Supervisi Pendidikan
SUPERVISI PENDIDIKAN
Syalma Trisnawaty
BK-FKIP-UKSW
ABSTRAK
Supervisi pengajaran mestinya dilakukan oleh orang yang dididik khusus untuk itu tidak semua orang dapat melakukan kegiatan supervisi. Oleh karena itu dikatakan bahwa supervisi pengajaran sebagai pekerjaan profesional yang menuntut persyaratan sebagaimana layaknya pekerjaan profesional lain. Bantuan perbaikan situasi belajar mengajar yang dilakukan oleh orang yang bukan dididik untuk melakukan supervisi seharusnya tidak dikategorikan ke dalam kegiatan supervisi. Di Indonesia pekerjaan supervisi belum diakui sebagai bidang perkerjaan profesional. Karena itu maka Kepala Sekolah di Indonesia mendapat predikat sebagai administrator, kepala, pempimpin, supervisor, dan konselor
Kata Kunci: Supervisi Pendidikan
PENDAHULUAN
Menciptakan situasi belajar mengajar yang kondusif dan favorable merupakan suatu pekerjaan yang tidka gampang.
Seorang guru diharapkan pada realitas obyektif yang kadang tidak teridentifikasi, tidak diantisipasi, diestimasi apalagi prediksi. Kondisi eksternal diluar guru seperto ketersediaan sumber belajar, keadaan siswa, keadaan kelas, merupakan persoalan serius yang mau atau tidak, mesti dipikirkan oleh guru. Keadaan ini akan semakin parah jima kemampuan profesional seorang guru kurang memadai untuk melaksankan tugasnya. Pada pilihan inilah dibutuhkan supervisk untuk membantu guru mencarikan solusi terbaik atas persoalan disekitar situasi belajar mengajar.
Faktor dakhlil guru akan sangat berpengaruh dalam menata persoalan persoalan yang dihadapi dalam suatu bingkai pemahaman yang rinangkun untuk kemudian diletakkan pada tataran proporsional, sehingga mudah diselesaikan.
Sebagai contoh, ketidakmampuan guru merumusman tujuan instruksional khusus, akan memiliki daya induksi pada komponen lain dalam pengajaran. Dampak yang bersifat kinali mesti segera diatasi, agar tidak menjadi kendala atau sawar pada pencapaian lesan pengajaran.
Gaung talunan ini harus segera disikapi dengan cepat oleh kepala sekolah agar tidak menghablur pada kinerja seorang guru. Merujuk pada alasan seperti demikian, dibutuhkan suatu sikap terbuka dan bertanggung jawab agar tercipta suatu kondisi yang setangkup guna mencapai tujuan pengajaran secara mangkus dan sangkil.
Berkenaan dengan paparan diatas, Kimball Wlles (1967 mengatakan “supervision is asistance in the development of a better teaching – learning situation”. (Supervisi adalah bantuan dalam mengembangkan situasi belajar mengajar).
Selanjutnya Briggs and Justman (1964) mengatakan, “Supervision the systematic and continous effort to encourage and direct growth self acivited growth than the teacher is mereasing by mowe effective in contributing to the achivement of the recognized objective of education with pupils under his responsibility“.(Supervisi adalah usaha yang sistematis dan terus menerus untuk mendorong dan mengarahkan pertumbuhan diri guru agar berkembang sekara lebih mangkus).
Mengacu ada dua takrif diatas dapat disimpulkan bahawa supervisi adalah bantuan yang diberikan kepada guru untuk mengembangkan situasi belajar mengajar.
Pada hakekatnya supervisi adalah bantuan. Dengan begitu gurulah yang tetap harus bertanggung jawab untuk mengembangkan mutu profesionalnya. Pada pilihan ini seringkali Kepala Sekolah mengabaikan perannya sebagai supervisor, dan bahkan untuk menghadapi persoalan-persoalan serupa Kepala Sekolah bertindak sebagai administrator. Kegiatan itu tidak perlu terjadi jika Kepala Sekolah tahu peranan dengan benar.
FUNGSI SUPERVISI
Sebagai supervisor Kepala Sekolah mesti membantu guru-guru agar tercipta suatu situasi belajar mengajar yang lebih baik. Pumpunan perhatian dalam supervisi adalah proses belajar mengajar, sedangkan guru-guru merupakan sasaran perantara.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas Swearingmen (1961) mengemukakan fungsi supervisor sebagai berikut:
- Coordinating of efforts
- Provision of leadership
- Extention of experience
- Stimulation of creative efforts
- Analysis of learning situation
- Contribution to a body professional knowledge
- Integration of goals.
Hal serupa dikemukakan oleh Sahertian (2006) sebagai berikut:
- Untuk meminta program pengajaran yang ada sebaik baiknya sehingga ada perbaikan.
- Memberi bantuan terhadap program pendidikan melalui bermacam-macam cara sehingga kualitas kehidupan akan dapat diperbaiki.
- Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dan memperbaik faktor-faktor yang mempengaruhi hal belajar.
- Fungsi dasar supervisi adalah memperbaiki situasi belajar anak-anak.
- Fungsi supervisi bukan hanya membicarakan perbaikan pengajaran, melainkan juga merupakan alat untuk mengkoordinir, menstimulasi dan mengarahkan pertumbuhan guru-guru.
Mengacu pada pendapat diatas, dapat dikatakan fungsi supervisi adalah:
- Mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan kurikulum dengan segala sarana prasarana.
- Membantu serta membina guru/Kepala Sekolah dengan cara membantu atau memberikam petunjuk, penerangan dan latian agar merrka dapat meningkatkan ketrampilan dan kemampuan mengajarnya.
- Membantu guru/Kepala Sekolah untuk menghadapi dan menyelesaikan persoalan yang dihadapi.
Sebagai supervisor Kepala Sekolah harus berupaya semaksimal mungkin untuk menata, membenahi semua sarana/ prasarana, persoal, materials guna mencapai tunjuan supervisi. Sehubungan dengan tujuan supervisi Ametembun (Umbu Tagela (2011) mengatakan, “Tujuan supervisi adalh membantu guru-guru agar mereka dapat memperbaiki dan mengembangkan situasi belajar”.
Bantuan yang diberikan Kepala Sekolah terhadap guri menyangkut: perumuan TIK, membimbing keaktifan belajar siswa, penggunaan sumber-sumber belajar, penggunaan metode, cara mengevaluasi, memilih materi dan sebagainya.
TYPE SUPERVISI
Walaupun telah banyak diketahui bahwa fungsi supervisi adalah menolong atau membantu guru-guru, agar mereka berkembang secara mandiri, namun pada prakteknya banyak kegiatan supervisi terutama dilaksanakan oleh pemilik/pengawas bersifat inspektif.
Untuk maksud itu, perlu dipahami beberapa type supervisi yaitu:
- Type Korektif
Kegitan supervisi yang bersifat korektif ini lebih menekankan usaha mencari-cari kesalahan yang disupervisi (guru-guru). Memang mencari kesalahan atau segi negatif seseorang lebih mudah daripada mencari kebaikan-kebaikan atau segi positifnya. Tetapi perlu disadari bahwa mencari dan menemukan kesalahan yang disupervisi tidak menolong orang tersebut dari masalahnya. Sebab itu supervisi yang menekankan pada usaha untuk mencari kesalahan bukanlah alat yang efektif untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Guru-guru yang selalu ditunjukkan kesalahannya selain tidak menjadi baik bahkan menjadi frustasi dan bersikap negatif terhadap program supervisi-supervisi. Yang harus diingat ialah bahwa kesalahan bukanlah hal suatu cela. Setiap orang, juga guru-guru tidak pernah luput dari berbuat salah. Yang terpenting adalah bagaimana dari kesalahan tersebut dapat diketemukan usaha-usaha perbaikan.
Kemudian tugas seorang supervisor atau Kepala Sekolah ialah berusaja untuk mencari hal-hal yang positif dari pekerjaan guru. Dari hal postif ini Kepala Sekolah dapat membangkitkan guru untuk berkembang.
- Type Preventif
Supervisi sangat menekankan pada usaha untuk melindungi guru-guru dari berbuat salah. Guru selalu diingatkan untuk tidak berbuat salah dengan memberikan kepada mereka batasan-batasan, larangan-larangan atau sejumlah pedoman untuk bertindak.
Sebagai akibatnya guru-guru tidak berani membuat hal-hal yang lain kecuali yang telah ditetapkan. Mereka tidak berani mencoba hal-hal yang baru karena takut salah. Apabila hal ini berlangsung secara terus menerus guru tidak memiliki lagi pada kepercayaan diri sendiri.
Mencegah agar guru-guru tidak melakuan kesalahan tidaklah salah, tetapi yang paling penting ialah bagaimana menyiapkan mereka agar mampu mengahdapi kesulitan-kesulitan yang mungkin akan terjadi. Jadi, pokok permasalahannya adalah bagaimana menyiapkan guru-guru agar terlatih menghadapi persoalan.
Karena hal itu dalam hal ini peranan sekolah ialah menolong guru-guru menyusun perencanaa kerja yang matang dan terperinci sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan dapat dilihat sebelumnya.
- Type Konstruktif
Supervisi yang bersifat konstruktif ialah yang berorientasi ke masa depan. Supervisi yang demikian ini disadari pada kenyataan dan kenyakinan melihat kesalahan yang lampau serta menjaga agar guru tidak membuat kesalahan, tidak banyak menolong guru-guru untuk berkembang dalam profesi maupun kepribadiannya.
Hakekat pendidikan ialah membangun agar menjadi lebih baik. Begitu pula supervisi. Peranan supervisi ialah membina dan membangun. Kesalahan-kesalahan masa lampau dapat digunakan sebagai pengalaman dan penemuan untuk masa depan.
Jadi tugas supervisi ialah menolong guru-guru agar selalu melihat ke depan, melihat hal-hal yang baru dan secara antusias mengusahakan perkembangan.
- Type Kreatif
Apabila dalam supervisi yang konstruktif peranan supervisor atau Kepala Sekolah masih lebih besar, maka pada supervisi tipe ini guru lebih peranannya dalam mengusahakan perbaikan proses belajar mengajar. Peranan supervisor hanyalah mendorong dan membimbing. Sedangkam usaha-usaha untuk menemukan perbaikan diserahkan kepada guru-guru. Dengan kata lain peranan kepala sekolah adalah menciptakan situasi yang dapat menyuburkan timbulnya kreatifitas pada guru-guru.
Hal-hal yang baru mungkin hanya akan terjadi akibat kreatifitas yang tinggi. Sedangkan daya kreatifitas hanya muncul dalam situasi dimana orang merasa aman untuk mencoba hal-hal yang baru dengan resiko akan membuat kesalahan.
Sehubungan dengan hal diatas perlu juga dipahami prinsip-prinsip supervisi sebagai berikut:
- Praktis, artinya dapat dikerjakan sesuai situasi dan kondisi yang ada.
- Fungsional artinya supervisi dapat berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan managemen pendidikan dan peningkatan proses belajar mengajar.
- Kepenadan, artinya pelaksanaan supervisi seharusnya sesuai dan menunjang pelaksanaan yang berlaku.
- Ilmiah, artinya supervisi perlu dilaksanakan secara
- Sistematis, terprogram dan berkesinambungan.
- Obyektif, bebas dari prasangka.
- Menggunakan prosedur dan instrumen yang sahih dan terandal.
- Didasarkan pada hampiran sistem.
- Demokrasi, artinya bila supervisi sesuai dengan prinsip demokrasi maka proses yang ditempuh dalam pengambilan keputusan ialah melalui musyawarah untuk mufakat.
- Kooperatif, artinya adanya semangat kerjasama antar supervisor dengan guru.
HAMPIRAN SUPERVISI
Mempelajari berbagai hampiran dalam supervisi memungkinkan seorang guru untuk mempunyai wawasan yang lebih luas tentang pekerjaan supervisor. Dengan demikian nanti gilirannya guru dapat berperan serta dalam melakukan pilihan tentang cara supervisor itu membantunya.
- Hampiran Humanistik
Hampiran humanistik timbul dari keyakinan bahwa guru tidak dapat diperlakukan sebagai alat semata-mata untuk meningkatkan mutu belajar mengajar. Guru bukan masukan mekankstik dalam prosesp pembinaan dan tidak sama dengan masukan sistem yang lain bersifat kebendaan.
Dalam proses pembinaan, guru mengalami pertumbuhan secara terus menerus dan program supervisi harus dirancang untuk mengikuti pola pertumbuhan itu. Tugas supervisi adalah membimbing sehingga makin lama guru makin berdiri sendiri dan bertumbuh dalam jabatannya dengan usaha sendiri. Dengan demikian guru harus mencari pengalaman itu secara aktif. Dorongan belajar dapat dimulai dari dorongan yang bersifat fisiologis (misalnya mencari tambahan penghasilan).
Tapi secara berangsur-angsur dorongan belajar harus datang dari dalam, karena guru merasa bahwa belajar merupakan kewajiban yang harus dilakukan dalam tugasnya. Supervisor percaya bahwa guru mampu melakukan analisis dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam mengajar. Guru merasakan adanya kebutuhan bahwa ia harus berkembang dan mengalami perubahan. Jika kondisi seperti inj ada, maka perbaikan pengajaran itu dapat terjadi. Supervisor hanya berfungsi sebagai fasilitator dengan menggunakan struktur formal sedikit mungkin.
- Hampiran Kompetensi
Hampiran kompetensi didasarkan atas asumsi bahwa tujuan supervisi adalah membentuk kompetensi minimal yang harus dikuasai guru. Guru yang dianggap tidak memenuhi kompetensi itu dianggap tidak akan produktif. Tugas supervisor menciptakan lingkungan yang sangat terstruktur sehingga secara bertahap guru dapat menguasai kompetensi yang dituntut dalam mengajar. Situasi yang terstruktur ini antara lain meliputi adanya:
- Definisi tentang tujuan kegiatan supervisi yang dilaksanakan untuk tiap kegiatan.
- Penilaian kemampuan guru dengan segala pirantinya.
- Program supervisi yang dilakukan dengan segala rencana terimci tentang pelaksanaannya.
- Monitoring kemajuan guru dan penilaian untuk mengetahui apakah program itu berhasil atau tidak.
- Hampiran Klinis
Asumsi dasar hampiran ini adalah bahwa proses belajar guru untuk tumbuh dalam jabatannya dapat dipisahkan dari proses belajar yang dilakukan guru itu. Belajar bersifat individual. Oleh karena itu proses sosialisasi harus dilakukan dengan membantu guru secara tatap muka dan individual. Pendekatan ini mengkombinasikan target dan pertumbuhan pribadi.
- Hampiran Profesional
Asumsi dasar hampiran ini adalah pada tugas utama profesi guru itu adalah mengajar. Oleh karena itu sasran supervisi dalam pembinaan terhadap guru harus mengarah pada hal-hal yang menyangkut tugas mengajar, bukan tugas yang sifatnya administratif.
PROSES SUPERVISI
Yang dimaksud dengan proses supervisi ialah langkah-langkah pelaksanaan supervisi oleh supervisor. Langkah-langkah pelaksanaan supervisi tersebut adalah sebagai berikut:
- Mengadakan penelitian mengenai situasi mengajar belajar yang meliputi kegiatan:
- Menganalisa secara kritis tujuan-tujuan khusus (TIK) pengajaran.
- Meneliti hasil-hasil pengajaran (presentasi belajar murid).
- Meneliti faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan dan tidak ketidakpuasan pada murid-murid khususnya dalan proses mengajar belajar di sekolah.
- Meneliti murid-murid, kemampuan-kemampuan dan kebiasaan-kebiasaan kerja dari murid-murid.
- Meneliti cara bekerja guru-guru dan membantu metka dalam memahami diri sendiri.
- Meneliti cara-cara melaksanakan kurikulum SMA.
- Meneliti materi pengajaran yang disusun oleh guru-guru dan lingkungan sosial psikologis yang memperngaruhi materi pelajaran.
- Memperbaiki situasi mengajar belajar yang meliputi kegiatan:
- Memperbaiki tujuan-tujuan pengajaran (TIK).
- Memperbaiki cara kerja/kebiasaan-kebiasaan kerja guru-guru.
- Memperbaiki kebiasaan-kebiasaan kerja murid-murid.
- Memperbaiki cara-cara mengajar guru.
- Memperbaiki materi pengajaran dan lingkungan sosial psikologis pengajaran.
- Memeperbaiki jenis-jenis test dan cara-cara penggunaannya.
- Mengevaluasi alat-alat, tekhnik-tehnik, metode-metode dan hasil-hasil dari supervisi yang meliputi:
- Mengusahakan dan menggunakan berbagi tekhnik evaluasi.
- Mengevaluasi hasil-hasil supervisi yang telah dicapai sesuai rencana yang telah disusun.
- Mengevaluasi faktor-faktor hambatan dalam proses pengajaran.
- Mengevaluasi kegiatan-kegiatan supervisi yang telah dilaksanakan.
Untuk melaksanakan supervisi secara bertanggungnawab digunakan tehnik-tehnik supervisi anatara laim sebagai berikut:
- Kunjungan ke kelas (classroom visitation)
- Observasi kelas (classroom observation)
- Percakapan pribadi (individual conference)
- Menilai diri sendiri (self evaluation)
- Pertemuan orientasi bagi guru baru (orientation meeting for new teacher)
- Panitia penyelenggara (working commite)
- Rapat guru (teachers meeting)
- Studi kelompok antar guru (group studying)
- Diskusi sebagai proses kelompok (discussion as a group process) dan lain-lain.
PENUTUP
Supervisi pengajaran mestinya dilakukan oleh orang yang dididik khusus untuk itu tidak semua orang dapat melakukan kegiatan supervisi. Oleh karena itu dikatakan bahwa supervisi pengajaran sebagai pekerjaan profesional yang menuntut persyaratan sebagaimana layaknya pekerjaan profesional lain. Bantuan perbaikan situasi belajar mengajar yang dilakukan oleh orang yang bukan dididik untuk melakukan supervisi seharusnya tidak dikategorikan ke dalam kegiatan supervisi. Di Indonesia pekerjaan supervisi belum diakui sebagai bidang perkerjaan profesional. Karena itu maka Kepala Sekolah di Indonesia mendapat predikat sebagai administrator, kepala, pempimpin, supervisor, dan konselor.
Memang tidak ada kementakan selain menerims semua peran diatas. Walau kadang sangat sulit, namun disitulah letak kelebihan seorang kepala sekolah, walau sebenarnya kurang disadari. Hal yang penting adalah jangan sampai pekerjaan kita apalagi Kepala Sekolah hanya dihiasi oleh ornamen kebanggaan semu, yang kita sendiri tidsk tahu untuk apa kita disebut Kepala Sekolah. Pada posisi seperti itu kita harus menyiasati berbagai perubah dakhlik dan luaran agar pada saatnya daya tampil kita membanggakan masyarakat, bangsa, dan Gereja.
DAFTAR PUSTAKA
Briggs, Th and Justman, 1964, Improving Instruction, The mc milan Company, New York.
Pendidikan Kepala Sekolah dan Guru-Guru, IKIP bandung.
Swearingen, 1961, Supervition Of Intruction, Prentice Hall Engliwood Cliffs, New Jersey.
Sahertian, P.A, 2006, Supervisi Pendidikan I, IKIP Malang
Umbu tagela, 2011, Administrasi Sekolah, Wdyasari Press, Salatiga
Wiles, Kimball, 1967, Supervision for Better School, Thrid Edition, Prentice Hall, Engliwood Cliffs, New Jersey.