kalangan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora. Waktu penelitian ini adalah 3 bulan, yaitu bulan Agustus sampai dengan Oktober tahun 2009. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas V di SDN 1 Kalangan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 sebanyak 19 anak. Tindakan dalam penelitian ini menggunakan Synergetic Teaching.

Hasil dalam penelitian ini adalah 1) Penggunaan Synergetic Teaching dalam pembelajaran dilakukan secara berkelompok dan memberikan pengalaman belajar yang berbeda pada siswa. 2) Penggunaan Synergetic Teaching dalam pembelajaran merupakan strategi belajar yang memungkinkan siswa membandingkan dan memperkuat pemahaman materi, 3) Penggunaan Synergetic Teaching dalam pembelajaran dapat melibatkan siswa secara aktif dan fokus dalam pembelajaran, 4) Penggunaan Synergetic Teaching dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Saran dalam penelitian ini adalah 1) Guru seharusnya dapat memberikan pengalaman belajar yang berkesan pada siswa sehingga pembelajaran menjadi penting dan bermakna, 2) Siswa seharusnya dapat mempunyai motivasi belajar yang tinggi sehingga dapat aktif dan fokus dalam mengikuti pembelajaran, 3) Sekolah seharusnya dapat menjadi lembaga pendidikan yang memberikan pengalaman belajar yang berkesan dan mempunyai sumber belajar yang lengkap dan memadai.

Kata kunci: Perbaikan, Pembelajaran, PKn, Crossword Puzzle.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan bidang studi yang dimaksudkan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Pada pengajaran PKn tersebut, diharapkan tidak cukup hanya dengan memberi suatu pengetahuan dan pemahaman atau teori saja pada siswa melainkan juga adanya pembentukan sikap dan perilaku yang baik serta timbul penanaman nilai-nilai moral yang luhur. Melihat kondisi tersebut metode, sumber, model, pendekatan dan media yang akan digunakan bervariasi sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada para siswa.

Siswa di kelas V di SDN 1 Kalangan, Kecamatan Tunjungan pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 mempunyai motivasi yang berlainan dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang disampaikan oleh guru kelas V kepada penulis selaku kepala sekolah dan pengampu mata pelajaran PKn. Menyadari hal tersebut, penulis pun melaksanakan pembelajaran PKn dengan motivasi yang tinggi supaya seluruh siswa dapat fokus dengan pembelajaran dan mencapai hasil belajar yang memuaskan.

Pada pembelajaran PKn kelas V pada awal Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010, materi yang disampaikan adalah Keutuhan Negara Republlik Indonesia (NKRI). Dalam materi tersebut, siswa diharapkan 1) dapat mendeskripsikan NKRI, 2) menjelaskan pentingnya keutuhan NKRI, dan 3) menunjukan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan NKRI. Dalam pembelajaran PKn, penulis selaku guru juga menggunakan beberapa media pembelajaran, diantaranya peta dan gambar pahlawan. Penulis masih melaksanakan pembelajaran pembelajaran secara klasikal dengan menggunakan metode ceramah.

Hingga seluruh materi selesai disampaikan penulis melaksanakan ulangan harian dengan 10 butir soal, terdiri dari 5 soal pilihan ganda dan 5 soal isian singkat. Dari ulangan harian tersebut diperoleh nilai yang cukup memuaskan. Hanya 7 siswa yang belum tuntas dari keseluruhan siswa kelas V di SDN 1 Kalangan, Kecamatan Tunjungan pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010. Dari ulangan harian tersebut diperoleh nilai rata-rata sebesar 63,68 dengan ketuntasan pembelajaran sebesar 63,16%.

Dari hasil ulangan harian tersebut, penulis melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran dan hasil pembelajaran. Penyebab kurang maksimalnya hasil pembelajaran tersebut adalah 1) siswa masih pasif dalam mengikuti pembelajaran, 2) guru sangat dominan dalam pembelajaran, dan 3) guru belum menerapkan inovasi dalam pembelajaran. Atas hasil tersebut, penulis harus melakukan perbaikan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang masih tersedia.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Synergetic Teaching untuk memperbaiki pembelajaran PKn. Dalam Synergetic Teaching, siswa dibagi menjadi 2 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 9-10 anak dengan memisahkan teman satu bangku. Masing-masing kelompok diberikan perlakuan yang berbeda dalam pembelajaran dimana salah satu kelompok belajar bersama dengan penulis selaku guru sedangkan kelompok yang lain diberikan kebebasan untuk belajar secara mandiri. Selanjutnya, kedua kelompok tersebut digabungkan kembali dan diberikan kesempatan untuk berdikusi dengan teman sebangkunya. Setelah pasangan siswa cukup melakukan diskusi, penulis kembali menjelaskan materi dan melaksanakan tanya-jawab dengan siswa, terutama siswa yang belajar secara mandiri.

Perumusan Masalah

1. Bagaimana penggunaan Synergetic Teaching dalam pembelajaran PKn pada siswa Kelas V di SDN 1 Kalangan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010?

2. Bagaimana hasil perbaikan pembelajaran PKn pada siswa Kelas V di SDN 1 Kalangan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 dengan menggunakan Synergetic Teaching?

Tujuan Penelitian

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah memperbaiki pembelajaran pada siswa Kelas V di SDN 1 Kalangan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan Synergetic Teaching dalam pembelajaran PKn pada siswa Kelas V di SDN 1 Kalangan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010.

KAJIAN/TINJAUAN PUSTAKA

Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia, sehingga memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Penerapan materi pelajaran PKn pada anak didik bertujuan untuk menanamkan nilai moral dan norma ke dalam diri peserta didik agar mereka dapat hidup harmonis dalam masyarakat. Karenanya, tujuan dan misi pembelajaran harus menjadi perhatian pada setiap pelaksanaan PBM di kelas. Berpedoman pada misi pembelajaran tersebut, idealnya guru melaksanakan pembelajaran yang dapat mengubah perilaku para peserta didik menjadi warga negara yang baik dan produktif.

Synergetic Teaching

Menurut Siberman (2007: 113), Synergetic Teaching merupakan perubahan dalam metode pembelajaran yang memungkinkan peserta didik yang telah mempunyai pengalaman-pengalaman yang berbeda mempelajari materi yang sama untuk membandingkan catatan-catatan.

Siberman (2007: 113-114) menjelaskan langkah-langkah dalam menggunakan Synergetic Teaching sebagai berikut: 1) Membagi siswa menjadi 2 kelompok dan diberikan materi yang sama, 2) Menentukan salah satu kelompok tetap di dalam kelas dan guru memberikan bimbingan langsung dalam mempelajari materi, 3) Kelompok yang lain di luar kelas dan mempelajari materi tanpa bimbingan, 4) Menggabungkan siswa dari kedua kelompok tersebut secara berpasangan, 5) Memberikan kesempatan kepada pasangan siswa untuk berdiskusi tentang materi, 6) Melanjutkan dengan pembahasan.

Kerangka Berpikir

Praktik yang masih sering dijumpai dalam pembelajaran PKn adalah pembelajaran secara klasikal dengan menggunakan metode ceramah. Dalam penelitian ini, penulis selaku guru pengampu mata pelajaran PKn juga melaksanakan pembelajaran secara klasikal. Namun dalam materi tentang Keutuhan Negara Republlik Indonesia (NKRI), penulis juga menggunakan media pembelajaran yang dapat mendukung pemahaman materi, diantaranya peta dan gambar pahlawan.

Dalam pembelajaran secara klasikal tersebut, aktifitas siswa juga masih terbatas dan motivasi siswa yang menjadi faktor penentunya. Penulis berupaya untuk dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan menarik. Namun masih ada beberapa siswa yang pasif dan tidak fokus. Sikap siswa yang berlainan dalam mengikuti pembelajaran ini berkaitan dengan motivasi belajarnya. Inilah yang kemudian menyebabkan permasalahan dalam pembelajaran.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Synergetic Teaching dalam perbaikan pembelajaran PKn. Siswa dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing terdiri dari 9-10 dengan memisahkan anak yang duduk berpasangan. Penulis menentukan salah satu kelompok untuk tetap berada di dalam kelas dan mendapat bimbingan langsung dalam mempelajari materi. Sedangkan kelompok lainnya berada di luar kelas untuk mempelajari materi tanpa ada bimbingan. Selanjutnya, kedua kelompok siswa digabungkan dan diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan membahas materi yang sedang disampaikan. Penulis dapat melengkapi dengan tanya-jawab. Dengan pengalaman belajar yang berbeda dan berbekal pemahaman materi, siswa membutuhkan penjelasan yang lebih mendalam terkait dengan materi yang sedang disampaikan. Inilah yang dapat dijadikan kesempatan bagi penulis untuk membimbing seluruh siswa dalam memahami materi. Dengan cara ini diharapkan dapat mendorong siswa aktif dalam pembelajaran, meningkatkan kemandirian dalam belajar dan meningkatkan kerja sama.

Hipotesis

Perbaikan pembelajaran dengan mengggunakan Synergetic Teaching dalam pada siswa Kelas V di SDN 1 Kalangan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 diduga dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SDN 1 Kalangan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora. Di lokasi ini, penulis merupakan kepala sekolah sekaligus guru pengampu mata pelajaran PKn di kelas V. Sesuai dengan tugas tersebut, maka penulis dapat melaksanakan tindakan dalam pembelajaran PKn.

Waktu penelitian ini adalah 3 bulan, yaitu bulan Agustus sampai dengan Oktober tahun 2009. Waktu penelitian ini sesuai dengan kalender akademik pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas V di SDN 1 Kalangan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 sebanyak 19 anak.

Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah nilai ulangan harian dengan materi Keutuhan Negara Republlik Indonesia (NKRI). Ulangan harian terdiri dari 10 butir soal, yaitu 5 soal pilihan ganda dan 5 soal isian singkat. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan dan tes tertulis.

Indikator Keberhasilan

1. Siswa semakin aktif dan fokus dalam pembelajaran.

2. Siswa semakin kuat dalam memahami materi.

3. Siswa dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik.

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Kondisi Awal

Pada pembelajaran PKn di awal Semester I ini, penulis memang masih melaksanakan pembelajaran secara klasikal. Dalam materi tentang Keutuhan Negara Republlik Indonesia (NKRI), penulis juga menggunakan beberapa media pembelajaran sebagai daya tarik dalam pembelajaran tersebut, diantaranya peta dan gambar pahlawan. Dalam pembelajaran tersebut, penulis menggunakan metode ceramah dan metode tanya-jawab.

Dalam pembelajaran yang berlangsung secara klasikal, sebenarnya ada beberapa siswa yang cukup aktif. Sejumlah siswa tersebut memang memperhatikan dan sering menjawab ketika penulis mengajukan pertanyaan penuntun tentang materi. Sedangkan sebagian siswa lainnya memang kurang berminat. Keterangan ini sama seperti yang disampaikan oleh guru kelas V kepada penulis. Atas dasar inilah, penulis menggunakan beberapa media pembelajaran sebagai pendukung kelancaran pembelajaran dan daya tarik bagi siswa. Namun, cara ini tidak sepenuhnya berhasil.

Dalam pembelajaran PKn tersebut, materi tentang Keutuhan Negara Republlik Indonesia (NKRI) cukup banyak. Hingga memasuki pertengahan Agustus tahun 2009, penulis telah berhasil menyampaikan lebih dari setengah materi. Namun proses pembelajaran masih belum aktif dan belum lancar. Bahkan beberapa siswa yang sebelumnya hanya pasif mulai berulah dengan mengganggu kelancaran pembelajaran, misalnya berbincang dengan teman lainnya. hal tersebut sangat mengganggu kelancaran pembelajaran. penulis segera melaksanakann ulangan harian untuk mengetahui penguasaan materi.

Hasil ulangan harian tersebut adalah nilai rata-rata sebesar 63,68 dengan ketuntasan pembelajaran sebesar 63,16%. Dari hasil tersebut menggambarkan permasalahan dalam pembelajaran, baik proses pembelajaran yang tidak lancar maupun hasil pembelajaran yang maasih mengecewakan. Penulis melakukan identifikasi masalah dan dapat menemukan akar permasalahan dalam pembelajaran, diantaranya 1) siswa masih pasif dalam mengikuti pembelajaran, 2) guru sangat dominan dalam pembelajaran, dan 3) guru belum menerapkan inovasi dalam pembelajaran.

Deskripsi Siklus I

Sesuai dengan hasil pembelajaran sebelumnya, maka penulis melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan Synergetic Teaching. Siswa dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok A dan kelompok B. Penulis menentukan kelompok B untuk tetap berada di dalam kelas dan mendapatkan bimbingan dari penulis dalam mempelajarai materi. Penulis mengulang kembali materi terdahulu dan menggunakan peta dunia untuk menunjukan negara-negara penjajah dan luas wilayah Indonesia.

Kelompok B pun mendapatkan bimbingan langsung dari penulis. Hasilnya, siswa lebih fokus dalam pembelajaran. Tidak ada siswa yang mengantuk maupun bercanda selama pembelajaran. Selain itu, siswa juga semakin aktif. Terbukti siswa juga percaya diri dalam mengajukan pertanyaan, bahkan pertanyaan yang diajukan cukup berbobot. Termasuk dalam diskusi dengan teman sebangku, siswa yang tergabung dalam kelompok B ini mampu menjelaskan materi dengan cukup baik. Siswa dari kelompok A yang tidak mendapat bimbingan dari penulis membutuhkan pemahaman dan hal tersebut dilakukan dengan berdiskusi dengan teman sebangkunya dari kelompok B.

Dari ulangan harian yang digunakan untuk mengevaluasi penguasaan materi, hasilnya juga menunjukan peningkatan. Penulis yang memberikan 10 butir soal, terdiri dari 5 soal pilihan ganda dan 5 soal isian, diperoleh peningkatan hasil belajar yang cukup baik. Penulis dapat menampilkan perbandingan hasil belajar pada Kondisi Awal dengan Siklus I yang cenderung meningkat.

Tabel 4.1. Perbandingan hasil belajar pada Kondisi Awal dengan Siklus I.

No

Perbandingan

K. Awal

Siklus I

Keterangan

1

Nilai Terendah

40

50

Meningkat

2

Nilai Rata-rata

63,68

70,53

Meningkat

3

Nilai Tertinggi

80

90

Meningkat

4

Ketuntasan

63,16%

78,95%

Meningkat

Deskripsi Siklus II

Pada pembelajaran di Siklus II, kelompok B bergiliran untuk berada di luar kelas dan belajar tanpa bimbingan. Menanggapi hal ini, kelompok B memang tampak kebingungan namun dapat mentaati perintah dari penulis. Sedangkan kelompok A yang berada di dalam kelas dapat menyesuaikan diri dengan pembelajaran yang berbeda dengan pengalaman belajar sebelumnya. Dengan menggunakan Synergetic Teaching, jumlah siswa menjadi lebih sedikit karena dilakukan pembagian kelompok dimana salah satu kelompok berada di dalam kelas mendapatkan bimbingan dari penulis dan kelompok lainnya berada di luar kelas tanpa bimbingan. Dengan jumlah siswa yang lebih sedikit ini, siswa harus fokus dalam pembelajaran. Inilah yang mendorong penulis untuk menggunakan Synergetic Teaching.

Dalam pembelajaran tersebut, siswa duduk di kursi depan dan dapat fokus. Bahkan setelah penulis menyampaikan seluruh materi, siswa meminta untuk dijelaskan kembali materi terdahulu. Hal ini menunjukan bahwa siswa memang aktif dan butuh pemahaman materi. Artinya siswa memang mempunyai motivasi yang semakin tinggi dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini berbeda dengan pembelajaran pada Kondisi Awal dimana masih ada siswa yang tidak fokus, bercanda dan cenderung pasif. Siswa dalam kelompok A yang telah mengalami belajar di luar kelas tanpa bimbingan dapat merasakan perbedaan tersebut, sehingga menggunakan kesempatan dengan baik yang ditandai dengan fokus dan aktif selama pembelajaran, kebutuhan mengikuti pembelajaran dan keinginan memahami materi.

Penulis kembai melakukan ulangan harian untuk menentukan hasil belajar pada Siklus II.

Tabel 4.2. Perbandingan hasil belajar pada Kondisi Awal dengan Siklus II.

No

Perbandingan

K. Awal

Siklus II

Keterangan

1

Nilai Terendah

40

60

Meningkat

2

Nilai Rata-rata

63,68

82,11

Meningkat

3

Nilai Tertinggi

80

100

Meningkat

4

Ketuntasan

63,16%

100%

Meningkat

Pembahasan

Pada Kondisi Awal, pembelajaran masih berlangsung secara klasikal dimana penulis selaku guru menjadi sumber belajar yang dominan. Dalam pembelajaran tersebut, penulis memang menggunakan beberapa media pembelajaran untuk memperlancar pembelajaran. Sedangkan siswa hanya menjadi objek pembelajaran yang menerima materi. Namun keterlibatan siswa masih kurang, ditandai dengan siswa yang mengantuk, bercanda, dan pasif selama pembelajaran. Inilah yang menyebabkan siswa dengan motivasi belajar rendah tidak mampu mencapai hasil belajar yang baik. Sedangkan siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi mampu menguasai materi dengan baik.

Dari permasalahan tersebut, penulis melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan Synergetic Teaching. Dalam Synergetic Teaching, siswa dibagi menjadi 2 kelompok. Masing-masing kelompok diberikan perlakuan yang berbeda dalam pembelajaran dimana salah satu kelompok belajar bersama dengan penulis selaku guru sedangkan kelompok yang lain diberikan kebebasan untuk belajar secara mandiri.

Dalam penelitian ini, penulis membagi siswa menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok A terdiri dari 9 anak, yaitu 1) Farisda Riska Sanji, 2) Muh. Ragil, 3) Hadi Setiyono, 4) Moch. Mualifin, 5) Alda Meydiyana, 6) Ayu Choirida, 7) Luthfi Nuriyah, 8) Wahyu Purwaningsih, dan 9) Herlambang Tegar dan kelompok B terdiri dari 10 anak, yaitu 1) Jadi Cahyono, 2) Didik Setiawan, 3) Ari Mukti, 4) Setyo Aji Hartanto, 5) Muh. Abdul, 6) Dion, 7) Aldo Pratama, 8) Tri Puji Astuti, 9) Ditya Retno Dwi, dan 10) Suci Ardini Rahma.

Dalam pembelajaran di Siklus I, kelompok B mendapatkan kesempatan untuk berada di dalam kelas dan memperoleh bimbingan dari penulis. Sedangkan kelompok A berada di luar kelas. Dengan jumlah siswa yang lebih sedikit tersebut, siswa menjadi terfokus dan aktif selama pembelajaran. Ketika siswa digabungkan kembali dan duduk berpasangan, siswa juga dapat melakukan diskusi secara berpasangan. Hal yang sama juga terjadi di Siklus II, kelompok A yang mendapat kesempatan untuk belajar di dalam kelas juga fokus dan aktif selama mengikuti pembelajaran. Dengan menggunakan Synergetic Teaching, siswa menjadi lebih aktif dan lebih fokus dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini sesuai dengan motivasi belajar siswa.

Dari hasil belajar yang diukur dengan menggunakan ulangan harian, perbaikan pembelajaran dengan menggunakan Synergetic Teaching juga berhasil. Secara lebih lengkap penulis dapat menampilkan perbandingan hasil belajar dalam tabel dan grafik di bawah ini.

Tabel 4.3. Perbandingan hasil belajar.

No

Nama Lengkap

K. Awal

Siklus I

Siklus II

1

Farisda Riska Sanji

40

50

60

2

Jadi Cahyono

70

80

90

3

Didik Setiawan

60

70

80

4

Muh. Ragil

60

70

70

5

Hadi Setiyono

80

90

100

6

Moch. Mualifin

70

80

90

7

Ari Mukti

80

90

100

8

Setyo Aji Hartanto

80

90

100

9

Alda Meydiyana

50

50

70

10

Muh. Abdul

70

80

90

11

Ayu Choirida

50

60

70

12

Dion

80

80

80

13

Luthfi Nuriyah

50

60

70

14

Aldo Pratama

50

50

60

15

Wahyu Purwaningsih

70

70

90

16

Tri Puji Astuti

50

50

70

17

Ditya Retno Dwi

80

80

90

18

Herlambang Tegar

70

80

100

19

Suci Ardini Rahma

50

60

80

PENUTUP

Simpulan

1. Synergetic Teaching merupakan strategi pembelajaran yang aktif dan ekslusif yang dapat diterapkan secara berkelompok.

2. Synergetic Teaching merupakan strategi pembelajaran yang efektif dalam meninjau kembali materi yang sudah disampaikan dengan jumlah siswa yang terbatas.

3. Synergetic Teaching merupakan strategi pembelajaran yang dapat memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar.

Saran

1. Guru seharusnya dapat memberikan pengalaman belajar yang berkesan pada siswa sehingga pembelajaran menjadi penting dan bermakna.

2. Siswa seharusnya dapat mempunyai motivasi belajar yang tinggi sehingga dapat aktif dan fokus dalam mengikuti pembelajaran.

3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menuntut siswa tidak egois. Oleh karena itu, bagi siswa yang merasa lebih pandai harus bersedia membimbing siswa yang kurang pandai.

4. Sekolah seharusnya dapat menjadi lembaga pendidikan yang memberikan pengalaman belajar yang berkesan dan mempunyai sumber belajar yang lengkap dan memadai.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Sulhan, Najib; Nafich; Yamini dan Asmunah. 2008. Mari Belajar Pendidikan Kewaganegaraan untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

 

Siberman, Mel. 2007. 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.