Supervisi Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kinerja Guru
SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN
DI SD NEGERI 1 PULOKULON KECAMATAN PULOKULON
KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Sukisno
Kepala SDN 1 Pulokulon
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran melalui supervisi oleh kepala sekolah di SD Negeri 1 Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan dari bulan Februari sampai bulan April tahun 2017. Subyek penelitian ini adalah 6 orang guru. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian tindakan sekolah sebanyak 2 siklus. Hasil dari kegiatan penelitian menunjukkan bahwa rata-rata persentase kinerja guru dalam pembelajaran mengalami peningkatan dari prasiklus 68,96% dengan kriteria Cukup menjadi 80,73% dengan kriteria Baik pada siklus 1 dan akhirnya menjadi 89,27% dengan krteria baik sekali pada siklus 2.
Kata kunci : supervisi kepala sekolah, kinerja guru dalam pembelajaran, penilaian kinerja guru
PENDAHULUAN
Kegiatan belajar mengajar khususnya di sekolah benar-benar akan berjalan dengan adanya guru. Dengan kata lain keberhasilan pelaksanaan pendidikan di sekolah erat kaitannya dengan kinerja guru. Hal ini dikarenakan kinerja guru berpengaruh terhadap kualitas output SDM yang dihasilkan dalam proses pembelajaran dan pendidikan. Subijantono (2006) dalam Sudaryono (2012: 5) menyatakan bahwa guru profesional diyakini sebagai faktor yang menentukan terhadap keberhasilan pembelajaran peserta didik. Maka sering kali guru dianggap sebagai faktor penentu kualitas pendidikan dan lulusan pendidikan.
Dalam usaha membantu guru untuk menunjang dan meningkatkan kinerja profesionalnya maka kepala sekolah memiliki peran yang penting salah satunya yaitu sebagai supervisor. Kepala sekolah sebagai seorang supervisor berkewajiban memberikan pembinaan dan pendampingan terhadap guru di lingkup sekolah. Nurkholis (2003: 121) menyatakan sebagai supervisor maka kepala sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para guru dan tenaga kependidikan serta administrator lainnya.
Fenomena yang kita temukan sebagian besar guru memiliki kebiasaan copy paste silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar dari guru lain ataupun dari internet. Kondisi tersebut mengindikasikan guru melaksanakan tugas sekedarnya saja. Fenomena lain yang terjadi adalah ketika dilakukan supervisi oleh pengawas ternyata ditemukan sebagian besar guru melaksanakan pembelajaran di kelas tidak sesuai dengan skenario yang telah tertulis di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Realita di SD Negeri 1 Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan mengalami hal yang sama dengan fenomena tersebut di atas.
Beberapa permasalahan yang teridentifikasi di SD SD Negeri 1 Pulokulon adalah masih rendahnya kualitas guru dari segi kompetensi guru, layanan pendidikan masih rendah, kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang masih belum optimal, pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah yang belum maksimal.
Berdasarkan uraian uraian tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah supervisi kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran di SD Negeri 1 Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017?â€
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran melalui supervisi oleh kepala sekolah di SD Negeri 1 Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017.
KAJIAN TEORI
Supervisi Kepala Sekolah
Supervisi berasal dari kata super yang berarti lebih dari yang lain, luar biasa, istimewa dan visi yang berarti lihat, tilik, awasi. Sedangkan orang yang melaksanakan tugas supervisi disebut supervisor. Salah satu orang yang berperan sebagai supervisor adalah kepala sekolah. Seperti yang dikemukakan oleh Mulyasa (2007: 111) yang menyatakan bahwa kepala sekolah harus mampu menjalankan salah satu perannya yaitu sebagai supervisor. Sedangkan sesuai dengan Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 menyatakan bahwa seorang kepala sekolah harus menguasai Standar Kompetensi Kepala Sekolah yang salah satunya adalah kompetensi supervisi. Maka dalam hal ini telah jelas bahwa pemimpin sekolah atau kepala sekolah wajib melaksanakan tugas supervisi di dalam lingkungan sekolahnya.
Kegiatan supervisi dimaknai sebagai kegiatan pembinaan yang bertujuan mengembangkan kualitas kerja yang dapat meningkatkan efektifitas proses pembelajaran. Purwanto (2012: 76) mengemukakan bahwa supervisi merupakan kegiatan pembinaan yang direncanakan dengan tujuan membantu guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaannya secara efektif.
Pelaksanaan supervisi olah supervisor harus memiliki tujuan yang tepat dan jelas. Sahertian (2000: 19) menjelaskan bahwa secara umum tujuan dari supervisi pendidikan adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru dan tidak hanya sebatas itu, Namun bertujuan untuk mengembangkan potensi kualitas guru.
Kinerja Guru dalam Pembelajaran
Kinerja merupakan terjemahan dari kata work performance atau job performance. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja. Mangkunegara (2005: 67) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan Saondi dan Suherman (2010: 21) memaparkan secara lebih ringkas bahwa kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Asmani (2009: 58) mengemukakan bahwa guru merupakan aktor terpenting dalam pendidikan, karena guru adalah orang yang langsung berinteraksi dengan peserta didik, memberikan keteladanan, motivasi, dan inspirasi untuk terus bersemangat dalam belajar, berkarya dan berprestasi. Pembelajaran akan berjalan efektif apabila diiringi kinerja guru yang optimal. Pembelajaran yang dimaksudkan adalah pengaturan kegiatan belajar mengajar. Seperti yang disampaikan Gagne (1985) dalam Eveline dan Hartati (2014: 12) bahwa pembelajaran diartikan sebagai pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi kegiatan belajar dan dapat membuatnya berhasil guna.
Penilaian Kinerja Guru
Pelaksanaan monitoring kinerja setiap guru wajib dilakukan sebagai usaha meningkatkan kualitas pelaksanaan dan mutu pendidikan. Mulyasa (2013: 88) mengemukakan bahwa penilaian kinerja guru merupakan suatu upaya untuk memperoleh gambaran tentang pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, yang ditunjukkan dalam penampilan, perbuatan, dan prestasi kerjanya.
Secara umum penilaian kinerja guru memiliki dua fungsi utama dalam Kemendiknas 2010 (Mulyasa, 2013: 89). Pertama, untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan kompetensi dan ketrampilan yang diperlukan dalam pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah, sehingga profil kinerja yang menggambarkan kekuatan dan kelemahan guru akan teridentifikasi dan dimaknai sebagai analisis kebutuhan. Kedua, untuk menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah pada tahun tersebut.
Kerangka Berpikir
Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah dasar salah satu peran penting kepala adalah melakukan kegiatan supervisi. Supervisi dapat disebut sebagai kegiatan bantuan berupa pembinaan dan pendampingan kepada guru–guru. Supervisi ditujukan untuk meningkatkan kemampuan, ketrampilan, motivasi dan sikap guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Adanya kegiatan supervisi yang dilakukan kepala sekolah dapat menjadi dorongan bagi para guru untuk mengembangkan diri dan melakukan tugasnya sebaik mungkin. Dalam hal ini kepala sekolah benar–benar memiliki peranan penting. Kepala sekolah merupakan pimpinan di sekolah sekaligus mitra kerja yang saling membantu dan mendukung serta bertanggung jawab atas para pegawai/ guru di bawahnya.
Keberhasilan untuk mencapai kinerja guru yang optimal merupakan harapan semua pihak. Namun demikian dengan melihat kondisi individu guru yang berbeda–beda maka hasil kerja guru yang ditunjukkan pun berbeda– beda. Dengan supervisi kepala sekolah yang maksimal maka guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat menjadi lebih efektif dan efisien, yang pada akhirnya menuju tercapainya kinerja guru yang optimal. Pelaksanaan supervisi yang tepat pada masing–masing guru dapat memberikan dorongan tertentu untuk meningkatkan performa guru atau pun sebaliknya.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut, hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “Supervisi Kepala Sekolah dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran di SD Negeri 1 Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017.â€
METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan ini didesain sesuai dengan model menurut John Elliot (dalam Muslihudin, 2010: 72). Model mi memiliki empat komponen penelitian tindakan (perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi) dalam suatu system spiral yang saling terkait.
Kegiatan penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2016/2017 mulai bulan 6 Februari 2017 sampai bulan 29 April 2017 atau kurang lebih selama 3 bulan. Tempat penelitian ini di SD Negeri 1 Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Subjek penelitian ini adalah Guru SD N 1 Pulokulon, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan sebanyak 6 orang guru, sedangkan objek penelitiannya adalah kinerja guru dalam pembelajaran melalui tindakan supervisi kepala sekolah.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan kuisioner dan wawancara tidak terstruktur. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner merupakan penyelidikan mengenai suatu masalah dengan cara mengedarkan pertanyaan/pernyataan yang telah disusun kepada responden untuk mendapatkan informasi. Kuisioner digunakan untuk dapat mengungkapkan pendapat, persepsi, sikap, dan tanggapan responden mengenai suatu permasalahan. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. Sugiyono (2012: 197) menjelaskan wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap. Pedoman yang digunakan hanya berupa garis–garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Instrumen yang digunakan berbentuk kuisioner yang bertujuan untuk mengukur variabel kinerja guru dalam pembelajaran setalah dilakukan supervisi kepala sekolah. Berikut adalah kisi–kisi instrumen kinerja guru dalam pembelajaran.
Tabel 1 Kisi–kisi Instrumen Kinerja Guru dalam Pembelajaran
Variabel |
Indikator |
Nomor Butir |
Jml Butir |
Kinerja Guru dalam Pembelajaran |
Merencanakan Pembelajaran |
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 |
10 |
Melaksanakan Pembelajaran |
11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25 |
15 |
|
Evaluasi Pembelajaran |
26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33 |
8 |
|
Pembimbingan |
34, 35, 36, 37, 38, 39, 40 |
7 |
|
Total Butir |
40 |
Tehnik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif yaitu suatu analisis dari kumpulan bahan, keterangan-keterangan yang berwujud angket (analisis statistik). Pada proses pendahuluan penulis mengolah data kualitatif menjadi data kuantitatif, yaitu dengan cara memberi skor pada jawaban responden sesuai dengan jawaban kualitatif, dengan cara membuat kategori jawaban agar mudah dalam penentuan skornya. Selanjutnya melakukan perhitungan statistik, dengan cara mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif dalam bentuk persentase, kemudian menginterpretasikan hasil yang telah diperoleh, sehingga pada akhirnya akan dapat diketahui sejauh mana peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran melalui supervisi kepala sekolah.
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila rata-rata persentase kinerja guru dalam pembelajaran yang terdiri dari 4 indikator yaitu kemampuan merencanakan pembelajaran, kemampuan melaksanakan pembelajaran, kemampuan melaksanakan evaluasi pembelajaran, serta kemampuan melakukan pembimbingan mencapai 85,00%.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Prasiklus
Hasil Observasi pada prasiklus tentang kinerja guru dalam pembelajaran di SD Negeri 1 Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan didapat dari hasil angket tentang penilaian kinerja guru dalam pembelajaran melalui supervisi kepala sekolah, dimana terdapat 40 pertanyaan dalam angket. Kinerja guru dalam pembelajaran di SD Negeri 1 Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan dinilai dalam 4 indikator yaitu:
i) Kemampuan Guru dalam Menyusun Rencanaan Pembelajaran.
ii) Kemampuan Guru dalam Melaksanaan Pembelajaran.
iii) Kemampuan Guru dalam Menilai Hasil Belajar dan Evaluasi Pembelajaran.
iv) Kemampuan Guru dalam Pembimbingan.
Kriteria hasil pengisian angket kinerja guru dalam pembelajaran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
< 50% : Sangat Kurang
50% – 60% : Kurang
61% – 70% : Cukup
71% – 85% : Baik
86% – 100% : Baik Sekali
Berikut hasil pengisian angket kinerja guru dalam pembelajaran prasiklus sebelum dilakukan supervisi kepala sekolah.
Tabel 2. Hasil pengisian angket kinerja guru dalam pembelajaran pra siklus
No |
Kode Guru |
NILAI |
Rata-rata |
|||
i) |
ii) |
iii) |
iv) |
|||
1 |
A |
27 |
42 |
22 |
20 |
|
2 |
B |
27 |
40 |
24 |
18 |
|
3 |
C |
28 |
41 |
23 |
19 |
|
4 |
D |
27 |
41 |
21 |
19 |
|
5 |
E |
27 |
44 |
21 |
20 |
|
6 |
F |
27 |
43 |
20 |
21 |
|
Rata-rata |
27,17 |
41,83 |
21,83 |
19,50 |
27,58 |
|
Persentase |
67,92% |
69,72% |
68,23% |
69,64% |
68,96% |
|
Kriteria |
Cukup |
Cukup |
Cukup |
Cukup |
Cukup |
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai kinerja guru dalam pembelajaran adalah 68,96% dengan kriteria Cukup. Hal ini menunjukkan guru masih belum maksimal kinerjanya, terutama dalam menyusun Rencana Pembelajaran.
Siklus 1
Kegiatan pada Siklus 1 terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: 1) Kegiatan Perencanaan. Dalam kegiatan ini peneliti bersama guru menentukan waktu supervisi serta waktu pelaksanaan penilaian kinerja guru, peneliti menyusun materi pembinaan, peneliti menyiapkan instrumen penilaian kinerja guru. 2) Pelaksanaan Tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti melakukan supervisi tentang kinerja guru dalam pembelajaran. 3) Observasi, yaitu melaksanakan penilaian tentang kinerja guru dalam pembelajaran. 4) Refleksi, yaitu mengolah, menganalisis dan menginterpretasikan data hasil observasi, serta menentukan langkah selanjutnya berdasarkan hasil tersebut.
Berikut hasil pengisian angket kinerja guru dalam pembelajaran pada siklus 1.
Tabel 3.Hasil pengisian angket kinerja guru dalam pembelajaran siklus 1
No |
Kode Guru |
NILAI |
Rata-rata |
|||
i) |
ii) |
iii) |
iv) |
|||
1 |
A |
32 |
49 |
27 |
23 |
|
2 |
B |
31 |
48 |
26 |
22 |
|
3 |
C |
33 |
50 |
27 |
23 |
|
4 |
D |
31 |
46 |
27 |
23 |
|
5 |
E |
32 |
47 |
28 |
22 |
|
6 |
F |
33 |
47 |
25 |
23 |
|
Rata-rata |
32,00 |
47,83 |
26,67 |
22,67 |
32,29 |
|
Persentase |
80,00% |
79,72% |
83,33% |
80,95% |
80,73% |
|
Kriteria |
Baik |
Baik |
Baik |
Baik |
Baik |
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai kinerja guru dalam pembelajaran adalah 80,73% dengan kriteria Baik. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran setelah dilaksanakan supervisi oleh kepala sekolah pada siklus 1.
Siklus 2
Berdasarkan hasil siklus 1 maka peneliti melanjutkan kegiatan pada siklus 2. Kegiatan pada Siklus 2 terdiri beberapa tahapan seperti tahapan yang dilaksanakan pada siklus 1 di atas. Berikut hasil pengisian angket kinerja guru dalam pembelajaran pada siklus 2.
Tabel 4. Hasil pengisian angket kinerja guru dalam pembelajaran siklus 2
No |
Kode Guru |
NILAI |
Rata-rata |
|||
i) |
ii) |
iii) |
iv) |
|||
1 |
A |
36 |
54 |
29 |
25 |
|
2 |
B |
36 |
52 |
29 |
25 |
|
3 |
C |
37 |
55 |
31 |
26 |
|
4 |
D |
35 |
51 |
29 |
24 |
|
5 |
E |
36 |
52 |
30 |
25 |
|
6 |
F |
35 |
52 |
29 |
24 |
|
Rata-rata |
35,83 |
52,67 |
29,50 |
24,83 |
35,71 |
|
Persentase |
89,58% |
87,78% |
92,19% |
88,69% |
89,27% |
|
Kriteria |
Baik Sekali |
Baik Sekali |
Baik Sekali |
Baik Sekali |
Baik Sekali |
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai kinerja guru dalam pembelajaran adalah 89,27% dengan kriteria Baik Sekali. Hal ini membuktikan adanya peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran setelah dilaksanakan supervisi kepala sekolah pada siklus 2.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini yaitu membandingkan prasiklus dengan hasil siklus 2. Berdasarkan hasil pengisian angket kinerja guru dalam pembelajaran pra siklus dan siklus II terlihat peningkatan kreatifiatas guru dalam mengajar pada 4 indikatornya. Nilai rata-rata kemampuan guru dalam melaksanaan pembelajaran pada prasiklus sebesar 67,92% dengan kriteria Cukup, sedangkan pada siklus 2 sebesar 89,58% dengan kriteria Baik Sekali, sehingga terjadi peningkatan sebesar 21,67%. Nilai rata-rata kemampuan guru dalam melaksanaan pembelajaran pada prasiklus sebesar 69,72% dengan kriteria Cukup, sedangkan pada siklus 2 sebesar 87,78% dengan kriteria Baik Sekali, sehingga terjadi peningkatan sebesar 18,06%. Nilai rata-rata kemampuan guru dalam menilai hasil belajar dan evaluasi pembelajaran pada prasiklus sebesar 68,23% dengan kriteria Cukup, sedangkan pada siklus 2 sebesar 92,19% dengan kriteria Baik Sekali, sehingga terjadi peningkatan sebesar 23,96%. Nilai rata-rata kemampuan guru dalam pembimbingan pada prasiklus sebesar 69,64% dengan kriteria Cukup, sedangkan pada siklus 2 sebesar 88,69% dengan kriteria Baik Sekali, sehingga terjadi peningkatan sebesar 19,05%. Jadi rata-rata peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran dari prasiklus ke siklus 2 adalah sebesar 20,68%.
Berdasarkan uraian diatas terbukti bahwa supervisi kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran sehingga hipotesis tindakan yang berbunyi “Supervisi Kepala Sekolah dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran di SD Negeri 1 Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017†terbukti benar.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan analisis data penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa ada pelaksanaan supervisi kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran di SD Negeri 1 Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan semester II tahun pelajaran 2016/2017. Supervisi kepala sekolah yang optimal mempengaruhi kinerja guru dalam pembelajaran. Semakin baik pelaksanaan supervisi kepala sekolah, maka semakin baik pula kinerja guru dalam pembelajaran. Semakin rendah pelaksanaan supervisi kepala sekolah, maka kinerja guru dalam pembelajaran yang dicapai juga semakin rendah.
Saran
Sebaiknya guru meningkatkan kerjasama dan dukungan terhadap pelaksanaan supervisi kepala sekolah sekaligus mempertahankan kinerja yang telah baik serta meningkatkan kinerja yang masih rendah atau belum maksimal. Kepala sekolah hendaknya mengoptimalkan dan bekerja lebih maksimal dalam pelaksanaan supervisi kepada para guru, karena hasil temuan menunjukkan masih banyak pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang termasuk dalam kategori cukup/ sedang bahkan kurang/ rendah.
DAFTAR PUSTAKA
E. Mulyasa. (2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Eveline Siregar dan Hartini Nara. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Ngalim Purwanto. (2012). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurkholis. (2003). Manajemen berbasis sekolah. Jakarta: PT Grasindo.
Ondi Saondi dan Aris Suherman. (2010). Etika Profesi Keguruan. PT. Refika Aditama.
Piet A. Sahertian. (2000). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidiakan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.