UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

TENTANG FPB DAN KPK DENGAN MEDIA

POHON FAKTOR BERVARIASI SISWA KELAS V SEMESTER I

DI SDN BANDUNGROJO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lustari

SDN Bandungrojo,Kecamatan Ngawen,Kabupaten Blora

ABSTRAK

Proses pembelajaran matematika kelas V semester I di SDN Bandungrojo masih menggunakan model pembelajaran konvensional, yang sifatnya searah, kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru, sehingga anak pasif dan membosankan. Siswa sebagai obyek bukan sebagai subyek. Kondisi seperti tersebut mengakibatkan rendahnya nilai prestasi belajar siswa. Perbaikan Pembelajaran Menggunakan media pohon faktor dan pemberian contoh bervariasi dapat meningkatkan hasl belajar matematika tentang FPB dan KPK siswa kelas V semester I di SDN Bandungrojo dalam pengajaran diperlukan metode atau strategi pembelajaran yang tepat. Salah satu komponen pengajaran metode menentukan keberhasilan apabila sesuai dengan materi pengajaran dan ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai, serta kemampuan guru dalam mengelola kelas. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas V semester I di SDN Bandungrojo. Tujuannya untuk memperbaiki proses pembelajaran matematika pada materi kompetensi dasar FPB dan KPK melalui media pohon faktor. pembelajaran awal dari 22 baru 12 siswa yang mencapai ketuntasan atau (55%). Pada akhir siklus I siswa yang mencapai ketuntasan belajar 16 siswa atau (73%), sedangkan siswa yang belum tuntas 6 siswa. Pada siklus II dari 22 siswa yang mencapai ketuntasan belajar 20 siswa (91%) siswa yang belum tuntas 2 siswa (9%), sedangkan rata-rata kelas 83. jadi secara umum ada peningkatan baik pada ketuntasan hasil belajar siswa. Adapun hasil non tes pengamatan proses belajar siswa menunjukkan adanya perubahan, siswa lebih aktif, kreatif dan meyenangkan.

Kata Kunci: Pohon Faktor Bervariasi, Meningkatkan hasil belajar, Matematika

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada umumnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendah, terutama pelajaran Matematika, yang selama ini dianggap pelajaran yang paling sulit oleh para siswa. Hal ini terbukti dengan jelas bahwa tiap ulangan rata-rata kelas rendah dibanding dengan pelajaran lainnya. Begitu juga rata-rata pada ujian akhir sekolah.

Selama ini proses pembelajaran matematika kelas V di SDN Bandungrojo masih menggunakan model pembelajaran konvensional, yang sifatnya searah, kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru, sehingga anak pasif dan membosankan. Siswa sebagai obyek bukan sebagai subyek. Kondisi seperti tersebut mengakibatkan rendahnya nilai ulangan yang diperoleh siswa dari 22 siswa yang mencapai ketuntasan baru 12 siswa,yang belum mencapai ketuntasan 10 siswa.

Dalam pengajaran diperlukan metode,sarana prasarana yang sesuai dengan materi atau langkah strategi pembelajaran. Salah satu komponen pengajaran metode menentukan keberhasilan apabila sesuai dengan materi pengajaran dan ditunjang dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai dan menerapkan sarana atau alat bantu yang bisa membuat siswa tertarik dengan penyajian, penguasaan materi pembelajaran, serta kemampuan guru dalam mengelola kelas.

Rendahnya prestasi belajar matematika kelas V semester I di SDN Bandungrojo dimungkinkan guru belum menggunakan metode pengajaran atau media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan,guru belum memahami karakteristik siswa, dengan guru memahami kekurangan yang terjadi selama pembelajaran memungkinkan siswa aktif, kreatif juga senang dalam proses pembelajaran.

Menggunakan media pohon faktor dalam memberikan penjelasan kepada siswa dan pemberian contoh bervariasi,penguasaan siswa,secara komunikatif,yang dapat menumbuhkan semangat,dan meningkatkan hasl belajar matematika tentang menentukan FPB dan KPK bagi siswa kelas V semester I di SDN Bandungrojo.

Rumusan Masalah

1. Apakah menggunakan media pohon faktor dan pemberian contoh bervariasi dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa di SDN Bandungrojo ?

2. Apakah menggunakan media pohon faktor dan pemberian contoh bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang FPB dan KPK siswa kelas V semester I di SDN Bandungrojo pada tahun pelajaran 2015/2016?

Tujuan Penelitian

1. Dengan menggunakan media pohon faktor siswa dapat menggunakan sifat-sifat operasi hitung campuran, FPB dan KPK.

2. Dengan menggunakan media pohon faktor dan contoh bervariasi siswa dapat meingkatkan hasil belajar matematika tentang FPB dan KPK.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai suatu karya tulis ilmiah maka hasil penelitian ini memberi kontribusi bagi perkembangan pengetahuan bagi peserta didik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peserta Didik

Siswa termotivasi untuk meningkatkan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh meninigkat.

b. Bagi Guru

Terjadinya inovasi dalam proses pembelajaran dan mengubah strategi pembelajaran untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar.

c. Bagi Sekolah

Untuk meningkatkan prestasi sekolah dan meningkatkan popularitas sekolah yang berguna pada saat penilaian.

KAJIAN PUSTAKA

Media Pohon Faktor Bervariasi

a. Media/alat (Sarana) untuk menyebarluaskan informasi, seperti surat kabar, radio, televisi dan lain sebagainya. Dalam pembelajaran media pembelajaran sangat penting, karena siswa dapat melihat langsung, jadi anak tidak berfikir kayal jadi pembelajaran dapat berlangsung siswa aktif dan kreatif menuju pada pembelajaran. Dalam pembelajaran ini media yang dipakai yaitu media visual berdasarkan penglihatan, kelihatan dengan menggunakan gambar-gambar (Peta, bagan, skema, grafik, pola, dsb) dalam hal ini yang digunakan adalah gambar pola.

b. Pohon Faktor. Pohon faktor adalah pola yang digunakan untuk menentukan faktor prima suatu bilangan dengan cara membagi dengan bilangan prima. Bila hasil pembagian tersebut masih bisa dibagi dengan bilangan prima, maka harus di bagi sampai hasilnya berapa bilangan prima.

c. Bervariasi berarti mempunyai berbagai bentuk, selang-seling yang dimaksud yaitu dengan menentukan FPB dan KPK 2 bilangan dua angka, dua bilangan tiga angka, tiga bilangan dua angka dan tiga bilangan tiga angka dengan cara driil sistem.

Hasil Belajar Matematika

Pengertian belajar yang cukup komprehensif diberikan oleh Bill Gredler (1986:1) yang menyatakan belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan kemampuan (competencies) ketrampilan (Siklle) dan sikap (Attitudes). Diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan. Proses belajar sepanjang hayat.

Secara konseptual Fantana (1981) pengertian belajar adalah suatu proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Gagne (1985) juga menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan dari proses pertumbuhan.

Dari pengertian tentang belajar dapat disimpulkan:

1. Belajar harus memungkinkan perubahan perilaku manusia.

2. Perubahan ini harus merupakan buah dari pengalaman belajar. Perubahan perilaku pada individu karena adanya interaksi.

3. Perubahan tersebut relatif tetap.

Para pelaku pendidikan perlu menyadari bahwa pembelajaran dengan latihan dan pengerjaan (drill and practice instruction) dan pembelajaran bermakna dari aussabel tidak bertentangan tetapi saling melengkapi.

Dalam proses belajar matematika, Bruner (1982) menyatakan pentingnya tekanan pada kemampuan peserta didik dalam berfikir interaktif dan analitik akan mencerdaskan peserta didik membuat prediksi dan termapil dalam menemukan pola. Perubahan dalam proses belajar ini dari proses driil dan practice ke proses bermakna dilanjutkan proses berfikir interkatif dan analitik merupakan usaha untuk meningkatkan proses pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas V di SDN Bandungrojo..

Kerangka Berfikir

Secara matematis kerangka berfikir dalam penelitian tindakan dalam kelas sebagai berikut:

1 Menggunakan media pohon faktor dan pemberian contoh bervariasi dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa di SDN Bandungrojo.

2 Menggunakan media pohon faktor dan pemberian contoh bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang FPB dan KPK siswa kelas V semester I di SDN Bandungrojo pada tahun pelajaran 2015/2016.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berfikir diatas maka penulis membuat hipotesis tindakan sebagai berikut:

Penggunaan Media pohon faktor dan contoh bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V semester I di SDN Bandungrojo Tahun Pelajaran 2015/2016.

METODE PENELITIAN

Seting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan mulai, bulan Juli 2015 sampai dengan bulan Oktober 2015.

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan pada hari-hari efektif sesuai dengan jadwal jam pelajaran.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Bandungrojo Tujuannya adalah untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan hasil Matematika kelas V Semester I khususnya kompetensi dasar FPB dan KPK menggunakan pohon faktor.

3 Subyek Penelitian

Siswa kelas kelas V yang berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki, dan 9 siswa perempuan. Sedang sebagai obyek adalah meningkatkan hasil belajar matematika FPB dan KPK menggunakan pohon faktor.

4 Mata Pelajaran dan teman sejawat

Pada penelitian ini seperti yang dijelaskan diatas yaitu mata pelajaran Matematika. Dalam penelitian ini penulis bekerja sama dengan teman sejawat sebagai observer dalam memperoleh informasi dan pengumpulan data dokumentasi yang diperlukan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Melihat kondisi pembelajaran matematika kelas V semester I di SDN Bandungrojo pada kegiatan pra siklus cenderung rendah yaitu siswa yang mendapat nilai A tidak ada, siswa yang mendapat nilai B 12 siswa atau 55%, siswa yang mendapat nilai C 6 siswa atau 27% sedangkan siswa yang mendapat nilai D = 4 siswa atau 18%. Sedangkan nilai tertinggi 80, nilai terendah 60 dan rata-rata kelas 74.

Deskripsi Siklus I

1. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat diuraikan sebagai berikut: Pelaksanaan tatap muka (pertemuan) dengan menggunakan RPP Siklus I tentang KD FPB dan KPK dengan menggunakan media pohon faktor dan contoh bervariasi, memberikan dengan lembar kerja siswa (LKS) , melaksanakan tes formatif untuk mengetahui keberhasilan siswa.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Guru memberi arahan tugas yang akan dilaksanakan secara klasikal kepada siswa

2. Presentasi materi tentang papan pohon faktor yang belum di isi faktornya siswa harus menjumlahkan faktor prima pada bilangan tersebut dan menentukan FPB dan KPK.

3. Secara kelompok siswa berdiskusi dengan buku panduan LKS.

4. Laporan hasil kerja kelompok

5. Penilaian hasil kerja kelompok

6. Siswa untuk mempresentasi secara individu di depan kelas yang bisa menentukan FPB dan KPK maju secara cepat dan tepat.

7. Guru memberi penilaian pada perlombaan, cepat-tepat

8. Guru membagikan lembar soal ters

9. Guru menilai dan menganalisis

10. Guru menutup pelajaran

2. Hasil Belajar

Hasil Tes pada siklus I adalah sebagai berikut: Hasil ulangan siklus I dari 22 siswa yang mendapat nilai A (Amat baik) ada 4 siswa (18%) siswa yang mendapat nilai B (Baik) ada 12 siswa (50%), sedangkan yang mendapat nilai C (Cukup) ada 6 siswa atau (27%) masih belum tuntas. Sedangkan nilai tertinggi 90, nilai terendah 70 dan nilai rata-rata kelas 79. Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan 18 siswa (82%) yang belum tuntas 4 siswa (18%) dengan KKM 75

Deskripsi Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut:

3. Pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat di deskripsikan sebagai berikut

a. Pelaksanaan tindakan dengan RPP II pada tanggal 25 Juli 2015 siswa kelas V semester I di SDN Bandungrojo. Dengan langkah-langkah:

1. Guru memberikan soal melalui tanya jawab dengan siswa

2. Penjelasan singkat tentang tugas yang akan dilaksanakan

3. Siswa diberi tugas kelompok dengan menggunakan LKS

4. Laporan hasil diskusi kelompok

5. Siswa selain mengerjakan LKS dalam kelompok juga dituntut untuk bersaing cepat tepat, kuis menentukan FPB dan KPK antar kelompok.

6. Guru menilai hasil kelompok dan merata-rata nilai

7. Siswa bersama guru merangkum

8. Memberi penghargaan kelompok terbaik

9. Guru membagi naskah tes

10. Guru menilai dan menganalisis.

Hasil tes formatif siklus II dari 22 siswa yang mendapatkan nilai A 8 siswa (36%), siswa yang mendapatkan nilai B 12 siswa (55%) dan siswa yang mendapat nilai C 2 siswa (9%). Sedangkan siswa yang mencapai ketuntasan 20 siswa (91%) dan yang belum tuntas 2 siswa (9%). dan nilai rata-rata kelas 83

PEMBAHASAN HAIL PENELITIAN

Melihat kondisi pembelajaran matematika kelas V semester I di SDN Bandungrojo pada kegiatan pra siklus cenderung rendah yaitu anak yang mendapat nilai A tidak ada, siswa yang mendapat nilai B ada 12 siswa atau 55%, siswa yang mendapat nilai C ada 6 siswa atau 27% sedangkan siswa yang mendapat nilai D = 4 siswa atau 18%. Sedangkan nilai tertinggi 80, nilai terendah 60 dan rata-rata kelas 73

Hasil Tes pada siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Siswa yang mendapat nilai A (Amat baik) 4 siswa (18%), nilai B 12 siswa (55%), nilai C 6 siswa atau 27% Sedangkan nilai tertinggi 90, nilai terendah 70 dan nilai rata-rata kelas 79 dari 22 siswa. Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan 18 siswa (73%) yang belum tuntas 6 siswa (27%) dengan KKM 75.

Hasil perbaikan pembelajaran pada siklus II siswa yang mendapatkan nilai A 8 siswa (36%), siswa yang mendapatkan nilai B 12 siswa (55%) dan siswa yang mendapat nilai C 2 siswa (9%) siswa yang mencapai ketuntasan 20 siswa (91%) dan yang belum tuntas 2 siswa (9%). Dari nilai rata-rata kelas 83

Dari hasil tes formatif yang dilaksanakan selama penelitian mengalami peningkatan dari hasil belajar siswa juga keaktifan belajar siswa.

KESIMULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan

1. Penggunaan media pohon faktor dan conoth bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika khususnya kompetensi dasar FPB dan KPK, bagi siswa kelas V semester I di SDN Bandungrojo.

2 Ketuntasan belajar 12 siswa dari 22, pada pra siklus ketuntasan baru mencapai 55%, pada akhir siklus I siswa yang mencapai ketuntasan belajar 16 siswa (72%), siklus II siswa yang mencapai ketuntasan belajar 20 siswa (,91%)

3 Dalam pembelajaran mengunakan media pohon menumbuhkan semangat belajar dan hasil belajar siswa kelas V semester I di SDN Bandungrojo.

Saran

1 Guru sebelum melaksanakan harus menguasai materi, dan menyediakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi.

2 Guru untuk memahami karakteristik peserta didik dan menerapkan metode yang tepat sehingga anak tidak merasa bosan.

3 Guru hendaknya mengembangkan kemampuannya demi kemajuan peserta sehingga menjadi tenaga yang profesional.

DAFTAR PUSTAKA

W.J.S Poerwadarminto (2007). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga Hal. 756. Jakarta. Balai Pustaka.

W.J.s. Poerwadarminto (2007), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Edisi Ketiha Hal. 1355. Jakarta. Balai Pustaka.

Bell. Gredler (1986: 1). Teori belajar dan pembelajaran, hal. 1.5. Jakarta: Universitas Terbuka.

Fantana (1981). Teori Belajar dan Pembelajaran Hal. 1.8. Jakarta. Universitas Terbuka.

Bruner (1982). Pembelajaran Matematika SD Hal. 1.6. Penerbit Universitas Terbuka. Edisi 1.

Ali Muhammad. 2000. Guru dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algen Sindo.

Alwasilah Chaeda. 1997. Politik, Bahasa dan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Anita. 2005. Cooperatif Learning. Memprakttikkan Cooperatif Learning di Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.

Asmawi, dkk. 2005. Test dan Asesmen di SD. Jakarta: Uiversitas Terbuka.

Buchori, dkk. 2004. Gemar Membaca Matematika 5. Semarang. Aneka Ilmu.

Depdikbud. 1994. Pengelolaan Sekolah Dasar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.