Pola Toleransi Antar Umat Beragama Sebagai Perwujudan Pendidikan Multikultural
POLA TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA
SEBAGAI PERWUJUDAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
DI SDN SUKOREJO 02 SEMARANG
Azzah Nurlaela1)
Veryliana Purnamasari2)
Iin Purnamasari3)
1) Mahasiswa PGSD.Fakultas Ilmu Pendidikan.Universitas PGRI Semarang
2) 3) Dosen Universitas PGRI Semarang
ABSTRACT
This study aims to analyze patterns of student tolerance and analyze the implementation of multicultural education. This type of qualitative research is using the phenomenology method, which was conducted at SDN Sukorejo 02 Semarang. Data collection techniques carried out by observation, interviews, documentation and questionnaires. The results showed that based on observations and interviews conducted by researchers, the implementation at the stage of habituation and the development of tolerance patterns among religious communities as a manifestation of multicultural education in SDN Sukorejo 02 Semarang was categorized as very good. This is evidenced by the phenomenon of students doing morning apples by reading the greetings of tolerance and clapping ppk before learning. Based on observations made there are positive impacts after the implementation of tolerant character. Students are able to apply the values of tolerance, the way students behave respectfully to others, always cooperate, happy to help, happy to be friends, being equal or not discriminating friends, living in harmony at school, and freedom to practice worship. Based on the questionnaire calculations that have been found that tolerance among religious students and students’ understanding of multicultural education in class III is 85.4%, class IV is 85.58%, and class V is 87.49% classified as high criteria. This proves that the existence of a pattern of tolerance and understanding of multicultural education that is carried out every day at SDN Sukorejo 02 Semarang has a positive impact, which can foster a tolerant attitude well to students
Keywords: Tolerance Pattern, Multicultural Education
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis pola sikap toleransi siswa dan menganalisis implementasi pendidikan multikultural. Jenis penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi, yang dilakukan di SDN Sukorejo 02 Semarang.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan angket.Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan peneliti, pelaksanaan pada tahapan pembiasaan dan pengembangan pola toleransi antar umat beragama sebagai perwujudan pendidikan multikultural di SDN Sukorejo 02 Semarang berkategori sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya fenomena siswa melakukan apel pagi dengan membaca salam toleransi dan tepuk ppk sebelum pembelajaran. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terdapat dampak positif setelah adanya pelaksanaan karakter toleran. Siswa sudah mampu menerapkan nilai-nilai toleransi, cara siswa bersikap menghargai kepada orang lain, selalu bekerjasama, senang membantu, senang berteman, bersikap setara atau tidak membedakan teman, hidup rukun disekolah, dan kebebasan menjalan ibadah. Berdasarkan perhitungan angket yang telah didapatkan bahwa toleransi antar umat beragama siswa dan pemahaman pendidikan multikultural siswa pada kelas III sebesar 85,4%, kelas IV sebesar 85,58%, dan kelas V sebesar 87,49% tergolong kriteria tinggi. Hal ini membuktikan bahwa adanya pola toleransi dan pemahaman pendidikan multikultural yang dilakukan setiap harinya di SDN Sukorejo 02 Semarang membawa dampak positif, yaitu dapat menumbuhkan sikap toleran dengan baik kepada siswa
Kata kunci: Pola Toleransi, Pendidikan Multikultural
LATAR BELAKANG
Pendidikan sesungguhnya merupakan tempat dimana kebijaksanaan atau kearifan diperdalam sebagai modal pengetahuan bagi masyarakat yang sangat terkait dengan persoalan kebangsaan.Pola toleransi antar umat beragama menjadi penting sebagai kerangka acuan dalam sistem pendidikan dewasa ini, sehingga sistem pendidikan yang tergabung adalah sistem pendidikan yang berlandaskan pada realitas kearifan lokal bangsa, bukan dengan gagasan yang sifatnya abstrak serta jauh dari realitas kehidupan peserta didik.(Sudarsana, 2017: 216)
Pada era multireligius-multikultural seperti sekarang ini, diperlukan reorientasi dalam pembelajaran agama. Konsepsi masyarakat madani yang menjadi idealisasi kehidupan sosial masyarakat lebih menekankan pada edukasi social dan tidak lagi semata-mata individual. Isu-isu transparansi, akuntabilitas publik, dan pluralisme-multikulturalisme adalah kata-kata kunci yang biasa digunakan setelah masyarakat modern mengenal apa yang disebut kontrak social (social contract). Dalam konsep kontrak social, diansumsikan bahwa semua individu dan kelompok memiliki platform, hak, dan kewajiban yang sama, meskipun memiliki perbedaan agama, kultur, ras suku, golongan, dan kepercayaan yang dianut. (Naim dan Sauqi 2017: 176)
Perhatian pemerintah ini diintegrasikan dan diimplementasikan ke dalam berbagai kebijakan nasionanya. Secara garis besar, arah dan pola umum kebijakan pemerintah di bidang penataan dan pembinaan kehidupan keagamaan ditujukan untuk: (1) menjamin kebebasan dan kemerdekaan beragama yang sangat penting makna dan artinya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keagamaan bagi masyarakat pluralistic Indonesia (2) mengembangkan sikap hormat dan toleran di kalangan para pemeluk berbagai agama dalam rangka untuk mencapai kerukunan antar umat beragama yang sangat penting artinya bagi terciptanya stabilitas sosial.
Dalam masyarakat yang multiagama, multietnik, dan multibudaya seperti Indonesia, hubungan antar golongan masyarakat harus diatur dan ditata dengan baik agar tidak terjadi benturan kepentingan antar umat beragama dan tidak terjadi konflik komunal atau konflik horizontal. Sampai saat ini pemerintah (Negara) sudah banyak mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang tentu saja dimaksud untuk terus menata, membina, dan mengembangkan sendi-sendi kerukunan antar umat beragama di Tanah Air. (Ismail, 2014: 34)
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Rusydiyah dan Hidayati (2015) meneliti mengenai nilai-nilai toleransi dalam islam pada buku tematik kurikulum 2013. Persamaan dan perbedaan dari judul penelitian yang sudah dilakukan tersebut adalah sama-sama ingin mengetahui dan menganalisis tentang pembelajaran di sekolah tentang satu nilai yang harus ditrasmisikan dalam proses pendidikan yaitu toleransi, sebuah sikap yang perlu dikembangkan mengingat pluralitas masyarakat Indonesia yang tidak saja karena keanekaragaman suku, ras, dan bahasa. Tetapi juga dalam agama. Perbedaannya adalah subjek dan teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian. Peran sekolah sangat diperlukan agar memberi kemajuan dalam sikap dan perilaku siswa disekolah menjadi manusia yang toleran akan perbedaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Toleransi
Toleransi adalah kemampuan untuk menghormati sifat dasar, keyakinan, dan perilaku yang dimiliki oleh orang lain. (Naim dan Sauqi. 2017: 75)
Loren bagus menguraikan bahwa toleransi adalah sikap seseorang yang bersabar terhadap keyakinan filosofis dan moral orang lain yang dianggap berbeda, dapat disanggah atau bahkan keliru. Dengan sikap itu ia juga tidak mencoba memberangus ungkapan-ungkapan yang sah dari keyakinan-keyakinan orang lain tersebut. (Watra. 2015:22)
Pendidikan Multikultural
Secara estimologis, multikulturalisme dibentuk dari kata multi (banyak), kultur (budaya), dan isme (aliran/paham). (Mahfud. 2006: 75)
Pendidikan multikultural merupakan respons terhadap perkembangan keragaman perkembangan keragaman populasi sekolah, sebagaimana tuntutan persamaan hak bagi setiap kelompok (Mahfud. 2006:169)
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang mengambil lokasi di SDN Sukorejo 02 Semarang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III, kelas IV, kelas V SDN Sukorejo 02 Semarang, guru kelas III, guru kelas IV, guru kelas V, Guru kelas VI dan kepala sekolah SDN Sukorejo 02 Semarang. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandasan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alami. sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participan observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi.
Teknik pengumpulan data adalah wawan cara, pengamatan, dan analisis dokumen.Adapun instrument yang digunakan adalah peneliti sendiri sebagaimana menjadi ciri dari penelitian kualitatif. Instrumen pendukung berupa pedoman wawancara terstruktur dan tidak terstruktur, lembar observasi profil sekolah, lembar observasi interaksi siswa, angket untuk siswa. Analisis dokumen dilakukan dengan mengumpulkan data-data terkait dokumen sekolah seperti profil sekolah, visi misi sekolah, tata tertib sekolah, jurnal kegiatan anak di sekolah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang diperoleh, SDN Sukorejo 02 Semarang merupakan sekolah dasar yang terletak pada Jalan Dewi Sartika Barat 4A, Sukorejo, Kec. Gunung Pati, Kota Semarang Prov. Jawa Tengah. Visi sekolah adalah mewujudkan warga sekolah yang tangguh dalam imtaq, unggul dalam Iptek, beretos kerja tinggi, terdepan dalam prestasi.Misi sekolah adalah (1) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang dianut siswa dalam kehidupansehari-hari, (2) Mengembangkan sikap menghargai keberagaman agama di lingkungan sekitar, (3) Mempersiapkan siswa mengenal teknologi melalui pengenalan berbagai media informasi, (4) Mengembangkan kemampuan siswa dalam penggunaan teknologi informasi (5) Menumbuhkan perilaku jujur, disiplin, senang bekerja dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, (6) Menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan siswa tentang pemanfaatan waktu luang, (7) Menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan siswa tentang hidup bersih, sehat, bugar dan aman dalam kehidupan sehari-hari, (8) Memberdayakan sekolah untuk mewujudkan pelayananpembelajaran yang pakem, (9) Memberdayakan siswa disetiap tingkatan kelas agar menjadi siswa yang berprestasi, (10) Mempersiapkan siswa dalam berbagai lomba baik di bidang akademik ataupun non akademik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan peneliti, pelaksanaan pada tahapan pembiasaan dan pengembangan pola toleransi antar umat beragama sebagai perwujudan pendidikan multikultural di SDN Sukorejo 02 Semarang berkategori sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya fenomena siswa melakukan apel pagi dengan membaca salam toleransi dan tepuk ppk sebelum pembelajaran. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terdapat dampak positif setelah adanya pelaksanaan karakter toleran. Siswa sudah mampu menerapkan nilai-nilai toleransi, cara siswa bersikap menghargai kepada orang lain, selalu bekerjasama, senang membantu, senang berteman, bersikap setara atau tidak membedakan teman, hidup rukun disekolah, dan kebebasan menjalan ibadah. Berdasarkan perhitungan angket yang telah didapatkan bahwa toleransi antar umat beragama siswa dan pemahaman pendidikan multikultural siswa pada kelas III sebesar 85,4%, kelas IV sebesar 85,58%, dan kelas V sebesar 87,49% tergolong kriteria tinggi. Hal ini membuktikan bahwa adanya pola toleransi dan pemahaman pendidikan multikultural yang dilakukan setiap harinya di SDN Sukorejo 02 Semarang membawa dampak positif, yaitu dapat menumbuhkan sikap toleran dengan baik kepada siswa disekolah.
Berdasarkan penjabaran dari hasil semua temuan yang telah dilakukan oleh peneliti selama melakukan penelitian di SDN Sukorejo 02 Semarang pola sikap toleransi antar umat beragama proses penerapannya dilaksanakan melalui kegiatan apel pagi secara rutin setiap hari selasa, rabu dan kamis yang dilaksanakan oleh semua warga sekolah. Kegiatan ini sudah berjalan cukup lama sejak tahun 2016.Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh adanya tuntutan dari kurikulum dan agar kedepannya para siswa memiliki nilai-nilai karakter yang sesuai dengan budaya bangsa.
Proses penerapannya pola toleransi yang dilaksanakan dalam sekolah tersebut telah sesuai dengan teori yang ada dalam Naim (2017: 75) bahwa toleransi adalah kemampuan untuk menghormati sifat dasar, keyakinan, dan perilaku yang dimiliki orang lain.Kegiatan didalam kelas pada kelas III, IV, dan V proses penerapannya dilaksanakan pada kegiatan berdiskusi antar kelompok dan pada pelaksaan pembelajaran tematik.Siswa sudah dapat nilai-nilai yang diterapkan guru.Nilai- nilai yang sudah diterapkan siswa secara rutin adalah religius,gotong royong, toleransi, kerjasama, disiplin, jujur, tanggung jawab dan cinta tanah air.
Siswa saling menghargai dan menghormati pada saat bulan puasa, siswa non islam sangat menghormati dengan tidak makan dan minum didepan siswa lain yang sedang menjalankan ibadah puasa. Siswa juga sudah mengerti akan perbedaan pendapat dan mau menerima pendapat orang lain yang berbeda pada saat pembelajaran berdiskusi dikelas. Siswa menerapkan budaya antri seperti pada saat jam istrihat dikanti dan antri untuk memcuci tangan. Sewaktu pengibaran benderan setiap pagi pukul 07.30 siswa selalu hormat secara otomatis tampa ada aba-aba dari manapun. Jika ada tamu datang kesekolah siswa akan selalu menyalami, dan tidak acuh tak acuh. Sekolah selalu menerapkan budaya senyum, salam dan sapa. Dan memang sudah menjadi kebiasaan siswa disekolah.Sekolah telah berhasil menjadikan siswa SDN Sukorejo 02 Semarang menjadi siswa yang berkarakter dan berbudaya.Kendala yang dialami guru adalah sarana prasarana sekolah yang menunjang dalam penerapan pendidikan karakter masih dalam keadaan merintis dan masih kurang memadai.
Selanjutnya implementasi pendidikan multikultural pada kelas III, IV, dan V di SDN Sukorejo 02 Semarang sudah berjalan dengan baik. proses penerapannya telah sesuai dalam buku Mahfud (2006: 169) ciri-ciri pendidikan multikultural (1) Tujuannya membentuk “manusia budaya” dan menciptakan “masyarakat berbudaya (berperadapan)” (2) Materinya mengajarkan nilai-nilai luhur kemanusiaan, nilai-nilai bangsa, dan nilai-nilai kelompok etnis (kultural) (3) Metodenya demokratis, yang menghargai aspek-aspek perbedaan dan keberagaman budaya bangsa dan kelompok etnis (multikulturalis). (4) Evaluasinya ditentukan pada penilaian terhadap tingkah laku anak didik yang meliputi persepsi, apresiasi, dan tindakan terhadap budaya lainnya.( Kusdayani 2016: 126 ) Modal budaya merupakan kepemilikan kompetensi dan pengetahuan kultural yang menuntun selera bernilai budaya dan pola-pola konsumsi tertentu, yang dilembagakan dalam bentuk kualifikasi pendidikan.
Hasil angket siswa diketahui bahwa pola toleransi dan implemetasi pendidikan multikultural presentase hasil angket siswa pada rentang 70,19 % – 100 %. Sehingga dapat dikatakan berdasarkan hasil angket siswa pola toleransi siswa sangat tinggi dan implemntasi pendidikan multikultural disekolah berjalan dengan baik.Proses penerapan pendidikan multikultural di SDN Sukorejo 02 Semarang selama ini sudah berjalan dengan baik. Dapat dilihat dengan nilai-nilai karakter siswa yang telah tertanam dalam diri siswa seperti religius,gotong royong, toleransi, kerjasama, disiplin, jujur, tanggung jawab dan cinta tanah air.Pada pembelajaran dikelas guru menerapkan sudah sesuai dengan Mahfud (2006: 75) akar kata multikulturalisme adalah kebudayaan. Secara etimologis, multikulturalisme dibentuk dari kata multi (banyak), kultur (budaya), dan isme (aliran/paham). Secara hakiki, dalam kata itu terkandung pengakuan akan martabat manusia yang hidup dalam komunitasnya dengan kebudayaannya masing-masing yang unit.
Bersadarkan dari proses penerapan dalam kegitan belajaran mengajar dikelas siswa sudah diperkenalkan berbagai macam budaya Indonesia dan budaya yang diterapkan disekolah. Budaya yang diterapkan disekolah dan sudah berjalan dengan baik seperti (1) budaya senyum, salam, sapa (2) selalu menyanyikan lagu nasional Indonesia raya tiga stanza setiap hari jum’at dan lagu daerah setiap awal pembelajaran dikelas untuk menumbuhkan sikap kebangsaan (3) menggunakan bahasa jawa setiap hari kamis dan guru menggunakan batik semarangan untuk dikenalkan kepada siswa (4) selalu diadakan jum’at bersih mencontohkan siswa budaya membuang sampah pada tempatnya (5) mengadakan baksos atau memberikan sumbangan dari siswa untuk korban bencana sebagai penanaman rasa kemusiaan (6) mengikuti kegiatan karnaval antar RW setiap tahunnya sebelum datangnya bulan puasa (7) mengutamakan budaya jujur, toleran, disiplin dan tanggung jawab (8) budaya hormat kepada bendera merah putih (9) membuat cerita-cerita pendek keberagaman budaya Indonesia pada kelas 5 (10) mengenalkan alat-alat musik daerah kepada siswa.
Hasil penelitian ini sudah pernah dilakukan oleh Rusydiyah (2015) dalam artikel yang berjudul nilai-nilai toleransi dalam islam pada buku tematik kurikulum 2013. Penelitian ini menemukan bahwa pembelajaran pada buku tematik K-13 menitik beratkan pada penanaman tiga nilai sikap toleransi, yaitu senang bekerjasama, senang berteman pada orang lain, dan senang hidup rukun (nyaman) dengan orang lain.
Sikap toleran, yaitu senang bekerjasama, senang berteman pada orang lain dan senang hidup rukun (nyaman) dengan orang lain berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan SDN Sukorejo 02 Semarang telah memenuhi kriteria tersebut. SDN Sukorejo 02 Semarang memiliki sikap toeransi tinggi dan implementasi pendidikan multikultural juga berjalan dengan baik.Walaupun masih terhambat didalam kendala sarana dan prasarananya.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
- Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, pelaksanaan pada tahapan pembiasaan dan pengembangan pola toleransi antar umat beragama sebagai perwujudan pendidikan multikultural di SDN Sukorejo 02 Semarang berkategori sangat baik. Hal ini dibuktikan bahwa siswa melakukan kegiatan apel pagi 15 menit setiap hari selasa, rabu, dan kamis dengan membaca salam toleransi dan tepuk ppk sebelum pembelajaran dimulai dengan penuh semangat.
- Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan oleh peneliti terdapat dampak positif setelah adanya pelaksanaan karakter toleran. Siswa sudah mulai mampu menerapkan nilai-nilai toleransi dengan baik, cara siswa bersikap menghargai kepada orang lain, selalu bekerjasama, senang membantu, senang berteman, bersikap setara atau tidak membedakan teman, hidup rukun di sekolah, dan kebebasan menjalankan ibadah. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru dan kepala sekolah yang menyebutkan dampak postif yang berpengaruh pada sifat dan sikap siswa disekolah.
- Berdasarkan perhitungan angket yang telah didapatkan bahwa tolransi antar umat beragama siswa dan pemahaman pendidikan multikultural siswa di kelas III sebesar 85,4%, kelas IV sebesar 85,58% dan Kelas V sebesar 87,49% tergolong kriteria tinggi. Hal ini membuktikan bahwa adanya pola toleransi dan pemahaman pendidikan multikultural sekolah yang dilakukan setiap harinya di SDN Sukorejo 02 Semarang membawa dampak positif, yaitu dapat menumbuhkan sikap baik siswa di
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka disampaikan beberapa saran. Saran ini dimaksudkan ditunjukan kepada berbegai pihak, yaitu:
- Bagi Sekolah diharapkan sekolah dapat menerapkan pendidikan yang dapat meningkatkan toleransi umat beragama melalui beberapa kegiatan lain.
- Bagi Guru diharapkan guru selalu memberikan strategi yang baik dalam penerapan pendidikan untuk meningkatkan toleransi umat beragama melalui proses pembelajaran tematik. Dalam pembuatan RPP dan proses pembelajaran yang berlangsung guru dapat menerapkan nilai toleransi yang lebih banyak lagi.
- Bagi Siswa diharapkan siswa lebih mampu menerapkan nilai-nilai toleransi yang telah diterapkan guru melalui proses pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Bagi pembaca diharapkan dengan membaca skripsi ini mampu memahami bagaimana caranya menerapkan pola toleransi antar umat beragama di
DAFTAR PUSTAKA
Ismail, Faisal. 2014. Dinamika Kerukunan Antar Umat Beragama.Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Kusdaryani, Wiwik dkk.2016.”Penguatan Kultur Sekolah Untuk Mewujudkan
Pendidikan Ramah Anak”. Diterbitkan.Universitas Negeri Yogyakarta.https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/view/8383/pdf
Mahfud, Choirful. 2010. Pendidkan Multikultural. Pustaka Pelajar.
Naim, Ngainun dkk.2017. Pendidikan Multikultural Konsep dan Aplikasi.Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Rusdiyah dan Hidayati. 2015. Nilai-nilai Toleransi dalam Islam pada Buku
Tematik Kurikulum 2013. ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman Vol.X, No 1:277-297. September 2015. e-ISSN: 2356-2218.
Sudarsana, I Ketut.2017. Pengembangan Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal untuk Mewujudkan Toleransi Antar Umat Beragama.Seminar Nasional Filsafat.Maret 2017.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabet
Watra. 2015. Filsafat Toleransi Beragama di Indonesia. Surabaya: Paramitra