Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SDN 2 NGLANGITAN
UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK
GURU SDN 2 NGLANGITAN
DALAM PENGELOLAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
PADA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2014/2015
MELALUI SUPERVISI AKADEMIK
Ambayun
Kepala SDN 2 Nglangitan
ABSTRAK
Latar belakang dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogik di SDN 2 Nglangitan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran masih rendah. Kegiatan pembelajaran tidak sesuai dengan perencanaan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pembelajaran selalu dilakukan di dalam kelas dan pembelajaran tidak ditunjang dengan media pembelajaran yang relevan dengan materi. Tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan supervisi akademik dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di SDN 2 Nglangitan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dan menganalisis kompetensi pedagogik guru di SDN 2 Nglangitan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Tempat penelitian di SDN 2 Nglangitan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora. Waktu penelitian selama dua bulan pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 sesuai dengan jadwal kegiatan penelitian, yaitu bulan Februari-Maret tahun 2015. Subyek penelitian adalah guru kelas dan guru mata pelajaran sebagai tenaga pendidik di SDN 2 Nglangitan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora. Data dalam penelitian ini berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran. Sumber data dalam penelitian ini berupa sumber data primer dari catatan lapangan hasil pengamatan terhadap subyek penelitian dan sumber data sekunder dari hasil dokumentasi dan kuesioner. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan pengamatan, dokumentasi dan kuesioner. Alat pengumpulan data berupa catatan lapangan, dokumentasi dan kuesioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Prosedur penelitian ini menggunakan Model Siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian ini adalah 1) Kepala sekolah melakukan supervisi akademik dengan teknik pembinaan dan kunjungan kelas sesuai dengan jadwal supervisi dan kegiatan pembelajaran, 2) Perencanaan pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan faktor yang penting dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, 3) Pengelolaan kegiatan pembelajaran berpedoman pada RPP, sehingga kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup saling berkaitan, 4) Supervisi akademik kepala sekolah meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran.
Kata kunci: Kompetensi Pedagogik, Pengengelolaan, Kegiatan Pembelajaran, Supervisi Akademik
PENDAHULUAN
Pengelolaan kegiatan pembelajaran dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Pengelolaan kegiatan pembela-jaran yang terstruktur dan sistematis men-jadi pedoman dalam pembelajaran. Kegiat-an pembelajaran dimulai dengan pembuka-an yang menarik, menimbulkan motivasi dan menjadi acuan belajar. Inti dari kegiatan pembelajaran hendaknya juga interaktif dan transformatif dalam penjelasan konsep prinsip dan prosedur, pemberian contoh dan pengalaman belajar. Terakhir, kegiatan pembelajaran diakhiri dengan meninjau kembali materi yang disampaikan, mengadakan evaluasi dan merencanakan tindak lanjut.
Deskripsi pengelolaan kegiatan pembelajaran seperti di atas hanya dapat dicapai bilamana guru mempunyai kompe-tensi pedagogik. Sebaliknya, bagi guru dengan kompetensi pedagogik yang belum memenuhi standar, pengelolaan kegiatan pembelajaran seperti di atas akan sulit tercapai. Dampak dari kompetensi pedago-gik guru yang masih rendah adalah mutu pembelajaran menjadi rendah dan hasil belajar cenderung jelek.
Hasil dari kunjungan kelas pada saat kegiatan pembelajaran dan diskusi dengan dewan guru menunjukan bahwa kompetensi pedagogik guru di SDN 2 Nglangitan masih rendah karena kegiatan pembelajaran tidak sesuai dengan perenca-naan dalam Rencana Pelaksanaan Pembe-lajaran (RPP), pembelajaran selalu dilaku-kan di dalam kelas dan pembelajaran tidak ditunjang dengan media pembelajaran yang relevan dengan materi.
Sesuai dengan uraian dalam latar belakang di atas, penulis sebagai Kepala SDN 2 Nglangitan berinisiatif melakukan supervisi akademik untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam penge-lolaan kegiatan pembelajaran. Penulis melakukan supervisi akademik dengan teknik pembinaan dan kunjungan kelas. Dengan teknik pembinaan, guru mengeta-hui dan memahami prinsip-prinsip dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran. Se-dangkan teknik kunjungan kelas untuk mengetahui praktik kegiatan pembelajaran.
Sesuai dengan uraian dalam latar belakang di atas, penulis merumuskan ma-salah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana kepala sekolah melakukan supervisi akademik dalam meningkat-kan kompetensi pedagogik guru di SDN 2 Nglangitan dalam pengelolaan kegi-atan pembelajaran pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015?
2. Apa supervisi akademik kepala sekolah meningkatkan kompetensi pedagogik guru di SDN 2 Nglangitan dalam pe-ngelolaan kegiatan pembelajaran pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/ 2015?
Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan supervisi akademik dalam meningkatkan kompetensi pedago-gik guru di SDN 2 Nglangitan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dan 2) Menganalisis kompetensi pedagogik guru di SDN 2 Nglangitan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.
KAJIAN PUSTAKA
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi terse-but meliputi kompetensi pedagogik, kom-petensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi-kompetensi tersebut bersifat holistik (Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru).
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi: a) pemahaman wa-wasan atau landasan kependidikan, b) pemahaman terhadap peserta didik, c) pengembangan kurikulum atau silabus, d) perancangan pembelajaran, e) pelaksana-an pembelajaran yang mendidik dan dialogis, f) pemanfaatan teknologi pembe-lajaran, g) evaluasi hasil belajar dan h) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Sobri (2009: 1-2) mengutip bebe-rapa definisi pengelolaan adalah 1) Pengelolaan sebagai usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui usaha orang lain (Terry), 2) Pengelolaan adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan (Millet), 3) Pengelolaan pada umumnya dikatikan dengan aktifitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penem-patan, pengarahan, pemotivasian, komuni-kasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh organisasi sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien (Siula), 4) Pengelolaan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan peng-awasan usaha-usaha para anggota organi-sasi dan penggunan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stoner), 5) Pengelolaan sebagai usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu me-lalui kegiatan orang lain (Harold dan O’Dannel).
Sobri (2009: 3-5) menjelaskan fungsi pengelolaan adalah 1) Perencanaan, 2) Pengorganisasian, 3) Motivasi, 4) Pengawasan.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Pembelajaran pada intinya merupakan suatu proses menciptakan kondisi yang kondusif agar terjadi interaksi antara peserta didik (respon), pendidik (stimulus) dan sumber belajar.
Setiap pertemuan pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu rentetan kegiatan sistematis yang mengikuti tahapan kegiatan tertentu. Pembelajaran terdiri dari tiga langkah, yaitu pendahuluan (kegiatan awal), penyajian (kegiatan pokok) dan penutup (kegiatan akhir dan tindak lanjut) (Aqib dan Rohmanto, 2008: 80).
Anonim (2008: 9) mengutip pengertian supervisi akademik adalah 1) Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembe-lajaran demi pencapaian tujuan pembela-jaran (Glickman, 1981), 2) Supervisi akademik adalah upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989).
Anonim (2008: 13-15) menyebut-kan prinsip-prinsip dalam supervisi akade-mik adalah 1) Supervisi akademik harus mampu menciptakan hubungan kemanu-siaan yang harmonis, 2) Supervisi akade-mik harus dilakukan secara berkesinam-bungan, 3) Supervisi akademik harus demokratis, 4) Program supervisi akademik harus integral dengan program pendidikan, 5) Supervisi akademik harus komprehensif, 6) Supervisi akademik harus konstruktif, 7) Supervisi akademik harus obyektif.
Kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran dimulai dari perencanaan, pembukaan, pembelajar-an dan penutup. Kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan kegiatan pembela-jaran yang masih rendah menyebabkan mutu pembelajaran yang rendah, bahkan hasil belajar juga jelek.
Untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan kegiat-an pembelajaran, kepala sekolah melaku-kan supervisi akademik dengan teknik pembinaan dan kunjungan kelas. Dengan teknik pembinaan, guru mengetahui dan memahami prinsip-prinsip dalam pengelo-laan kegiatan pembelajaran. Dengan teknik kunjungan kelas, kepala sekolah mengeta-hui praktik kegiatan pembelajaran.
METODE PENELITIAN
Tempat penelitian di SDN 2 Nglangitan, Kecamatan Tunjungan, Kabu-paten Blora yang merupakan unit kerja dari penulis sebagai Kepala Sekolah dan Guru Mata Pelajaran Bahasa Jawa di Kelas IV, V dan VI. Tempat penelitian beralamat di Jl. Keser-Tunjungan, Desa Nglangitan.
Waktu penelitian selama dua bulan pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/ 2015 sesuai dengan jadwal pelajaran dan jadwal kegiatan penelitian.
Subyek penelitian adalah guru kelas dan guru mata pelajaran sebagai tenaga pendidik di SDN 2 Nglangitan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora.
Obyek penelitian adalah kompeten-si pedagogik yang meliputi perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembela-jaran meliputi kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Data dalam penelitian ini berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran. Data berupa penilaian pengelolaan kegiatan pembelajaran.
Sumber data dalam penelitian ini adalah 1) Sumber data primer dari catatan lapangan hasil pengamatan terhadap subyek penelitian, 2) Sumber data sekun-der dari hasil dokumentasi dan kuesioner.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan pengamatan, doku-mentasi dan kuesioner.
Alat pengumpulan data adalah 1) Catatan lapangan untuk mencatat hasil pengamatan, 2) Dokumentasi untuk dokumen kegiatan penelitian berupa rencana pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan foto kegiatan penelitian, 3) Kuesioner untuk menganalisis kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran.
Teknik analisis data dalam peneli-tian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data penelitian kualitatif berupa deskripsi kegiatan penelitian. Sedangkan data penelitian kuantitatif berupa kompa-rasi kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.
Prosedur penelitian ini mengguna-kan Model Siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, peng-amatan dan refleksi. Penulis menyusun prosedur penelitian selama dua siklus.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Deskripsi Kondisi Awal
Sesuai dengan hasil kunjungan kelas dan wawancara singkat dengan guru kelas maupun guru mata pelajaran, kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran di SDN 2 Nglangitan belum sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan kegiatan pembelajaran yang saling berkaitan antara perencanaan, kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Dalam kegiatan pembelajaran be-lum terampil dalam membuka kegiatan pembelajaran sehingga cenderung mono-ton tanpa variasi yang menarik, cenderung melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas dan belum menggunakan media pembelajaran yang relevan dengan materi dalam kegiatan pembelajaran.
Kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran di SDN 2 Nglangitan termasuk rendah. Hal ini berimbas terhadap mutu pembelajaran dan hasil belajar. Oleh karena itu, penulis melakukan supervisi akademik dengan teknik pembinaan dan kunjungan kelas.
Deskripsi Siklus I
Supervisi akademik kepala sekolah dilakukan sesuai kesepakatan dengan guru. Supervisi akademik dengan teknik pem-binaan dilakukan dengan rapat dewan guru. Kepala sekolah menjelaskan prinsip-prinsip pengelolaan kegiatan pembelajaran yang saling berkaitan antara perencanaan, kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Supervisi akademik dengan teknik kunjungan kelas dilakukan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung secara langsung. Supervisi akademik diakhiri dengan evalua-si, sehingga guru mengetahui peningkatan yang telah dicapai dan permasalahan yang masih terjadi.
Secara umum, supervisi akademik kepala sekolah dapat meningkatkan kom-petensi pedagogik guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran. Namun, ada beberapa aspek yang masih bermasalah. Penulis menganalisis refleksi pada Siklus I sebagai berikut:
a. Keberhasilan = guru mengelola kegiat-an pembelajaran secara sistematis, sehingga perencanaan, kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup saling berkaitan.
b. Permasalahan = perencanaan pembe-lajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) belum sesuai dengan format baku, penggunaan media pembelajaran dan pemberian pengalaman belajar masih terbatas.
c. Perbaikan = penyusunan RPP sesuai dengan format baku dan menjadi pe-doman dalam kegiatan pembelajaran dan pembelajaran di luar kelas dengan memperhatikan kesesuaian materi, sehingga bervariasi dan memberikan pengalaman.
Deskripsi Siklus II
Supervisi akademik kepala sekolah semakin terstruktur dan sistematis dengan desain rencana pembelajaran yang baku dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Bahkan RPP tersebut bukan hanya sekedar dokumen administrasi kegiatan pembelajaran, tetapi menjadi pedoman pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan penggunaan media pembelajaran dan pemberian pengalaman belajar.
Guru kelas dan guru mata pelajaran mendapat pengalaman penting dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan rekapitulasi kuesioner yang menyatakan bahwa kompetensi pedagogik dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran meningkat, dari 2,87 (kategori cukup) menjadi 3,94 (kategori baik).
Secara umum, supervisi akademik kepala sekolah dapat meningkatkan kom-petensi pedagogik guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran. Perencanaan dan kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegi-atan penutup saling berkaitan. Penulis menganalisis refleksi pada Siklus II sebagai berikut:
a. Keberhasilan = guru mengelola kegiat-an pembelajaran yang terstruktur dan sistematis dengan pedoman pada perencanaan pembelajaran.
b. Permasalahan = pembelajaran masih sering di dalam kelas dan hanya bebe-rapa kali di luar kelas, belum dilakukan di laboratorium atau di lapangan.
Pembahasan
Kepala sekolah melakukan supervi-si akademik dengan teknik pembinaan dan kunjungan kelas. Pembinaan dilakukan dengan rapat dewan guru. Kunjungan kelas dilakukan dengan mengamati praktik kegiatan pembelajaran.
Pada Siklus I, pembinaan difokus-kan tentang prinsip-prinsip pengelolaan kegiatan pembelajaran yang saling berkait-an antara perencanaan, kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Hasil kunjungan kelas menunjukan masih terda-pat permasalahan karena perencanaan pembelajaran tidak sistematis dan terstruk-tur, pembelajaran cenderung teoritis tanpa ditunjang dengan media pembelajaran dan tidak memberikan pengalaman belajar.
Pada Siklus II, pembinaan difokus-kan tentang perencanaan pembelajaran, penggunaan media pembelajaran dan pemberian pengalaman belajar. Hasil kun-jungan kelas menunjukan pembaruan pe-rencanaan pembelajaran, praktik pembela-jaran yang berpedoman pada RPP, peng-gunaan media pembelajaran yang semakin intensif dan pemberian pengalaman belajar.
Kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran me-ningkat. Masing-masing aspek semakin meningkat. Hal tersebut sesuai dengan supervisi akademik, khususnya pembaruan perencanaan pembelajaran dengan desain RPP yang baku dan berpedoman pada RPP tersebut, sehingga perencanaan, kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup saling berkaitan. Hal inilah yang pada akhirnya meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan kegi-atan pembelajaran.
Sesuai dengan pengalaman dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran, guru menyatakan kompetensi pedagogiknya meningkat. Hal tersebut sesuai dengan rekapitulasi keusioner yang menyatakan bahwa kompetensi pedagogik dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran meningkat, dari 2,87 (kategori cukup) menjadi 3,94 (kategori baik).
Sesuai dengan data penelitian dan pembahasan hasil penelitian, penulis memperoleh hasil penelitian sebagai berikut:
1. Kepala sekolah melakukan supervisi akademik dengan teknik pembinaan dan kunjungan kelas sesuai dengan jadwal supervisi dan kegiatan pembelajaran.
2. Perencanaan pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan faktor yang penting dalam pengelolaan kegiatan pembela-jaran yang terstruktur dan sistematis.
3. Pengelolaan kegiatan pembelajaran berpedoman pada RPP, sehingga kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup saling berkaitan.
4. Supervisi akademik kepala sekolah meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran.
PENUTUP
Sesuai dengan hasil penelitian dan pembahasan, penulis menarik simpulan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Kepala sekolah melakukan supervisi akademik dengan teknik pembinaan dan kunjungan kelas dan mengevaluasi kompetensi pedagogik guru melalui penilaian diri sendiri dengan analisis kuesioner.
2. Supervisi akademik kepala sekolah mampu meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran.
Sesuai dengan hasil penelitian dan pembahasan, penulis mengajukan saran dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi guru kelas dan guru mata pelajaran supaya cermat, kritis dan kreatif dalam menyusun perencanaan pembelajaran dengan mempertimbang-kan materi, fasilitas sekolah dan karakteristik peserta didik.
2. Bagi peserta didik supaya mengikuti kegiatan pembelajaran dengan penuh motivasi belajar.
3. Bagi sekolah supaya melengkapi fasili-tas, sehingga dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anni, C. T. dan Rifa’i, A. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press.
Anonim. 2008. Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional.
Aqib, Zainal dan Rohmanto, Elham. 2008. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: Yrama Widya.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
Sobri. 2009. Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Yasin, Ahmad Fatah. 2011. Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah, Studi Kasus di MIN Malang I. Jurnal El-Qudwah, Volume 1 Nomor 5, Edisi April 2011.