Supervisi Akademik dan Motivasi Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan Kinerja Guru
PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK
DAN MOTIVASI KEPALA SEKOLAH
TERHADAP PENINGKATAN KINERJA GURU PAI TAHUN 2017
Dhanik Riastuti
Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
ABSTRAK
Melaksanakan penelitian terdapat pengaruh yang positif dan signifikan supervisi akademik terhadap kinerja guru PAI dengan nilai t hitung 4,209 > t tabel 1,993 termasuk dalam kategori baik, diperoleh mean 69,43 yang terletak pada interval 46-52. Adapun pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja guru PAI sebesar 19,5% dari 75 responden, yang berarti apabila supervisi semakin sering dilakukan maka kinerja guru akan semakin baik.Terdapat pengaruh yang positif yang signifikan variabel motivasi kerja guru terhadap kinerja guru PAI dengan nilai t hitung 3,715 > t tabel 1,993 termasuk dalam kategori cukup baik, diperoleh mean 58,68 dalam kategori cukup baik karena berada pada interval 53-59. Adapun pengaruh signifikan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru PAI sebesar 15,9% dari 75 responden, berarti apabila motivasi kerja guru semakin tinggi maka kinerja guru akan semakin baik.Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan supervisi akademik dan motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru PAI dengan nilai f hitung 14,287> f tabel 3,124 termasuk dalam kategori cukup baik, 49,59 dalam kategori cukup baik karena berada pada interval 46-52. Sedangkan besarnya pengaruh supervisi akademik dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru PAI sebesar 28,4% dari 75 responden, yang berarti apabila supervisi pengawas sekolah semakin sering dilakukan dan motivasi guru semakin tinggi maka kinerja guru PAI akan semakin baik.
Kata Kunci: Supervisi Akademik dan Motivasi Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan Kinerja Guru
PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005 pasal 20 ada tujuh tugas utama seorang guru, yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi kemajuan dan perkembangan pencapaian belajar siswa. Mengingat begitu berat dan pentingnya tugas seorang guru maka seorang guru harus mampu berinovasi dan berkreasi untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Tugas dan kewajiban guru baik yang terkait langsung dengan proses belajar mengajar maupun tidak terkait langsung, sangatlah berpengaruh pada hasil belajar mengajar. Bila siswa mendapatkan nilai yang tinggi, maka guru mendapat pujian, dan juga sebaliknya bila siswa mendapat nilai yang rendah, guru juga kadang dikatakan berkualitas rendah. Oleh karena itu, perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh bagaimana memberikan prioritas kepada guru agar selalu dapat meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas sebagai guru. Untuk meningkatkan kinerjanya, seorang guru harus memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja. Baik itu motivasi karena kebutuhan dirinya sendiri, ataupun karena adanya rangsangan dari luar. Kebutuhan manusia yang paling tinggi menurut Maslow adalah aktualisasi diri.[1]
Selain itu peran supervisi pengawas sekolah juga sangat diperlukan, dalam upaya melakukan pembinaan dan bimbingan kepada guru agar kinerjanya senantiasa meningkat. Konsep supervisi dewasa ini berbeda dengan konsep supervisi terdahulu, dimana supervisi dilaksanakan dalam bentuk “inspeksi†atau mencari kesalahan guru dalam melaksanakan tugas mengajar. Dalam pandangan modern supervisi adalah usaha untuk membantu guru dalam memperbaiki proses belajar mengajar.[2]Menurut Zepeda tujuan supervisi adalah “to growth, development, interaction,fault-free problem solving, and commitment to build capacity in teachers.[3] Jadi kegiatan supervisi bagian dari manajemen kelembagaan yang memainkan peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan dan meningkatkan kinerja guru.
Berdasarkan pra-survey berkaitan dengan pelaksanaan supervisi pengawas PAIdi Kabupaten Sukoharjo, peneliti menemukan bahwa pelaksanaan supervisi yang dilakukan pengawas PAI sebagian masih banyak bersifat administratif, kurang menyentuh substansi dari tujuan supervisi itu sendiri, yaitu melakukan pembinaan dan pengembangan kompetensi guru agar menjadi lebih profesional dalam melakukan tugas sebagai guru. Sebagaimana dibenarkan pernyataan dari Bapak Supeno, M.Pd, selaku pengawas kecamatan Sukoharjo yang menyatakan:“bahwa sebagian pengawas masih belum melaksanakan supervisi akademik sepenuhnya,hanya sekedar meneliti admisnistrasi saja.â€[4]
Serta diperkuat oleh pernyataan salah satu guru PAI Sekolah Dasar Negeri Tanjungrejo 1 Kecamatan Nguter, Sukoharjo yaitu Didik Purwoko, S.Pd.I: “bahwa supervisi dilakukan didaerahnya masih bersifat administrasi saja.â€[5]
Di Kabupaten Sukoharjo terdapat 12 kecamatan dengan jumlah pengawas PAI tingkat SD berjumlah 3 orang yang membina guru PAI tingkat SD sebanyak 300 orang dan ditambah dengan guru PAI tingkat SMP dan SMA, dikarenakan tidak adanya pengawas khusus di tingkat SMP dan SMA. Artinya bahwa terdapat ketidak seimbangan jumlah pengawas dengan jumlah guru yang dibina. Karena menurut pedoman kepengawasan yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI disebutkan bahwa satu orang pengawas PAI tingkat SD paling sedikit membina 60 orang guru PAI.[6]Hal ini, menyebabkan upaya supervisi akademik yang dilakukan pengawas menjadi kurang maksimal.
Berdasarkan pemikiran di atas peneliti tertarik melakukan penelitian terkait dengan pengaruh supervisi akademik pengawas dan motivasi kerja guru dalam meningkatkan kinerja guru PAI di Kabupaten Sukoharjo tahun 2017.
METODOLOGI
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai Juli 2017, yang berlokasi di Kabupaten Sukoharjo. Populasi dalam penelitian berjumlah 300 orang. Penarikan sampel dengan menggunakan Quota sampling yaitu berjumlah 70 orang. Dan data dikumpulkan dengan teknik angket terstruktur.
Data dalam penelitian dianalisa dengang menggunakan urutan analisi sebagai berikut:
Uji Prasyarat
a) Uji validitas
b) Uji releabilitas dengan menggunakan Cronbach alfa
c) Uji normalitas dengang melihat nilai kolmogorov smirnov
Uji Statisk
a) Uji T
Digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel X1 teradap Y dan X2 terhadap Y secara parisial atau sendiri-sendiri.
b) Uji F
Digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel X1 dan X2 terhadap Y secara simultan atau bersama-sama.
KAJIAN TEORI
Pengertian Supervisi Akademik
Menurut Ngalim Purwanto, supervisi ialah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.[7]
Sementara itu Neagley dan Evans menyatakan bahwa “supervision is considered as any service for teachers that eventually result in improvinginstruction, learning, and the curriculumâ€.[8] Maksudnya supervisi merupakan pelayanan guru dalam hal peningkatan, pembelajaran dan kurikulum.
Sebagaimana dikutip dalam Buku Kerja Pengawas Sekolah Supervisi akademik atau pengawas akademik adalah fungsi pengawas yang berkenaan dengan aspek pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian dan pelatihan profesional guru dalam (1) merencanakan pembelajaran; (2) pelaksanaan pembelajran;(3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta didik dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok yang sesuai dengan beban kerja guru (PP74/ 2008).[9]
Arikunto supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.[10]Masih dalam Arikunto, menyatakan bahwa supervisi akademik bukan hanya membantu guru dalam memahami pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuannya, tapi juga membantu guru dalam memahami keadaan dan kebutuhan siswanya, sebagai dasar analisis dalam menyusun rencana pembelajaran secara tepat. Disamping itu, supervisi membantu guru agar memiliki kemampuan dalam mengembangkan kecakapan pribadi.[11]
Berdasarkan beberapa pengertian supervisi akademik dari para pakar tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian supervisi akademik adalah kegiatan berupa bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh supervisor, yaitu pengawas sekolah dan kepala sekolah kepada guru dalam meningkatkan kinerjanya dan kemampuan pengelolaan pembelajaran sehingga akan mendorong peningkatan prestasi belajar peserta didik yang sama sekali bukan menilai untuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik
Supervisi tidak terjadi begitu saja, oleh karena itu dalam setiap kegiatan supervisi terkandung maksud-maksud tertentu yang ingin dicapai. Adapun tujuan supervisi yang dikemukakan oleh Suhertian dan Mataheru dalam Wahyudi adalah mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik.[12] Lebih luas lagi Atmodiwiryo menjabarkan bahwa tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan kepada guru.[13] Selain tujuan utama tersebut di atas, supervisi bertujuan untuk (1). Meningkatkan atau memperbaiki pembelajaran yang di dalamnya termasuk; (2). Memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan sistem belajar-mengajar yang dilakukan guru di kelas; (3).Untuk mengembangkan potensi kualitas guru; (4). Membantu guru memperbaiki mutu mengajar dan membina pertumbuhan profesi guru. Dari uraian di atas terlihat bahwa yang menjadi objek adalah perbaikan kinerja guru dengan memberikan pembimbingan dan pembinaan dengan harapan akan berdampak pada perbaikan dan pengembangan potensi kualitas guru yang akhirnya akan memperbaiki mutu guru dalam hal belajar mengajar.
Berdasarkan pandangan di atas dapat dipahami bahwa secara umum tujuan supervisi akademik yaitu membina kemampuan professional guru dalam mencapai tujuan pendidikan, memotivasi guru menggunakan seluruh kemampuannya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Karena supervisi akademik dalam pelaksanaannya melibatkan banyak pihak (pengawas, kepala sekolah, dan guru bidang studi), maka tujuan supervisi tersebut harus dipahami dan dipersepsikan sama oleh setiap elemen yang terlibat di dalam seluruh aktivitas supervisi, sehingga pelaksanaannya menjadi terarah dan sesuai dengan yang diharapkan.
Supervisi akademik yang baik adalah supervisi akademik yang mampu mencapai multi tujuan supervisi akademik tersebut di atas. Wahyudi menjelaskan bahwa supervisi berfungsi sebagai penggerak perubahan, seringkali guru menganggap tugas mengajar sebagai pekerjaan rutin, dari waktu ke waktu tidak mengalami perubahan dari segi materi maupun metode pendekatan.[14] Menghadapi keadaan tersebut, perlu ada inisiatif dari kepala sekolah atau supervisor untuk mengarahkan guru agar melakukan perbaikan dari segi materi maupun metode untuk kemajuan iptek dan kebutuhan lingkungan. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa supervisi akademik berfungsi untuk merubah perilaku guru dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya. Pelaksanaan supervisi akademik yang dilaksanakan secara terus-menerus, konsisten, dan terpadu antara program supervisi dan program pendidikan diharapkan mampu membentuk sikap professionalitas guru sendiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehingga akan berdampak pada terciptanya proses pembelajaran yang efektif serta mampu meningkatkan efisiensi dalam pembelajaran sekolah. Sebab inti dari kegiatan supervisi adalah pemebinaan terhadap kemampuan professional guru dan tenaga kependidikan lainnya agar terbentuk iklim belajar yang kondusif.
Prinsip Supervisi Akademik
Untuk mewujudkan tujuan supervisi sebagaimana dikemukakan di atas menurut Depdiknas dalam Muslim lmenyebutkan bahwa ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan supervisor dalam melaksanakan tugas supervisi.[15] Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah (1) Supervisi hendaknya dimulai daari hal-hal yang positif; (2) Hubungan antara Pembina (supervisor) dan guru hendaknya didasarkan atas hubungan kerabat kerja; (3) supervisi hendaknya didasarkan atas pandangan yang obyektif; (4) supervisi hendaknya didasarkan pada tindakan yang manusiawi dan menghargai hak asasi manusia; (5) supervisi hendaknya mendorong pengembangan potensi, inisiatif, dan kreativitas guru; (6) supervisi hendaknya dilakukan sesuai dengan kebutuhan guru; (7) supervisi yang dilakukan hendaknya dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan serta tidak mengganggu jam belajar efektif. Lebih lanjut disebutkan bahwa prinsip-prinsip supervisi di atas merupakan kaidah yang harus dipedomani atau dijadikan landasan di dalam melakukan supervisi. Bagi pengawas sekolah mereka harus memahami benar prinsip-prinsip tersebut sebagai seorang supervisor. Kegagalan atau keberhasilan seorang pengawas sekolah dalam menjalankan tugas supervisinya akan berkontribusi pada mutu pendidikan.
Pengertian Motivasi
Teori dua faktor menurut Herzberg, berasumsi bahwa penyebab individu merasa puas terhadap pekerjaannya dapat dilihat faktor motivasional yang sifatnya intrinsik dan ekstrinsik dari dua faktor[16]. Faktor intrinsik ialah yang bersumber dalam diri seseorang meliputi: prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan. Faktor ekstrinsik bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang seperti: kebijakan, pimpinan, supervisi, hubungan interpersonal dan kondisi kerja.
Berdasarkan uraian teori di atas, dapat disimpulkan seseorang bekerja karena adanya dorongan untuk melakukannya. Dorongan tersebut disebut motivasi, yang mana motivasi itu dapat bersumber dari dua faktor yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik. Sehingga tinggi rendahnya motivasi seseorang akan tercermin dari perilakunya dalam bekerja. Seseorang bekerja karena mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai.
Pengertian Kinerja Guru
MenurutNanang Fattah menengaskan bahwa kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan yang didasari oelh pengetahuan, sikap dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu pekerjaan.[17] Sedangkan Wahjosumidjo, mendefinisikan kinerja sebagai sumbangan secara kualitatif dan kuantitatif yang terukur dalam rangka membantu tercapainya tujuan kelompok dalam suatu unit kerja.[18]Selain itu, Abdullah Munir mendefinisikan kinerja sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi lembaga.[19]
Kinerja Guru menurut Martinis Yamin dan Maisah diartikan sebagai perilaku atau respon yang memberi hasil yang mengacu kepada apa yang mereka kerjakan dalam menghadapi tugas.[20] Kinerja guru dapat dilihat dari berbagai aspek diantaranya adalah pada pembelajaran, dan pengembangan keprofesian. Berkaitan dengan tugas pokok guru yaitu merencanakan, melaksanakan, dan menganalisis pembelajaran maka kinerja guru pada di sini akan difokuskan pada pengertian kinerja guru dalam proses belajar mengajar.
Kinerja guru memiliki kriteria tertentu yang dilihat dan diukur berdasarkan kriteria kompetensi yang wajib dimiliki setiap guru. Terkait dengan proses pembelajaran perilaku guru dapat dilihat dari bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.
Pendapat lain dikemukakan lebih spesifik lagi Suryosubroto yang menyatakan bahwa:
“Kinerja guru dalam proses belajar mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan para guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan siswa yang mencakup suasana kognitif, efektif, dan psikomotorik sebagai uapaya untuk mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar mencapai tujuan pengajaranâ€.[21]
Dari beberapa pengertian tentang kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh seseorang. Kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil akhir dari suatu aktifitas yang telah dilakukan seseorang untuk meraih suatu tujuan. Pencapaian hasil kerja ini juga sebagai bentuk perbandingan hasil kerja seseorang dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila hasil kerja yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan standar kerja atau bukan melebihi standar maka dapat dikatakan kinerja tersebut mencapai prestasi yang baik.
Sedangkan motivasi kerja guru dan hubungannya dengan kinerja guru sebagaimana yang dikemukakan oleh Riesminingsih dalam pengaruh kompetensi dan motivasi terhadap kinerja guru, bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru.[22]
HASIL
Uji Prasyarat
Uji validitas
Dari semua item soal angket dari seluruh variabel yang ada dinyatakan valid, dengan jumlah item angket masing-masing variabel: variabel supervisi akademik berjumlah 18 butir angket, variabel motirvasi kerja guru PAI berjumlah 15 butir angket, dan variabel kinerja guru PAI berjumlah 13 butir angket.
Uji releabilitas
Setelah dilakukan uji releabilitas dengan menggunakan SPSS 23 maka hasilnya sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil uji coba instrumen penelitian
No |
Nomor item |
Nilai r hitung |
Nilai r tabel |
Keterangan |
1 |
Item 1 (X1) |
0,957 |
0,444 |
Reliabel |
2 |
Item 2 (X2) |
0,891 |
0,444 |
Reliabel |
3 |
Item 3 (Y) |
0,896 |
0,444 |
Reliabel |
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas dengan program SPSS 23 pada tabel di atas menunjukan bahwa nilai alpha hasil uji coba angket supervisi akademik, motivasi kerja guru PAI dan kinerja guru guru PAI reliabel karena nilai r hitung > r nilai tabel. Maka instrumen penelitian dinyatakakan reliabel dan dapat digunakan sebagai pengumpul data.
Uji normalitas
Tabel 2 Uji Normalitas
Tests of Normality |
||||||
|
Kolmogorov-Smirnova |
Shapiro-Wilk |
||||
Statistic |
df |
Sig. |
Statistic |
df |
Sig. |
|
kinerja guru PAI |
,147 |
20 |
,200* |
,951 |
20 |
,381 |
supervisi akademik |
,099 |
20 |
,200* |
,978 |
20 |
,904 |
motivasi kerja |
,168 |
20 |
,142 |
,937 |
20 |
,213 |
*. This is a lower bound of the true significance. |
||||||
a. Lilliefors Significance Correction |
Berdasarkan hasil kolmogrov-smirnov di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi dari supervisi akademik (0,200>0,05) dan motivasi kerja guru PAI (0,142> 0,05), maka dapat disimpulkan bahawa data tersebut bersitribusi normal.
1. Uji Statisk
a) Uji T
1) Pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja guru PAI
Tabel 3 Tabel Uji T
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
31,136 |
4,429 |
|
7,030 |
,000 |
supervisi akademik |
,266 |
,063 |
,442 |
4,209 |
,000 |
|
a. Dependent Variable: kinerja guru PAI |
Berdasarkan tabel di atas diperoleh koefisien regresi sebesar 0,266 dan konstanta sebesar 31,136. Maka bentuk persamaa regresinya y= 31,136 + 0,266 X1. Ini berarti jika supervisi akademik meningkat satu poin maka kinerja guru akan meningkat sebesar 0,266.Sedang nilai t hitung diperoleh 4,209> t tabel 1,993 artinya supervisi akademik berpengaruh terhadap kinerja guru PAI.
2) Pengaruh motivasi kerja guru PAI terhadap kinerja guru PAI
Tabel 4 Tabel Uji T
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
28,872 |
5,613 |
|
5,144 |
,000 |
Motivasi kerja |
,353 |
,095 |
,399 |
3,715 |
,000 |
|
a. Dependent Variable: kinerja guru PAI |
Berdasarkan tabel di atas diperoleh koefisien regresi sebesar 0,353 dan konstanta sebesar 28,872. Maka bentuk persamaa regresinya y= 28,872 + 0,353 X2. Ini berarti jika motivasi kerja meningkat satu poin maka kinerja guru akan meningkat sebesar 0,353. Sedang nilai t hitung diperoleh 3,715>1,993 artinya motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru PAI.
b) Uji F
Digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel X1 dan X2 terhadap Y secara simultan atau bersama-sama. Adapun datanya sebagai berikut:
Tabel 5 Tabel Uji F
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
780,225 |
2 |
390,113 |
14,287 |
,000b |
Residual |
1965,961 |
72 |
27,305 |
|
|
|
Total |
2746,187 |
74 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable: kinerja guru PAI |
||||||
b. Predictors: (Constant), Motivasi kerja, supervisi akademik |
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai f hitung 14,287 sedangkan f tabel 3,124, jadi 14,287> 3,124, artinya supervisi akademik dan motivasi kerja guru berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap kinerja guru PAI. Sedangkan nilai probabilitasnya diketahui 0,000<0,05. Adapun besarnya pengaruh bisa dilihat padatabel berikut:
Model Summary |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
,533a |
,284 |
,264 |
5,225 |
a. Predictors: (Constant), Motivasi kerja, supervisi akademik |
Berdasarkan output di atas , nilai R square sebesar 0,284, berarti variabel supervisi akademik dan motivasi kerja guru berpengaruh terhadap kinerja guru PAI sebesar 28,4% dan sisanya sebesar 71,6% dipengaruhi oleh faktor lain.
PEMBAHASAN
Pengaruh supervisi akademik (X1) terhadap kinerja guru PAI (Y). Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa supervisi yang dilakukan pada guru PAI di SD Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2017 termasuk dalam kategori cukup baik, diperoleh mean 69,43, yang terletak pada interval 46-52, dan berpengaruh dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 4,209> t tabel 1,993 serta nilai signifikansinya 0,000<0,05. Sementara kontribusi yang diberikan sebesar 19,5% dan sisanya sebesar 80,5% dipengaruhi oleh faktor lain.
1. Pengaruh motivasi kerja guru PAI (X2) terhadap kinerja guru PAI (Y). Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa motivasi guru PAI di SD Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2017 termasuk dalam kategori cukup baik, diperoleh mean 58,68 dalam kategori cukup baik karena berada pada interval 53-59, dan berpengaruh dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 3,715>1,993 serta nilai signifikansinya 0,000<0,05. Sementara kontribusi yang diberikan sebesar15,9% dan sisanya sebesar 84,1% dipengaruhi oleh faktor lain.
2. Pengaruh supervisi akademik (X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap kinerja guru PAI (Y).
3. Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa kinerja guru PAI di SD Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2017 termasuk dalam kategori cukup baik, 49,59 dalam kategori cukup baik karena berada pada interval 46-52. Dibuktikan dengan: (1) terbukti guru PAI bisa menyusun program semester, RPP; (2) melakukan penilaian raport K13 dengan aplikasi;(3) mampu menggunakan media pembelajaran dan alat peraga seperti menggunakan lcd komputer;(4) mengajar dengan metode variatif, model jigsaw, match to match.Hasil pengujian hipotesis secara simultan pengaruh yang signifikan dan positif, hal ini dibuktikan dengan nilai f hitung sebesar 14,287 sedangkan f tabel 3,124, jadi 14,287> 3,124, dan nilai probabilitasnya 0,000<0,05. Adapun sumbangan pengaruh secara simultan supervisi akademik dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru PAI sebesar 28,4% dan sisanya sebesar 71,6% dipengaruhi oleh faktor lain.
PENUTUP
1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan supervisi akademik terhadap kinerja guru PAI dengan nilai t hitung 4,209 > t tabel 1,993 termasuk dalam kategori baik, diperoleh mean 69,43 yang terletak pada interval 46-52. Adapun pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja guru PAI sebesar 19,5% dari 75 responden, yang berarti apabila supervisi semakin sering dilakukan maka kinerja guru akan semakin baik.
2. Terdapat pengaruh yang positif yang signifikan variabel motivasi kerja guru terhadap kinerja guru PAI dengan nilai t hitung 3,715 > t tabel 1,993 termasuk dalam kategori cukup baik, diperoleh mean 58,68 dalam kategori cukup baik karena berada pada interval 53-59. Adapun pengaruh signifikan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru PAI sebesar 15,9% dari 75 responden, berarti apabila motivasi kerja guru semakin tinggi maka kinerja guru akan semakin baik.
3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan supervisi akademik dan motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru PAI dengan nilai f hitung 14,287> f tabel 3,124 termasuk dalam kategori cukup baik, 49,59 dalam kategori cukup baik karena berada pada interval 46-52. Sedangkan besarnya pengaruh supervisi akademik dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru PAI sebesar 28,4% dari 75 responden, yang berarti apabila supervisi pengawas sekolah semakin sering dilakukan dan motivasi guru semakin tinggi maka kinerja guru PAI akan semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Supervisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Atmodiwiryo, Soebagio. Manajemen Kepengawasan dan Supervisi Sekolah, Jakarta: Ardadizya Jaya, 2009.
Direktorat Pendidikan Agama Islam, Pedoman Pengawas Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah, Jakarta: Kementerian Agama RI, 2012.
Fattah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001
Hasil Wawancara dengan Pengawas PAI kecamatan Sukoharjo, tgl 5 Juni 2017.
Hasil Wawancara dengan Guru PAI kecamatan Nguter Sukoharjo, tgl 7 Juni 2017.
Kementerian Pendidikan Nasional,Buku Kerja Pengawas Sekolah, Jakarta: Kemdiknas. 2011.
Munir, Abdullah. Menjadi Kepala Sekolah Efektif, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008.
Neagley, Ross L. and Evans, N. Dean. Handbook for Effective Supervision of Instruction, New York: Englewood Cliffs-Prentice.Hall, Inc.1980.
Purwanto, M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012.
Riesminingsih. “Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap kinerja guru SMA Yadika 3 Karangtengahâ€, jurnal mix (Oktober 2013): 292.
Sagala, Syaiful. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2012.
S.B. Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Professionalisme Guru, Bandung: Alfabet, 2009, 45.
Suryosubroto. Proses Belajar Mengajar di Sekolah,Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002.
Uno, Hamzah B. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis di Bidang Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara 2016.
Wahyudi. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar (2nd ed), Bandung: Alfabeta, 2009.
Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tujuan Teoritik dan Permasahannya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008, 430.
[1] Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis di Bidang Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara 2016, 41.
[2] Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2012, 89.
[3] Sally J. Zepeda, Instructional Supervision Applying Tools and Concepts, Eye On Education, Library of Conggres Cataloging-in-Publication Data, 2003, 19.
[4] Hasil Wawancara dengan Pengawas PAI kecamatan Sukoharjo, tgl 5 Juni 2017.
[5] Hasil Wawancara dengan Guru PAI kecamatan Nguter Sukoharjo, tgl 7 Juni 2017.
[6] Direktorat Pendidikan Agama Islam, Pedoman Pengawas Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah, Jakarta: Kementerian Agama RI, 2012, 13.
[7] M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012, 76.
[8] Neagley, Ross L. and Evans, N. Dean. Handbook for Effective Supervision of Instruction, New York: Englewood Cliffs-Prentice .Hall, Inc.1980, 20.
[9] Kementerian Pendidikan Nasional,Buku Kerja Pengawas Sekolah, Jakarta: Kemdiknas. 2011,19.
[10] Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Supervisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, 12.
[11] Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar …., 12.
[12] Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar (2nd ed), Bandung: Alfabeta, 2009, 99.
[13] Soebagio Atmodiwiryo, Manajemen Kepengawasan dan Supervisi Sekolah, Jakarta: Ardadizya Jaya, 2009, 231.
[14] Wahyudi, Kepemimpinan …,102.
[15] S.B. Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Professionalisme Guru, Bandung: Alfabet, 2009, 45.
[16] Robbins, P. Stephen, Prinsip-Prinsip …, 59.
[17] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001, 39.
[18] Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tujuan Teoritik dan Permasahannya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008, 430.
[19] Abdullah Munir, Menjadi Kepala Sekolah Efektif, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008, 30.
[20] Martinis Yamin dan Maisah,Standarisasi Kinerja Guru,Jakarta: Gaung Persada, 2010, 86.
[21] Suryosubroto,Proses Belajar Mengajar di Sekolah,Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002, 31.