Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode STAD
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERISTIWA ALAM INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA
MELALUI METODE STAD KELAS VI SEMESTER II SDN 3 NGAWEN KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Sumiati
SDN 3 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora
ABSTRAK
Pada pembelajaran IPS banyak sekali siswa yang kurang minat terhadap pelajaran tersebut. Apalagi kalau metode yang digunakan hanya ceramah dan tanpa menggunakan alat peraga. Pada akhir proses pembelajaran guru memberikan evaluasi ternyata hanya 7 siswa dari 10 siswa atau 70% yang mencapai tingkat ketuntasan. Sehingga banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Berdasarkan Identifikasi masalah dalam penelitian ini peneliti menyajikan materi dengan memberikan beberapa alternatif yang berkaitan dengan materi Peristiwa Alam Indonesia dan Negara-Negara Tetangga dengan cara: melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi STAD Learning. Pada siklus 1, 9 siswa memperoleh nilai diatas 75 atau lebih dan ketuntasan mencapai 90%. Jadi masih ada 10% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sekolah. Pada siklus 2, siswa yang memperoleh nilai diatas 75 mencapai 10 siswa dari 10 siswa yang ada. Ini berarti prosentase ketuntasan secara klasikal mencapai lebih mencapai 100% yang artinya proses pembelajaran telah tuntas secara klasikal. Dari hasil ini, indikator keberhasilan yang berbunyi: meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas tuntas belajar pada ulangan harian minimal 10% telah tercapai. Dan meningkatnya kompetensi guru dalam proses pembelajaran minimal 15% juga tercapai. Pra Siklus nilai rata-rata hanya 78,24, Siklus I mengalami peningkatan menjadi 81,18, dan Siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 95,88. Ini menunjukkan hasil tes formatif yang maksimal. Demikian juga tingkat ketuntasan prestasi belajar dari Pra Siklus hanya 70%, Siklus I menjadi 90% dan Siklus II 100%.
Kata Kunci: STAD, IPS, Peristiwa Alam.
Latar Belakang Masalah
Keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan oleh penguasaan materi pelajaran, tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Biasanya ditentukan dengan nilai berdasarkan pengalaman pelaksanaan pembelajaran selama ini (Sukmadinata 2003: 15). Penulis mengalami/menemui masalah-masalah yaitu banyak siswa dalam pelajaran berlangsung jarang sekali yang berani mengajukan pertanyaan, siswa pasif tidak memberikan tanggapan terhadap penjelasan yang disampaikan guru. Mereka tidak bertanya karena sudah mengerti atau tidak memahami pelajaran ini. Dalam proses pembelajaran interaksi antara guru dan siswa menjadi kurang kondusif. Jadi apa yang direncanakan guru dalam pembelajaran itu tidak berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru.
Pada pembelajaran IPS banyak sekali siswa yang kurang minat terhadap pelajaran tersebut. Apalagi kalau metode yang digunakan hanya ceramah dan tanpa menggunakan alat peraga. Ketika guru memberikan satu soal dan meminta salah satu siswa mengerjakan di papan tulis hanya 4 siswa dari 10 siswa yang berani mengajungkan tangan.
Pada akhir proses pembelajaran guru memberikan evaluasi ternyata hanya 11 siswa dari 10 siswa atau 46% yang mencapai tingkat ketuntasan. Sehingga banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis tersebut guru merumuskan masalah bahwa rendahnya siswa dalam menguasai materi pelajaran IPS disebabkan beberapa faktor. Secara khusus perumusan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1. Apakah melalui penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar IPS dalam materi Peristiwa Alam Indonesia dan Negara-Negara Tetangga di Kelas VI, Semester II di SDN 3 Ngawen, Kec. Ngawen, Kab. Blora
2. Hal apakah yang menjadi kendala dalam meningkatkan pembelajaran IPS pada materi Peristiwa Alam Indonesia dan Negara-Negara Tetangga dengan menggunakan model Student Teams Achievement Division (STAD)?
Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penulis laporan ini bertujuan untuk memberikan gambaran bahwa dengan menggunakan alat peraga yang optimal dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu dapat menjelaskan materi yang diajarkan dan dalam belajar terutama pada pelajaran IPS anak kurang suka pada pelajaran tersebut dan siswa diharapkan dapat:
1. Meningkatkan hasil belajar IPS materi Peristiwa Alam Indonesia dan Negara-Negara Tetangga siswa Kelas VI Semester II SDN 3 Ngawen melalui model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).
2. Mendiskripsikan kendala yang muncul pada penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar IPS dengan materi Peristiwa Alam Indonesia dan Negara-Negara Tetangga.
Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Manfaat pada penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 4 (empat), diantaranya sebagai berikut:
Bagi Kepala Sekolah
a. Dapat mengembangkan dan memperbaiki pola pembelajaran yang diajarkan oleh guru kepada peserta didik
b. Dapat mengembangkan pengetahuan, wawasan dan ketrampilan
c. Dapat memotivasi guru dan peserta didik untuk belajar mengembangkan pola pembelajaran yang lebih menarik
d. Dapat meningkatkan tanggung jawab Guru dan Peserta terhadap tugasnya secara professional.
Bagi Guru
a. Dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi
b. Dapat membantu guru untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya.
c. Membantu guru berkembang secara profesional, meningkatkan rasa percaya diri dan memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan.
d. Dapat memperbarui sistem belajar siswa sehingga suasana belajar menjadi menyenangkan.
Bagi Sekolah.
a. Menciptakan sistem pembelajaran ilmiah, mengerti dan lengkap.
b. Ditemukannya salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk pelaksanan kegiatan belajar.
c. Penelitian ini dilakukan sebagai momentum refleksi diri bagi sekolah tempat penelitian, baik sebelum ataupun sesudah adanya penelitian.
Bagi Perpustakaan
Dengan danya penelitian tindakan kelas ini, makin bertambahlah referensi buku-buku perpustakaan dan akhirnya bertambahlah wawasan para pembaca perpustakaan.
KAJIAN PUSTAKA
Hakekat Belajar
Belajar merupakan usaha yang dilakukan dalam rangka untuk mencapai suatu yang ingin di capai menurut Suryabrata (2002:232) menyimpulkan tentang belajar yaitu: 1. Belajar itu membawa perubahan, 2. Perubahan itu pada pokoknya didapatkan kecapakan baru. 3. Perubahan terjadi karena usaha dengan sengaja.
Belajar adalah suatu proses dimana suatu tindakkan muncul atau berubah karena adanya respon terhadap suatu situasi (Sukmadinata 2003: 15).
Dalam hal ini belajar adalah suatu proses yang dilandasi dengan perubahan pada diri siswa dan perubahan itu merupakan hasil belajar yang melibatkan segi jasmani dan rohani yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam hal pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan tingkah laku serta semua aspek yang ada dalam indiovidu. Menurut paham Progresivisme Jhon Dewey (Pahyono, 2004: 4).
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah merupakan sesuatu untuk mengetahui apakah rencana sudah dicapai seperti yang diinginkan, menurut penjelasan Sanjaya dalam bukunya Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (2008: 13) menjelaskan bahwa hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang telah direncanakan.
Pengertian Model/Pendekatan STAD
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif.
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur.
Kerangka Berfikir
Siswa Kelas VI SD masih tergolong anak dalam masa berpola pikir kongkret dan holistik sehingga dalam belajar ia perlu menghadapi sesuatu yang nyata dan dapat dimanipulasi secara langsung.
Di sisi lain mata pelajaran Ilmu Pengetahuan sosial adalah mata pelajaran yang mengandung konsep-konsep yang bersifat kongkrit. Guru dituntut kreativitas untuk menciptakan proses pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa dengan pengamatan langsung tidak hanya sekedar hafalan. Serta guru dapat memilih cara dan metode yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan.
Berdasarkan latar belakang penelitian yang menghasilkan nilai pembelajaran IPS masih di bawah harapan guru, dan berdasrkan identifikasi masalah, rumusan tujuan dan manfaat penelitian di atas maka peneliti melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II. Perbaikan pembelajaran menggunakan alat peraga benda langsung diharapkan untuk menarik perhatian siswa sehingga dapat menghasilkan nilai pembelajaran yang meningkat.
Penggunaan model pembelajaran STAD dengan mengharapkan berbagai problem atau permasalahan dalam pembelajaran IPS. Pembelajaran ini diharapkan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar pada mata Pelajaran IPS.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teoritik di muka, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: Diduga dengan menggunakan metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS tentang Peristiwa Alam Indonesia dan Negara-Negara Tetangga. Dalam hal ini ditunjukkan oleh 100% siswa telah belajar dengan tuntas.
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian
Jumlah siswa Kelas VI SDN 3 Ngawen adalah 10 siswa terdiri dari laki-laki 6 dan perempuan 4 dari segi kecerdasannya rata-rata cukup artinya tidak ada yang menonjol bahkan ada beberapa anak yang tingkat kecerdasannya dibawah rata-rata.
Tempat Pelaksanaan
Lokasi: Kelas VI, SDN 3 Ngawen, Kecamatan Ngawen , Kabupaten Blora
Waktu Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dilaksanakan dalam 2 siklus:
– Pra Siklus, Kamis, 16 Februari 2018
– Siklus I, Kamis, 16 Maret 2018
– Siklus II, Kamis, 13 April 2018
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pra Siklus
Dalam melaksanakan penelitian Pra Siklus dapat berjalan lancar sesuai dengan yang direncanakan. Namun masih ada kekurangan dan hasil belum memuaskan untuk itu perlu dilanjutkan ke Siklus berikutnya. Adapun hasil penelitian Pra Siklus adalah sebagai berikut: hasil penelitian: Pra Siklus hasil tes formatif dengan nilai rata-rata 78,24 dengan ketuntasan baru mencapai 76% sehingga yang belum tuntas 24%.
Siklus I
Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Ulangan Formatif Siklus I Mata Pelajaran IPS
Nilai |
Frekuensi |
Prosentase |
35-44 |
0 |
6% |
45-54 |
0 |
0% |
55-64 |
0 |
0% |
65-74 |
1 |
76% |
75-84 |
6 |
18% |
85-94 |
3 |
0% |
95-100 |
0 |
6% |
Siklus II
Tabel: 4.10 Rekapitulasi Nilai Test Formatif Siklus II Mata Pelajaran IPS
Nilai |
Frekuensi |
Prosentase |
35-44 |
0 |
0% |
45-54 |
0 |
0% |
55-64 |
0 |
0% |
65-74 |
0 |
0% |
75-84 |
1 |
10% |
85-94 |
0 |
0% |
95-100 |
9 |
90% |
Pembahasan
Tabel 4.15. Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
No |
Ketuntasan |
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
1. |
Tuntas |
70% |
90% |
100% |
2. |
Tidak Tuntas |
30% |
10% |
0% |
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
Kesimpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan sebanyak tiga siklus, maka dapat diambil beberapa kesimpulan:
1. Diskusi kelompok mampu mengaktifkan semua siswa sehingga proses pembelajaran berlangsung hidup.
2. Penggunaan alat bantu/alat peraga yang sesuai dengan materi pembelajaran secara maksimal akan meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.
3. Untuk menguatkan pemahaman dan hasil belajar siswa, siswa diberi tes penPeristiwa Alam Indonesia dan Negara-Negara Tetanggaan yang berupa pekerjaan rumah.
Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran sebagai bentuk tindak lanjut, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru:
1. Untuk melayani kemampuan daya tangkap siswa yang agak lambat, guru membiasakan diri bersikap sabar dan tidak terburu-buru.
2. Dalam mengelola kegiatan diskusi kelompok, guru harus memantau setiap kelompok dan mendorong siswa yang kurang aktif ikut berpartisipasi.
3. Guru harus bisa memilih dan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi pengajaran secara maksimal.
Tindak lanjut peningkatan profesional guru, kita harus sering bertukar pikiran secara objektif dengan teman sejawat atau sekolah, bahkan sampai ke kegiatan KKG dan KKKS tentang strategi metode yang berhubungan dengan keberhasilan dan proses belajar mengajar yaitu:
Bagi Siswa
– Hendaknya siswa berusaha untuk memiliki sikap kreatif untuk selalu bertanya pada guru sesuai materi yang diterangkan jika ada materi pelajaran yang belum di mengerti.
– Berusaha untuk berbahasa yang baik dan benar dalam upaya melatih siswa mampu memahami dan mencerna setiap pelajaran yang diberikan maupun soal-soal yang diberikan terutama dalam pelajaran matematika.
Sekolah
Hendaknya pihak sekolah dapat memberikan atau meningkatkan fasilitas atau sarana dan prasarana sekolah yang memadai sehingga dapat memudahkan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah.
Guru
– Hendaknya guru dapat menunjang kecerdasan dan ketrampilan anak didik dalam menyelesaikan soal-soal, baik untuk bidang studi matematika maupun bidang studi yang lain agar dapat dimulai melalui peningkatan kemampuan mengerjakan mengajar materi Membaca peta lingkungan setempat (Kabupaten/ Kota, Provinsi) dengan menggunakan skala sederhana.
Peneliti
– Untuk peneliti yang mengambil ruang lingkup yang sama hendaknya menambah variabel lain selain kedua variabel tersebut.
Hendaknya peneliti mencari aspek lain yang lebih luas dari aspek yang ada di sini untuk menambah luasnya cakupan variabel ini.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Kosasih Djahiri. 1978/1979.101. SBM (Strategi Belajar Mengajar). Gagne: (Mengelompokkan Hasil Belajar dalam 5 Kategori)
Nanik Supartini. (2005). Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dengan Metode Problem Solving pada Pembelajaran Pemecahan Masalah Pada Mata Pelajaran IPS di SD. Universitas Terbuka Semarang.
Ruseffendi (1991:124). Pengajaran IPS Modern Untuk Orang Tua Murid Guru dan SPG. Bandung: Tarsito.
Roestiyah, N.K. 2001-SBM (Strategi Belajar Mengajar). Jakarta: Rineka Cipta.
Whiterington dalam buku Educational Psychology.