UPAYA MENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER 2 PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN METODE JIGSAW DI SMP NEGERI 1 SURADADI KABUPATEN TEGAL
UPAYA MENINGKATAN
PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER 2 PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN METODE JIGSAW
DI SMP NEGERI 1 SURADADI KABUPATEN TEGAL
Titin Faridah
SMP Negeri 1 Suradadi
ABSTRAK
Latar belakang masalah penelitian ini adalah masih rendahnya minat, motivasi dan hasil belajar IPS siswa Kelas VII semester 2 SMP Negeri 1 Suradadi yang ditandai belum tercapainya ketun-tasan individu maupun ketuntasan klasikal dalam pembelajaran IPS. Upaya mengatasi masalah yang dilakukan peneliti adalah menerapkan metode pembelajaran Jigsaw. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: Minat, motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Jigsaw pada siswa kelas VII semester 2 di SMP Negeri 1 Suradadi. Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: (1). Apakah penerapan metode Jigsaw dapat meningkatkan minat belajar IPS pada siswa kelas VII semester 2 di SMP Negeri 1 Suradadi tahun pelajaran 2011/2012, (2). Apakah penerapan metode Jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar IPS pada siswa kelas VII semester 2 di SMP Negeri 1 Suradadi tahun pelajaran 2011/2012. (3). Apakah pene-rapan metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil prestasi belajar IPS pada siswa kelas VII semester 2 di SMP Negeri 1 Suradadi tahun pelajaran 2011/2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Classroom Action Research atau penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilaksana-kan dalam 2 siklus. Kesimpulan dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah: Penerapan metode Jigsaw dapat meningkatkan minat, motivasi dan hasil belajar IPS pada siswa kelas VII semester 2 di SMP Negeri 1 Suradadi tahun pelajaran 2011/2012.
Kata kunci: Prestasi hasil belajar, Minat Belajar, Motivasi Belajar, Metode Jigsaw.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Permasalahan yang mendasar dalam dunia pendidikan dewasa ini adalah kualitas lulusan yang relatif rendah dan belum siap pakai. Salah satu sebab rendahnya mutu lulusan adalah belum efektifnya proses pembelajaran. Pembelajaran selama ini masih berorientasi terhadap penguasaan teori dan hafalan dalam semua bidang studi. Padahal ukuran profesionalisme seorang guru bukanlah pada kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih kepada kemampuannya untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswanya. Untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna, seorang guru dituntut untuk bisa mengadopsi dan melaksanakan model model pembelajaran, menurut pendapat seorang ahli pendidikan yang bernama I Wayan sentyasa dalam bukunya model model pembelajaran Inovatif menyebutkan bahwa Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Kerangka konseptual yang dimaksud adalah strategi yang diguakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar dikalangan siswa, mampu berfikir kritis, memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil belajar yang optimal.
Namun kenyataan menunjukan masih banyak pembela-jaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang belum maksimal. Atau kurang mempunyai daya tarik dan membosankan, yang menyebabkan kemampuan belajar peserta didik menjadi terhambat. Sebagai mana disampaikan oleh Winarno Surakhmad bahwa pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dianggap membosan-kan dan tidak menarik karena terhenti pada fakta dan terbe-lenggu oleh sekumpulan data dan nama nama orang yang sekarang mulai disangsikan tingkat kebenarannya, apakah kumpulan data tersebut bisa dibenarkan apabila ditinjau dari sudut kegunaannya di dalam kehidupan calon warga negara. Penelitian penelitian dibidang pengajaran IPS banyak memberi petunjuk bahwa data ilmu pengetahuan sosial yang diharuskan untuk dipelajari adalah data yang bukan saja terlepas dari akar kehidupan, tetapi juga terlepas dari ikatan satu sama lainnya. Akibatnya satu satunya yang tertancap dalam ingatan para peserta didik guru IPS yang sedemikian membosankan, mereka tidak akan habis pikir dan heran mengapa ada manusia didunia ini yang begitu gemar akan nama nama orang yang sudah lama meninggal dunia, yang semasa hidupnya menambah banyak hafalan saja (Winarno Surakhmad: 1986: 9).
Kenyataan diatas juga terjadi di SMP Negeri 1 Suradadi, situasi pembelajaran IPS terutama pada materi Ekonomi dari 38 siswa 75 % terlihat pasif, kurang merespon materi yang diberikan guru, tidak memiliki catatan, sering cerita sendiri antar teman, lebih asyik ngobrol dengan teman sebangku dari pada mendengarkan guru mengajar. Pada materi tertentu kurang memahami karena masih abstrak apalagi kalau pembelajaran dilaksanakan di jam terakhir, tidak sedikit siswa yang ngantuk sampai tertidur dalam kelas, akibatnya adalah hasil belajar siswa rendah dan ini dibuktikan dari tahun ke tahun perolehan nilai mata pelajaran IPS terutama di kelas VII sangat rendah dan masih dibawah kriteria ketuntasan belajar minimum (KKM)
Dengan permasalahan tersebut maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) tentang “ Upaya peningkatan prestasi belajar siswa kelas VII semerter 2 pada mata pelajaran IPS melalui penerapan metode Jigsaw di SMP Negeri 1 Suradadi kab. Tegal tahun pelajaran 2011/2012.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penerapan metode Jigsaw dapat meningkatkan minat belajar IPS pada siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 1 Suradadi tahun pelajaran 2011/2012?
2. Apakah penerapan metode Jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar IPS pada siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 1 Suradadi tahun pelajaran 2011/2012?
3. Apakah penerapan metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil prestasi belajar IPS pada siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 1 Suradadi tahun pelajaran 2011/2012?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan, maka secara umum penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di SMP Negeri 1 Suradadi. Selain itu penulis juga memiliki tujuan khusus, yaitu:
1. Untuk mengetahui minat siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Jigsaw pada siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 1 Suradadi tahun pelajaran 2011/2012.
2. Untuk mengetahui motivasi siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Jigsaw pada siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 1 Suradadi tahun pelajaran 2011/2012.
3. Untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Jigsaw pada siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 1 Suradadi tahun pelajaran 2011/2012
Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat yaitu, sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis.
a. Secara teoritis hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dimanfaatkan untuk memperluas teori yang telah ada tentang efektifitas metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar khususnya pembela-jaran IPS dan pembelajaran lainnya.
b. Bagi peningkatan mutu pembelajaran, penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan bagi penigkatan mutu dan efektivitas pembelajaran IPS di sekolah.
2. Manfaat praktis.
a. Bagi siswa.
Hasil penelitian ini diharapkan, meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS khususnya pada sub bidang ekonomi di kompetensi dasar “ kegiatan pokok ekonomi “.
b. Bagi Guru.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk memilih metode dan mene-rapkan metode Jigsaw untuk mengoptimalkan pembela-jaran IPS.
c. Bagi Sekolah.
Hasil penelitian tindakan kelas ini di harapkan akan memberikan sumbangan yang baik dalam proses pembelajaran di sekolah sehingga pembelajaran IPS akan optimal.
d. Bagi Rekan seprofesi.
Penelitian tindakan kelas ini diharapakan dapat memberikan semangat untuk menerapkan berbagai mo-del dan media pembelajaran.
LANDASAN TEORI
Pengertian Belajar
Belajar adalah proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Perubahan perilaku merupakan hasil belajar. Artinya seseorang dikatakan telah belajar jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya (Sumiati,Asra: 2009:38)
Belajar adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. (S. Nasution: 1986: 38)
Dari beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpul-kan bahwa belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh siswa yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan ilmu pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya permanen, yang dinyatakan dalam bentuk hasil belajar.
Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan maksimal yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik (Sudjana: 1989: 22)
Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau pikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan, dan keca-kapan dasar, yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif. (http:// ebimbel.net/bimbingan-belajar/231-pengertian-hasil-belajar
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan hasil belajar adalah kemampuan maksimal yang dimiliki siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran yang mencakup aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan ketertarikan atau rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyurug (Slameto: 1988: 22).
Minat adalah gejala praktis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu (Nurkancana: 1989: 229).
Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa minat adalah perasaan senang yang muncul pada diri seseorang tanpa ada paksaan untuk menerima atau mempelajari sesuatu
Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata “motif” yang mempunyai arti segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (S. Nasution: 1986: 76). Motivasi diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu itu bertindak atau berbuat (Hamzah: 2008: 3)
Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa motivasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang baik yang berasal dari dalam dirinya maupun dari orang lain untuk melakukan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan
Metode Jigsaw
Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mecapai tujuan pembelajaran. (Hanzah B. Uno,2011: 2)
Metode Jigsaw sebagai salah satu model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot dan kawan kawannya pada tahun 1978 universitas Texas, kemudian oleh Robert E. Stavin (1991)
Langkah langkah dalam perencanaan metode Jigsaw adalah sebagai berikut:
a. Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri atas 4 atau 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen.
b. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempe-lajari suatu bagian dari akademik tersebut.
c. Para anggota beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut, kumpulan siswa tersebut disebut pakar (ekspert group)
d. Selanjutnya kelompok siswa yang berada pada kelompok pakar kembali ke kelompok semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari oleh kelompok pakar.
e. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “home teams” para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.
Pembelajaran IPS
Pembelajaran sosial adalah pembelajaran yang mene-kankan hubungan individu dengan masyarakat atau orang lain, terlibat dalam demokrasi dan bekerja secara produktif dalam masyarakat. (Hamzah B. Uno: 2011: 25)
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah campuran dari beberapa bidang keilmuan yang meliputi sejarah, geografi, ekonomi dan sosiologi yang dipelajari secara terpadu pada sekolah tingkat menengah pertama. (Depdiknas 2006: 7)
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran dimana guru melaksanakan pembelajaran dengan prinsip PAIKEM yaitu pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, dan salah satu model yang medukung adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Kerangka Berfikir
Hipotesis Tindakan
Mengacu pada landasan teori dan kerangka berfikir yang tercantum dalam pembahasan di atas, maka dapat diasumsikan:
1. Penerapan metode Jigsaw dapat meningkatkan minat belajar IPS pada siswa kelas VII semester 2 di SMP Negeri 1 Suradadi tahun suradadi tahun pelajaran 2011/2012.
2. Penerapan metode Jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar IPS pada siswa kelas VII Semester 2 SMP Negeri 1 Suradadi tahun Pelajaran 2011/2012.
3. Penerapan metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 1 Suradadi tahun pelajaran 2011/2012.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas sebagai hasil refleksi penelitian selama menjalankan kegiatan pembelajaran. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Suradadi pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2012.
Subyek penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas VII I semester 2 SMP Negeri 1 Suradadi tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 38 terdiri dari 20 siswa laki laki dan 18 siswa perempuan. Dipilihnya siswa kelas VII I sebagai subyek penelitian atas pertimbanngan bahwa siswa kelas VII I terlihat kurang semangat dalam menerima pelajaran, tidak punya motivasi belajar, kurang berminat dalam menerima pelajaran IPS sehingga hasil belajarnya sangat rendah.
Prosedur penelitian
Adapun langkah langkah penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan Tindakan.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Suradadi tahun pelajaran 2011/2012, dilakukan oleh peneliti yang juga mengampu mata pelajaran IPS dan dibantu oleh pengamat atau observer atau kolaborator yaitu ibu Murniati SPd. Dan bapak Drs. Samlawi teman sejawat yang juga mengampu mata pelajaran IPS. Adapun langkah langkah kerja dalam tahap perencanaan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Menyusun RPP (Rencana pelaksanaan Pembelajaran).
b. Menyiapkan bahan ajar.
c. Menyiapkan media Pembelajaran.
d. Menyusun lembar observasi guru dan siswa untuk melihat kondisi belajar saat metode jigsaw diterap-kan.
e. Menyusun angket untuk mengetahui minat siswa ter-hadap pembelajaran IPS.
f. Menyusun format catatan kejadian harian untuk men-dokumentasikan temuan hasil refleksi.
g. Menyusun alat evaluasi.
2. Tahap pelaksanaan tindakan.
Dalam tahap ini dilaksanakan pembelajaran mengacu pada RPP yang telah disiapkan selama 2 siklus. Dengan langkah kegiatan diantaranya adalah:
a. Guru membuka pelajaran.
b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
c. Pembentukan kelompok diskusi.
d. Guru mengumpulkan informasi terkait dengan aktivi-tas siswa.
e. Presentase oleh siswa.
f. Penarikan kesimpulan.
3. Tahap observasi.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menerapkan instrumen observasi yang telah disusun. Kegiatan observasi dilakukan oleh kolaborator bersamaan dengan kegiatan tindakan.
4. Tahap Refleksi.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengumpulkan hasil observasi, kemudian dianalisis untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan serta hal hal yang sudah baik penerapan metode Jigsaw. Hasil refleksi diguna-kan untuk menyempurnakan dalam siklus berikutnya.
Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya minat dan motivasi siwa dalam pembelajaran IPS yang ditunjukan dengan perhatian siswa, antusias siswa dalam mengikuti pelajaran sangat tinggi, sehingga prosentase ketuntasan perolehan KKM IPS yaitu 65 meningkat minimal 85 %. Disamping keberhasilan proses pembelajaran ditunjukan adanya respon positif dari siswa, seperti siswa lebih senang dan lebih mudah memahami pembelajaran IPS.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini ada 2 (dua) yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer ialah sumber data hasil belajar siswa yang dilakukan setiap akhir pelajaran pada setiap siklus untuk materi tentang kegiatan pokok ekonomi. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan dibantu observer pada saat berlangsungnya proses pembelajaran, serta hasil angket tentang minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran IPS.
Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah tehnik tes. Adapun pelaksana-annya dilakukan setiap akhir siklus, dan alat pengumpulan data yang digunakan adalah berupa soal tes bentuk pilihan ganda.
Selain tehnik tes dalam penelitian ini juga digunakan tehnik pengumpulan data non tes yaitu dengan lembar pengamatan yang dilakukan oleh peneliti yang dibantu observer dan lembar angket yang ditujukan pada siswa.
Instrumen Penelitian
Berdasarkan variabel yang diteliti, maka penulis meng-gunakan 3 (tiga) instrumental yaitu:
a. Lembar Observasi.
Penerapan metode Jigsaw akan terlihat saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dengan dibantu lembar obser-vasi yang disiapkan peneliti dan diisi oleh observer akan memantau aktivitas siswa dan juga reaksi siswa saat berlangsung proses pembelajaran. Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti adalah: 1) Lembar pengamatan siswa. 2) Lembar pengamatan guru.
b. Angket.
Angket yang digunakan adalah angket langsung dan tertutup yang artinya peneliti memberikan pertanyaan atau pertanyaan secara langsung dan sekaligus memberi alternatif jawabannya. Penyusunan item item angket berdasarkan pada indikator yang telah ditetapkan. Dalam penyusunan item angket ini dibuat item angket positif (favorable) dan negatif (unfarorable).
Ada 2 (dua) jenis angket yang diungkapkan dalam penelitian ini yaitu: Angket tentang minat dan Angket tentang motivasi.
c. Tes Hasil Belajar.
Bentuk tes yang dipakai dalam pengumpulan data hasil belajar adalah tes obyektif bentuk pilihan ganda dengan opsi jawaban yaitu: a, b, c atau d dengan jumlah soal 10. Skala yang digunakan untuk mengukur tes hasil belajar adalah dengan skoring sebagai berikut:
1. Jawaban benar : skor 1
2. Jawaban salah : skor 0
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Siklus I
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I dilakukan selama 2 jam pelajaran yaitu 2 X 40 menit. Materi yang disampaikan adalah tentang kegiatan pokok ekonomi.
Pada bagian pendahuluan guru mengawali pembelajaran dengan soal soal pre test sejumlah 10 soal pilihan ganda, dan mengumpulkan hasil pekerjaan siswa. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran, model pembelajaran yang akan diterapkan serta rambu rambu yang harus diikuti siswa selama proses belajar mengajar.
Pada kegiatan ini guru menyampaikan gambaran materi pembelajaran secara umum dengan menggunakan metode ceramah bervariasi dan tanya jawab. Kemudian guru membimbing siswa membuat kelompok diskusi. Penentuan anggota kelompok dilakukan secara demokratis. Demikian juga dengan penentuan nama kelompok diserahkan kepada siswa. Jumlah anggota pada tiap tiap kelompok maksimal 5 (lima) orang. Dengan harapan monitoring guru terhadap aktivitas anggota kelompok lebih mudah. Pembentukan kelompok dilakukan dengan mempersilahkan siswa mengambil satu lintingan yang berisi nama kelompok. Setiap siswa dalam kelompok yamg nomornya sama akan bergabung menjadi satu, menjadi satu kelompok ahli. Kelompok ahli akan mendiskusikan tema yang telah ada sesuai nomor permasalahannya kemudian kembali lagi ke kelompok asal untuk diterangkan di depan teman teman kelompok asal. Setelah kelompok terbentuk, guru membagi tugas dan lembar kerja siswa pada masing masing kelompok. Selanjutnya siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, sementara anggota kelompok lain memberi tanggapan. Setelah presentasi satu kelompok diskusi selesai, guru memberikan masukan dan penjelasan untuk kesempurnaan hasil diskusi. Setelah semua kelompok memaparkan hasil diskusi, masing masing kelompok diminta menemplkan pada papan tayang. Selanjutnya guru memberi kesempatan pada siswa untuk tanya jawab tentang materi yang disajikan pada pertemuan tersebut.
Selanjutnya pada pertemuan penutup guru dan siswa membuat kesimpulan. Pada kesempatan ini pula guru memberikan soal soal post test untuk mengukur sejauh mana keberhasilan siswa dalam menerima materi pelajaran. Pada pertemuan berikutnya diberikan lembar angket tentang minat dan motivasi pada siswa. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah senagai berikut:
a. Nilai Awal Siswa (pre test).
Data nilai awal siswa pada siklus I sebagaimana pada tabel berikut ini:
Tabel 3 Nilai awal siswa (pre test) Siklus 1
Kelas Interval Nilai |
Frekuensi |
Persentase (%) |
35 – 69 |
20 |
52,63 |
70 – 79 |
14 |
36,84 |
80 – 89 |
3 |
7,89 |
90 – 100 |
1 |
2,64 |
Jumlah |
38 |
100 |
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai awal pre test pada siklus I sebagai berikut:
1. Nilai tertinggi 90 terdapat pada rentang interval (90 – 100)
2. Nilai terendah 40 terdapat pada rentang interval (35 – 69)
3. Nilai rata rata adalah: 57,36
4. Nilai tuntas belajar: 47,33 %
b. Nilai Akhir Siswa (pos test)
Data nilai akhir siswa pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4 Nilai Akhir Siswa (Pos test) pada Siklus I
Kelas Interval Nilai |
Frekuensi |
Persentase (%) |
35 – 69 |
9 |
23,68 |
70 – 79 |
21 |
55,26 |
80 – 89 |
6 |
15,79 |
90 – 100 |
2 |
5,27 |
Jumlah |
38 |
100 |
Sumber: Diolah dari Data Primer.
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai akhir siswa atau pos test pada siklus I sebagai berikut:
1. Nilai tertinggi 90 terdapat pada rentang interval (90 -100
2. Nilai terendah 50 terdapat pada rentang interval (35 – 69)
3. Nilai rata rata adalah: 65,00
4. Tuntas belajar: 76,31 %
c. Nilai selisih antara hasil pre test dan pos test
Pada siklus I adalah sebagai mana terlihat pada tabel 3 di bawah ini:
Tabel 5 Perbandingan Hasil Nilai Pre Test dan Pos test
pada siklus I
Kelas Interval Nilai |
Hasil Pre Test |
Hasil Post Test |
||
Frekuensi |
% |
Frekuensi |
Persentase (%) |
|
35 – 69 |
20 |
52,65 |
9 |
23,69 |
70 – 79 |
14 |
36,86 |
21 |
55,26 |
80 – 89 |
2 |
7,89 |
6 |
15,79 |
90 – 100 |
0 |
2,60 |
2 |
5,26 |
Jumlah |
38 |
100 |
38 |
100 |
Sumber: Diolah dari data primer.
Dari data pada tabel di atas terlihat bahwa untuk kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPS kelas VII semester 2 yang ditetapkan yaitu 65,00 pada hasil pre test baru mencapai 47,33 % sedangkan untuk hasil pos test mencapai 76,31 %. Hasil itu masih belum mencapai 85 % sebagai batasan keberhasilan dalam pembelajaran,sehingga akan di tindak lanjuti dengan perbaikan pada siklus ke-2. Belum tercapainya ketuntasan belajar siswa 85 % diperkiraka karena pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw dianggap masih asing bagi siswa, sehingga perlu waktu agar siswa memahami dan mendalami model pembelajaran dengan metode Jigsaw.
d. Hasil Angket Minat dan Motivasi.
a. Hasil Angket tentang minat siswa belajar IPS.
Distribusi data hasil perolehan angket tentang minat siswa belajar IPS adalah sebagai berikut:
Tabel 6 Distribusi Hasil Angket Tentang Minat Siswa Belajar IPS
Kelas Interval Nilai |
Frekuensi |
Persentase (%) |
40 – 31 |
4 |
10,6 |
30 – 21 |
11 |
28,9 |
20 – 11 |
20 |
52,6 |
10 – 0 |
3 |
7,9 |
Jumlah |
38 |
100 |
Sumber: Diolah dari data primer
Berdasarkan tabel tersebut di atas diperoleh nilai angket siswa sebagai berikut:
1. Nilai tertinggi 31 terdapat pada rentang interval (40 – 31)
2. Nilai terendah 10 terdapat pada rentang interval (10 – 0)
3. Nilai rata rata adalah: 20, 47
b. Hasil Angket Tentang Motivasi Belajar IPS
Distribusi data hasil perolehan angket tentang motivasi siswa belajar IPS adalah sebagai berikut:
Tabel 7 Distribusi hasil angket tentang Motivasi siswa Belajar IPS
Kelas Interval Nilai |
Frekuensi |
Persentase (%) |
80 – 61 |
8 |
21,05 |
60 – 41 |
10 |
26,32 |
40 – 21 |
19 |
50 |
20 – 0 |
1 |
2,63 |
Jumlah |
38 |
100 |
Sumber: Diolah dari Data Primer.
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai angket siswa tentang motivasi belajar IPS sebagai berikut:
1. Nilai tertinggi 69 terdapat pada rentang interval (80 – 61)
2. Nilai terendah 15 terdapat pada rentang interval (20 -0)
3. Nilai rata rata adalah 48,29
Hasil Siklus 2
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 dilakukan selama 2 jam pelajaran yaitu 2 X 40 menit. Materi yang disampaikan adalah tentang kegiatan pokok ekonomi. Pada bagian pendahuluan guru mengawali pembelajaran dengan memberi soal soal pre test sejumlah 10 butir soal pilihan ganda, dan mengumpulkan hasil pekerjaan siswa. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran, model pembelajaran yang akan diterapkan serta rambu rambu yang harus diikuti siswa selama proses belajar mengaajar.
Pada kegiatan inti guru menyampaikan gambaran materi pembelajaran secara umum dengan mengadakan metode ceramah bervariasi dan tanya jawab. Kemudian guru membimbing siswa membuat kelompok diskusi. Penentuan anggota kelompok berdasarkan demokrasi. Demikian juga dengan penentuan nama kelompok diserahkan kepada siswa, jumlah anggota pada tiap tiap kelompok maksimal 5 orang, dengan harapan monitoring guru terhadap aktivitas anggota kelompok lebih mudah. Pembentukan kelompok dilakukan dengan mempersilahkan siswa mengambil satu lintingan yang berisi nama kelompok. Setiap siswa dalam kelompok yang nomornya sama akan bergabung menjadi satu menjadi kelompok ahli. Kelompok ahli akan mendiskusikan tema yang telah ada sesuai nomor permasalahanya kemudian dikembalikan lagi ke kelompok asal diterangkan di depan teman teman dikelompok asal. Setelah kelompok terbentuk. Guru membagi tugas dan lembar kerja siswa pada masing masing kelompok. Selanjutnya siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, sementara anggota kelompok lainnya memberikan tanggapan, setiap presentasi satu kelompok diskusi selesai, guru memberi masukan dan menjelaskan untuk kesempurnaan hasil diskusi. Setelah semua kelompok memaparkan hasil diskusi, masing masing kelompok diminta menempelkan hasil diskusi pada papan tayang. selanjutnya memberi kesempatan pada siswa untuk tanya jawab tentang materi yang disajikan pada pertemuan tersebut.
Selanjutnya pada kegiatan penutup guru dan siswa membuat kesimpulan. Pada kesempatan ini pula guru memberikan soal soal post test untuk mengukur sejauh mana keberhasilan siswa dalam menerima materi pelajaran. Pada pertemuan berikutnya di berikan lembar angket tentang minat dan motivasi pada siswa. Adapun data hasil penelitian pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
1. Nilai Awal Siswa (Pre test).
Data awal siswa pada siklus 2 sebagaimana dalam tabel berikut ini:
Tabel 6 Nilai Awal Siswa (Pre Test) siklus 2
Kelas Interval Nilai |
Frekuensi |
Persentase (%) |
35 – 69 |
10 |
26,32 |
70 – 79 |
18 |
47,37 |
80 – 89 |
9 |
23,68 |
90 – 100 |
1 |
2,63 |
Jumlah |
38 |
100 |
Sumber: Diolah dari data primer
Berdasarkan tabel diatas, di peroleeh nilai awal siswa atau pre test pada siklus 2 sebagai berikut:
1. Nilai Tertinggi 90 terdapat pada rentang interval (90 – 100)
2. Nilai Terendah 40 terdapat pada rentang interval (35 – 69)
3. Nilai rata rata adalah: 66,57
4. Tuntas belajar: 73,68 %
2. Nilai Akhir (Post Test).
Data nilai akhir siswa pada siklus 2 adalah sebagaimana pada tabel berikut ini:
Tabel 7 Nilai Akhir Siswa (Post Test) Pada Siklus 2
Kelas Interval Nilai |
Frekuensi |
Persentase (%) |
35 – 69 |
3 |
7,89 |
70 – 79 |
7 |
18,43 |
80 – 89 |
25 |
65,79 |
90 – 100 |
3 |
7,89 |
Jumlah |
38 |
100 |
Sumber: Diolah dari Data Primer
Berdasarkan Tabel di atas, diperoleh nilai akhir siswa (post test) pada siklus 2 sebagai Berikut:
1. Nilai Tertinggi 100 terdapat pada rentang interval (90 – 100)
2. Nilai Terendah 50 terdapat pada rentang interval (35 – 69)
3. Nilai rata rata 81,58.
4. Tuntas belajar 92,11 %
3. Nilai Selisih Antara Hasil Pre Test dan Post Test
Pada siklus 2 adalah sebagaimana terlihat pada tabel 8 di bawah ini:
Tabel 8 Perbandingan Hasil Nilai Pre Test dan Post Test pada Siklus 2
Kelas Interval Nilai |
Hasil Pre Test |
Hasil Post Test |
||
Frekuensi |
Persentase (%) |
Frekuensi |
Persentase (%) |
|
35 – 69 |
10 |
26,32 |
3 |
7,89 |
70 – 79 |
18 |
47,37 |
7 |
18,43 |
80 – 89 |
9 |
23,68 |
25 |
65,79 |
90 – 100 |
1 |
2,63 |
3 |
7,89 |
Jumlah |
38 |
100 |
38 |
100 |
Sumber: Diolah dari data Primer.
Dari data pada tabel diatas terlihat bahwa untuk kriteria ketuntasan minimum (KKM) mata pelajaran IPS kelas VII semerter 2 yang ditetapkan sebesar 65 pada hasil pre test siklus 2 adalah 73,68 % sedangkan untuk hasil post test mencapai 92,11 %. Hasil itu sudah memenuhi indikataor keberhasilan dalam penelitian yaitu adanya peningkatan KKM mencapai 85 % dari jumlah siswa.
4. Hasil Angket Minat.
a. Hasil Angket tentang Minat Siswa Belajar Mata Pelajaran IPS.
Distribusi data hasil perolehan angket tentang minat siswa belajar IPS adalah sebagaimana terlihat dalam tabel 11 dibawah ini:
Tabel 9 Distribusi hasil angket tetang minat siswa belajar mapel IPS
Kelas Interval Nilai |
Frekuensi |
Persentase (%) |
40 – 31 |
4 |
10,53 |
30 – 21 |
31 |
81,58 |
20 – 11 |
3 |
7,89 |
10 – 0 |
0 |
0 |
Jumlah |
38 |
100 |
Sumber: Diolah dari data primer
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai angket siswa sebagai berikut:
1. Nilai Tertinggi 31 terdapat terdapat pada rentang interval (40 – 31).
2. Nilai terendah 10 terdapat pada rentang interval (20 – 11)
3. Nilai rata rata adalah 26,05
b. Hasil Angket Tentang Motivasi Siswa Belajar mapel IPS
Distribusi data hasil perolehan angket tentang motivasi siswa belajar IPS adalah sebagaimana terlihat pada tabel 10 dibawah ini:
Tabel 10 Distribusi Hasil Angket tentang Motivasi Siswa Belajar mapel IPS
Kelas Interval Nilai |
Frekuensi |
Persentase (%) |
80 – 61 |
9 |
23,68 |
60 – 41 |
28 |
73,69 |
40 – 21 |
0 |
0 |
20 – 0 |
1 |
2,63 |
Jumlah |
38 |
100 |
Sumber: Diolah dari data primer.
Berdasarkan tabel tersebut di atas, diperoleh nilai angket siswa tentang motivasi belajar IPS sebagai berikut:
1. Nilai tertinggi 69 terdapat pada rentang interval (80 – 61)
2. Nilai terendah 47 terdapat pada rentang interval (60 – 21)
3. Nilai rata rata adalah 56,47.
c. Pembahasan.
Berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksa-naan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Jigsaw. Terlihat bahwa ada peningkatan yang sangat signifikan terutama pada hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan pada siklus 1 pencapaian kriteria ketuntasan Minimum (KKM) baru mencapai 68 % dan
meningkat menjadi 92,11% pada siklus 2. Sedangkan minat siswa belajar IPS juga terjadi pening-katan yaitu dari 20,47 atau katagori kurang berminat menjadi 26,05 dan masuk katagori sangat berminat. Untuk motivasi siswa belajar IPS juga sangat terjadi peningkatan dari 48,29 yang masuk katagori cukup meningkat menjadi 56,47 dan masuk katagori sangat tinggi.
Peningkatan ini membuktikan bahwa pembelajar-an IPS dengan menggunakan metode Jigsaw sangat efektif digunakan. Siswa terlihat antusias dan termotivasi untuk belajar IPS, sehingga hasil belajar IPS ada peningkatan.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori yang didukung adanya peng-amatan dilapangan serta perumusan masalah yang diajukan tentang upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan metode Jigsaw pada siswa klas VII Semester 2 di SMP Negeri 1 Suradadi Kab. Tegal tahun pelajaran 2011/2012 maka dapat di tarik suatu kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan metode Jigsaw dapat meningkatkan minat belajar IPS pada siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 1 Suradadi tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Penerapan metode Jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar IPS pada siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 1 Suradadi Tahun Pelajaran 2011/2012.
3. Penerapan metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada kelas VII semerter 2 SMP Negeri 1 Suradadi Tahun Pelajaran 2011/2012.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat dikemukakan saran saran sebagai berikut;
1. Guru IPS harus melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) yang salah satunya adalah pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Jigsaw.
2. Guru perlu memahami isi kandungan silabus baik tentang standar kompetensi, maupun Kompetensi Dasar, sehingga mampu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa.
3. Guru harus mampu menguasai materi pelajaran agar dapat mengolah berbagai model model pembelajaran.
4. Diharapkan adanya kebijakan kepala sekolah untuk memfasilitasi sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran dengan berpegang pada PAIKEM.
Perlu adanya penelitian lanjutan untuk menyempurnakan hasil.
DAFTAR PUSTAKA.
Baharudin, Esa Nur Wahyuni, 2010, Teori Belajar Dan Pembelajar, Ar Ruzz Media, Yogjakarta.
Basuki Wibowo,2003, Penelitian Tindakan Kelas,Direktorat Jenderal Menengah Pendidikan Dasar dan Menegah, Kementerian, Pendidikan Nasional, Jakarta.
Hanzah B Uno, 2011, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif, Buku Aksara, Jakarta.
Harun Rasyid, Mansur, 2009, Penilaian Hasil Belajar, Wacana Prima, Bandung.
Nana Syodih Sukmadinata, Ayi Novi Jami’at, Ahman, Pengendalian Mutu Pendidikan Dekolah Menengah, PT. Refika Aditama, Bandung..
M. Ngalim Purwanto, Prinsip Prinsip dan teknik Evaluasi Pengajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Rochiati, 2010,Manajemen Sekolah, PT. Refika Aditama, Bengkulu.
Rochiati Wiria Atmaja, 2009, Metode PTK, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Riana Cahyani, 2010, Pembelajaran IPS Kreatif Panduan Bagi Pendidik,Balai Pustaka, Jakarta.
Udin syaefudin Sa’ad, Abin Syamsuddin makmun, 2009, Perencanaan Pendidikan,PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Undang Undang RI no. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional.