UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI PENGUKURAN WAKTU DENGAN METODE INKUIRI

DAN MEDIA JAM PADA SISWA KELAS V.A SEMESTER I

SD NEGERI 019 SUNGAI BERINGIN TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Endrawati

SD Negeri 019 Sungai Beringin

 

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan penerapan strategi pembelajaran inkuiri berbantuan media jam dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V.A semester I SD Negeri 019 Sungai Beringin pada pokok bahasan pengukuran waktu?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan pendekatan inkuiri berbantuan media jam, hasil kognitif siswa, keaktifan siswa, dan kinerja guru dapat meningkat.Manfaat penelitian ini antara lain melatih siswa membangun pengetahuannya sendiri,memberikan pengetahuan nyata tentang materi dan pola pikir inkuiri sehingga proses pembelajaran lebih mudah dipahami, memecahkan matematika pelajaran yang bersifat problematik serta dapat memberikan alternative pemecahannya melalui penemuan terbimbing, dan dengan media pembelajaran bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Reserch (CAR). Penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.Subyek peneliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas V A SD Negeri 019 Sungai Beringin Kabupaten Indragiri Hilir dengan jumlah 17 siswa, laki-laki 5 siswa dan perempuan 12 siswa. Teknik pengumpulan data yang di pakai adalah dengan angket minat siswa, lembar obsevasi siswa maupun guru, serta dengan tes tertulis.Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan strategi pembelajaran inkuiri berbantuan media jam dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik kelas 5.A SD Negeri 019 Sungai Beringin. Pada pra siklus prosentase keaktifan belajar sebesar 50% dan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 53,8%, siklus I keaktifan kelas meningkat menjadi 74,5% dengan ketuntasan klasikal sebesar 70,5% dan siklus II mengalami peningkatan keaktifan sebesar 84,1% dengan ketuntasan klasikal sebesar 88,5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran inkuiri dengan media jam dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan pengukuran waktu di kelas V.A semester I SD Negeri 019 Sungai Beringin Kabupaten Indragiri Hilir Tahun Pelajaran 2017/2018.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Inkuiri, dan Media Jam

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dan besar manfaatnya bagi kehidupan. Pendidikan merupakan usaha agar manusia mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal oleh masyarakat. Dengan adanya pendidikan setiap manusia dapat mengembangkan dirinya baik dalam hal pengetahuan, sikap maupun ketrampilan. Salah satu pelajaran yang termuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah adalah matematika. Salah satu metode pembelajaran dalam bidang sains, yang sampai sekarang masih tetap dianggap sebagai metode yang cukup efektif adalah metode inkuiri. Metode inkuiri ialah metode mengajar yang paling mirip dengan metode penemuan. Menurut Sumantri M. Dan Johar Permana (2000:142) adalah cara penyajian pelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Dalam metode penemuan hasil akhir yang harus ditemukan siswa merupakan sesuatu yang baru bagi dirinya, namun sudah diketahui oleh guru. Dalam metode penemuan siswa diharapkan menemukan sesuatu yang penting dan guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing. Hasilnya adalah nomor dua.

Tujuan dari metode inkuiri dalam Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2000:114) adalah meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya, mengurangi ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan pelajarannya, melatih peserta didik dalam menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya, memberi pengalaman belajar seumur hidup, meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya, mengurangi ketergantungan peserta didik pada guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya, melatih peserta didik menggali dan memanfaaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya, dan memberi pengalaman belajar seumur hidup.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis memilih judul penelitian “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran Waktu Dengan Metode Inkuiri Dan Media Jam Pada Siswa Kelas V.A Semester I Di SD Negeri 019 Sungai Beringin Kabupaten Indragiri Hilir Tahun Pelajaran 2017/2018.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah dengan menerapkan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Materi Pengukuran Waktu dan Media Jam Pada Siswa Kelas V.A Semester I Tahun 2017/2018 Di SD Negeri 019 Sungai Beringin Kabupaten Indragiri Hilir”?

Tujuan Penelitian

Mengetahui sejauh mana strategi pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Materi Pengukuran Waktu dan Media Jam Pada Siswa Kelas V.A Semester I Tahun 2017/2018 Di SD Negeri 019 Sungai Beringin Kabupaten Indragiri Hilir.

Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat:

A.      Bagi Guru

1.   Dapat mengembangkan kreativitas guru dalam menciptakan variasi pembelajaran di kelas.

2.   Dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran di kelas dengan baik.

3.   Dapat mengukur keberhasilan guru dalam menerapkan suatu metode mengajar.

4.   Meningkatkan keterampilan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

 

B.      Bagi Siswa

1.     Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika.

2.     Melatih siswa agar berani untuk mengemukakan pendapat atau mengajukan pertanyaan.

3.     Meningkatkan kerjasama antar siswa.

4.     Mampu mendorong siswa untuk berpikir dari berbagai sudut pandang.

5.     Menimbulkan persaingan yang sehat antar siswa.

C.      Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bantuan yang berarti bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran khususnya pembelajaran matematika di SD Negeri 019 Sungai Beringin Kabupaten Indragiri Hilir.

KAJIAN TEORI

Hasil Belajar

Proses belajar terjadi karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang dimaksud adalah berupa hasil belajar. Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku yang bersifat menetap, fungsional, positif dan disadari. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Sri Anitah (2008:2.19) hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berfikir kritis dan ilmiah siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji berdasarkan:

1.   Kemampuan membaca, mengamati dan atau menyimak.

2.   Kemampuan mengidentifikasi atau membuat ssejumlah (sub-sub) pertanyaan berdasarkan substansi yang dibaca.

3.   Kemampuan mengorganisasikan hasil-hasil identifikasi dan mengkaji dari sudut persamaan dan perbedaan.

4.   Kemampuan melakukan kajian secara menyeluruh.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, “prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, atau diciptakan secara individu maupun secara kelompok”. Menurut Gagne, “prestasi belajar dapat dikelompokkan ke dalam 5 (lima) kategori yaitu keterampilan intelektual, strategi-strategi kognitif (cognitive strategies),informasi verbal,keterampilan motor dan sikap.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar yaitu faktor Ekternal yang meliputi faktor lingkungan dan faktor Instrumental, serta faktor internal yaitu Faktor yang mempengaruhi peserta didik antara lain: Kondisi psikologi dan fisiologi peserta didik.

Metode Inkuiri

Inkuiri yang dalam bahasa inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Menurut Gulo (2002) menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama dalam kegiatan inkuiri adalah keterlibatan siswa, keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, serta mengembangkan sikap percaya diri siswa. Peran guru adalah sebagai berikut motivator , fasilitator,penanya,administrator ,pengarah ,manajer dan rewader.

Hasil penelitian Schlenker, dalam Joyce dan Weil (992: 198), menunjukan bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berfikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Langkah-langkah pembelajaran inkuiri:

1.     Mengajukan pertanyaan/permasalahan

2.     Merumuskan hipotesis

3.     Mengumpulkan data

4.     Analisis data

5.     Membuat kesimpulan

Metode inkuiri juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut suryobroto (2002:201), ada bebrapa kelebihan inkuiri antara lain:

1.     Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa.

2.     Membangkitkan gairah pada siswa.

3.     Memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuan.

4.     Membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan.

5.     Siswa terlibat langsung dalam belajar sehingga termotivasi untuk belajar.

6.     Strategi ini berpusat pada siswa.

Kelemahan inkuiri menurut Suryobroto (2002:201) adalah sebagai berikut:

1.     Dipersyaratkan keharusan ada persiapan mental untuk cara belajar ini.

2.     Pembelajaran ini kurang berhasil dalam kelas besar.

3.     Harapan yang ditumpahkan pada metode ini mungkin mengecewakan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pembelajaran secara tradisional jika guru tidak menguasai pembelajaran inkuiri.

Media Pembelajaran

Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang secara harifah berarti “perantara atau pengantar”. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Macam-macam media menurut jenisnya yaitu media auditif, media visual, dan media audiovisual. Dengan menggunakan media pembelajaran maka akan diperoleh manfaat diantaranya adalah lebih menarik minat siswa, materi pengajaran lebih mudah dipahami oleh siswa, dan memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Media Jam

 Sulit dibayangkan bagaimana kehidupan tanpa patokan waktu yang jelas. Bila sedang banyak pekerjaan, tentu kita berharap satu hari berjalan lebih dari 24 jam, tapi bila sedang tidak banyak pekerjaan rasanya waktu berjalan lambat. Penentuan waktu ternyata hasil asimilasi pengaruh berbagai bangsa dan berbagai zaman. Seiring dengan perkembangan jaman, jam tidak hanya sebagai alat penentu waktu saja tetapi dengan bentuk yang bermacam-macam jam juga bisa dijadikan aksesoris dan perhiasan tangan. Tidak berbeda dalam dunia pendidikan, jam memiliki peranan dan manfaat sebagai alat peraga khususnya pada mata pelajaran matematika seperti yang dipaparkan pada penelitian ini. Dengan adanya media jam siswa langsung ditunjukkan waktu yang akan datang atau waktu sebelumnya dengan cara memutar bagian roda jam yang berfungsi sebagai penggerak jarum jam.

Secara simpel matematika diartikan sebagai telaahan tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola pikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat. (Reys, 1984), karenanya matematika bukan pengetahuan yang menyendiri, tetapi keberadaannya untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam. (Kline, 1973 dalam Asep Jihad, 2008:152).

Kerangka Berpikir

Pembelajaran matematika di tingkat Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) sangat mengandalkan pengunaan metode-metode yang aplikatif dan menarik siswa. Apabila siswa sudah tertarik dengan pembelajaran maka akan mudah meningkatkan prestasi atau hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Menurut sebagian siswa pembelajaran matematika seringkali dianggap sebagai pelajaran yang paling sulit dan ditakuti dari sekian banyak mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Apalagi dalam proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru membuat mereka jenuh karena seharusnya materi yang diterangkan dan dapat dimengerti oleh siswa dengan metode praktek atau observai, tetapi oleh guru dijelaskan dengan metode ceramah ataupun resitasi LKS.

Pemanfaatan metode inkuiri sebagai salah satu pilihan yang dapat digunakan dalam proses belajar diharapkan dapat mewujudkan pemahaman dan hasil belajar tentang sebuah konsep (pengukuran waktu). Sebab menurut teori belajar kognitif, belajar dipandang sebagai suatu usaha untuk mengerti sesuatu. Usaha itu dilakukan secara aktif oleh siswa. Keaktifan itu dapat berupa mencari pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah, mempraktikkan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Para psikolog kognitif berkeyakinan bahwa pengetahuan yang dimiliki sebelumnya sangat menentukan keberhasilan mempelajari informasi/pengetahuan yang baru.

Pengunaan metode inkuiri diduga dapat mewujudkan pemahaman tentang konsep pengukuran waktu, karena metode tersebut dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam memahami sebuah konsep dan pemahaman mengenahi proses terbentuknya sebuah konsep. Sehingga dalam pembelajaran selanjutnya siswa akan lebih mengerti dan manfaatanya dalam kehidupan.

 

 

Hipotesis

“Peneraparan strategi pembelajaran inkuiri dan media jam dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar Matematika Materi Pengukuran Waktu Pada Siswa Kelas V.A Semester I Di SD Negeri 019 Sungai Beringin Kabupaten Indragiri Hilir Tahun Pelajaran 2017/2018”.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Reserch (CAR). Penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Upaya ini dilakukan dengan cara mengubah kebiasaan (misalnya metode, strategi, media) yang ada dalam kegiatan pembelajaran, perubahan tindakan yang baru ini diharapkan dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Pada umumnya PTK dibagi kedalam dua jenis, yakni (1) PTK individual, yakni guru sebagai peneliti, dan (2) PTK kolaborasi, yakni guru bekerjasama dengan orang lain, orang lain ini sebagai sebagai peneliti sekaligus pengamat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian individual karena guru sebagai peneliti secara langsung. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dan di awali dengan pra siklus. Setiap siklus terdiri dari empat aspek, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas V.A SD Negeri 019 Sungai Beringin Kabupaten Indragiri Hilir.

Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama dua minggu mulai dari tanggal 6 Oktober – 19 Oktober 2017.

Subyek Penelitian

Pada penelitian ini, subyek yang diteliti adalah peserta didik kelas 5.A SD Negeri 019 Sungai Beringin Kabupaten Indragiri Hilir Tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 17 peserta didik.

Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui tingkat keaktifan belajar peserta didik ditentukan dengan pengamatan terhadap aktifitas selama proses belajar, sedangkan dalam penentuan hasil belajar peserta didik, instrumen yang disiapkan adalah nilai rata-rata peserta didik pada tiap siklus, dan ketuntasan klasikal peserta didik pada tiap siklus.

Rancangan Kegiatan Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti memakai 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Sebelum penelitimelaksanakan siklus I dan siklus II, terlebih dahulu diadakan pengamatan pra siklus dengan mencari data penilaian pada tahun pelajaran sebelumnya. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dimana tiap-tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan yaitu:

A.   Metode Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Metode wawancara digunakan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran. Dari wawancara dengan kolaborator sebagai hasil pengamatan pada pra siklus.

B.   Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui data nama peserta didik, dokumen (catatan hasil belajar) untuk nilai pra siklus, dan dalam penelitian akan diambil foto untuk mendokumentasikan kegiatan.

C.   Metode Tes

Tes merupakan alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban – jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau secara lisan atau secara perbuatan. Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai peserta didik kelas 5 SD Negeri 019 Sungai Beringin Kabupaten Indragiri Hilir setelah di berikan tindakan.

D.  Metode Observasi

Observasi sebagai alat pengumpul data banyak digunakan untuk menngukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.

Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan merupakan analisis deskriptif kualitatif. Secara spesifik pembagian analisis deskriptif kualitatif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

A.   Hasil Penilaian Keaktifan Belajar Peserta Didik

Untuk mengetahui tingkat keaktifan belajar peserta didik terhadap penggunaan media jam dinding digunakan lembar observasi dengan kriteria sebagai berikut: aktif menyediakan media jam dinding Membawa media jam dinding = 2 Tidak membawa media = 1. Aktif bertanya penggunaan media Kriteria penilaian:

1 = tidak pernah bertanya

2 = banyak bertanya

Adapun perhitungan persentase keaktifan belajar adalah sebagai berikut:

Persentase (%) =  100%

Adapun rumus yang digunakan untuk rata – rata skor keaktifan belajar semua peserta didik adalah:

Adapun rumus yang digunakan untuk prosentase dari rata-rata skor keaktifan belajar peserta didik adalah:

Persentase (%) =  100%

B.   Hasil Belajar Peserta Didik

Untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta didik dalam menyelesaikan soal – soal, di analisis dengan cara menghitung nilai rata – rata dan persentase ketuntasan belajar secara klasikal.

1.      Ketuntasan Individu

Ketuntasan Individu =  100%

2.      Ketuntasan Klasikal

Ketuntasan Individu =  100%

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pra Siklus

Oleh sebagian peserta didik matematika dianggap sebagai sesuatu yang membingungkan, menakutkan dan tidaklah menarik dimata peserta didik. Sehingga hal ini berakibat pada rendahnya output peserta didik dalam menguasai materi matematika terutama materi operasi hitung bilangan bulat. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, didapatkan informasi bahwa proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika di SD Negeri 019 Sungai Beringin Kabupaten Indragiri Hilir masih dirasakan jauh dari kenyataan yang diharapkan. Tingkat keaktifan belajar peserta didik juga sangat rendah untuk mempelajari matematika terutama materi pengukuran satuan waktu. Hal ini juga ditunjukkan dari nilai harian kelas 5.A pada tahun pelajaran sebelumnya selalu dibawah hasil Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 65.

Siklus I

Pada siklus I ini materi yang di ajarkan yaitu notasi waktu. Dalam siklus I ini pembelajaran lebih di fokuskan kepada kegiatan siswa dan guru hanya sebagai pemandu saja. Berdasarkan hasil penelitian aktivitas siswa pada siklus I yaitu masih banyak yang tidak membawa media jam dinding namun pada pertemuan 2 semua peserta didik sudah membawa media jam dinding dalam pembelajaran, tingkat keaktifan peserta didik masih kurang karena kurang terbiasa menggunakan media dalam setiap pembelajaran, dan banyak peserta didik yang tidak bertanya tentang bagaimana penggunaan media. Sedangkan pengamatan kolaborator selama penelitian berlangsung adalah sebagai berikut:peneliti belum memanfaatkan waktu secara optimal, peserta didik kurang aktif bertanya, perhatian dari peneliti terhadap aktifitas peserta didik yang belum merata, aktivitas peserta didik telah mencapai indikator yang ditentukan namun masih perlu ditingkatkan, dan hasil belajar peserta didik telah mencapai indikator yang ditentukan namun masih perlu ditingkatkan. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah di lakukan bahwa pada pertemuan 1 keaktifan peserta didik sebesar 65% sedangkan pada pertemuan 2 terjadi peningkatan keaktifan menjadi 84,1%. Dari 2 pertemuan tersebut maka didapat rata-rata keaktifan peserta didik sebesar 74,5%. Hasil belajar siswa pada siklus I yang terdiri dari tiga pertemuan yaitu jumlah siswa yang tuntas dari KKM sebanyak 12 orang yangawalnya pada pra siklus hanya 7 orang. Pada siklus I ini nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu 77,7 dari awalnya hanya 50.

Siklus II

Pada siklus II ini Peneliti memberikan soal yang berkaitan dengan waktu, peserta didik menyelesaikan soal tersebut dan melapprkan hasil pekerjaannya pada peneliti, pada sub bab ini mulailah banyak peserta didik yang tidak mengetahui cara penggunaan media jam dinding untuk menyelesaikan soal tersebut. Semua peserta didik kebingungan dalam menggunakan media jam dinding namun oleh peneliti peserta didik diminta mencoba sebisa mereka untuk menggunakan media tersebut. Setelah selesai dikerjakan kemudian hasil tersebut dilaporkan pada peneliti untuk dikoreksi. Peneliti mengklarifikasi langkah-langkah yang sudah ditunjukkan oleh peserta didik di depan kelas, sehingga dapat membantu siswa yang belum bisa menggunakan media jam menjadi bisa menggunakan media jam setelah peneliti mengklarifikasi. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II bahwa peneliti mampu menerapkan penggunaan media jam dinding pada pembelajaran matematika materi pengukuran satuan waktu, keaktifan peserta didik meningkat secara maksimal, dan nilai rata-rata peserta didik meningkat melebihi indikator keberhasilan. Berdasasrkan hasil penelitian pada siklus II bahwa jumlah siswa yang tuntas adalah 15 orang yang awalnya pada siklus I hanya 12 orang yang tuntas, dengan nilai rata-rata pada siklus II sebesar 81,1 , dan keaktifan siswa sebesar 84,1%. Pelaksanaan pada siklus II sudah berlangsung optimal bisa di lihat pada gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1. Rata-rata Hasil belajar

Dari penelitian ini telah diperoleh hasil sebagaimana hipotesa yang telah direncanakan yaitu dengan penggunaan media jam dindingdapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik kelas 5.A SD Negeri 019 Sungai Beringin Kabupaten Indragiri Hilir pada semester I tahun pelajaran 2017/2018.

 

 

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dan deskripsi data serta analisis penelitian tentang penggunaan media jam dinding untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada materi pengukuran waktu semester I kelas 5.A SD Negeri 019 Sungai Beringin Kabupaten Indragiri Hilir Tahun Pelajaran 2017/2018 dari bab I sampai bab IV maka pada akhir penelitian ini dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1.   Melalui penggunaan media jam dinding dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik kelas 5.A SD Negeri 019 Sungai Beringin Kabupaten Indragiri Hilir pada Tahun Pelajaran 2017/2018. Pada pra siklus prosentase keaktifan belajar sebesar 50% dan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 53,8%, siklus I keaktifan kelas meningkat menjadi 74,5% dengan ketuntasan klasikal sebesar 70,5% dan siklus II mengalami peningkatan keaktifan sebesar 84,1% dengan ketuntasan klasikal sebesar 88,5%.

2.   Melalui penggunaan media jam dinding dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas 5.A SD Negeri 019 Sungai Beringin Kabupaten Indragiri Hilir pada materi pengukuran waktu semester 1 tahun pelajaran 2017/2018. Pada tahap pra siklus nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik masih 57,9 dengan ketuntasan klasikal 53,8%, pada siklus I meningkat menjadi 77,7 dengan ketuntasan klasikal sebesar 70,5%, pada siklus II nilai rata-rata lebih meningkat menjadi 81,1 dengan ketuntasan klasikal sebesar 88,5%.

Saran

Setelah peneliti mengetahui manfaat dari penggunaan media jam dinding untuk pembelajaran, maka peneliti mengemukakan saran yang dapat dipertimbangkan:

1.   Penggunaan media jam dindingsebagai salah satu bentuk variasi dalam pemilihan media pembelajaran untuk mata pelajaran matematika di kelas 5.A SD Negeri 019 Sungai Beringin Kabupaten Indragiri Hilir.

2.   Guru lebih kreatif dalam pemilihan media yang tepatdalam pembelajaran yang lain selain yang digunakan sehari-hari. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah Syaful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. RENIKA CIPTA.

Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Galia Indonesia, 2010.

Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.

Nasution. S. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar. Bumi Aksara. Bandung. 1982.

Sanaky, AH. Hujair. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: SAFIRA INSANIA PRESS.

Soenarjo.R.J. Matematika 5 SD dan MI Kelas 5(BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2007.

Saminanto. Ayo Pratik PTK (Peneltian Tindakan Kelas). Semarang: RaSAIL, 2011.

Shadiq, Fajar. Kemahiran matematika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 2009.

Silver, Harvey F. et. Al. Stategi-Stategi Pengajaran: Memilih Strategi Berbasis Penelitian Yang Tepat Untuk Setiap Pelajaran. terj. Ellys Tjo. Jakarta: PT. Indeks, 2012.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010.

Sutrisno, Joko. 2008. Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry dalam belajar Sains terhadap Motivasi Belajar Siswa.. http://www.erlangga.co.id. Diakses pada tanggal 21 April 2008.

Suyitno, Amin. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2001.

Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Indeks, 2010.