UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENGENAL ANGGOTA TUBUH DAN FUNGSINYA

MELALUI METODE COOPERATIF LEARNING TIPE STAD

SISWA KELAS I SEMESTER II SDN 2 WONOSEMI,

KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Siti Rahayu

SDN 2 Wonosemi, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Berdasarkan hasil penelitian hasil belajar pelajaran Bahasa Indonesia Kelas I Semester II SDN 2 Wonosemi Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah dalam ulangan harian (nilai rata-rata pada semester II tahun pelajaran 2017/2018 adalah 65 dengan ketuntasan 70%). Hasil penelitian ini diperoleh oleh penulis yang sekaligus sebagai guru kelas I SDN 2 Wonosemi dan juga sebagai peneliti dalam laporan ini. Disamping hasil belajar siswa, pengamatan peneliti atau penulis menunjukkan bahwa kualitas proses belajar mengajar juga masih kurang memadai atau rendah. Pra Siklus nilai rata-rata hanya 75 Siklus I mengalami peningkatan menjadi 81 dan Siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 88. Ini menunjukkan hasil tes formatif yang maksimal. Demikian juga tingkat ketuntasan prestasi belajar dari Pra Siklus hanya 64%, Siklus I menjadi 79% dan Siklus II 100%. Dengan melihat perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II ada peningkatan yang cukup siknifikan, baik peningkatan yang cukup siknifikan, baik dilihat dari ketuntasan belajar maupun hasil perolehan nilai rata-rata kelas. Dari sejumlah 22 siswa sudah mengalami ketuntasan dengan nilai rata-rata 87. Sedangkan nilai tertinggi pada siklus I sudah ada peningkatan dengan mendapat nilai sebanyak anak hal ini karena ke dua siswa tersebut disamping mempunyai kemampuan cukup, didukung rasa senang dan dalam belajar, sehingga mereka mendapat nilai yang optimal. Dari nilai rata-rata kelas yang dicatat pada siklus II ada peningkatan 7% dibandingkan nilai rata-rata kelas pada siklus I, siklus hingga siklus II dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan pembelajaran bahwa bumi itu bulat dengan menggunakan alat peraga magnet pada pelajaran Bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar Mendeskripsikan Anggota Tubuh dan Fungsinya..

Kata Kunci: STAD, Anggota Tubuh dan Fungsinya, Bahasa Indonesia.

 

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Untuk mengatasi rendahnya kualitas proses dan hasil belajar tersebut telah dilakukan upaya perbaikan dengan menerapkan model pembelajaran Konstruktivisme yaitu pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan memanfaatkan alat peraga pada Semester II/genap 2017/2018 dalam bentuk penelitian kelas. Model pembelajaran kooperatif merupakan interaksi kelompok teman sebaya (Damon dan Phelps, 1989). Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar dengan cara membentuk kelompok-kelompok kecil; siswa belajar dan bekerja sama untuk sampai kepada pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman individu maupun kelompok (Johnson, 1991). Dari pengertian ini tersirat tiga karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu: kelompok kecil, belajar/bekerja sama, dan pengalaman belajar. Dalam strategi ini siswa dikelompokkan secara heterogen dengan pola anggota seorang siswa dengan pemahaman tinggi, seorang siswa dengan pemahaman rendah, dan dua siswa dengan pemahaman rata-rata, sehingga akan terjadi interaksi komunikasi diantara anggota kelompok.

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang didalamnya siswa bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan khusus atau menyelesaikan sebuah tugas. Dalam pembelajaran ini nampaknya ada komponen-komponen utama dari pembelajaran kooperatif. Pertama, pembelajaran kooperatif mengajak siswa bekerja sama untuk menyelesaikan tugas-tugas, memecahkan masalah, mereview kuis, mengerjakan aktivitas praktikum, melengkapi lembar kerja: kedua, pengetahuan siswa dalam kelompok kecil yang hetorogen menantang siswa untuk saling membantu, berbagi tugas dan mendukung belajar teman lainnya dalam kelompok. Ketiga, adanya saling ketergantungan positif diantara anggota kelompok. Keempat, penumbuhan rasa tanggung jawab untuk belajar dan bekerja sama. Kelima, terjadinya pemrosesan kelompok dalam belajar.

Penerapan model pembelajaran cooperatif learning tipe STAD disekolah tersebut dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar (nilai rata-rata ulangan harian 77 dengan ketuntasan 80%). Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif berangsur-angsur terjadi peningkatan keaktifan dan partisipasi, minat belajar dalam proses pembelajaran baik secara individu maupun kelompok sehingga terwujud paradigma pembelajaran dari teacher centered menuju ke students centered.

Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis tersebut guru belum memberdayakan seluruh metode maupun model pembelajaran yang ada. Dengan demikian penulis merumuskan masalah sebagai berikut “Apakah melalui metode cooperatif learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SDN 2 Wonosemi pada tahun pelajaran 2017/2018”

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa SD pada umumnya.

Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan hasil belajar dan kualitas proses belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia pada materi Anggota Tubuh dan Fungsinya bagi kelas I Semester II SDN 2 Wonosemi pada tahun pelajaran 2017/2018.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang meliputi:

1)    Manfaat untuk siswa adalah meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SDN 2 Wonosemi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Anggota Tubuh dan Fungsinya.

2)    Manfaat untuk guru adalah memperdalam pemahaman dan penggunaan tentang model pembelajaran cooperatif learning tipe STAD dan menguasai teknik dalam pelaksanaanya.

3)    Manfaat untuk sekolah adalah meningkatkan pembelajaran karena adanya inovasi model pembelajaran dengan menggunakan cooperatif learning tipe STAD sehingga berdampak pada peningaktan kualitas out put dan out came sekolah.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Kajian Teori

Teori Konstruktivisme

Teori Konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan menstrasformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan struktur kognitif yang sudah ada dan menyesuaikannya apabila tidak sesuai (Slavin, 1994). Bagi siswa agar benar-benar memahami dan menerapkan pengetahuan, maka mereka harus memecahkan masalah, menemukan sendiri segala sesuatu untuk dirinya, dan berusaha dengan ide-idenya.

Salah satu prinsip yang paling penting dalam teori Konstruktivisme adalah bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Peranan penting guru adalah menyediakan suatu suasana dimana siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya di dalam benaknya. Guru dapat memberikan tahap-tahap yang membawa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang menemukan atau mendapatkan catatan siswa sendiri yang menemukan atau mendaptkan pemahaman tersebut (Slavin, 1994).

Teori Mengajar

Mengajar, dapat diartikan sebagai penciptaan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi antara lain Kompetensi Dasar yang diinginkan atau dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang akan memainkan peran sertanya dalam hubungan sosial tertentu, bentuk kegiatan yang akan dilakukan, serta sarana dan prasarana yang tersedia. Komponen-komponen pada sistem ini saling mempengaruhi serta bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar mengajar memiliki “profil” tertentu. Masing-masing profil sistem lingkungan belajar mengakibatkan tercapainya tujuan-tujuan belajar yang berbeda.

STAD (Student Teams Achievement Division).

Ada empat tipe yang biasa digunakan oleh guru dalam pembelajaran kooperatif (Abdurrahman dan Bintoro, 2000 dalam Nurhadi, 2003), yakni salah satunya adalah tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Tipe STAD dikembangkan oleh Robert Stavin dan kawan-kawannya dari Universitas John Hopkins. Tipe ini dipandang yang paling sederhana dan paling langsung dari pendidikan pembelajaran kooperatif.

Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang bermuara pada pendekatan konstruktivisme. Model pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama, saling menumbangkan pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu dan kelompok (Slavin, 1991). Model pembelajaran ini berpandangan bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan konsep-konsep tersebut dengan teman sebayanya (Slavin, 1994).

Kerangka Berpikir

Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan (Suriasumantri, 1986). Kriteria pertama agar suatu pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Subjek Penelitian

Lokasi

Penelitian ini dilakukan di kelas I Semester II SDN 2 Wonosemi Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora tahun pelajaran 2017/2018

Waktu

Penelitian ini dilaksanakan dalam tahapan Pra siklus.dilaksanakan tanggal 14 Februari 2018 Siklus I dilaksanakan tanggal 7 Maret 2018 dan Siklus II dilaksanakan tanggal 27 Maret 2018.

Mata Pelajaran

Penelitian ini dilakukan pada waktu pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan tema tentang Anggota Tubuh dan Fungsinya kelas I Semester II di SDN 2 Wonosemi Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora tahun pelajaran 2017/2018.

Kelas dan Karakteristik Siswa

Penelitian dilakukan di Kelas I dimana jumlah siswa terdiri dari 28 siswa dengan perbandingan 14 putri dan 12 putra dengan karakteristik siswa mayoritas kehidupan dari kalangan Petani dengan tingkat kemampuan ekonomi dan kepandaian siswa rata-rata kurang.

Sumber Data

Data Penelitian Tindakan Kelas ini diambil atau dikumpulkan melalui guru kelas yaitu peneliti sendiri dan siswa Kelas I Semester II tahun 2017/2018 SDN 2 Wonosemi Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Per Siklus

Pembelajaran Awal

Masalah tersebut dari hasil evaluasi pada akhir pembelajaran. Penelitian ini penulis lakukan proses pembelajaran Prasiklus Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas I Semester II SDN 2 Wonosemi tentang Anggota Tubuh dan Fungsinya. Ternyata hasil evaluasi dari 28 siswa yang mendapatkan nilai 75-100 hanya siswa 18 atau 64% dari seluruh siswa.

Penulis menyimpulkan bahwa tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam masih rendah.

Berdasarkan hal-hal tersebut penulis selalu berdiskusi dengan teman sejawat dan guru yang lain selama penelitian hasil diskusi ada beberapa masalah yaitu:

1.     Siswa mengalami kesulitan materi pembelajaran

2.     Guru dalam menyampaikan materi tidak menggunakan bahasa yang komunikatif dengan siswa.

3.     Guru menggunakan alat peraga tidak mencukupi semua kelompok

4.     Siswa kurang berhasil untuk merespon pertanyaan guru.

Siklus I

Berdasarkan hasil tes kemampuan awal dengan hasil tes kemampuan siklus I dapat dilihat adanya pengurangan jumlah siswa yang masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Pada prasiklus jumlah siswa yang dibawah KKM sebanyak 28 siswa dan pada akhir siklus I berkurang menjadi 6 anak. Nilai rata-rata kelas meningkat dari 75 menjadi 81 jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I menjadi 79% dari sebelumnya yaitu hanya 64%.

Siklus II

Berdasarkan hasil tes siklus I dengan hasil tes siklus II dapat dilihat adanya pengurangan jumlah siswa yang masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Pada siklus I jumlah siswa yang dibawah KKM sebanyak 6 (21%) anak dan pada akhir siklus II berkurang menjadi 0 (0%) anak. Nilai rata-rata kelas meningkat dari 81 menjadi 88 jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus II menjadi 100% dari sebelumnya yaitu hanya 79%.

Pembahasan

Pra Siklus / Pembelajaran Awal

Tabel 4.6.

Nilai Tes Pra Siklus

No

Hasil Angka

Hasil Huruf

Arti Lambang

Jumlah Siswa

Persen

1.

85-100

A

Sangat baik

6

21%

2.

75-84

B

Baik

10

36%

3.

65-74

C

Cukup

4

14%

4.

55-64

D

Kurang

7

25%

5.

< 54

E

Sangat Kurang

1

4%

Jumlah

28

100%

 

Tabel 4.8.

Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Pra Siklus

No

Ketuntasan Belajar

Jumlah Siswa

Pra Siklus

Jumlah

Persen

1

Tuntas

18

64%

2

Belum Tuntas

10

36%

Jumlah

28

100%

 

 

Siklus 1

Tabel 4.10

Hasil Belajar Siklus I

No

Hasil Angka

Hasil Huruf

Arti Lambang

Jumlah Siswa

Persen

1.

85-100

A

Sangat baik

7

24%

2.

75-84

B

Baik

15

48%

3.

65-74

C

Cukup

6

5%

4.

55-64

D

Kurang

0

14%

5.

< 54

E

Sangat Kurang

0

10%

Jumlah

28

100%

 

Tabel 4.11.

Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus I

No

Ketuntasan Belajar

Jumlah Siswa

Siklus I

Jumlah

Persen

1

Tuntas

22

79%

2

Belum Tuntas

6

21%

Jumlah

28

100%

 

Siklus 2

Tabel 4.13.

Hasil Belajar Siklus II

No

Hasil Angka

Hasil Huruf

Arti Lambang

Jumlah Siswa

Persen

1.

85-100

A

Sangat baik

14

50%

2.

75-84

B

Baik

14

50%

3.

65-74

C

Cukup

0

0%

4.

55-64

D

Kurang

0

0%

5.

< 54

E

Sangat Kurang

0

0%

Jumlah

28

100%

 

Tabel 4.14.

Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus II

No

Ketuntasan Belajar

Jumlah Siswa

Siklus II

Jumlah

Persen

1

Tuntas

28

100%

2

Belum Tuntas

0

0%

Jumlah

28

100%

 

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.     Penggunaan model pembelajaran cooperatif learning tipe STAD dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I Semester II SDN 2 Wonosemi.  Beberapa indikator terjadinya peningkatan kualitas proses belajar mengajar tersebut adalah:

a)    Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas.

b)    Peningkatan kerja sama dalam kelompok dan tidak tampak sikap individual.

2.     Penggunaan metode pembelajaran cooperatif learning tipe STAD dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa kelas I Semester II SDN 2 Wonosemi

3.     Pemberian lembar kerja tiap kelompok ternyata dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep materi Anggota Tubuh dan Fungsinya.

4.     Pujian atau penguatan ternyata mampu meningkatkan hasil belajar.

Saran

Beberapa saran yang diajukan terkait dengan hasil pembelajaran (kesimpulan) diatas adalah:

5.     Perlu dilakukan penelitian tindakan sejenis untuk materi/kosep mata pelajaran yang lain atau menerapkan model pembelajaran yang lain atau menerapkan model pembelajaran yang paling cocok untuk materi terkait.

6.     Guru lebih kreatif dalam memberikan latihan-latihan pada lembar kerja pada setiap proses kegiatan belajar mengajar.

7.     Dalam memberikan pujian atau penguatan, guru harus melihat situasi atau kondisi yang terjadi pada kegiatan belajar mengajar sehingga dapat menumbuhkan kompetensi antar siswa khususnya dalam prestasi.

DAFTAR PUSTAKA

Johson, D.W., dan Johnson, R.T., 1989. Cooperative and Competitive: Theory and Researc. Edina, WN: Interaction Book Co.

Lundgren, L., 1994. Cooperative Learning in the Science Classroom. New York: MC. Millan/MC. Graw – Hill.

Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning. Masscochusets: Allyn and Bacon Publisher.

Sulistyorini, Sri. 1999. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Mata pelajaran Bahasa Indonesia. Lembaran Ilmu Pengetahuan. No. 1- tahun XXVIII-1999-11-19. Semarang: IKIP Semarang.

Winata Putra, Udin. S. [et.al]. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.