UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS

DAN HASIL BELAJAR MAPEL IPS

MATERI KEGIATAN PRODUKSI, DISTRIBUSI DAN KONSUMSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

SNOWBALL THROWING SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 3 PANGKAH

SEMESTER GENAP TAHUN 2018/2019

 

Luluk Sumarminingsih

SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal

 

ABSTRAK

Salah satu upaya untuk mengatasi masalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar dengan penerapan model pembelajaran Snowball throwing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penerapan model pembelajaran Snowball throwing dalam mata pelajaran IPS dengan materi kegiatan ekonomi meliputi kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi siswa kelas VII H SMP N 3 Pangkah Tahun Pelajaran 2018/2019 berjalan dengan baik, guru telah mempersiapkan sebelumnya rencana pembelajaran yang dimodifikasi dengan alur pembelajaran Snowball throwing dan guru mempersiapkan alat/media, sedangkan murid mengikutinya dengan senang dan tertarik sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik, (2) Hasil belajar IPS juga mengalami peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran Snowball throwing. Hal ini terlihat dari prosentase ketuntasan belajar secara klasikal yaitu dari data awal sebesar 56. 25% meningkat pada siklus I sebesar 78. 13% dan pada siklus II sebesar 90. 63% dan (3) Aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran Snowball throwing dalam pembelajaran IPS. Ini dibuktikan dengan peningkatan aktivitas belajar siswa pada tiap siklusnya, pada siklus I keaktifan siswa sebesar 75. 55%, meningkat menjadi 87% pada siklus II.

Kata kunci: Hasil Belajar, Aktifitas belajar, pelajaran IPS, model pembelajaran Snowball throwing

 

 

PENDAHULUAN

Dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan strategi yang sangat baik dan cocok untuk situasi dan kondisi siswa. Strategi yang sangat cocok dan menarik siswa dalam pembelajaran sekarang ini dikenal dengannama PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan). Disebut demikian karena pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan siswa, mengembangkan kreatifitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan.

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagaikomponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Pendidikan yangdemokratis harus mampu menciptakan interaksi antara guru dan siswa dalamproses pembelajaran. Tujuannya adalah untuk menggali kemampuan siswaagar berperan secara aktif, meningkatkan kemampuan intelektual, sikap danminatnya. Strategi pembelajaran yang efektif tergantung pada gurumenggunakan model pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanyamungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan model pembelajaran.

Pemilihan salah satu model mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis mediapembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harusdiperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaranlingkungan, fasilitas pendukung, respons yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung dan karakteristik siswa, (Azhar Arsyad, 2009:15)

Perumusan masalah merupakan pernyataan rinci dan lengkap, mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan hasil identifikasi dan pembatasan masalah, dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Apakah terdapat peningkatan keaktifan siswa dengan diterapkannya modelpembelajaran snowball throwing pada mata pelajaran IPSmateri kegiatan ekonomi meliputi kegiatan produksi, distribusi dan konsumsisiswakelasVII H SMP Negeri 3 Pangkah semester genap tahun pelajaran 2018/2019? (2) Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan diterapkannyamodel pembelajaran snowball throwing pada mata pelajaran IPSmateri kegiatan ekonomi meliputi kegiatan produksi, distribusi dan konsumsisiswakelasVII H SMP Negeri 3 Pangkahsemester genap tahun pelajaran 2018/2019?

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan aktivitas belajar melalui penerapan model pembelajaran Snowball throwing pada mapel IPS materi kegiatan ekonomi meliputi kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi siswa kelasVII H SMP Negeri 3 Pangkah Semester GenapTahun Pelajaran 2018/2019, (2) Untuk meningkatkan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran Snowball throwing pada mapel IPS materi kegiatan ekonomi meliputi kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi siswa kelas VII H SMP Negeri 3 Pangkah Semester GenapTahun Pelajaran 2018/2019.

KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupmya, (Azhar Arsyad, 2009:1). Menurut. Nana sujana dan Ahmad Rivai (2002:1) menyatakan proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agae dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Menurut John D. Latuheru (1988:29) tujuan pembelajaran adalah tujuan yang ingin dicapai oleh anak didik setelah mereka mengikuti suatu kegiatan pembelajaran. Yang jalas, sebagaimana diketahui bersama dalam dunia pendidikan nasional bahwa ada tuuan pendidikan nasional, yaitu tujuan instruksional khusus. Namun demikian kerena menyangkut proses belajar – mengajar, dimana setiap pendidik/guru menginginkan agar pada akhir setiap proses pembelaaran, anak didik dapat menerima, mengerti dan dapat mengerjakan serta dapat menerapkan apa yang mereka peroleh dalam sehari – hari. Sedangkan Sardiman A. M (2011:26) menyatakan tujuan belajar adalah (1) untuk mendapatkan pengetahuan, (2) penambahan konsep dan ketrampilan, (3) pembentukan sikap.

Dari uraian dan pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses penyampaian materi ajar dan pendidik (guru) kepada peserta didik. Oleh karena itu seorang guru wajib menguasai materi pelajaran, menyediakan sumber belajar, merancang kegiatan belajar, mengatur pengalokasian waktu dan mengatur pengelolaan kelas.

 

Model Pembelajaran

Menurut Joyce & Weil dalam Jamil (2013: 185) mengatakan bahwa model mengajar adalah suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran ataupun setting lainnya. Model pembelajaran menurut Nanang (2012:41) merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan perilaku siswa secara adaptif maupun generatif. Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar siswa (learning style) dan gaya mengajar guru (teaching style).

Menurut Agus Suprijono (2009: 76) model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk pada guru dikelas.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian model pembelajaran adalah suatu pola pembelajaran dengan menggunakan pendekatan tertentu berdasarkan kemampuan siswa, dan karakteristik mata pelajarannya agar penyerapan informasi oleh siswa dapat berjalan dengan optimal

Model Pembelajaran Snowball Throwing

Menurut Kokom Komalasari (2013: 67) dalam bukunya pembelajaran kontekstual konsep dan aplikasi, Model pembelajaran snowball throwing adalah model pembelajaran yang menggali potensi kepemimpinan siswa dalam kelompok dan keterampilan membuatmenjawab pertanyaan yang dipadukan melalui suatu permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju.

Sedangkan Hamzah B. Uno (2011: 102) menyatakan bahwa model pembelajaran snowball throwing adalah model kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan individu untuk berpendapat, kemudian dipadukan secara berpasangan, berkelompok, dan yang terakhir secara klasikal untuk mendapatkan pandangan dari seluruh siswa atau siswa di kelas.

Keaktifan Siswa

Keaktifan menurut Rusman (2012: 101) dapat berupa kegiatan fisik dan psikis. Kegiatan fisik dapat berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan–keterampilan dan sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis yang lain.

Menurut Dimiyati (2009: 114) bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran mengambil beraneka kegiatan dari kegiatan fisik hingga kegiatan psikis, artinya kegiatan belajar melibatkan aktivitas jasmaniah maupun aktivitas moral.

Khanifatul (2012: 37) menyatakan bahwa seorang guru hendaknya mampu menciptakan suasana pembelajaran yang mampu mendorong siswa aktif belajar guna mendapatkan pengetahuan (knowledge), menyerap dan memantulkan nilai–nilai tertentu (value) dan terampil melakukan keterampilan tertentu (skill). Siswa akan lebih mudah mengikuti pembelajaran jika pembelajaran berada dalam suasana yang menyenangkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru agar terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan adalah mendorong siswa terlibat aktif.

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah strategi kognitif, kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitif sendiri. Kemampuan ini meliputi Penerapan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. Hasil belajar dalam penelitian ini merupakan hasil kognitif. Hasil belajar ranah kognitif yaitu kemampuan siswa untuk berfikir menyelesaikan soal. (Suprijono, 2011: 6).

Nawawi dalam (Susanto, 2013: 5) menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran. Sedangkan Djamarah dan Zain dalam (Susanto, 2013: 3) menetapkan bahwa hasil belajar telah tercapai apabila telah terpenuhi dua indikator, yaitu (a) daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok, (b) perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus telah dicapai oleh siswa baik secara individu maupun kelompok.

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut: (1) Pengetahuan, (2) Pemahaman, (3) Penerapan, (4) Analisis, (5) Sintesis,(6) Evaluasi.

Evaluasi Hasil Belajar

Hasil belajar dapat diketahui, dinilai dan diukur dengan menggunakan evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa (Dimyati dan Mujiono,2009:200). Sedangkan Daryanto (2008:11) menyatakan tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untukmendaatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutya, seperti diagnosis kesulitan belajar siswa dan enentuan kelulusan.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan diatas, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut: (1) Model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas 7 H pada mata pelajaran IPS di SMP N 3 Pangkah KabupatenTegal semester genap tahun pelajaran 2018/2019, (2) Model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 7 H pada mata pelajaran IPS di SMP N 3 Pangkah KabupatenTegal semester genap tahun pelajaran 2018/2019.

METODE PENELITIAN

Objek Penelitian

Obyek dalam penelitian yang akan dilakukan adalah siswa kelas VII H SMP Negeri 3 Pangkah Kabupten Tegal, mata pelajaran IPS materi Kegiatan Ekonomi Meliputi Kegiatan Produksi, Distribusi Dan Konsumsi pada semester Genap Tahun pelajaran 2018/2019.

Setting, Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal. Pertimbangan peneliti memilih SMP tersebut sebagai lokasi/setting penelitian. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal, yang beralamat di Jalan Salak RT 03 RW 01 Grobog Kulon Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal. Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, yaitu bulan Januari sampai dengan Juni 2019.

Subjek penelitian

Subjek penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VII H SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal semester genap tahun pelajaran 2018/2019, yang berjumlah 32 (tiga puluh dua) peserta didik yang terdiri dari 16 (enam belas) siswa putra dan 16 (enam belas) siswa putri.

Metode Pengumpulan Data

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan empat tahapan kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi Adapun dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan empat tahapan kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi (Suyanto, 1997: 4).

Teknik pengumpulan data

Bagian ini mendeskripsikan tentang bagaimana cara mengumpulkan data sebagai dasar dalam menetapkan alternatif tindakan dan melakukan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi: (1) Observasi, (2) Dokumentasi, (3) Tes, dan (4) Catatan Lapangan.

Analisis Data

Data dianalisis bersama mitra kolaborasi sejak penelitian dimulai, kemudian dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan.

Aktifitas Siswa

Data observasi merupakan data yang penilaiannya dengan skor dari nilai terendah 1 dan nilai tertinggi 5 untuk setiap aspek penilaiannya. Tiap skor tersebutpun memiliki kriteria tertentu, jadi nilai untuk masing–masing siswa pastilah berbeda tergantung bagaimana siswa menunjukkan aktivitasnya pada saat proses pembelajaran berlangsung. Karena menggunakan skor, nilai siswa tercantum dalam beberapa interval berikut, tujuannya adalah untuk mengetahui perbedaan keaktifan setiap siswa.

Tes Akhir Siklus

Analisis tes akhir siklus bertujuan untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa pada tiap akhir siklus pembelajaran.

Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII H SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal semester genap tahun pelajaran 2018/2019 sebagai subjek penelitian. Data yang dikumpulkan dari peserta didik meliputi data hasil tes. Adapun pos tes dilaksanakan setiap akhir siklus yang terdiri atas materi Kegiatan Ekonomi Meliputi Kegiatan Produksi, Distribusi Dan Konsumsi.

Cara Pengambilan Simpulan

Model pembelajaran snowball throwing dapat disimpulkan berhasil apabila mampu meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar pada saat postest pada tiap siklus. Hasil belajar siswa bila nilai tuntas dapat dicapai 85% dari keseluruhan siswa kelas VII H SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal, sedangkan pada pengamatan aktivitas siswa bila peningkatan aktivitas sebesar 80%.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data Awal

Sebelum proses tindakan dilaksanakan, terlebih dahulu penelitimelakukan observasi pada mata pelajaran IPS di kelas VII H. Hasil dari observasi inilah yang kemudian menjadidasar untuk menetapkan rencana pada tindakan siklus berikutnya.

Berikut adalah hasil observasi dan data nilai siswa yang didapatkan padakegiatan:

  1. Kurangnya sarana pembelajaran.
  2. Kurangnya keterlibatnya siswa di dalam proses pembelajaran,
  3. Pembelajaran masih konvensional, Hal tersebut terbukti dari hasil belajarsiswa pada mata pelajaran IPSpada kelas VII H yang kurang baik, yaitu hanya 50% siswadari total siswa 32 siswa yang mampu mencapai nilai KKMyang ditentukan yaitu 73.

Dari 32 siswa kelas VII H yang mengikuti tes pretest, hanya 14siswa atau dengan presentase sebesar 58,25% yang mampu mencapai nilaikriteria ketuntasan minimal (KKM). Nilai KKM yang telah ditetapkanadalah 73. Sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 18 siswa atau43,75%. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari 50% siswa belum memahamimateri yang telah diajarkan. Rerata siswa yang rendah dan sedikitnya siswayang mampu mencapai nilai KKM menandakan bahwa perlu adanyaperbaikan untuk peningkatan hasil belajar siswa.

Hasil Penelitian Siklus I

Pada akhir pertemuan, peneliti akan memberikan evaluasi mengenai pelajaran yang telah disampaikan pada pertemuan tersebut,dan diadakannya tes kognitif. Posttest diadakan selama 1 jampelajaran (45 menit) untuk mengerjakan 20 soal pilihan ganda. Kemudian peneliti menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

Nilai yang didapatkan siswa setelah mengerjakan soal kognitif padasiklus I adalah sebagai berikut: Berdasarkan tabel di atas, prosentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 78,13%. Jumlah ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dari data awal (56,25%). Atau meningkat sebesar 21. 88%. Jumlah siswa yang harus mengalami remidi atau penugasan sebanyak 7 siswa, karena mereka belum mencapai ketuntasan belajar secara individual. Sedangkan siswa sebanyak 25 orang telah mengalami ketuntasan belajar, karena telah mencapai nilai 73 atau lebih. Dari data sebelum diterapkan pembelajaran PTK (pra siklus) yaitu Jumlah siswa yang harus mengalami remidi atau penugasan sebanyak 18 siswa, sedangkan siswa sebanyak 14 orang telah mengalami ketuntasan belajar.

Penelitian ini dianggap berhasil apabila model pembelajaran snowball throwing mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Indikator keberhasilan yang ditetapkan peneliti adalah bila nilai tuntas dapatdicapai 80% dari keseluruhan siswa kelas VII H.

Tahap Observasi

Pada lembar observasi, observer akan mengisi kolom–kolomaspek penilaian siswa dengan angka. Angka 1 menunjukkan aktivitassiswa sangat kurang. Angka 2 menunjukkan bahwa aktivitas siswakurang baik. Angka 3 menunjukkan aktivitas siswa cukup baik. Angka4 menunjukkan aktivitas siswa baik. angka 5 menunjukkan aktivitassiswa sangat baik. Angka tersebut memiliki kriteria tertentu. Berikut adalah hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I.

Penilaian keaktifan siswa menggunakan lembar observasi dan dinilaioleh seorang observer. Hasil pengamatan keaktifan siswa pada siklus Iadalah masih banyak siswa yang mendapatkan skor pengamatan keaktifandengan kategori kurang dan cukup. Siswa yang menunjukkan sikapnyaselama proses pembelajaran dengan kategori cukup sebanyak 5 siswaatau sebesar 15. 63% dari total 32 siswa. Siswa yang menunjukkan sikapaktif dengan kategori baik sebanyak 18 siswa atau sebesar 56. 25%. Siswa yang menunjukkan sikap aktif dengan kategori sangat baik sebanyak 9 siswa atau sebesar 28. 12%.

Refleksi

Pada tahap refleksi peneliti dan observer mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan, maka ditemukan masalah sebagai berikut:

  1. Terdapat beberapa ketua kelompok yang dipilih oleh peneliti belumdapat menjelaskan dengan baik materi yang telah disampaikanoleh peneliti kepada anggota kelompoknya. Hal ini terlihat padahasil belajar siswa pada siklus I yang masih rendah. Nilai rata–rata(mean) yang dicapai pada siklus I adalah 74, 69 dan hanya 25 siswadari total 32 siswa yang mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal atau hanya 78,13%
  2. Masih terdapat beberapa siswa saat pembelajaran berlangsungbermain sendiri,tidak perhatian, dan berbicara dengan teman.

Hasil Penelitian Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, peningkatan hasil belajarsiswa belum mencapai Kriteria keberhasilan keberhasilan yang telahditetapkan yaitu bila 85% siswa kelas VII H mendapatkan nilaituntas, sedangkan peningkatan aktivitas siswa mencapai 80%. Oleh karena itu, siklus II dirancang untuk dapat mencapai kriteria keberhasilan tersebut.

Pada akhir pertemuan ini, peneliti memberikan soal tes kognitif terdiri dari 20 soal pilihan ganda dengan pilihan jawaban a, b, c, d dan e.

Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus II dari 32 siswa menunjukkan nilai rata–rata (mean) yang dicapai adalah 83. 73% dengan nilai tertinggi yaitu 100 dan nilai yang terendah adalah 65.

Penelitian ini dianggap berhasil apabila model pembelajaran snowball throwing mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Kriteria keberhasilan yang ditetapkan peneliti adalah bila nilai tuntas dapat dicapai 85% dari keseluruhan siswa kelas VII H. Hasil belajarpada siklus II menunjukkan bahwa dari 32 siswa kelas VII Hyang mengikuti posttest siklus II, siswa yang mampu mencapai nilaikriteria ketuntasan minimal (KKM) sebanyak 29 siswa atau sebesar 90. 63% dari keseluruhan kelas. Sedangkan siswa yang belum tuntassebanyak 3 siswa atau 9. 37%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tuntastelah dicapai lebih dari 85% dari keseluruhan siswa kelas VII H. Model pembelajaran snowball throwing terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Tahap Observasi

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui hasil pengamatan keaktifan siswa pada siklus II. Siswa yang mendapatkan skor dengan kategori baik sebanyak 6 siswa atau sebesar 18,75% dari total 32 siswa. Siswa yang menunjukkan sikap aktif dengan kategori sangat baik sebanyak 26 siswa atau sebesar 81,25%. Keaktifan siswa tergolong sangat baik, dimana terlihat dari tabel di atas bahwa tidak ada yang cukup. Siswayang mendapatkan skor keaktifan dengan kategori sangat kurang, kurang. Semua siswa menunjukkan sikap aktif saat pembelajaranberlangsung.

Tahap Refleksi

Upaya untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa pada siklus II menunjukkan hasil. Hasil refleksi yang dilakukan peneliti terhadap model pembelajaran snowball throwing yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:

  1. Hasil belajar siswa meningkat dari siklus sebelumnya. Peningkatanhasil belajar siswa sebesar 21,88%. Dari 32 siswa yang mampumencapai nilai KKM adalah 30 siswa atau sebesar 63%, denganrata–rata yang dicapai 83. 75. Kriteria keberhasilan yang ditetapkanpeneliti adalah bila nilai tuntas dapat dicapai 85% dari keseluruhansiswa kelasVII H. Pada siklus II, hasil belajar siswa telahmencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan peneliti.
  2. Kriteria keberhasilan peningkatan aktivitas siswa yang ditetapkanpeneliti pada penelitian ini adalah bila presentase mencapai 87%,sedangkan hasil observasi terhadap peningkatan keaktifan siswapada siklus II menunjukkan bahwa presentase siswa keseluruhanadalah sebesar 87%. Hasil tersebut mengalami peningkatan,siklus I menunjukkan presentase keseluruhan sebesar75. 55% dari total 32 siswa. Peningkatan keaktifan siklus I terhadapsiklus II adalah sebesar 11. 45%. Dapat disimpulkan bahwa padasiklus II peningkatan keaktifan siswa telah mencapai Kriteriakeberhasilan yang ditetapkan peneliti.

Pembahasan

Permasalahan pembelajaran yang terjadi di SMP 3 Negeri Pangkah khususnya pada mata pelajaran IPSdi kelas VII Hadalah kurangnya keaktifan siswa selama prosesbelajar di kelas. Penggunaan metode ceramah oleh guru menyebabkan siswakurang antusias dan merasa cepat bosan dengan pelajaran. Saat pelajaranberlangsung, banyak siswa yang membuat kegaduhan, berbicara dengan temansebangku sampai mengerjakan PR mata pelajaran lain karena merasa bosan.

Masalah tersebut dapat disebabkan karena tidak dilibatkannya siswa dalamproses pembelajaran. Aunurrahman (2012: 36) mengatakan bahwa suatukegiatan belajar akan dikatakan semakin baik, bilamana intesitas keaktifanjasmaniah maupun mental seseorang semakin tinggi. Artinya adalah semakinbanyak peran siswa dalam proses pembelajaran akan membuat prosespembelajaran semakin efektif (baik).

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada pembelajaran IPS dengan materi kegiatan ekonomi meliputi kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi melalui penerapan model pembelajaran snowball throwing di kelas VII H SMP N 3 Pangkah maka dapat disimpulkan bahwa:

  1. Penerapan model pembelajaran Snowball throwing dalam mata pelajaran IPS dengan materi Kegiatan ekonomi meliputi kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi siswa kelas VII H SMP N 3 Pangkah Tahun Pelajaran 2018/2019 berjalan dengan baik, guru telah mempersiapkan sebelumnya rencana pembelajaran yang dimodifikasi dengan alur pembelajaran Snowball throwing dan guru mempersiapkan alat/media, sedangkan murid mengikutinya dengan senang dan tertarik sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik.
  2. Hasil belajar IPS materi Kegiatan ekonomi meliputi kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi juga mengalami peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran Snowball throwing. Hal ini terlihat dari prosentase ketuntasan belajar secara klasikal yaitu dari data awal sebesar 56. 25% meningkat pada siklus I sebesar 78. 13% dan pada siklus II sebesar 90. 63%. Dengan demikian penerapan model pembelajaran Snowball throwing sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi Ketenagakerjaan.
  3. Aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran Snowball throwing dalam pembelajaran IPS. Ini dibuktikan dengan peningkatan aktivitas belajar siswa pada tiap siklusnya, pada siklus I keaktifan siswa sebesar 75. 55%, meningkat menjadi 87% pada siklus II. Dengan demikian penerapan model pembelajaran Snowball throwing sangat efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Saran

Beberapa saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan ini adalah:

  1. Bagi Guru, untuk mencapai kualitas proses belajar mengajar dan kualitas hasil belajar yang baik dalam pembelajaran dengan model pembelajaran Snowball throwing diperlukan persiapan perangkat pembelajaran yang cukup memadai, misalnya Rencana Pembelajaran, buku siswa, dan LKS yang harus dimiliki oleh setiap siswa, dan instrumen penilaian, baik untuk penilaian formatif maupun penilaian hasil belajar.
  2. Bagi siswa, kepada siswa SMP N 3 Pangkah khususnya, dan siswa secara umum, agar dalam mempelajari IPS selalu rajin, tekun dan sabar, jika ingin memperoleh nilai yang baik. Dengan pengalaman pembelajaran Snowball throwing, pembelajaran kelompok banyak pengaruhnya dalam peningkatan aktivitas dan prestasi belajar. Oleh karena itu, tingkatkan praktek dan cara-cara keterampilan aktif dalam pembelajaran selanjutnya.
  3. Bagi peneliti berikutnya, atau pihak lain yang ingin menerapkan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan peneliti ini, sedapat mungkin terlebih dahulu dianalisis kembali untuk disesuaikan penerapannya, terutama dalam hal alokasi waktu, fasilitas pendukung termasuk media pembelajaran, dan karakteristik siswa yang ada pada sekolah tempat perangkat ini akan diterapkan

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono, 2013, Cooperative Learning, Teori & Aplikasi Paikem,Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azhar, Arsyad 2009, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada

Benny. A. Pribadi, 2009, Model Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Penerbit Dian Rakyat

Daryanto, 2008, Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta

Dewi Yuni Akhiriyah, 2011,Penerapan ModelPembelajaran Snowball Throwing untuk Meningkatkan KualitasPembelajaran IPS pada Siswa Kelas V SDN Kalibanteng Kidul 01Semarang, Universitas Negeri Semarang

Dimiiyati dan Mudijono, 2009, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar, 2011, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara

Hamzah B. Uno, 2011, Belajar dengan pendekatan PAIKEM, Jakarta: Bumi Aksara

Jamil, Suprihatiningrum, 2013, Strategi Pembelajaran, Teori & Aplikasi, Yogyakarta: Penerbit Ar-Ruzz Media.

John D, Latuheru, 1988, Teknologi Komunikasi Pendidikan,Jakarta:Pustekkom Depdikbud

Khanifatul, 2014, Pembelajaran Inovatif: Startegi Mengelola Kelas Secara Efektif dan Menyenangkan,Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Kokom Komalasari, 2013, Pembelajaran Kontekstual, konsep dan Aplikasi, Bandung: PT. Refika Aditama.

  1. Ngalim Purwanto, 2013, Prinsip – Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Martinis Yamin & Bansu I. Ansari, 2009, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press.

Martinis Yamin, 2010, Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press

Nana Sudjana, 2013, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nana, Sudjana & Ahmad Rivai, 2002, Media Pengajaran,Bandung: Sinar Baru

Nana, Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja.