Supervisi Klinis Kepala Sekolah Meningkatkan Kemampuan Guru Dan Prestasi Belajar
SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DAN PRESTASI BELAJAR SEMESTER I
DI SDN 2 PADAAN KECAMATAN JAPAH KABUPATEN BLORA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Bambang Dwipoyono
SDN 2 Padaan Kecamatan Japah Kabupaten Blora
ABSTRAK
Tujuan kepala sekolah melaksanakan supervise klinis adalah untuk membatu dalam meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun rencana program pembelajaran dan pristasi belajar siswa guru sebagai peningkatan kompetensi dalam menyusun Rencana Pembelajaran yang dilaksanakan sudah kreteria baik, melaksanakan Pembelajaran baik, menggunakan media pembelajaran kreteria cukup,penguasaan materi masih mencapai cukup, menggunakan alat peraga kreteria cukup,sehingga hasil belajar siswa perlunya untuk diperbaiki karena hasil belajar masih rendah Pelaksanaan supervise klinis mengamati pembelajaran siklus I guru dalam menyusun rencana pelaksanakan pembelajaran sesuai dengan tugas pembelajaran yang harus membawa perubahan penguasaan materi sudah lebih baik, sedangkan untuk menggunakan media pembelajaran dan menggunakan alat peraga masih kreteria cukup Pelaksanaan supervise klinis pada siklus II mengamati guru dalam menyusun rencana program pembelajaran pelaksanakan pembelajaran, penguasaan materi yang disajikan kepada siswa ,menyusun media pembelajaran dan menggunakan media yang menunjang proses pembelajaran sesuai meteri,meningkatkan pristasi semua mencapai kreteria baik supervise klinis membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Katagori baik (B).
Kata Kunci: Supervise Klinis Meningkatkan Kemampuan Guru dan Pristasi Belajar.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Materi pelajaran yang sampaikan perlu kepada siswa, mulai dari sekolah dasar untuk membekali kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta mengembangkan kemampuan bekerjasama.di dalam keluarga,sekolah dan masyarakat Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa memiliki kemampuan, mengelola,dan memanfaatkan informasi untuk dirinya maupun orang lain dalam kehidupan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, serta media lainnya.
Mata pelajaran akademik wajib diajarkan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan materi yang disesuaikan dengan kemampuan berpikir siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan perkembangan mental dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Contoh matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak dan berkelanjutan. Sesuai dengan karakternya pembelajaran matematika memerlukan strategi yang tepat agar tujuan pendidikan dapat tercapai. diperlukan memberikan memberikan penjelasan kepada siswa secara detail dalam memahami materi pelajaran.
Pelaksanaan sepervisi klinis yang dilakukan oleh kepala sekolah secara pereodik berdasarkn jadwal yang ditentukan, maka guru akan selalu menyiapkan diri secara mental, menyusun program pembelajaran secara sistematis selalu dipersiapkan yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, sesuai dengan kurikulum yang berlaku perlunya melakukan pembelajaran yang terarah yang bisa menimbulkan siswa untuk aktif belajar karena guru mempersiapkan baik materi media yang diperlukan ketika menyajikan materi , penguasaan siswa menumbuhkan motivasi yang tinggi membangun komunikasi perlu untuk dilaksanakan sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal,supervise klinis merupakan bagian daripada tugas kepala sekolah dalam rangka memberikan pembinaan guru dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar di kelas
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah kepala sekolah yang melaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah menyusun rumusan masalah sebagai berikut
1. Apakah kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran semester I di SDN 2 Padaan tahun pelajaran 2017/2018 ?
2. Apakah kepala sekolah melaksanakan supervisi klinis dapat meningkatkan motivasi guru dan pristasi belajar siswa dalam pembelajaran semester I di SDN 2 Padaan tahun pelajaran 2017/2018 ?
3. Apakah kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru dan pristasi belajar siswa semester I di SDN 2 Padaan tahun pelajaran 2017/2018 ?
Tujuan Penelitian
Kepala sekolah melaksanakan penelitian tindakan sekolah mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum, yaitu mendeskripsikan tugas guru melaksanakan penyusnan program pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan dan pristasi belajar dalam pembelajaran di SDN 2 Padaan..
Tujuan khusus,
1. Untuk mendeskripsikan pengaruh dari supervisi klinis yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kemampuan guru dan pristasi belajar siswa semester I di SDN 2 Padaan.
2. Untuk mengembangkan kemampuan profesionalisme guru sebagai tenaga yang profesional di SDN 2 Padaan
3 Untuk mengembangkan cara berpikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan hasil karya yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain
4 Untuk menciptakan pembelajaran yang lebih efektif, produktif dan bermakna bagi siswa menghasilkan pristasi belajar yang berkualitas.
5 Untuk memberikan motivasi pada sesuatu aktivitas yang mengkaitkan materi akademik dalam konteks kehidupan sehari-hari secara nyata.
6 Agar guru secara individu dapat menemukan dan mentrasfer ilmu pengetahuan untuk perkembangan dan kemajuan belajar siswa
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian tindakan sekolah yang dilaksanakan oleh kepala sekolah diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu pendidikan pembelajaran terutama bagi pihak berikut.
Bagi Guru
Guru dapat memahami kondisi lingkungan dan karakter siswa maupun materi dari setiap mata pelajaran sehingga dapat menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang efektif,efesien, dan menarik.
Bagi kepala sekolah
Kepala sekolah dapat memberikan petunjuk dan pengarahan yang bersifat praktis terhadap pengembangan kegiatan pembelajaran sehingga mutu pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan tujuan.
Bagi sekolah
Sekolah dapat menyediakan fasilitas pendukung dari kegiatan pembelajaran sehingga membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
Bagi pihak terkait
Kepada dinas pendidikan kabupaten dan pemerintah daerah dapat menyampaikan berbagai informasi yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan guru dan pengembangan mutu pendidikan.
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
Menurut Sahertian (2008: 16), supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.
Sedangkan Sutarsih dan Nurdin (2009: 323) mendefinisikan supervisi klinis adalah proses membina guru untuk memperkecil jurang antara perilaku mengajar nyata dengan perilaku mengajar seharusnya atau yang ideal. Maksud supervisi klinis hanya untuk menolong guru-guru agar mengerti inovasi dan mengubah performa mereka agar cocok dengan inovasi itu.
Aqib dan Rohmanto (2008: 195) mendefinisikan secara lebih lengkap bahwa supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar melalui siklus yang sistematik, baik dalam perencanaan, pengamatan, serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional.
Menurut Aqib dan Rohmanto (2008: 195), supervisi klinis mempunyai sejumlah karakteristik sebagai berikut: Supervisi klinis berlangsung dalam bentuk hubungan tatap muka antara supervisor dan guru. Tujuan supervisi klinis adalah untuk pengembangan professional guru. Kegiatan supervisi klinis ditekankan pada aspek-aspek yang menjadi perhatian guru serta observasi kegiatan pengajaran di kelas. Observasi harus dilakukan secara cermat dan mendetail. Analisis terhadap hasil observasi harus dilakukan bersama antara supervisor dan guru. Hubungan antara supervisor dan guru harus bersifat kolegial, bukan otoriterian. Belajar dan Kualitas Pembelajaran Secara etimologis, belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
Supervisi klinis berlangsung dalam bentuk hubungan tatap muka antara supervisor dan guru. Tujuan supervisi klinis adalah untuk pengembangan professional guru. Kegiatan supervisi klinis ditekankan pada aspek-aspek yang menjadi perhatian guru serta observasi kegiatan pengajaran di kelas. Observasi harus dilakukan secara cermat dan mendetail. Analisis terhadap hasil observasi harus dilakukan bersama antara supervisor dan guru. Hubungan antara supervisor dan guru harus bersifat kolegial, bukan otoriterian. Belajar dan Kualitas Pembelajaran Secara etimologis, belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar mendapatkan pengalaman baru untuk perubahan..
Penelitian yang relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Warren Beasley, Jim Butller (2002) tentang kepemimpinan guru dalam pengembangan pendidikan science: pembelajaran yang bertolak dari sistem pendidikan yang diterapkan untuk mengembangkan kemampuan yang menuju kearah kemajuan
Penelitian menjelaskan keberhasilan guru profesional skala internasional yang bertempat tinggal di sekolah. Mereka dianggap mampu memberikan kualitas pembelajaran bagi siswa khususnya dalam pengembangan sistem pendidikan lokal. Pengembangan profesional telah diimplementasikan sebagai sebuah aktivitas nasional dan keinginan guru lokal. Model strategi pengembangan profesional ini sudah tmenggunakan beberapa strategi dan model pengembangan pendidikan masa sekarang dan wktu mendatang. Keberhasilan penelitian tidak terlepas dari peranan para tenaga pengajar untuk melaksanakan perubahan dapat berkembang termasuk beberapa mata pelajaran khusus seperti matematika mampu memberikan warna tersendiri terhadap kualitas pendidikan yang dilaksanakan.
Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir merupakan alur dari kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian.Sesuai dengan tujuan dari penelitian adalah mendeskripsikan tugas guru yang perlu dilaksanakan dalam meningkatkan kemampuan guru dan pristasi belajar siswa, maka tindakan yang dipilih adalah supervisi klinis.
Yang dimaksud dengan supervisi klinis tersebut adalah peneliti selaku Kepala Sekolah membina guru agar mempunyai perilaku mengajar seperti yang seharusnya atau yang ideal. Dalam tindakan supervisi klinis difokuskan pada penampilan mengajar yang nyata serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional melalui perencanaan, pengamatan, serta analisis yang intensif dan cermat dalam pembelajaran Sesuai dengan penjelasan
Hipotesis Tindakan
Dalam penelitian supervise klinis yang dilaksanakan oleh kepala sekolsh di SDN 2 Padaan untuk menjawab rumusan masalah yang akan dibuktikan sesuai dengan prosedur penelitian. menyusun hipotesis sebagai berikut:
1 Diduga kepala sekolah melaksanakan supervise klinis meningkatkan kemampuan dan pristasi belajar siswa semester I di SDN 2 Padaan tahun pelajaran 2017/2018
2 Diduga kepala sekolah melalui supervisi klinis meningkatkan aktivitas guru dan siswa di SDN 2 Padaan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
3 Diduga kepala sekolah melalui supervisi klinis meningkatkan professional guru dalam melaksanakan pembelajaran semester I di SDN 2 Padaan tahun pelajaran 2017//2018
METODE PENELITIAN
Seting Penelitian
Penelitian tindakan sekolah dilaksanakan selama empat bulan, dimulai pada bulan Juli 2017 s.d bulan Oktober 2017 , dengan menyusun rencana jadwal kegiatan dalam penelitian tindakan sekolah. Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan pada semester I di SDN 2 Padaan Lokasi penelitian ini merupakan tempat kerja peneliti sebagai kepala sekoah pemilihan lokasi karena peneliti sudah memahami sehingga memudahkan untuk mendapatkan data yang diperlukan baik melalui observasi maupun dokumentasi kegiatan pembelajaran pengumpulan data dalam penelitian.
Sumber Data
Dalam penelitian yang subjek terdiri dari jumlah 10 orang.guru di SDN 2 Padaan Peneliti menampilkan subjek penelitian dalam penelitian supervisi klinis untuk meningkatkan kemampuan guru dan pristasi belajar.
Tehnik Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan sekolah, Peneliti menggunakan teknik observasi pengamatan dan wawancara untuk pengumpulan data.
Menurut Sutopo (2002: 64), observasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar. Dalam penelitian tindakan sekolah, observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran masing-masing. Dengan observasi ini, peneliti dapat mengetahui pembelajaran yang berlangsung.
Menurut Moleong (2007: 186), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam penelitian tindakan sekolah ini, wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi dari subjek penelitian selaku informan. Dengan wawancara ini, peneliti dapat mengetahui perkembangan dan permasalahan dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Validasi Data
Dalam penelitian tindakan sekolah, peneliti menggunakan teknik trianggulasi untuk menguji keabsahan data. Menurut Sutopo (2002: 78), ada empat macam teknik trianggulasi, yaitu trianggulasi data (data triangualtion), trianggulasi peneliti (investigator triangulation), trianggulasi metodologis (methodological triangulation), dan trianggulasi teoritis (theoritical angulation).
Dalam penelitian tindakan sekolah, peneliti menguji keabsahan data dengan menggunakan teknik Trianggulasi Metode. Teknik Trianggulasi Metode ini dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh dari metode yang berbeda. Dalam penelitian tindakan sekolah, peneliti membandingkan data yang diperoleh dengan observasi dan wawancara kemudian dibandingkan kesesuaiannya.
Analisis Data
Dalam penelitian tindakan sekolah ini, peneliti melakukan analisis data dengan menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mendeskripsikan tindakan yang dilaksanakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar matematika,memberikan motivasi, meningkatkan hasil belajar matematika melalui pemberian tugas. Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa semester I di SDN 2 Padaan pada tahun pelajaran 2017/2018
Banyaknya data Data kondisi awal
Data menyusun program pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru tentang materi yang disampaikan kesesuaian materi,metode,alat peraga,media pembelajaran Data hasil belajar akhir kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan data hasil penilaian yang dilaksanakan.
Data siklus I
Data proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru tentang materi yang disampaikan kesesuaian materi,metode,alat peraga,media pembelajaran Data hasil belajar akhir kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan data hasil penilaian yang dilaksanakan
Data siklus II
Data proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru tentang materi yang disampaikan kesesuaian materi,metode,alat peraga,media pembelajaran Data hasil belajar akhir kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan data hasil penilaian yang dilaksanakan
Indikator Kinerja
Dalam penelitian,peneliti menentukan sejumlah indikator yang digunakan untuk mengukur pengaruh dari tindakan yang dilakukan dan tingkat keberhasilan dari tindakan yang dilakukan tersebut. Indikator kinerja dalam penetitan ini dianggap berhasil apabila: Guru dapat menyusun rencana pembelajaran,secara sistimais yang ditentukan menyediakan media pembelajaran untuk membantu dalam menyajikan materi, penguasaan materi yang diajarkan melaksanakan kegiatan pembelajaran secara aktif dan efektif..
Prosedur Penelitian
Keberhasilan dalam suatu penelitian dapat diukur dari indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti. Dengan dimanfaatkannya guru dalam memahami penyusunan sehingga dapat meningkatkan kemampuan guru dengan nilai kriteria ketuntasan minimal Baik. Indikator kinerja dianggap berhasil jika terjadi peningkatan hasil belajar guru yang dapat diketahui dari peningkatan nilai rata-rata ulangan harian guru pada akhir pembelajaran guru memberikan penilaian hasil dan ketuntasan guru mencapai nilai baik
Prosedur penelitian ini adalah tindakan yang dapat dilaksanakan guru dalam kegiatan pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti selaku kepala sekolah melaksanakan kegiatan berupa supervise klinis yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar,
Penelitian yang di laksanakan penulis melalui Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari Dua siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu:perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu Tahap Perencanaan,Tahap Pelaksanaan,Tahap Pengamatan,Tahap Refleksi
HASIL PEENELITIAN DAN PEEMBAHASAN
Hasil Kegiatan Suervisi Awal
Supervisi klinis mengati kegiatan guru dan siswa yang perlu mendapatkan perhatian dan tindakan adalah dalam menyusun rencana program pembelajaran yang dilaksanakan guru yang sangat berdampak pada pristasi belajar yang dicapai, seperti yang telah ditampilkan dalam ketuntasan maka peneliti selaku kepala sekolah menganggap perlu dilakukannya tindakan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan guru dan pristasi belajar.sesuai dengan yang harapkan jabatan peneliti selaku kepala sekolah, maka tindakan yang paling tepat untuk dilakukan adalah supervisi klinis dapat membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran secara sistematis yang berdampak pada pristasi belajar..
Diskripsi Kegiatan Supervisi Siklus I
Dalam tahap perencanaan , peneliti memprioritaskan untuk mengunjungi kelas dalam sepervise klini secara berkelanjutan dalam memberikan pengarahan kepada guru dalam menyusun rencana program pembelajaran secara sistimatis dan siswa sebagai subjek dalam pembelajaran. Kunjungan dilaksanakan berkelanjutan sehingga peneliti dapat mengetahui secara langsung bagaiama guru menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dari observasi.klinis Sedangkan pengarahan dilakukan melalui diskusi bersama memberikan pengarahan yang bersifat sederajat antara guru dengan supervisor akan diperoleh perencanaan pembelajaran yang lebih efektif sehingga akan mampu meningkatkan pristasi belajar yang lebih baik.
Diskripsi Kegiatan Supervsi Siklus II
Supervisi klinis berkelanjutan menunjukan peningkatan yang sangat signifikan hingga mencapai kategori Baik, sebelumnya pada kondisi awal dan siklus I masih dalam kategori Cukup.Tindakan yang dilaksanakan peneliti baik dengan supervisi klinis maupun membantu guru kelas dan guru mapel dalam kegiatan pembelajaran terbukti memberikan nilai positif terhadap aktifitas dari siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.Dari pristasi belajar tersebut, peneliti menganggap sudah cukup dalam mencapai tujuan penelitian yang dilakukan sehingga tidak perlu dilanjutkan hingga Siklus II.hasil pengamatan guru dan siswa dalam kegiatan penyusunan program pembelajaran dan pristasi belajar memperoleh katagori baik (B).
Pembhasan
Hasil Kegiatan Supervisi Awal
Dalam penelitian tindakan sekolah yang dilaksanakan oleh peneliti selaku kepala sekolah adalah supervisi klinis yang bertujuan untuk membina guru sehingga dapat memiliki perilaku mengajar yang seharusnya atau yang ideal.Supervisi klinis tersebut dilakukan secara sistematik sehingga perencanaan dan pelaksanaan dan evaluasi saling berkaitan satu dengan yang lain.berdasarkan pengamatan kegiatan yang dilaksanakan guru dan siswa masih memperoleh penilaian katagori cukup (C)
Hasil Kegiatan Supervisi Sikluus I
Dalam penelitian, kedudukan antara peneliti selaku supervisor dengan guru kelas dan siswa adalah setara. Dengan demikian tindakan yang dilakukan oleh peneliti selaku supervisor tidak akan mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran matematika, guru kelas menjadi penanggung jawab utama.peneliti hanya mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran.
Pada siklus I, partisipasi dari siswa mulai muncul. Hal ini sejalan dengan hasil belajar yang meningkat.Guru kelas mulai memberikan soal latihan yang harus dikerjakan di kelas sehingga beberapa siswa yang ditunjuk memang harus mengerjakan secara langsung. Dalam pertemuan pertama, guru kelas masih membimbing kepada siswa bila masih terjadi permasalahan.Selanjutnya, guru hanya menunjuk saja.Guru secara umum terdapat peningkatan memperoleh penilaian katagori baik (B).Untuk kegiatan siswa masih perlu ditingkatkan.
Pembelajaran Siklus II
Dalam penelitian, kedudukan antara peneliti selaku supervisor dengan guru kelas dan siswa adalah setara. Dengan demikian tindakan yang dilakukan oleh peneliti selaku supervisor tidak akan mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran matematika, guru kelas menjadi penanggung jawab utama.peneliti hanya mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran.
Pada siklus II, peneliti juga turut serta membantu guru dalam penyusunan rencana program pembelajaran Namun peran serta dari peneliti mempunyai batasan tertentu sehingga tidak tumpang tindih dengan kewajiban yang harus dipenuhi oleh guru kelas dan guru maple.Dalam siklus II peneliti berkeliling kelas untuk mengecek hasil pengerjaan siswa.Dalam kesempatan,peneliti juga memberikan pengarahan, bimbingan kepada siswa untuk bertanya dan selalu mengerjakan soal latihan, termasuk mengerjakan tugas yang diberikan.Kegiatan guru dan siswa berdasarkan hasil supervise klinis memperoleh penilaian katagori baik (B)
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasakan kegiatan penelitian supervise klinis yang dilakukan oleh kepala sekolah,maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Guru dalam menyusun Rencana Pembelajaran sudah kreteria baik, melaksanakan pembelajaran baik, menggunakan media pembelajaran kreteria cukup,penguasaan materi masih mencapai cukup, menggunakan alat peraga kreteria cukup,sehingga hasil belajar siswa perlunya untuk diperbaiki karena hasil belajar masih rendah.
2. Pelaksanaan supervise klinis mengamati pembelajaran siklus I guru dalam menyusun rencana pelaksanakan pembelajaran ,melaksanakan pembelajaran tugas penguasaan materi sudah lebih baik, sedangkan untuk menggunakan media pembelajaran dan menggunakan alat peraga masih kreteria cukup.
3. Pelaksanaan supervise klinis pada siklus II mengamati guru dalam menyusun rencana program pembelajaran pelaksanakan pembelajaran, penguasaan materi yang disajikan kepada siswa ,menyusun media pembelajaran dan menggunakan media yang menunjang proses pembelajaran sesuai meteri,meningkatkan pristasi semua mencapai kreteria baik supervise klinis membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Katagori baik (B).
Saran
Kegiaatan supervise klinis yang dilaksanakan kepala sekolah hasil yang diperoleh dalam penelitian maka memberikan saran sebagai berikut:
1 Guru agar menyusun renana pembelajaran dapat menguasai materi yang diajarkan menggunakan media membantu pembelajaran menerapkan strategi pembelajaran yang tepat sehingga ketuntasan pembelajaran dapat dicapai dan pristasi siswa juga meningkat.
2. Kepala sekolah sebaiknya untuk melakukan supervise klinis secara kontinu dan berkelanjutan sehingga mutu pendidikan dan pengembangan pembelajaran dapat terus ditingkatkan guru hendaknya selalu menyiapkan program pembelajaran sarana dan prasarana untuk pembelajaran.
3. Dinas terkait, Dinas Pendidikan setempat dan pemerintah kabupaten/ kota agar aktif melakukan tugas dan kewajibannya terkait dengan meningkatkan.kemampuan guru dalam mengembangkan strategi dalam pembelajaran sehingga penguasaan materi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J.S. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia
Baharuddin dan Wahyuni, Esa Nur. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar Ruzz Media
Boediono, 1998. Pembinaan Profesi Guru dan Psikologi Pembinaan Personalia, Jakarta; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Jasmine, Julia. 2007. Panduan Praktis Mengajar Berbasis Multiple Intelegencies. Bandung: Nuansa.
Moleong, Lexy 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mustaqim, Burhan dan Astuty, Ary. 2008. Ayo Belajar Mengajar untuk SD dan MI Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Permana, Dadi dan Triyati. 2008. Bersahabat dengan Matematika untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Departemen PendidikanNasional.
Purwanto, Ngalim 2004. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Profesionalisme Guru dan Kepala sekolah Sekolah. Bandung: Yrama Widya Sahertian, Piet. 2000. Konsep Dasardan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:Rineka Cipta.