UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN TANYA JAWAB

DALAM MATERI GEJALA-GEJALA ALAM KELAS VI SDN GOTPUTUK SEMESTER II KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Endang Puryanti

SDN Gotputuk Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

ABSTRAK

Laporan Penelitian tindakan kelas ini, para guru SD diharapkan dapat membuat dan memperbaiki Rencana Pembelajaran, melaksanakan pembelajaran efektif, mengidentifikasi masalah, merancang perbaikan pembelajaran melalui PTK, melaksanakan perbaikan pembelajaran dan dapat membuat hasil perbaikan yang dilakukan melalui PTK, jika tujuan tersebut diatas terwujud, maka guru yang telah melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui PTK akan berkembang menjadi guru yang penuh percaya diri. Pada awalnya nilai rata-rata pelajaran IPS kelas VI rendah, yang jelas salah satunya disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan dan kurangnya siswa cinta membaca. Selain itu masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Sehingga dari 27 siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal 17 siswa (37,5%), sedangkan yang belum tuntas 15 siswa (62,5%) dengan KKM 75. Sedangkan nilai tertinggi 80, nilai terendah 50 dan rata-rata kelas 67 dari 27 siswa. Dari hasil tes siklus 1 menunjukkan bahwa yang mendapat nilai A = (sangat baik) 2 siswa atau 7%, B (Baik) 17 siswa (63%), siswa yang mendapat nilai C (Cukup) 9 siswa (25%) sedangkan yang mendapat nilai D (Kurang) 2 siswa (8,3%). Berdasarkan ketuntasan belajar dari 27 siswa yang tuntas 19 siswa (66,7%), siswa yang belum tuntas 8 siswa (33,3%), sedangkan dari hasil tes siklus I nilai tertinggi 90, nilai terendah 50 dan nilai rata-rata kelas 73. Dengan KKM 754. Dari pelaksanaan tindakan siklus II diketahui siswa yang mendapat nilai A = 7 siswa (16,7%) siswa yang mendapat nilai B = 17 siswa (20,8%) sedangkan siswa yang mendapatkan nilai C = 3 siswa (12,5%). Hasil ketuntasan belajar, siswa yang tuntas 21 siswa (87,5%), yang belum tuntas 3 siswa (12,5%). Sedangkan nilai rata-rata kelas 78 dari 27 siswa.

Kata Kunci: Gejala-Gejala Alam, Demonstrasi dan Tanya Jawab


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Keberhasilan pendidikan di Sekolah Dasar dapat dicapai apabila kegiatan belajar mengajar di kelas dapat berlang-sung dengan baik, efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka peran, kedudukan dan keberadaan guru sangatlah menentukan. Mengingat pentingnya peran guru dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar, maka idealnya kemampuan meng-ajar seorang guru perlu terus ditingkatkan. Peningkatan itu meliputi peningkatan pengetahuan akademis, dan peningkatan kemampuan profesional khususnya yang berkaitan dengan bidang proses pembela-jaran, mengadakan penelitian, sehingga guru dapat mengetahui dan memantau perkembangan anak didiknya,

Adapun tujuan kegiatan belajar mengajar di kelas adalah agar siswa menguasai materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Untuk itu guuru perlu melakukan berbagai upaya mulai dari penyusunan rencana pembelajaran, penggunaan strategi/meto-de yang relevan, menggunakan alat peraga dan melaksanakan penelitian serta umpan balik. Namun demikian kenyataan menun-jukkan, bahwa dalam pembelajaran IPS setelah kegiatan berakhir, masih saja terdapat siswa yang belum menguasai materi pembelajaran dengan baik, sebagai-mana tercermin dari hasil evaluasi yang diperoleh dari 27 siswa kelas VI SDN Gotputuk Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora hanya 12 yang mencapai tingkat penguasaan materi diatas 37,5% atau melebihi batas tuntas minimal yang telah ditentukan.

Sebenarnya rendahnya prestasi siswa dalam pembelajaran IPS ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kesalahan pola pembelajaran, kondisi sekolah, kondisi lingkungan, latar belakang orang tua dan kondisi keluarga siswa.

Selama ini peneliti dalam memberi-kan materi pelajaran kurang mengkondisi-kan dan memotivasi siswa dalam menyam-paikan materi sering tidak sabar dan ingin cepat-cepat menyelesaikan sehingga mengabaikan proses berpikir siswa.

Kondisi SDN Gotputuk bila dilihat dari segi sarana dan prasarana sudah memadai. Enam ruangan kelas, satu gedung dan satu ruang kantor yang sudah di keramik. Dan ditambah lagi sebuah gedung perpustakaan, intalasi listrik sudah tersedia dan halaman sekolah yang sudah di paving serta adanya komputer yang demikian tidak di dukung dengan kondisi sekitar sekolah. Lokasi SDN Gotputuk terletak di tepi jalan raya yang banyak kendaraan prestasi belajar kurang maksimal.

Untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa, peneliti sebatas memperbaiki pola pembelajaran. Peneliti akan meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika tenang letak titik koordinat dalam pelaksa-naan perbaikan pembelajaran melalui Peneliti Tindakan Kelas (PTK) yang memfokuskan pada penggunaan media gambar sebagai model pembelajaran pada siswa kelas VI SDN Gotputuk sehingga mampu meningkatkan minat dan kreativitas belajar siswa yang pada ujungnya dapat meningkatkan pemahaman materi pelajaran.

Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa masalah tersebut diatas maka yang peneliti jadikan sasaran utama perbaikan dalam pembela-jaran IPS di kelas VI SDN Gotputuk Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora, yaitu:

1. Apakah melalui penerapan teori Brunner dapat meningkatkan akti-vitas belajar siswa dalam materi gejala-gejala alam?

2. Bagaimana cara penerapan teori Brunner dalam pembelajaran IPS dapat menimbulkan aktifitas belaj-ar siswa dalam materi gejala-gejala alam.

Pemecahan Masalah

  1. Tingkat pemahaman siswa terha-dap materi pelajaran IPS masih rendah karena dalam menyam-paikan materi guru terlalu cepat seharusnya dalam penyampaian materi jangan tergesa-gesa sehing-ga siswa dapat menangkap maksud yang disampaikan guru.
  2. Siswa kurang aktif dan kurang memperhatikan dalam menjawab pelajaran guru karena metode yang digunakan kurang bervariasi seharusnya guru menggunakan metode yang sesuai dan bervariasi seharusnya guru menggunakan metode yang sesuai dan bervariasi sehingga pertanyaan menarik untuk dijawab.
  3. Kurangnya kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru karena metode yang digunakan kurang bervariasi seharusnya guru menggunakan metode yang sesuai dan bervariasi sehingga pertanya-an menarik untuk dijawab siswa.

Tujuan Penelitian

Laporan Penelitian tindakan kelas ini, para guru SD diharapkan dapat membuat dan memperbaiki Rencana Pembelajaran, melaksanakan pembelajaran efektif, mengidentifikasi masalah, meran-cang perbaikan pembelajaran melalui PTK, melaksanakan perbaikan pembelajaran dan dapat membuat hasil perbaikan yang dilakukan melalui PTK, jika tujuan tersebut diatas terwujud, maka guru yang telah melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui PTK akan berkembang menjadi guru yang penuh percaya diri. Guru mampu secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai tuntunan jaman. Dan pada akhirnya kita para guru SD ini berkembang menjadi guru yang benar-benar profesional. Bagi siswa pembelajaran melalui PTK bermanfaat untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa, sehingga akan bersifat lebih kritis terhadap hasil belajarnya.

Manfaat Penelitian

Apapun yang dihasilkan dari penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pendidikan umumnya. Hasil ini sangat bermanfaat bagi:

1. Siswa

Dapat meningkatkan kreatifitas belajar siswa

Dapat meningkatkan prestasi belajar

2. Guru

Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

Dapat memperkaya pengala-man dalam penerapan teori Brunner dan pengamatan me-lalui metode demonstrasi pada semua mata pelajaran.

Dapat menimbulkan kreativitas dan motivasi untuk meningkat-kan mutu pembelajaran de-ngan melakukan pembelajaran di kelas.

3. Peneliti lain

Untuk digunakan sebagai referensi untuk penelitian yang sedang dan akan dilakukan.

Dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan penelitian lain dengan kasus yang sama.

4. Sekolah

Dapat menghasilkan siswa yang berprestasi dan berkuali-tas untuk memasuki tingkat-tingkat sekolah yang lebih tinggi.

Dapat dijadikan bahan kajian menentukan kebijakan pelak-sananaan proses pembelajaran selanjutnya.

Dapat dijadikan sebagai lang-kah awal pelaksanaan inovasi pendidikan.

KAJIAN PUSTAKA

Teori Brunner

Belajar penemuan (Discovery Le-arning) dari Jerome S Brunner adalah model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan kepada pandangan kognitif tentang pembelajaran dan kontruktivisme. Siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk menda-patkan pengalaman dengan melakukan kegiatan yang memungkinkan mereka menemukan konsep dan prinsip untuk diri mereka sendiri. Pada pengembangan model pengajaran kurikulum berbasis kompetensi, teori kontruktivisme ini banyak memberikan sumbangan terhadap pe-ngembangan model kooperatif dan model pembelajaran berdasarkan masalah.

Brunner menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami pertistiwa dilingkungannya, menemukan cara untuk menyatakan kembali peristiwa didalam pikirannya, yaitu suatu model mental tentang peristiwa/benda yang dialami atau dikenal.

Menurut Brunner, hal-hal tersebut dapat dinyatakan sebagai proses belajar yang terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu:

1. Tahap Enaktif atau Tahap Kegiatan (Eractive)

Tahap pertama anak belajar konsep adalah berhubungan dengan benda-benda real atau mengalami peristiwa di dunia sekitarnya. Pada tahap ini anak masih dalam gerak refleks dan coba-coba.

2. Tahap Ikonik atau Tahap Gambar Bayangan (Iconic)

Pada tahap ini, anak telah mengubah, menandai, dan menyimpan peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan mental.

3. Tahap Simbolik (Symbolic)

Pada tahap terakhir ini anak dapat mengutamakan bayangan mental tersebut dalam bentuk simbol dan bahasa. Apabila ia berjumpa dengan suatu simbol, maka bayangan mental yang ditandai oleh simbol itu akan dapat dikenalnya kembali.

Aktivitas Belajar Siswa

Sebelum peneliti meninjau lebih jauh tentang aktivitas belajar, terlebih dahulu dijelaskan tentang Aktivitas dan Belajar. Menurut Anton M. Mulyono (2001: 26), Aktivitas artinya “kegiatan/keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Sedangkan Belajar menurut Oemar Hamalik (2001: 28), adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, kete-rampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Jika seseorang telah belajar maka akan terlihat terjadinya perubahan pada salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut.

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELA-JARAN

Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan mulai, bulan Januari 2013 sampai dengan bulan April 2013.

Pelaksanaan perbaikan dilakukan pada hari-hari efektif sesuai dengan jadwal jam pelajaran.

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gotputuk Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Tujuannya adalah untuk memper-baiki proses pembelajaran mata pelajaran Matematika kelas VI Semester II khusus-nya kompetensi dasar gejala-gejala alam.

Penulis mengadakan penelitian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tentang kompetensi dasar gejala-gejala alam. Dalam penelitian ini penulis juga bekerja sama dengan teman sejawat sebagai observer dan mengambil doku-mentasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Deskripsi Kondisi Awal

Pembelajaran pra siklus guru mengajar secara konvensional, guru cenderung mentransfer ilmu pada siswa sehingga siswa pasif bahkan cenderung bosan. Siswa sebagai obyek bukan sebagai subyek.

Melihat kondisi pembelajaran nilai matematika kelas VI SDN Gotputuk pada kegiatan pra siklus tampak seperti pada tabel 2. banyak siswa yang belum mencapai KKM, masih dibawah criteria ketuntasan minimal yaitu 75.

Tabel 4.1 Nilai Tes Pra Siklus

No

Hasil Angka

Hasil Huruf

Arti Lambang

Jumlah Siswa

Persentase

1

86-100

A

Amat baik

0

2

71-85

B

Baik

12

37,5%

3

56-70

C

Cukup

12

50%

4

41-55

D

Kurang

3

12,5%

Jumlah

27

100%

Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk grafik dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai A sejumlah 0% atau tidak ada, yang mendapat nilai B sebanyak 37,5% atau 9 anak, nilai C 50% atau 12 anak, nilai D 12,5% atau 3 anak. Untuk memperjelas data tabel 2 dapat dibaut histogram sebagai berikut:

Gambar 4.2: Grafik Nilai Tes Pra Siklus

Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus

No

Ketuntasan Belajar

Kegiatan Pra Siklus

Jumlah Siswa

Persen

1

Tuntas

12

37,5%

2

Belum Tuntas

15

62,5%

Jumlah

27

100%

Berdasarkan pada tabel diatas diketahui bahwa siswa kelas VI dalam pelajaran IPS yang mencapai ketuntasan belajar (KKM) 12 siswa atau 37,5%, yang belum tuntas 15 siswa atau 62,5%.

Deskripsi Siklus I

1. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada siklus I dapat dideskripsikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4 Nilai Tes Pra Siklus

No

Hasil Angka

Hasil Huruf

Arti Lambang

Jumlah Siswa

Persentase

1

86-100

A

Amat baik

2

71-85

B

Baik

12

37,5%

3

56-70

C

Cukup

12

37,5%

4

41-55

D

Kurang

3

25%

Jumlah

27

100%

Dari hasil tes siklus I menun-jukkan bahwa siswa yang mencapai nilai A (baik sekali) adalah 7 siswa (16,7%), siswa yang mendapat nilai B (baik) 12 siswa (50%), siswa yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 6 siswa (25%) sedangkan siswa yang mendapat nilai D (kurang) 2 siswa (8,3%) dari 27 siswa.

Berdasarkan data tebel diatas dapat digambarkan dengan grafik dibawah ini:

Gambar: Grafik hasil tes Siklus I

Deskripsi Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Tabel Hasil Tes Siklus II

No

Hasil Angka

Hasil Huruf

Jumlah Siswa

Persentase

1

86-100

A

7

16,7%

2

71-85

B

17

20,8%

3

56-70

C

3

12,5%

4

41-55

D

Jumlah

27

100%

Dari digaram diatas dapat diketa-hui siswa yang mendapat nilai sangat baik (A) adalah 7 siswa (16,7%), yang men-dapat nilai baik (B) adalah 17 siswa (20,8%) yang mendapat nilai cukup (C) adalah 3 siswa (12,5%) dari 27 siswa.  Tabel tersebut diatas dapat dibuat histogram sebagai berikut:

Gambar: Grafik Hasil Tes Siklus II

Ketuntasan belajar pada siklus II terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.11 Ketuntasan Belajar Siklus II

No

Ketuntasan Belajar

Kegiatan Pra Siklus

Jumlah Siswa

Persen

1

Tuntas

24

87,5%

2

Belum Tuntas

3

12,5%

Jumlah

27

100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada siklus II yang mencapai ketuntasan 27 siswa (87,5%), sedang yang belum tuntas 3 siswa (12,5%) berarti ada peningkatan ketuntasan.

Tabel: Perbandingan hasil tes pra siklus, siklus I, siklus II

No

Hasil Angka

Hasil Lambang

Arti Lambang

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

1

86-100

A

Amat baik

7

7

2

71-85

B

Baik

12

12

17

3

56-70

C

Cukup

12

6

3

4

41-55

D

Kurang

3

2

Jumlah

27

27

27

Tabel diatas dapat digambarkan dalam bentuk diagram dibawah ini:

Gambar: Grafik perbandingan hasil tes pra siklus, siklus I dan Siklus II

Tabel: Perbandingan hasil tes pra siklus, siklus I dan Siklus II

No

Uraian

Jumlah Siswa

Rata- rata

Tuntas

Belum Tuntas

1

Kondisi Awal

9

15

67

2

Siklus I

16

8

73

3

Siklus II

21

3

78

Perbandingan ketuntasan, nilai rata-rata pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat disajikan dalam diagram dibawah ini:

Gambar: Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas

Atas dasar informasi dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pembe-lajaran kooperatif learning model team group tournament dapat meningkatkan hasil belajar IPS kelas VI Semester II dengan kompetensi dasar gejala-gejala alam.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini dapat peneliti simpulkan bahwa:

1. Langkah peneliti dengan mengubah skenario pembelajaran yaitu dengan banyak melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode demonstrasi dan tanya jawab, ternyata dapat mengatasi kekurangmampuan siswa siswa bersikap pasif dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru.

2. Langkah peneliti dalam memasang gambar dipapan tulis dengan maksud untuk memancing ide, inspirasi atau gagasan siswa ternyata dapat meningkatkan kemampuan dan aktivitas dalam menjelaskan cara-cara menghadapi bencana.

Saran

Berdasarkan simpulan-simpulan diatas dapat disarankan:

1. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengatasi kekurangmampuan siswa bersikap pasif dalam menerima materi yang disampaikan guru, maka guru disarankan menggunakan metode yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, dkk. 2008. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Divisi Buku Perguruan Tinggi.

Hermawan, Asep Herly, dkk, 2008. Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Ischak, dkk. 2003. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Lestari, Hera, dkk. 2007. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nasution, Noehi. 2005. Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sardjiyo, Suryandi, Ischak. 2008. Pendidikan IPS Di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sumaatmadja, H. Nursid, dkk. 2003. Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiranataputra, Udin, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.