Supervisi Manajerial Oleh Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kinerja Guru
SUPERVISI MANAJERIAL OLEH KEPALA SEKOLAH
UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SMP KARANGANYAR KABUPATEN KEBUMEN
Rodiyah
SMP Karanganyar Kebumen
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of teacher managerial supervision and the intensity of the principal’s supervisor on the performance of Islamic of education Junior High School teachers at Sub Rayon 07 Kebumen either separately or simultaneously.This research is a quantitative research with a population and a sample of 20 Islamic of education teachers consisting of 6 teachers and 14 state teachers. Technique collecting data using a questionnaire with quantitative analysis using correlation and regression test.The results showed that the principal managerial supervision affects the performance of Teachers Islamic of education SMP in Sub Rayon 07 Kebumen. Influence this can be seen from the results of data processing shows the value of sitting managerial supervisor of the principal of 5.051> 1.725 with significant value of 0.000 <0.05 while the influence amounted to 58.6%. The remaining 41,4% influenced by others factors outside this resarch. Likewise with the intensity supervisor significantly affect the performance of teachers Islamic of education with a value of tally 2.491> 1.725 with the influence of 25.6%. The remaining 74,4% influenced by others factors outside this resarch Managerial supervision and the intensity of supervision have a significant effect on teacher performance together with Islamic of education teacher performance with the value of 12,895> 3,098 with significant value 0.000 <0,05 while the influence is 60,3%. The remaining 39,7% influenced by others factors outside this resarch.
Keywords: Managerial supervision, supervisory intensity, teacher performance.
Pendahuluan
Upaya pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan terus dilakukan. Salah satu langkah strategis yang dilakukan pemerintah yaitu dengan menerbitkan kebijakan yang termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Ada 8 Standarisasi Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar kompetensi kelulusan, standar proses, standar pengelolaan, standar pendidik dan kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar penilaian, dan standar biaya.
Namun berbagai upaya pemerintah belum mendapatkan hasil yang signifikan. Kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara lain. Berdasarkan penelitian Programme for International Students Assesment (PISA) Tahun 2015 yang baru skor pencapaian siswa Indonesia untuk sains, membaca, dan matematika berada pada peringkat 62, 61, dan 63 dari 69 negara. IswadiPeringkat ini tidak jauh berbeda dengan hasil PISA tahun 2012 di mana Indonesia berada pada kelompok rendah (Iswadi: 2017).
Meski ada sedikit kenaikan, tetapi hasil tersebut membuat pihak-pihak yang konsen dengan dunia pendidikan untuk mengevaluasi diri. Program-program kerja sekalipun begitu baik dan sempurna, bila dalam proses organisasi satuan pendidikan tidak dijalankan dengan baik. Program yang begitu hebat, akan tetapi proses pelaksanaan tidak dijalankan semestinya, akan terjadi kelumpuhan pada organisasi tersebut.
Menurut Lloyd L. Byars & Leslie W. Rue (Rue: 1991, 250) “refers to degree of accomplishment of the tasksthat make up an individual’s job. It reflects howwell an individual is fulfilling the requirements ofa job.†Kinerja atau “performanceâ€mengacu pada derajat tingkat penyelesaian tugas yang melengkapi pekerjaan seserorang. Hal ini mencerminkan seberapa baik seseorang dalam melaksanakan tuntutan suatu pekerjaan.
Kaitan dengan pengertian kinerja tersebut, dalam proses pembelajaran di kelas, kinerja guru dapat terlihat pada kegiatannya dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran yang intensitasnya dilandasi oleh sikap moral dan profesional seorang guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan, kreativitas, tanggung jawab, kerjasama, dan disiplin kerja atau loyalitas yang harus dimiliki oleh guru dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Selain kinerja guru, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru. Menurut Sedarmayanti (2001) dalam Malayu Hasibuan antara lain: (1) sikap mental (motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja); (2) pendidikan; (3) keterampilan; (4) manajemen kepemimpinan; (5) tingkat penghasilan; (6) gaji dan kesehatan; (7) jaminan sosial; (8) iklim kerja; (9) sarana prasarana; (10) teknologi; (11) kesempatan berprestasi (Hasibuan: 2007, 67).
Selain itu, supervisi manajerial merupakan masalah menarik untuk diteliti, karena rata-rata kepala SMP lemah dalam hal supervisi manajerial di lembaganya. Selanjutnya berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan, menunjukkan sebagian guru sudah ada yang menempuh pendidikan ke jenjang magister (S2). Hal ini terkait dengan adanya supervisi kepala SMP secara maksimal. Kepala SMP aktif dalam melakukan supervisi, baik supervisi manajerial maupun supervisi akademik,sehingga guru merasa pengawasan lebih maksimal karena ada yang mengawasi (Hasil wawancara: 2017).
Metodologi
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau beberapa variabel (Arikunto: 2005, 247).
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner juga disebut angket. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden (Sugiyono: 2015, 151).
Sampel adalah bagian atau dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono: 2015, 118). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cluster sampling atau area sampling, yaitu teknik yang digunakan untuk menentukan sampel apabila obyek penelitian yang akan diteliti atau sumber data tergolong luas (Sugiyono: 2015, 121). Dalam menentukan sampel mana yang akan diambil, maka digunakan random, karena dari semua SMP Negeri dan Swasta yang ada di sub-Rayon 07 Karanganyar Kebumen memiliki karakteristik yang sama. Selain itu karena jumlah populasi hanya 20 guru maka semuanya menjadi sampel penelitian.
Langkah-langkah penyusunan angket yang dilakukan sebagai berikut:
Penyusunan Kisi-kisi Angket
Kisi-kisi disusun dalam bentuk matrik yang di dalamnya tertuang konsep supervisi manajerial kepala sekolah, intensitas supervisi, dan kinerja guru. Konsep ini dijabarkan ke dalam variabel dan indikator, masing-masing indikator terwakili oleh item-item angket sebagai alat ukur. Setelah kisi-kisi angket dibuat barulah menyusun item-item angket.
Penyusunan Item Angket
Instrumen yang digunakan untuk mengukur masing-masing variabel terdiri dari 20 item soal untuk supervisi manajerial kepala sekolah, 20 item soal untuk intensitas supervisi, dan 20 item soal untuk kinerja guru yang disusun oleh peneliti. Total seluruh item ada 60 butir. Adapun pengembangan instrumen untuk masing-masing variabel penelitian adalah sebagai berikut:
Untuk mengukur item angket di atas, maka teknik skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala Likert yakni 1 sampai 4 (Sekaran:2004,)
Tabel 3.2. Bobot Alternatif Jawaban Responden
Kategori |
Kode |
B O B O T |
Selalu |
5 |
Positif |
Sering |
4 |
|
Kadang-kadang |
3 |
Sedang |
Pernah |
2 |
Negatif |
Tidak pernah |
1 |
Uji Coba Angket
Uji coba diawali dengan; pertama: uji keterbacaan; kedua, data hasil uji coba tersebut selanjutnya dilakukan analisis butir pernyataan angket, untuk mencari validitas item-item angket yang telah disusun dan kesahihan masing-masing butir pernyataan angket ditunjukkan dengan koefisien-koefisien korelasi product moment antara skor masing-masing item dengan skor total item; dan ketiga, uji reliabilitas.
Uji keterbacaan atau sering disebut try out preliminier bertujuan untuk: pertama, memeriksa kemungkinan terdapat pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas maksudnya bagi responden, baik karena susunan kalimatnya maupun dalam memaparkan pokok pikiran sebagai inti pertanyaan; kedua, memeriksa kemungkinan terdapat kata-kata yang asing sehingga tidak dimengerti responden; ketiga, memeriksa kemungkinan terdapat pertanyaan-pertanyaan yang terlalu dangkal dalam mengungkapkan masalah penelitian; dan keempat, untuk memeriksa terdapat pertanyaan yang tidak relevan dengan masalah dan tujuan penelitian.
Dari hasil uji keterbacaan, ada beberapa istilah yang belum dipahami oleh responden, sehingga istilah tersebut harus diterjemahkan ke dalam bahasa yang mudah dipahami. Setelah diadakan perbaikan, butir-butir pertanyaan ini dibagikan kepada peserta didik
Teknik Analisis Data
Validitas Instrumen
Hasil data uji coba keterbacaan selanjutnya dilakukan analisis butir pernyataan angket, untuk mencari validitas item-item angket. Pengujian validitas tiap butir instrumen tersebut dilakukan dengan teknik uji validitas butir, yakni, mengkorelasikan skor butir dan skor total. Rumus yang digunakan ialah rumus korelasi product moment dari Pearson dengan rumus (Sunarto: 2009, 80):
Harga kritis “r” pada product moment dalam tabel dengan jumlah responden “n” = 20 adalah 0.213, karena rhitung> rtabel maka butir pernyataan angket dinyatakan “valid”. Selanjutnya, Jika instrumen itu valid maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:
Tabel 3.3 Interpretasi koefisiensi korelasi nilai “r”
Koefisiensi Korelasi |
Klasifikasi |
0.800 – 1,000 |
Sangat kuat |
0.600 – 0.799 |
Kuat |
0.400 – 0.599 |
Cukup Kuat |
0.200 – 0.399 |
Rendah |
0.000 – 0.199 |
Sangat rendah |
Berdasarkan Interpretasi koefisiensi korelasi nilai “r” pada tabel di atas maka rxy untuk pernyataan angket nomor 1 tergolong cukup kuat. Untuk menentukan keberartian koefisiensi korelasi dilakukan uji “ttabel” dengan kaidah keputusan:
thitung> ttabel berarti valid dan thitung< ttabel berarti tidak valid Selanjutnya, apabila diketahui taraf signifikansi (Bungin : 2008, 182-183).
untuk α = 0.05 (taraf 5%) dan α = 0.01 (taraf 1%), maka dk = 19 – 2 = 17, dengan uji satu pihak maka diperoleh ttabel = 2,000 (taraf 5%) dan α = 2,660 (taraf 1%).
Analisis Reliabilitas Instrumen
Pada tahap ini, dari ke-60 item angket yang dinyatakan valid kemudian dilakukan perhitungan reliabilitas angket. Dalam menghitung reliabelitas angket, peneliti harus melalui langkah membuat tabel analisis butir pernyataan angket atau butir pertanyaan. Dari analisis ini skor-skor dikelompokkan menjadi dua berdasarkan belahan bagian pernyataan angket. Ada dua cara membelah yaitu belah ganjil-genap dan belah awal-akhir. Oleh karena itulah maka teknik Spearman-Brown dalam mencari reliabilitas juga disebut teknik belah dua.
Dengan teknik belah dua ganjil-genap peneliti mengelompokkan skor butir bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan kelompok skor butir bernomor genap sebagai belahan kedua. Langkah selanjutnya adalah mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua, dan akan diperoleh harga rxy. Oleh karena indeks korelasi yang diperoleh baru menunjukkan hubungan antara dua belahan instrumen, maka untuk memperoleh indeks reliabilitas pernyataan angket masih harus menggunakan rumus Spearman-Brown
Tahap selanjutnya adalah item angket yang dinyatakan valid dan reliabel disebarkan ke-20 responden untuk mengetahui variabel X1 tentang supervisi manajerial, X2 tentang intensitas supervisi dan Y1 tentang kinerja guru dan teknik analisis ini menggunakan bantuan SPSS versi 23..
Hasil dan Pembahasan
Setelah melakukan uji hipotesis berdasarkan data hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa supervisi manajerial kepala sekolah dan intensitas supervisi berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Hasil penelitian ini menguatkan bahwa sekolah sebagai sebuah sistem memerlukan sinergi antar komponen untuk mewujudkan kualitas pendidikan yang baik. Masing-masing elemen saling berinteraksi dan saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya.
Apabila salah satu komponen menunjukkan kualitas kinerja yang baik, tentu akan mempengaruhi komponen yang lain. Dalam kondisi seperti ini peran kepala sekolah sebagai the top leader sangat penting dalam menjaga stabilitas kinerja jajaran di bawahnya.
Untuk lebih jelasnya pengaruh masing-masing variabel penelitian dijelaskan dalam uraian berikut:
Pengaruh Supervisi Manajerial Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru PAI.
Kepala sekolah berfungsi sebagai supervisor di sekolah. Fungsi ini dijabat oleh kepala sekolah karena kepala sekolah memiliki kewenagan untuk mengadakan kontrol di sekolah. Tentunya fungsi kepala sekolah di sekolah tidak hanya sebagai fungsi pengawas, melainkan memiliki fungsi lain seperti kepala sekolah berfungsi sebagai educator, manajer, administrator, leader, inovator, dan motivator. Salah satu dari fungsi tersebut adalah supervisi.
Akan tetapi, dalam pelaksanaan supervisi tidak selamanya dilaksanakan oleh kepala sekolah karena terlalu banyaknya tugas kepala sekolah, maka tugas tersebut dapat didelegasikan kepada wakasek dan guru-guru senior yang diberi kewenangan memanajemen sekolah membantu kepala sekolah pada bidangnya masing-masing.
Pelaksanaan supervisi ini memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja guru, termasuk guru PAI. Kinerja guru PAI dapat berubah-ubah. Guru bisa berkinerja tinggi. Guru juga dapat pula berkinerja rendah. Hal ini sesuai pula dengan pendapat Keith Davis dalam Mangkunegara (Mangkunegara: 2010,14) bahwa yang mempengaruhi kinerja faktornya adalah kemampuan dan motivasi. Supervisi adalah salah satu unsur dari motivasi, yaitu pengaruh dari sisi luar. Dengan memberikan supervisi akademik kinerja guru akan meningkat.
Menurut Boardman dalam Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi (Ahmadi: 2009, 68) dijelaskan bawha supervisi adalah suatu kegiatan menstimulir, mengkoordinasi, dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru sekolah, baik secara individual maupun secara kolektif. Tujuan diadakannya supervisi adalah agar guru lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran sehingga mereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat modern.
Pada analisis penelitian di atas, ditemukan pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja guru PAI terbukti dari hasil t hitung sebesar 5,051>t tabel 1,725, dengan persentase 58,6 %. Dengan persentase demikian, maka pengaruh supervisi akademik cukup kuat terhadap kinerja guru PAI. Karena supervisi akademik itu ada pengaruhnya terhadap kinerja guru, maka beberapa upaya untuk meningkatkan kinerja guru. Kinerja guru yang rendah dapat ditingkatkan kinerjanya. Jika tidak ditingkatkan kinerja yang rendah itu dapat mengakibatkan kurang kreatif dalam melaksanakan tugas. Kurang terampil untuk bekerja sehingga mengakibatkan prestasinya turun atau rendah kinerjanya dalam melakukan pembelajaran.
Untuk meningkatkan kenerja guru agar pelaksanaan pembelajarannya meningkat diantaranya mengadakan pembinaan-pembinan, mengadakan rapat-rapat, atau bisa juga melalui MGMP. Dalam pembinaan terhadap guru bisa secara pribadi, bisa juga secara berkelompok. Dalam forum rapat, kepala sekolah bisa membangkitkan semangat guru. Pada forum MGMP baik dilaksanakan di Gugus sendiri ataupun ditingkat kabupaten. Dengan diadakan MGMP terjadi pelatihan-pelatihan, maka kompetensi atau pengetahuan guru dapat meningkat karena menambah pengalaman. Dengan demikian diharapkan kinerja guru semakin meningkat.
Pengaruh Intensitas Supervisi terhadap Kinerja Guru PAI
Intensitas supervisi berpengaruh positif terhadap kinerja guru sebesar 2.491 > dari ttabel1,725 dengan pengaruh 25.6%. Artinya semakin intensif supervisi dilakukan maka kinerja guru akan semakin meningkat. Semakin sering tatap muka kepal sekolah dengan guru akan mempermudah guru di dalam menyampaikan kesulitan di dalam bekerja, sehingga guru dapat dengan mudah berkonsultasi dengan kepala sekolah. Penggunaan teknik supervisi yang sesuai dengan kesulitan yang dialami guru akan mempermudah peningkatan kinerja guru.
Tentunya, kepala sekolah sebagai supervisor telah memahami persoalan-persoalan mengajar belajar yang dihadapi oleh guru-guru. Dengan pemahaman itu maka kepala sekolah dapat memberikan bimbingan profesional yang sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh guru, baik secara perorangan maupun kelompok.
Selain itu, pemberian umpan balik yaitu hasil supervisi akan menjadikan guru lebih bersemangat untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan di dalam mengajar, serta sikap kepala sekolah yang memotivasi, memperlakukan sebagai rekan kerja, kerja sama yang terjalin baik, dan adanya perhatian juga akan meningkatkan kepuasan kerja guru (perasaan senang guru di dalam bekerja). Adanya kemudahan fasilitas bimbingan kepada guru, variasi teknik, umpan balik, dan sikap pengawas yang baik maka akan meningkatkan ketertarikan guru terhadap pekerjaan, kenyamanan guru dalam bekerja, antusias dan juga kemuan untuk mengembangkan diri.
Intensitas supervisi yang kurang baik akan menciptakan kinerja guru yang rendah sehingga guru akan malas untuk bekerja dan banyak mengeluh yang berakibat pada penurunan kualitas pembelajaran, cara supervisi monoton dan tidak adanya pemberian hasil supervisi mengakibatkan guru bekerja seadanya. Oleh karena itu, supervisi kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam menciptakan kinerja guru PAI yang baik.
Pengaruh supervisi manajerial dan Intensitas Supervisi terhadap Kinerja Guru
PAI
Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa kinerja guru PAI di SD Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2017 termasuk dalam kategori baik, 73,75 dalam kategori cukup baik karena berada pada interval 67-78 Hasil pengujian hipotesis secara simultan pengaruh yang signifikan dan positif, hal ini dibuktikan dengan nilai f hitung sebesar 14,287 sedangkan f tabel 3,124, jadi 12,895>3.098, dan nilai probabilitasnya 0,000<0,05. Adapun sumbangan pengaruh secara simultan supervisi akademik dan intensitas supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru PAI sebesar 60,3% dan sisanya sebesar 39,7% dipengaruhi oleh faktor lain.
Simpulan
Supervisi manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru PAI SMP di Sub Rayon 07 Kebumen diketahui persamaan regresinya Y=25,449+0,648X1. Adapun pengaruhya dapat dilihat dari hasil pengolahan data yang menunjukan nilai variabel supervisi manajerial berdasarkan hasil thitung sebesar 5,051> ttabel 1,725, dengan nilai Sig sebesar 0.000 < 0.05. Sedangkan pengaruhnya sebesar 58,6% sisanya sebesar 41,4% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini. Hasil ini menunjukkan bahwa supervisi manajerial kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Jika variabel lain diasumsikan konstan, jika supervisi manajerial kepala sekolah semakin baik maka akan semakin meningkatkan kinerja guru PAI.
Intensitas supervisi berpengaruh terhadap kinerja guru PAI SMP di Sub Rayon 07 Kebumen diketahui persamaan regresinya Y=34,355+0,499X2. Pengaruh ini dapat dilihat dari hasil pengolahan data yang menunjukan nilai variable intensitas supervisi 0.023< 0.05. berdasarkan hasil thitung sebesar 2.491 > dari ttabel1,7251. Dengan pengaruh sebesar 25,6% sisanya sebesar 74,4% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini. Hasil ini menunjukkan bahwa intensitas supervisi berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Jika variable lain diasumsikan konstan, dan jika semakin tinggi intensitas supervisi kepala sekolah maka akan semakin meningkat kinerja guru PAI.
Supervisi manajerial kepala sekolah dan intensitas supervisi, berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja guru PA. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penghitungan regresi ganda dengan nilai Fhitung sebesar 12.895 > dari Ftabel 3.098 dengan tingkat signifikansi 0.000 < 0.5. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel supervisi manajerial kepala sekolah (X1) dan intensitas supervisi (X2) secara simultan berpengaruh terhadap kinerja Guru PAI SMP (Y) di Sub Rayon 07 Kebumen dengan kontribusi sebesar 60,3% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini. Sementara persamaan regresinya Y=18,690+0,582X1+0,148X2.
Referensi
Ahmadi, Ahmad Rohani dan Abu. (2009). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka.
Arikunto, Suharsimi. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Bungin, M. Burhan. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif Ed. I Cet. III. Jakarta: Kencana.
Hasibuan, Malayu. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Bumi Aksara.
Hasil wawancara dan observasi pendahuluan dengan beberapa guru di SMP Binangun Karanggayam Kebumen pada tanggal 7 april 2017.
Iswadi, Hazrul. Sekelumit dari Hasil PISA 2015 yang Baru Dirilis,http://www.ubaya.ac.id/2014/content/article_detail/230/Sekelumit-Dari-Hasil-PISA-2015-Yang-Baru-Dirilis.html. download, Jumat, 1 September 2017.
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2010). Evaluasi Kinerja SDM. Bandug: Aditama.
Rue, Lloyd L. Byars & Leslie W. (1991). Human Resource Management. Boston: Irwin Inc.
Sekaran, Uma. (2003). Research Methods For Bussines: A Skill Building Approach, 4th ed. New York: Jhon Wiley & Sons, Inc.
Sunarto, Riduwan dan. (2009). Pengantar Statistika Cet. II. Bandung: Alfabeta.