TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENANGGAPI PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
TEKNOLOGI INFORMASI
DALAM MENANGGAPI
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
DI INDONESIA
David Widya Utama
Progdi Pendidikan Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
ABSTRAK
Peningkatan mutu pendidikan merupakan isu sentral di negara–negara berkembang, termasuk Indonesia. Masalah ini sudah lama coba diatasi dengan berbagai cara dan upaya, namun hasilnya belum optimal. Teknologi pendidikan yang merupakan bagian dari pendidikan, yang berkepentingan dengan segala aspek pemecahan masalah belajar manusia melalui proses yang rumit dan saling berkaitan juga ikut serta berupaya meningkatkan mutu pendidikan melalui cara–cara yang khas. Teknologi jugai mulai menanggapi masalah–masalah pendidikan yang ada dan menawarkan beberapa kemudahan dalam pendidikan.
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara, baik dilihat dari jumlah penduduk, jumlah suku bangsa dan bahasa-nya, jumlah pulau–pulau maupun wilayah geografisnya. Dengan kondisi seperti itu skala dan kompleksitas permasalahan mutu dan pendidikan yang kita hadapi jelas lebih besar dibandingkan dengan negara–negara tetangga. Teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dengan segala aplikasinya sudah pada tempatnya kita manfaatkan untuk membantu pengembangan peendidikan di negara yang begitu luas, berpulau–pulau dan memiliki beragam suku, dan bahasa yang tidak ada duanya. Pertanyaannya bukan lagi apakah teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dapat membantu masalah pendidikan tetapi bagaimana kita bisa mendayagunakan teknologi tersebut semaksimal dan sebaik mungkin untuk pembangunan sumber daya manusia kita. (Arif S. Sadiman 2004).
Tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pancasila sebagai landasa idiil dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional. Dalam UUD 1945 Bab XIII, pasal 31 disebutkan bahwa (1) Tiap –tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran; (2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suartu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang – undang. (Syaiful Bahri Djamarah, 1997).
Landasan Pendidikan dan Tujuan Pengajaran di Indone-sia
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan bertujuan untuk membangun kualitas manusia. Sebagai salah satu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang penddikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral. Pendidikan sebagai suatu sistem, tidak lain lain dari suatu totalitas fungsional yang terarah dalam suatu tujuan. Setiap subsistem yang ada dalam sistem tersusun dan tidak dapat dipisahkan dari rangkaian unsur–unsur atau komponen–komponen yang berhubungan secara dinamis dalam suatu kesatuan.
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur dala Undang–Undang RI No. 2 tahun 1989. Dalam undang unfang itu telah dirumuskan tujuan pendidikan nasional sebagai suatu cita–cita segenap bangsa Indonesia. Intisari dari tujuan pendidikan nasional itu adalah untuk membentuk manusia Indonesia yang “paripurna” dalam arti selaras, serasi, dan seimbang dalam pengembangan jasmani dan rohani. Itulah potret manusia Indonesia seutuhnya, manusia Indonesia yang Pancasilais. (Syaiful Bahri Djamarah, 1997).
Ada tiga alasan mengapa tujuan pendidikan dan peng-ajaran itu perlu dirumuskan (1) Jika suatu pekerjaan atau tugas tidak disertai tujuan yang jelas dan benar, maka akan sulitlah untuk memilih atau merencanakan dahan dan strategi yang akan ditempuh atau dicapai. (2) rumusan tujuan yang baik dan terinci akan mempermudah pengawasan dan penilaian hasil belajar sesuai dengan harapan yang dikehendaki atau subjek belajar. (3) perumusan tujuan yang benar akan memberikan pedoman bagi siswa/subjek belajar dalam menyelesaikan materi belajarnya. Jadi rumusan tujuan senantiasa merupakan suatu alat yang sangat bermanfaat dalam perencanaan, implementasi dan penilaian suatu proses belajar mengajar. (Sudarman A.M. 2001).
Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya tujuan pengajaran, atau yang sudah umum disebut tujuan instruksional. Bahkan ada juga yang menyebut Tujuan Pembelajaran. Tujuan inilah yang merupakan tujuan bagi siswa setelah melakukan proses belajar di bawah bimbingan guru dalam kondisi yang kondusif. Mengenai tujuan pembelajaran ini biasanya dibagi menjadi dua; Tujuan Instruksional Umum atau sekarang dikenal dengan istilah Tujuan Umum Pengajaran (TUP) dan Tujuan Instruksional Khusus sekarang dikenal dengan Tujuan Khusus Pengajaran (TKP). (Sudarman A.M. 2001).
Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan adalah teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian proses dan sumber untuk belajar. Dari pengertian itu, dapat disimpulkan bahwa teknologi pendidikan mengandung empat komponen yaitu (1) Teori dan praktik. (2) Desain, pengem-bangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian. (3) Proses dan sumber. (4) Untuk keperluan belajar. Dengan demikian, teknologi pendidikan yang bersinergi dengan berbagai bidang (Eveline Siregar)
Informasi sudah merupakan komoditi sebagai layaknya barang ekonomi yang lain. Peran informasi menjadi kian besar dan nyata dalam dunia modern seperti sekarang ini. hal ini bisa dimengerti karena masyarakat sekarang menuju pada era masyarakat informasi (information age) atau masyarakat ilmu pengetahuan (knowledge society). Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau perguruan tinggi yang menawarkan jurusan informasi atau teknologi informasi, maka perguruan tinggi tersebut berkembang menjadi cepat.(Soekarwati 2004).
Riset dari badan pendidikan di Amerika menunjukkan kontribusi 90% kualitas pendidikan beasal dari kualitas guru, metode belajar yang tepat, dan buku sebagau gerbang ilmu pengetahuan. Ketiga variable yang menjadi kualitas pendidikan itu sebetulnya mudah, asalkan ada guru yang mempunyai idealism tinggi. (www.persfektifbaru.com).
Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Padang (UNP) Prof. Dr. Nurtain mengatakan kini banyak pelajar dan mahasiswa yang tidak memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi internet untuk hal–hal yang positif namun lebih cenderung pada hal yang menghabiskan waktu dan hal yang tidak bermanfaat.
Awalnya internet lahir untuk suatu keperluan militer Amerika Serikat. Pada awal tahun 1969 Avanced Reserce Project Agency (ARPA) dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat, membuat sebuah eksperimen jaringan yang diberi nama ARPAnet untuk mendukung keperluan penelitian (riset) kalangan militer. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya jaringan ini diperguna-kan untuk keperluan riset perguruan tinggi, yang dimulai dengan University of California, Stanford Research Institute dan Univer-sity of Utah. (Cronin, 1996).
Sebagai media yang diharapkan akan menjadi bagian dari suatu proses belajar mengajar di sekolah, internet diharapkan mampu memberikan dukungan bagi terselenggaranya proses komunikasi interaktif antara guru dengan siswa sebagaimana yang dipersyaratkan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kondisi yang perlu didukung olah internet tersebut terutama berkaitan dengan strategi pembelajaran yang akan dikembangkan, yang kalau dijabarkan secara sederhana bisa diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk mengajak siswa mengerjakan tugas–tugas dan membantu siswa dalam memper-oleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka mengerjakan tugas–tugas tersebut (Beottcher 1999).
Internet Sebagai Media Pembelajaran
Internet merupakan jaringan global yang menghubung-kan beribu bahkan berjuta jaringan computer (local/wide area network) dan computer pribadi (standart alone), yang memung-kinkan setiap computer yang terhubung kepadanya bisa melaku-kan komunikasi satu sama lain. Jaringan ini bukan merupakan suatu organisasi institusi, karena tak satu pihak pun yang mengatur dan memilikinya (Brace, 1997).
Beberapa hal yang diuraikan tadi kemudian dijadikan dasar pengembangan median pembelajaran berbasis internet yang diberi nama “EdukasiNet”. EdukasiNet merupakan situs pembelajaran yang menyediakan bahan belajar berbasisi web yang bersifat interaktif serta menyediakan fasilitas komunikasi amtara pengajar dan peserta didik, antar peserta didik, dan peserta didik dengan sumber belajar lain. (Soekarwati 2002).
Dari hasil evaluasi yang dilakukan PUSTEKOM diperoleh informasi tentang keuntungan dari pemanfaatan EdukasiNet. Keuntungan tersebut antara lain (1) Siswa dan guru memperoleh sumber belajar yang sesuai dengan kurikulum. (2) Guru dengan siswa atau siswa dengan yang lain dapat melakukan diskusi melalui forum diskusi. (3) Guru dengan siswa atau siswa dengan yang lain dapat saling menerima dan mengirim informasi melalui miling list. (4) Guru dan siswa dapat mendownload materi pelajaran yang diperlukan dan (5) Sumber belajar dapat diakses dimanapun dan kapanpun. (Soekarwati 2002).
Kegiatan tersebut kemudian diikuti dengan serangkaian seminar e-learning. E-learning merupakan suatu teknologi yang relative baru di Indonesia. E-learning berasal dari dua kata yaitu “e” yang merupakan singkatan dari elektronik dan “learning” yang berarti pembelajaran. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan elektronika, khususya pe-rangkat computer. Karena itu e-learning sering juga disebut “online course”. Dengan demikian maka e-learning atau pembela-jaran melalui online adalah pembelajaran yang pelaksanaannya didukung jasa teknologi seperti telepon, audio, videotape, transmisi satelit atau komputer (Soekarwati 2002).
Sekarang mulai berkembang pembelajaran melalui bebe-rapa media elektronik. Tablet, laptop, dan gadget adalah sebagian kecil contoh media elektronik yang menawarkan jasa mudah dalam belajar melalui media internet. Ebook, jurnal, makalah dan presentasi bisa didapat dengan mudah melalui media ini sehingga apa yang dibutuhkan oleh siswa menjadi mudah di dapat dan berdapampak pada proses belajar mengajar yang menjadi lebih mudah dan cepat. Media elektronik sekarang mulai menawarkan bebrapa forum diskusi kasus yang memudahkan dalam bertukar pikiran dan informasi tentang tantangan hidup yang dialami secara nyata.
SIMPULAN
Peran krusial teknologi pendidikan dalam pendidikan semakin terasa dengan meningkatnya taraf hidup yang berarti keragaman kemampuan mengakses pendidikan yang layak dan bermutu. Melalui sinergi teknologi komunikasi terkini yang telah mengalami revolusi luar biasa dalam beberapa decade terakhir ini semua memiliki harapan baru dalam memberikan akses pendi-dikan yang tidak hanya mudah tetapi juga bermutu kepada khalayak ramai.
DAFTAR PUSTAKA
Bottcher, Judith V. 1999. Faculty Guide for Moving Teaching and Learning to The Web, Langue For Innovation in the Community Collage, USA
Dewi Salma P. & Eveline Siregar. 2004. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Predana Media Group.
Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sadiman, Arief S. 2002. Qualitynand Equity in Education in Southeast Asia, Paper presented at SEAMEO SEAMOLIC Regional Seminar on Open and Distance Learning, Surakarta.
Soekarwati. 2002. Prospek Pembelajaran Melalui Internet. Dalam buku Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Predana Media Group.
Syaiful Bahri Djamarah. 1997. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.