Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE SNOWBALL THROWING
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
PADA PELAJARAN MATEMATIKA
MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI
DI KELAS IXC SMP N 1 JAKENAN SEMESTER GASAL
TAHUN PELAJARAN 2019-2020
Endah Purwanti
Guru SMP Negeri 1 Jakenan Kabupaten Pati
ABSTRAK
Penelitian ini berawal dari kejadian yang terjadi di kelas bahwa rendahnya pemahaman dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran matematika tentang Transformasi Geometri. Oleh karena itu seorang pendidik perlu mempertimbangkan berbagai jenis model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui hasil belajar peserta didik pada pelajaran matematika tentang Transformasi Geometri melalui model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwingdi kelas IX C SMP N 1 Jakenan semester gasal tahunpelajaran 2019-2020, (2) mengetahui proses peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika tentang TransformasiGeometri melalui model-model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing di kelas IX C semester gasal tahunpelajaran2019-2020, (3) mengukur besarnya peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika tentang TransformasiGeometri melalui model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing di kelas IX C SMP Negeri1 semester gasal tahunpelajaran2019-2020. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat menjadi variasi pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik sehingga terbukti meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas IX C SMP Negeri1 Jakenan semester gasal tahun pelajaran 2019-2020.Sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing hasil belajar peserta didik hanya mencapai nilai rata-rata 69,03 kemudian terjadi peningkatan setelah menggunakan strategi konstruktivis menjadi 80,77 pada siklus 1 dan 84,6 pada siklus 2. Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwingyang disesuaikan dengan materi pembelajaran dapat menciptakan situasi belajar yang menyenangkan sehingga terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu peneliti menyarankan agar penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing disosialisasikan dan digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika di sekolah-sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Propinsi JawaTengah.
Kata – kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing,hasil belajar peserta didik mata pelajaran matematika
PENDAHULUAN
Selama ini, proses pembelajaran yang berlangsung di kelas IXCSMP N 1 Jakenan sedikit sekali yang memperoleh hasil belajar yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal khususnya pada mata pelajaran matematika, pada pokok Transformasi Geometri.Peserta Didik kurang aktif bertanya, menanggapi dan menjawab pertanyaan serta hasil belajar Peserta Didik pada mata pelajaran matematika masih rendah dengan nilai rata-rata 69,04sedangkan kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan 75. Hanya 12 Peserta Didik (35,3%) yang nilainya sama ataupun di atas KKM, sisanya 22 Peserta Didik (64,7%) masih di bawah KKM
Gagasan peneliti, model pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Peneliti cenderung menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwinguntuk menciptakan Peserta Didik lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar. Maka dari itu penulis tertarik untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing untuk mengatisipasi kendala yang timbul pada pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas IXC SMP N 1 Jakenan semester gasal, khususnya pada pokok bahasan Transformasi Geometri. Peneliti memperkirakan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing ini dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada pada pokok bahasan Transformasi Geometri kelas IXC semester gasalSMP N 1 Jakenan dan menjadikan pelajaran matematika menjadi pelajaran yang menyenangkan bagi Peserta Didik serta dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Berdasarkan masalah yang dipaparkan di atas peneliti memilih judul penelian:“Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Matematika Tentang Transformasi Geometridi Kelas IXC SMP N 1 Jakenan Semester gasal Tahun Pelajaran 2019 – 2020”.
Dari latar belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
- Apakah pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar peserta didikpada mata pelajaran matematika tentangTransformasi Geometri di kelas IXC SMP Negeri 1 Jakenan semester gasal tahun pelajaran 2019 – 2020?
- Bagaimana proses peningkatan hasil belajar peserta didik pada Mata pelajaran matematika tentang Transformasi Geometridi kelas IXC SMPN 1 Jakenan semester gasal tahun pelajaran 2019 – 2020?
- Berapa besar peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika tentangTransformasi Geometri di kelas IXC SMP Negeri 1Jakenan semester gasal tahun pelajaran 2019 – 2020?
Peneliti menentukan tujuan penelitian sebagai berikut:
- Untuk mengetahui penggunaan model pembelajarankooperatif tipe Snowball Throwing. dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika tentang tentangTransformasi Geometri di kelas IXCSMP N 1 Jakenan semester gasal tahun pelajaran 2019 – 2020.
- Untuk mendiskripsikan proses peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika tentangTransformasi Geometridi kelas IXC SMP N 1 Jakenan semester gasal tahun pelajaran 2019 – 2020.
- Untuk mengukur peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika tentangTransformasi Geometri di kelas IXC SMP Negeri 1 Jakarta semester gasal tahun pelajaran 2019 – 2020.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta didik, pendidik, maupun sekolah.
- Bagi peserta didik, penelitian ini dapat mempermudah peserta didik dalam memahami konsep transformasi geometri dan meningkatkan motivasi belajar.
- Bagi peneliti, penelitian ini sebagai wahana peningkatan profesionalisme pendidik yang akan berdampak pada kualitas pendidikan di sekolah
- Bagi pendidik lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan untuk menambah wawasan dalam menentukan strategi dan model pembelajaran pembelajaran yang sesuai dengan tentang pelajaran.
- Bagi sekolah, penelitian ini dapat membantu meningkatkan kualitas hasil belajar, khususnya pelajaran matematika, sehingga secara langsung dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan out put sekolah.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik (Mulyasa, 2002:100). Menurut Djamarah, (2000:95) hasil belajar adalah proses yang dilakukan seorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan sehingga memperoleh hasil yang dicapai oleh peserta didik dari test essay yang diberikan. Hasil belajar dan proses belajar, kedua-duanya penting. Tujuan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah laku dari individu setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar. Melalui belajar diharapkan dapat terjadi perubahan (peningkatan) bukan hanya pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek lainnya.
Ada banyak macam model pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik diantaranya adalah model pembelajaran snowball throwing. Model pembelajaran snowball throwingmerupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pendekatan kontekstual (ctl). Snowball throwing yang menurut asal katanya berarti ‘bola salju bergulir’ dapat diartikan sebagai model pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran di antara sesama anggota kelompok. Dalam model (snowball throwing), pendidik berusaha memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan keterampilan menyimpulkan isi berita atau informasi yang mereka peroleh dalam konteks nyata dan situasi yang kompleks.
Model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing adalah model pembelajaran yang melatih peserta didik untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model pembelajaran talking stik akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada peserta didik lain. Peserta didik yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya.
Menurut Eman Suherman (2011:7) sintaks dalam Snowball Throwing adalah (1) Informasi tentang secara umum, (2) membentuk kelompok, (3) pemanggilan ketua dan diberi tugas membahas tentang tertentu di kelompok, (4) bekerja kelompok, (5) tiap kelompok menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada kelompok lain, (6) kelompok lain menjawab secara bergantian, (7) penyimpulan, (8) refleksi dan evaluasi.
Asrori (2010) menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran Snowball Throwing yaitu melatih murid untuk mendengarkan pendapat orang lain, melatih kreatifitas dan imajinasi murid dalam membuat pertanyaan, serta memacu murid untuk bekerjasama, saling membantu, serta aktif dalam pembelajaran.
Asrori (2010: 3) menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing terdapat beberapa manfaat yaitu dapat meningkatkan keaktifan belajar murid, dapat menumbuh kembangkan potensi intelektual sosial, dan emosional yang ada di dalam diri murid, dapat melatih murid mengemukakakn gagasan dan perasaan.
Widowati (2010:10) mengemukakan tentang langkah-langkah pembelajaran dalam Snowball Throwing adalah sebagai berikut:
1). Pendidik menyampaikan pengantar tentang yang akan disajikan, dan KD yang ingin dicapai.
2). Pendidik membentuk Peserta Didik berkelompok, lalu memanggil ketua kelompok untuk memberikan penjelasan.
3). Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian menjelaskan tentang yang disampaikan oleh Pendidik kepada temannya.
4). Kemudian masing-masing Peserta Didik diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut tentang yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
5). Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu Peserta Didik ke Peserta Didik.
6). Setelah Peserta Didik dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada Peserta Didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
7). Evaluasi.
8). Penutup.
Peneliti menetapkan hipotesis tindakan adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Matematika tentang Transformasi Geometri di kelas IXC SMP Negeri 1 Jakenan semester gasal tahun pelajaran 2019 – 2020.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2019-2020, pada kelas IXC SMP Negeri 1 Jakenan antara bulan Juli -Desember 2019. Adapun subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IXC SMP Negeri 1 Jakenan yang berjumlah 34 orang terdiri dari laki-laki 16 orang dan perempuan 18 orang.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa. Adapun bentuk datanya adalah hasil pengamatan proses pembelajaran siswa, presensi, nilai tugas, dan nilai ulangan. Nilai ulangan diperoleh dari penilaian tes tertulis. Selain itu ditunjang oleh Perangkat pembelajaran yang dibuat guru; Buku sumber pelajaran; Masukan, saran dari observer yang dilakukan sebelum, selama, dan sesudah tindakan penelitian.
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat peningkatan yang terjadi dari siklus ke siklus.
Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari awal sampai akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Madya (dalam Suroso, 2007:35). Prosedur ini mencakup tahap-tahap: (1) penyusunan rencana, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Keempat kegiatan tersebut saling terkait dan secara urut membentuk sebuah siklus.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum melakukan tindakan dalam penelitian, peneliti melakukan observasi awal di kelas. Hasil observasi menunjukkan bahwa ketika Pendidik mengajar tentang Transformasi Geometri, dengan cara mengajar yang konvensional, diperoleh nilai rata-rata hasil belajar 69,03 sedangkan KKM yang ditentukan 75. Peserta Didik yang mendapatkan nilai sama ataupun di atas KKM berjumlah 12 orang (35,3%) sedangkan Peserta Didik yang mendapat nilai di bawah KKM 22 orang (64,7%).
Pembelajaran dimulai dengan mengadakan tes awal di kelas IXCuntuk mengetahui kemampuan awal Peserta Didik pada tentang tentang Transformasi Geometri. Nilai tes awal dijadikan acuan untuk mengetahui hasil belajar Peserta Didik kelas IXC setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing. Soal-soal tes awal berupa tentang yang berhubungan dengan tentang yang sedang diajarkan yaitu Transformasi Geometri. Diketahui bahwa hasil nilai rata-rata 69,03 sedangkan KKM yang ditentukan 75. Peserta Didik yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan KKM hanya 12 (35,3%) orang sedangkan Peserta Didik yang mendapat nilai di bawah KKM 22 orang (64,7%).
Siklus I
Berdasarkan hasil penilaian setelah diadakan kegiatan pada siklus I diketahui data mengenai keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I menunjukkan bahwa 17 peserta didik (50%) sudah baik keaktifannya dalam mengikuti KBM. Sedangkan 6 peserta didik (18%) cukup keaktifannya dalam mengikuti KBM dan 11 peserta didik (32%) kurang termotivasi dalam mengikuti KBM.
Data mengenai kerjasama peserta didik antar teman dalam kelas pada siklus I menunjukkan bahwa 21 peserta didik (61,8%) sudah baik sikap kerjasama antar teman dalam kelasnya. Sedangkan 6 peserta didik (17,6%) cukup keaktivannya dalam mengikuti KBM dan 7 peserta didik (20,6%) kurang termotivasi dalam kerjasama antar teman.
Data mengenai keaktifan peserta didik dalam bertanya di kelas pada siklus I menunjukkan bahwa 13 peserta didik (38,2%) sudah baik keaktifannya dalam bertanya. Sedangkan 9 peserta didik (26,5%) cukup keaktifannya dalam mengikuti bertanya dan 12 peserta didik (35,3%) kurang termotivasi dalam bertanya.
Data hasil belajar siswa diketahui bahwa rata-rata nilai peserta didik 80,59 nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70. Peserta didik yang hasil belajarnya sama dengan atau di atas KKM ada 28 orang atau 82% dari nilai KKM yang ditetapkan yaitu 75, sedangkan peserta didik yang hasil belajarnya di bawah KKM 6 orang atau 18%. Hal ini memberikan gambaran bahwa ada peningkatan hasil belajar peserta didik dari pra siklus ke siklus I.
Refleksi
Hasil observasi Siklus I dapat disimpulkan bahwa Selama siklus I terdapat beberapa kendala dan permasalahan yang munculselamapelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing berlangsung, hal tersebut disimpulkan dari hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran selama siklus I berlangsung, hasil diskusi kelompok dalam menyelesaikan lembar kerja berisi soal yang diterima setiap Peserta Didik, prosentase ketuntasan/prestasi belajar Peserta Didik pada tes akhir siklus yang belum memenuhi KKM yang telah ditetapkan.
Permasahan tersebut antara lain disebabkan karena Peserta Didik menggunakan kesempatan diskusi untuk bercanda dengan teman, sehingga mereka tidak dapat menyelesaikan diskusinya tepat waktu, Peserta Didik masih kurang teliti dalam mengerjakan soal, sehingga pada pembelajaran berikutnya Pendidik harus mengingatkan dan membimbing Peserta Didik agar dapat mengerjakan soal-soalmatematika dengan teliti dan benar, masih terdapat Peserta Didik yang kurang memahami tentang soal yang diberikan. Berdasarkan hasil pekerjaan Peserta Didik dalam mengerjakan soal setiap pertemuan, nilai yang diperoleh Peserta Didik belum maksimal dan belum terlihat peningkatan prestasi pada sebagian besar Peserta Didik.
Siklus II
Berdasarkan hasil penilaian setelah diadakan kegiatan pada siklus II secara lebih jelas mengenai aktifitas Peserta Didik dalam bekerjasama di kelompoknya pada siklus II menunjukkan bahwa hampir seluruh 79% atau 27 Peserta Didik baik dalam bekerjasama di kelompoknya, sedangkan 15% atau 6 Peserta Didik cukup bekerjasama, dan 6% atau 2 orang yang kurang termotivasi untuk bekerjasama dalam kelompoknya.
Data mengenai kerjasama peserta didik antar teman dalam kelas pada siklus I menunjukkan bahwa 26 peserta didik (76%) sudah baik sikap kerjasama antar teman dalam kelasnya. Sedangkan 6 peserta didik (18%) cukup keaktivannya dalam mengikuti KBM dan 2 peserta didik (6%) kurang termotivasi dalam mengikuti KBM.
Data mengenai keaktifan peserta didik dalam kelas pada siklus I menunjukkan bahwa 28 peserta didik (82%) sudah baik keaktivannya dalam mengikuti KBM. Sedangkan 5 peserta didik (15%) cukup keaktivannya dalam mengikuti KBM dan 1 peserta didik (3%) kurang termotivasi dalam mengikuti KBM.
Hasil belajar diketahui bahwa rata-rata nilai peserta didik 84,6 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70. Peserta didik yang tuntas hasil belajarrnya 32 orang (94%) dan hanya 2 orang (6%) yang belum tuntas. Hal ini memberikan gambaran bahwa ada peningkatan hasil belajar peserta didik dari siklus I ke siklus II.
Refleksi
Dari data di atas dapat diinformasikan bahwa hampir seluruhnya Peserta Didik menyukai pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing dengan bukti rata-rata nilai 84,4 Kemudian nilai di atas ataupun sama dengan KKM ada 32 orang (94%) sedangkan yang di bawah KKM ada 2 orang (6%) dari KKM yang telahditentukan yaitu 75 sedangkan nilai terendah adalah 70 dan nilai tertinggi 100. Hampir seluruh Peserta Didik (34 orang) tentang Transformasi Geometri sudah tuntas. Sedangkan aktivitas Peserta Didik dalam mengikuti tentang ini hampir semua Peserta Didik 94% atau 32 Peserta Didik dari 34 Peserta Didik sangat baik mengikuti pelajaran. Hanya 6% atau 2 Peserta Didik yang kadang-kadang aktif. Kemudian aktivitas Pendidik adalah 100% Pendidik mampu memotivasi dan mengarahkan Peserta Didik.
PEMBAHASAN
Dari hasil pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing, dan jawaban soal-soal evaluasi yang diberikan, kemudian penulis menggunakan jawaban-jawaban tersebut untuk mengetahui apakah pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing tersebut dapat meningkatkan hasil belajar Peserta Didik kelas IXC SMP N 1 Jakenan. Berikut ini adalah data yang diperoleh dari hasil pra siklus, siklus pertama, dan siklus kedua.
Rekapitulasi Nilai Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Rekapitulasi | Hasil Belajar | ||
pra siklus | siklus 1 | siklus 2 | |
Jumlah | 2340 | 2740 | 2870 |
Nilai Rata-rata | 68,82 | 80 | 84,6 |
Nilai Tertinggi | 85 | 100 | 100 |
Nilai Terendah | 40 | 70 | 70 |
Prosentase | 27,9% | 81% | 94% |
Terlihat pada prasiklus hanya 27,9% Peserta Didik yang tuntas dalam mempelajari tentang Transformasi Geometri, dan pada siklus pertama dari pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing, meningkat menjadi 81% bahkan pada siklus ke II meningkat menjadi 94%. Dari tabel tersebut terlihat pada pra siklus, rata-rata hasil belajar Peserta Didik adalah 69,04 menjadi 80,59 pada siklus 1 dan akhirnya meningkat menjadi 84,6 pada siklus II.
Peningkatan hasil belajar yang signifikan antara sebelum dan sesudah belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwingdapatkarena dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Snowball ThrowingPeserta Didik merasa pembelajaran berlangsung dengan tidak membosankan, membuat Peserta Didik menjadi paham tentang Transformasi Geometri.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar Peserta Didik sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwingmenunjukkan hasil yang memuaskan. Adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar Peserta Didik pada tentang transformasi Geometri di kelas IXC SMP N 1 Jakenan. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing membuat Peserta Didik tidak bosan dan jenuh sebaliknya merasa senang sehingga aktivitas bertanyar mereka meningkat.
Saran
Setelah melaksanakan penelitian, saran yang dapat penulis ajukan adalah sebagai berikut.
Untuk Peserta Didik
Untuk Peserta Didik kelas IXC SMP N 1 Jakenan agar makin meningkatkan lagi aktivitas dan peran sertanya dalam KBM.
Untuk Pendidik
Variasi metode diperlukan oleh Pendidik untuk menghindari kejenuhan Peserta Didik. Salah satunya menerapkan berbagai macammodel pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing.
Untuk sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk program pembinaan sekolah dalam rangka meningkatkan kemampuan Pendidik.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad, (2011), Media Pembelajaran, Jakarta, PT Rajagrafindo Persada.
Dimyati dan Mujiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta
Djamarah, S. B. (2005). Pendidik dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Djamarah, Syaiful Bahri(2000),Strategi Belajar Mengajar,Jakarta,Rineksa Cipta.
Gagne. (1985),Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja GrafindoPersada, Jakarta
Lie, Anita. (2002),Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang- Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia,
Musfiqon (2010), Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran, Jakarta, Prestasi Pusaka
Moedjiono dan Dimyati, M. (1992/1993). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud
Nana Sudjana. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Algesindo
Permendikbud No. 104 Tahun 2014,penilaian hasil belajar oleh pendidik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah, Jakarta, Depdiknas
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, Rineka Cipta.