UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL BELAJAR EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA SISWA KELAS XI IIS 1 SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2014/2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL BELAJAR EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA SISWA KELAS XI IIS 1 SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2014/2015
Endah Rahmani
Sunardi
Emy Wuryani
Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmun Pendidikan
Universias Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Everyone is a Teacher Here. Penelitian dilakukan di kelas XI IIS 1 SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa. Peningkatan ketuntasan belajar siswa tersebut terjadi secara bertahap, dimana pada awal atau Prasiklus hanya terdapat 20 atau 76,93% siswa yang telah tuntas dalam belajarnya dengan rata-rata klasikal 78, pada siklus I ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 24 atau 84,62% dengan rata-rata klasikla 81 dan pada siklus II meningkat menjadi 26 atau 100% dengan rata-rata klasikal 85. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Everyone is a Teacher Here dalam pembelajaran sejarah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IIS 1 di SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Everyone is a Teacher here
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah proses interaksi yang bertujuan. Interaksi terjadi antara guru dengan siswa, yang bertujuan me-ningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri dan utuh. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan meru-pakan satuan tindakan yang memungkin-kan terjadinya belajar dan perkembangan. Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 7). Pendidikan adalah proses membimbing, melatih dan memandu manusia terhindar atau keluar dari kebodohan. (Sudarwan Danim, 2010: 2). Pendidikan merupakan bagian penting dalam pembangunan yang juga merupakan salah satu unsur penting bagi setiap negara. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karenanya pendidikan menjadi suatu prioritas dalam pelaksanaan pembangunan. Setiap manusia bahkan membutuhkan pendidikan sampai kapanpun dan juga dimanapun ia berada.
Pendidikan selalu mengalami pembaharuan dalam rangka mencari struktur kurikulum, sistem pendidikan dan metode pengajaran yang efektif dan efisi-en. Upaya tersebut antara lain peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan mutu para pendidik dan peserta didik serta perubahan dan perbaikan kurikulum. Dalam UU-RI No. 1 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 telah ditetapkan antara lain bahwa “Pendidikan adalah usaha dasar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranan-nya di masa yang akan datang”. Penekan-an pada bagian terakhir tersebutlah yang menyebabkan pendidikan itu dilukiskan sebagai merumuskan masa depan. Oleh karena itu pendidikan haruslah diperhati-kan dengan sungguh-sungguh terutama keterkaitan antara program pendidikan yang dilaksanakan sekarang ini dengan kehidupan peserta didik di masa depan. Tujuan pendidikan nasional yang dimaksudkan disini adalah tujuan akhir yang akan dicapai oleh semua lembaga pendidikan, baik formal, nonformal, maupun informal yang berada dalam masyarakat dan negara Indonesia dan telah dikatakan bahwa rumusan tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara yang bersangkutan. (Ngalim Purwanto, 2012: 36). Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis me-rencanakan bermacam-macam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang menye-diakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan belajar. Dengan berbagai kesempatan belajar itu, pertumbuhan dan perkem-bangan peserta didik diarahkan dan didorong ke pencapaian tujuan yang dicita-citakan. Lingkungan tersebut disusun dan ditata dalam suatu kurikulum, yang pada gilirannya dilaksanakan dalam bentuk proses pembelajaran.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai inti dari bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagain pedoman penyelenggaraan kegi-atan belajar mengajar. (Dimyati dan Mu-djiono, 2006: 156). Kurikulum diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan terse-but serta kebutuhan lapangan kerja. Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyuluruh.
Kurikulum 2013 berbasis kompe-tensi memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Karena itu, kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran.Penilaian kurikulum harus mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh dan proposional, sesuai dengan kompentensi inti yang telah ditentukan. Penilaian aspek pengetahuan, dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan dan daftar isian pernyataan. Penilaian aspek keterampilan dapat dilakukan dengan ujian praktek, analisis keterampilan dan analisis tugas, serta penilaian oleh peserta didik sendiri. Adapun penilain aspek sikap, dapat dilakukan dengan daftar isian sikap (pengamatan pribadi) diri sendiri, dan daftar isian sikap yang disesuaikan dengan kompetensi inti.
Pelaksanaan pendidikan nasional tidak lepas dari peran kurikulum dan metode pembelajaran dalam meng-implementasikan pendidikan secara praktis. Metode-metode yang digunakan dalam proses belajar-mengajar pada pelaksana-annya sering menggunakan alat peraga sebagai alat bantu, sehingga siswa dapat memahami secara mendalam akan sebuah mata pelajaran.
Penggunaan model pembelajaran merupakan unsur yang sangat penting dalam peningkatan kemampuan atau pe-mahaman siswa terhadap mata pelajaran. Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai tu-juan menjadikan dan mempersiapkan siswanya untuk mengembangkan kehidup-an pengetahuannya sebagai pribadi yang mandiri dan menjadi lebih baik dalam mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Maka untuk itulah kemudian proses belajar mengajar perlu dipersiapkan secara matang, sehingga tujuan dari pelaksanaan pendidikan menjadi terwujud dan tepat sasaran.
Pengajaran sejarah memiliki tujuan dalam menumbuhkan dan mengembang-kan kesadaran nasionalisme. Tanpa me-ngetahui sejarahnya, tidak mungkin bangsa tersebut mengenal dan memiliki identitas. (Yansen Kasedu, 2012: 2).Dari uraian di atas dapat diasumsikan bahwa mata pelajaran sejarah mempunyai nilai strategis dan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, handal dan bermoral.
Dalam pembelajaran sejarah di SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali guru masih menggunakan metode konvensional, pembelajaran sejarah dikelas belum dapat menuntaskan pencapaian. Terdapat 6 siswa yang mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran sejarah yaitu 75. Melihat kenyataan tersebut, peneliti bersama dengan guru berusaha menyelesaikan masalah yang ada di kelas, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitan ini dilakukan di SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali Semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran sejarah dengan meng-gunakan model pembelajaran Everyone is a Teacher Here.
Subjek penelitian ini adalah kelas XI IIS 1 SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali. Siswa kelas berjumlah 26 orang terdiri dari 17 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki, yang mempunyai karakteristik pada awal semester 1 Tahun ajaran 2014/2015 belum semua tuntas dalam mata pelajaran sejarah sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75. Adapun bentuk penelitian ini adalah tindakan kelas yang berkolaborasi dengan melibatkan guru mata pelajaran sejarah, untuk bersama-sama melakukan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan guru mata pelajaran sejarah bertindak sebagai observer
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar sejarah siswa dan angket untuk mengukur keaktifan belajar siswa. Terdapat tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar yaitu post test. Masing-masing berupa soal pilihan ganda 25 butir soal dan uraian yang terdiri dari 5 butir soal.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Kondisi Awal Sebelum Diberi Perlakuan
|
|
Kondisi awal ini belum mengguna-kan model belajar Everyone is a Teacher Here, yang mengakibatkan kemampuan siswa dalam memahami dan mempelajari materi sejarah kurang maksimal. Dilihat dari tabel di atas diperoleh data data bahwa siswa yang sudah tuntas dan memenuhi KKM (75) hanya berjumlah 20 siswa, sedangkan yang belum tuntas berjumlah 6 siswa. Daftar nilai rata-rata kelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2 Nilai Klasikal Kondisi Awal
No |
Aspek |
Nilai |
1 |
Rata-Rata Klasikal |
78 |
2 |
Nilai Terendah |
56 |
3 |
Nilai Tertinggi |
90 |
4 |
Persentase Ketuntasan (%) |
76,93% |
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dengan materi Perjuangan Bangsa Antara Perang dan Damai, terlihat bahwa siswa mengalami peningkatan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan evaluasi. Hal ini terbukti bahwa hasil belajar siswa sebagian besar meningkat, tetapi masih terdapat beberapa siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (75) maka peneliti masih melanjutkan peneliti melanjutkan ke siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini:
Tabel 4 Nilai Klasikal Pra Siklus dan Siklus 1
No |
Aspek |
Nilai |
Peningkatan |
|
Pra Siklus |
Siklus I |
|||
1 |
Rata-Rata Klasikal |
78 |
81 |
3 |
2 |
Nilai Terendah |
56 |
58 |
2 |
3 |
Nilai Tertinggi |
90 |
96 |
6 |
4 |
Persentase Ketuntasan |
76.93 |
84.62 |
7,69 |
Pelaksanaan proses belajar meng-ajar pada siklus I dengan materi perkem-bangan dan tantangan awal kemerdekaan ini sudah menerapkan model Everyone is a Teacher Here. Hasil belajar siklus I menunjukkan adanya peningkatan dar Pra Siklus, diperoleh hasil untuk nilai terendah 58 dengan peningkatan 2, rata-rata klasikal 81 terdapat peningkatan 7,69 dan ketuntasan klasikal dengan peningkatan 7,69%.
Hasil belajar siswa pada siklus II di atas terlihat bahwa ada peningkatan prestasi belajar dan semua nilai siswa di atas KKM (75). Nilai klasikal siklus I dengan siklus II dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini:
Tabel 6 Nilai Klasikal Siklus I dan Siklus II
No |
Aspek yang Diamati |
Nilai |
Peningkatan |
|
Siklus I |
Siklus II |
|||
1 |
Rata-rata Klasikal |
81 |
85 |
4 |
2 |
Nilai Terendah |
58 |
76 |
18 |
3 |
Nilai Tertinggi |
96 |
98 |
2 |
4 |
Persentase Ketuntasan (%) |
84,62% |
100 |
15,38 |
Dari siklus II ini diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai terndah 76, nilai tertinggi 98 dan rata-rata klasikal 85.
Berdasarkan hasil penelitian penelitian menunjukkan bahwa pembela-jaran dengan model pembelajaran Every-one is a Teacher Here mampu mening-katkan prestasi belajar ssiwa pada mata pelajaran sejarah pada siswa kelas XI IIS 1 SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali. Rata-rata hasil belajar siswa pada pada pra siklus mencapai 78 naik menjadi 81 pada siklus I dan meningkat pada siklus II menjadi 85 dengan persentase ketuntasan belajar pada pra siklus 76,93% naik menjadi 84,62% pada siklus I dan meningkat pada siklus II menjadi 100%. Hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Everyone is a Teacher Here telah mengalami peningkatan. Nilai rata-rata klasikal dari setiap siklus dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:
Tabel 13.Nilai Klasikal Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No |
Aspek |
Nilai |
||
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
||
1 |
Rata-rata Klasikal |
78 |
81 |
85 |
2 |
Nilai Terendah |
56 |
58 |
76 |
3 |
Nilai Tertinggi |
90 |
96 |
98 |
Pada tabel 7 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata klasikal pada pra siklus 78 menjadi 81 pada siklus I. Pada siklus II rata-rata klasikal meningkat menjadi 85 yang berarti terdapat kenaikan. Nilai terendah pra siklus 56 meningkat menjadi 58 di siklus I dan menjadi 76 di siklus II. Untuk nilai tertinggi pada pra siklus 90 menjadi 96 di siklus I dan 98 di siklus II.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab IV dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Penerapan model pembelajaran Everyone is a Teacher Here dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IIS 1 di SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali pada mata pelajaran sejarah, terbukti pada evaluasi dapat dilihat dari hasil rata-rata klasikal pra siklus 76,93% (belum menggunakan model pembelajaran Everyone is a Teacher Here) menjadi 84,62% pada siklus I dan siklus II menjadi 100% dengan di atas KKM (75) setelah menggunakan model pembelajaran Everyone is a Teacher Here. Ketuntasan belajar klasikal mencapai kesempurnaan dengan rata-rata klasikal 85.
Penggunaan model pembelajaran Everyone is a Teacher Here terbukti menuntut keaktifan siswa, meningkatkan saling berinteraksinya siswa satu dengan dengan siswa lainnya, menambah dan mengembangkan kerjasama di kelas untuk saling membantu dalam memberi jawaban tambahan sesuai pengetahuan atau kemampuan di setiap siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2010. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ali, Mohammad. 1963. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Jakarta: Bhatara.
Aqib, Zainal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas: Guru SD, SMA, SMK. Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Baharrudin, dkk. 2010. Teori dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Danim, Sudarwan. 2010. Pengantar Kependidikan. Bandung: Alfabeta.
Depdiknas. 2007. Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Cetak. Jakarta: Konsorsium program PJJ S1 PGSD.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Muhibbin, Syah. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendeketan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Purwanto M. Ngalim. 2012. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. 2005. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Silberman, Melvin L. 2012. Active Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Slameto. 1986. Evaluasi Pendidikan. Salatiga: FKIP Universitas Kristen Satya Wacana.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sunardi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Ilmu Pengetahuan Sosial. Salatiga: Widya Sari Press
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wiriatmadja, Rochiati. 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Yamin, Martinis. 2011. Paradigma Baru Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.