Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Inkuiri Terbimbing
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN MANUSIA
MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING
BAGI SISWA KELAS VI SDN CANDI TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Lilis Sulistyowati
SDN Candi Kecamatan Todanan
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SDN Candi Kecamatan Todanan Kabupaten Blora dalam pembelajaran IPA materi perkembangan dan pertumbuhan manusia melalui metode pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian dilakukan di SDN Candi Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Candi tahun pelajaran 2015/2016 berjumlah 20 siswa. Metode Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan pelaksanaan tindakan sebanyak dua siklus. Dalam setiap siklus terdir dari tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Analisis data menggunakan deskriptif komparatif dengan cara membandingkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pada setiap siklus. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Inkuiri Terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN Candi Kecamatan Todanan Kabupaten Blora dalam pembelajaran IPA materi perkembangan dan pertumbuhan manusia. Hal ini terbukti sebelum dilakukan pembelajaran dengan metode pembelajaran Inkuiri Terbimbing, rata-rata nilai ulangan siswa 58,5 dengan ketuntasan belajar 35%. Setelah peneliti menerapkan metode pembelajaran Inkuiri Terbimbng pada siklus I dan siklus II, rata-rata nilai ulangan siswa pada kondisi akhir adalah 79,0 dan tingkat ketuntasan belajarnya mencapai 85%.
Kata Kunci : hasil belajar, pembelajaran IPA, metode Inkuiri Terbimbing
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mengingat pentingnya meningkatkan mutu pendidikan di era globalisasi. Maka keberhasilan pendidikan tidak tergantung pada keadaan anak, orang tua, lingkungan saja, tetapi gurulah yang menjadi peran utama. Perlu diketahui bahwa guru adalah sebagai pembimbing, pendidik dan memotivasi siswa sehingga membentuk manusia yang berbudi luhur, beriman, cakap, terampil, berwatak sosial dan berwawasan luas. Namun belum semua kegiatan pembelajaran berhasil seperti yang diuraikan di atas.
Oleh sebab itu, pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika siswa dapat menguasai materi sesuai dengan tujuan yang di capai. Ditinjau dari segi kwantitatif keberhasilan siswa terhadap pembelajaran dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa. Rata – rata nilai ulangan harian pada mata pelajaran IPA materi perkembangan dan pertumbuhan manusia masih rendah. Dari 20 siswa kelas VI SDN Candi Kecamatan Todanan, yang tuntas belajar dengan KKM 70 adalah 7 siswa dengan rata-rata kelas 58,5. Hal ini terjadi dikarenakan dalam pembelajaran, guru masih cenderung menggunakan metode yang kurang relevan, menyampaikan pelajaran hanya monoton, penyampaian materi kurang jelas atau terlalu cepat saat memberi penjelasan, tidak menggunakan alat peraga yang relevan, dan tidak mau memberi motivasi terhadap siswa. Sehingga harapan dengan kenyataan tidak sesuai.
Kondisi mengharuskan guru untuk melakukan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Bentuk perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran. Pada penelitian tindakan kelas ini, guru sebagai penetiti menerapkan metode inkuiri terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi perkembangan dan pertumbuhan manusia.
Selanjutnya peneliti menetapkan judul penelitian yang dilakukan yaitu “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Perkembangan Dan Pertumbuhan Manusia Melalui Metode Inkuiri Terbimbing Bagi Siswa Kelas VI SDN Candi Tahun Pelajaran 2015/2016â€.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah tersebut, dapat diambil rumusan masalah yaitu “ Apakah melalui metode diskusi inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi perkembangan dan pertumbuhan manusia bagi siswa kelas VI SDN Candi Kecamatan Todanan Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2015/2016?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Tujuan umum yaitu untuk mendidik siswa lebih kreatif, berani mengemukakan pendapat dan berpikir logis.
2. Tujuan khusus yaitu untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang perkembangan dan pertumbuhan melalui penerapan model pembelajaran dengan metode Inkuri terbimbing pada siswa kelas VI SDN Candi Kecamatan Todanan Tahun Pelajram 2014/2015.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan lebih khusus diharapkan bermanfaat bagi:
1. Bagi Guru
a. Meningkatkan kinerja guru secara profesional.
b. Melatih guru guru untuk menerapkan pembelajaran dengan metode Inkuiri Terbimbing.
c. Membiasakan guru mengajar sesuai dengan materi yang diajarkan
2. Bagi Siswa
a. Memberi motivasi siswa belajar lebih berani mengemukakan pendapat.
b. Anak menjadi aktif, kreatif dan bertanggung jawab.
c. Melatih untuk saling menghargai pendapat sesama teman.
d. Meningkatnya hasil belajar IPA tentang perkembangan dan pertumbuhan manusia.
e. Meningkatnya model pembelajaran pendekatan metode Inkuri terbimbing pada mata pelajaran IPA tentang perkembangan dan pertumbuhan manusia.
3. Bagi Perpustakaan
a. Sebagai bahan referensi bagi para guru lain dalam inovasi pendidikan.
b. Penelitian ini dapat sebagai bahan pertimbangan dalam pembelajaran
KAJIAN PUSTAKA
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri atas dua kata yaitu “hasil“ dan “belajar“ yang memiliki arti yang berbeda. Oleh karena itu untuk memahami lebih mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas dulu pengertian “hasil“ dan “belajarâ€.
Menurut Djamarah (2000: 45), hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh–sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mancapainya.
Sementara itu, Arikunto (1990:133) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diaamati,dan dapat diukurâ€. Nasution (1995: 25) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengrtian, dan penghargaan diri pada individu tersebut.
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui plroses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukan hasil yang berciri sebagai berikut: (1) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada diri siswa; (2) Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya; (3) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatannya, membentuk prilakunya, bemanfat untuk mempelajarai aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang lainya; (4) Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengerndalikan dirinya terutaman adalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan dalam alam. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berfungsi untuk memberikan pengetahuan tentang lingkungan alam, mengembangkan ketrampilan, wawasan, dan kesadaran teknologi dalam kaitan dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah dasar mulai diajarkan di kelas rendah dengan lebih bersifat memberi pengetahuan melalui pengamatan terhadap berbagai jenis dan perangai lingkungan alam serta lingkungan buatan.
Srini M. Iskandar (1997: 17) berpendapat bahwa “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)†merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan latihan berfikir kritisâ€. Secara singkat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah “pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinyaâ€. Hal senada juga diungkapkan oleh Carin dan Sund (Patta Bundu, 2006: 4) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu pengetahuan tentang alam semesta yang bertumpu pada data yang dikumpulkan melalui pengamatan dan percobaan sehingga di dalamnya memuat produk, proses, dan sikap manusia.
Prinsipnya pembelajaran sains di Sekolah Dasar membekali siswa kemampuan berbagai cara untuk “mengetahui†dan “cara mengerjakan†yang dapat membantu siswa dalam memahami alam sekitar, Mengacu pada pendapat para ahli tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan alam untuk memberikan pengetahuan. Pengetahuan tersebut dapat berupa fakta, konsep, teori, hukum, prinsip tentang lingkungan alam yang berkaitan dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam kegiatan belajar mengajar. Pada dasarnya metode mengajar merupakan cara atau teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Metode pembelajaran ialah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran kepada pelajar. Karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif, metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan pelajar pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan demikian, metode mengajar merupakan alat untuk menciptakan proses belajar mengajar (Rahim, 2001: 88).
Metode pembelajaran yang ditetapkan guru banyak memungkinkan siswa belajar proses (learning by process), bukan hanya belajar produk (learning by product). Belajar produk pada umumnya hanya menekankan pada segi kognitif, sedangkan belajar proses dapat memungkinkan tercapainya tujuan belajar baik segi kognitif, afektif (sikap) maupun psikomotor (keterampilan). Oleh karena itu metode pembelajaran diarahkan untuk mencapai sasaran tersebut, yaitu lebih banyak menekankan pembelajaran melalui proses (Sumiati, 2008: 91).
Metode pembelajaran di samping disesuaikan dengan tujuan dan materi pembelajaran, juga ditetapkan dengan melihat kegiatan yang akan dilakukan. Metode pembelajaran sangat beraneka ragam, dengan pertimbangan apakah suatu metode pembelajaran cocok untuk mengajar materi pembelajaran tertentu, tidak adakah metode pembelajaran lain yang lebih sesuai, guru dapat memilih metode pembelajaran yang efektif untuk mengantarkan siswa mencapai tujuan. Pertimbangan pokok dalam menentukan metode pembelajaran terletak pada ke efektifan proses pembelajaran. Tentu saja orientasinya kepada siswa belajar. Jadi, metode pembelajaran yang digunakan pada dasarnya hanya berfungsi sebagai bimbingan agar siswa belajar (Hakim, 2008: 155).
Penggunaan metode pembelajaran perlu menentukan tempat di mana kegiatan itu dilakukan, apakah di ruang kelas, di ruang demonstrasi, di laboratorium atau di luar kelas dalam kegiatan studi lapangan. Metode pembelajaran memberi warna pada proses pembelajaran yang dilaksanakan di suatu sekolah (Sumiati, 2008: 96).
Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Guru yang profesional dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, mempunyai ciri-ciri yaitu memahami dan mampu menggunakan bermacam-macam metode pembelajaran. Penggunaan bermacam-macam metode pembelajaran dapat meningkatkan kualitas berpikir dan kreatifitas para siswa. Salah satu indikator dalam keberhasilan guru dalam pembelajaran adalah adanya perubahan sikap yang lebih baik pada siswa setelah mengalami proses pembelajaran, sehingga untuk dapat mencapai indikator tersebut, guru perlu merencanakan suatu metode pembelajaran yang didalamnya melibatkan keaktifan siswa.
Metode pembelajaran yang dapat melibatkan keaktifan siswa adalah metode penemuan (discovery) atau penyelidikan (inquiry). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode inkuiri terbimbing (Guided Inquiry). Inkuiri yang dalam bahasa inggris “inquiry†mempunyai arti pertanyaan, pemeriksaan, atau penyelidikan.
Menurut W. Gulo (2008:84) Metode Guided Inquiry berarti suatu kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki suatu permasalahan secara sistematis, logis, analitis, sehingga dengan bimbingan dari guru mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Menurut Surya Darma (2008: 24) Proses pembelajaran berbasis inkuiri ada tiga tahap. Tahap pertama, adalah belajar diskoveri, yaitu guru menyusun masalah dan proses tetapi memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi hasil alternatif. Tahap kedua, inkuiri terbimbing (Guided Inquiry), yaitu guru mengajukan masalah dan siswa menentukan penyelesaian dan prosesnya. Tahap ketiga, adalah inkuiri terbuka (Open Inquiry), yaitu guru hanya memberikan konteks masalah sedangkan siswa mengindentifikasi dan memecahkannya.
Metode pembelajaran inkuiri pada hakikatnya merupakan proses penemuan atau penyelidikan. Tujuan utamanya adalah untuk mendorong siswa dalam mengembangkan keterampilan berfikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka. Proses pembelajaranya berubah dari dominasi guru (teacher dominated) menjadi dominasi oleh siswa (student dominated), karena dalam metode Guided Inquiry yang lebih aktif belajar adalah siswa (sebagai subjek belajar), sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator atau pembimbing saja.
Metode Guided Inquiry merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hanya dari hasil mengingat fakta-fakta, melainkan juga dari menemukan sendiri (Syaiful Sagala, 2010: 89).
Dalam prosesnya, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima materi pelajaran dari guru, melainkan mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran tersebut. Proses pembelajaran inkuiri meliputi lima langkah yaitu: merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan (Wina Sanjaya, 2010: 197).
Kerangka Berpikir
Pada awal pembelajaran hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi perkembangan dan pertumbuhan manusia masih rendah, terbukti dengan hasil evaluasi belajar yang rendah, nilai ketuntasan belajar masih banyak yang belum mencapai KKM yang ditentukan. Penerapan metode Inkuiri Terbimbing bertujuan untuk mempermudah siswa memahami materi perkembangan dan pertumbuhan manusia sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir di atas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas “Melalui penerapan metode Inkuiri Terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar pelajaran IPA materi perkembangan dan pertumbuhan manusia pada siswa kelas VI SDN Candi Kecamatan Todanan Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2015/2016″.
METODOLOGI PENELITIAN
Penilitian ini mengambil lokasi di SDN Candi Kecamatan Todanan Kabupaten Blora pada semester I tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan Agustus sampai dengan bulan November tahun 2015. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Candi sebanyak 20 siswa dengan rincian 13 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengunakan metode penelitian tindakan kelas. Peneliti menetapkan pelaksanaan tindakan sebanyak dua tindakan dalam dua siklus. Adapun langkah-langkah dalam setiap siklus tindakan adalah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Candi sebagai sumber data primer, dan data dari teman sejawat sebagai sumber data sekunder. Bentuk data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa angka diperoleh dari hasil ulangan harian dan data kualitatif yang berupa saran dari pengamat yang dilakukan sebelum, saat pelaksanaan dan sesudah penelitian.
Teknik pengumpulan data dalam dalam penelitian ini menggunakan tes dan non tes.Tes digunakan untuk mengukur pemahaman siswa berdasarkan pengetahuan , ketrampilan dan sikap. Kelengkapan tes ini terdiri dari kisi-kisi, soal tes , kunci jawaban, dan kreteria penilaian.Teknik non tes adalah observasi. Observasi dilakukan dengan format check list untuk mengetahui kegiatan selama pembelajaran. Disamping itu juga untuk mengetahui kenerja guru dalam pembelajaran.
Supaya data penelitian ini valid, maka perlu divalidasi. Adapun validasi data ada dua yaitu validasi empirik dengan menggunakan analisis empirik dan validasi teoritik dengan menggunakan analisis kwalitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validasi empirik yaitu menggunakan butir-butir tes, maka memerlukan kisi-kisi agar validitas teoristik terpenuhi.
Adapun analisis yang digunakan adalah analisis deskriptifk kwantitatif dengan menggunakan komparatif (membandingkan) yaitu membandingkan hasil pra siklus, siklus I, dan siklus II, serta membandingkan hasil akhir dengan indikator kinerja.
Sebagai standar keberhasilan dalam penelitian apabila tingkat ketuntasan belajar pada kondisi akhir mencapai 80%.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Pra Siklus
Pelaksanaan pembelajaran pra siklus, guru belum menggunakan metode Inkuiri Terbimbing. Proses belajar mengajar berjalan satu arah. Siswa belum berperan aktif sebagai subyek pembelajaran. Dari proses pembelajaran yang tidak kondusif berdampak pada hasil belajar siswa ketika dilakukan ulangan harian. Rata-rata nilai ulangan harian pada pembelajaran pra siklus adalah 58,5. Dengan KKM 70, dari 20 siswa kelas VI yang tuntas belajar adalah 7 siswa atau 35%. Sisanya, sejumlah 13 siswa atau 65% nilainya masih dibawah KKM. Rentang nilai terendah dan tertinggi adalah 30 dan 80.
Hasil Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada Siklus I dilaksanakan pada bulan September 2015. Guru sebagai peneliti sudah menerapkan metode pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Hasil dari ulangan harian pada akhir siklus, rata-rata nilai ulangan harian adalah 66,5. Jumlah siswa yang mampu mencapai nilai KKM adalah 11 siswa atau 55%. Sisanya, 9 siswa atau 45% belum mampu mencapai nilai KKM. Rentang nilai terendah dan tertinggi adalah 40 dan 90.
Hasil Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada bulan Oktober 2015. Seperti halnya pada Siklus I, pada akhir Siklus II peneliti masih menggunakan metode pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Dari hasil ulangan harian diperoleh data rata-rata nilai ulangan harian adalah 79,0. Jumlah siswa yang mampu mencapai nilai KKM adalah 17 siswa atau 85%. Sisanya, 3 siswa atau 15% belum mampu mencapai nilai KKM. Rentang nilai terendah dan teringgi adalah 60 dan 100.
Pembahasan
Sebelum mengambil keputusan tentang keberhasilan penelitian, peneliti perlu menganalisis hasil penelitian yang dikumpulkan pada pelaksanaan pembelajaran pra siklus, siklus I, dan siklus II. Data hasil belajar pada penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa
Nilai |
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
|||
Jml |
% |
Jml |
% |
Jml |
% |
|
30 |
1 |
5,00% |
0 |
0,00% |
0 |
0,00% |
40 |
3 |
15,00% |
2 |
10,00% |
0 |
0,00% |
50 |
4 |
20,00% |
2 |
10,00% |
0 |
0,00% |
60 |
5 |
25,00% |
5 |
25,00% |
3 |
15,00% |
70 |
4 |
20,00% |
5 |
25,00% |
6 |
30,00% |
80 |
3 |
15,00% |
4 |
20,00% |
4 |
20,00% |
90 |
0 |
0,00% |
2 |
10,00% |
4 |
20,00% |
100 |
0 |
0,00% |
0 |
0,00% |
3 |
15,00% |
Rata2 |
58,5 |
66,5 |
79,0 |
|||
Tuntas |
7 |
35% |
11 |
55% |
17 |
85% |
T. Tuntas |
13 |
65% |
9 |
45% |
3 |
15% |
Sebelum dilakukan perbaikan pembelajaran, pada pembelajaran awal guru melakukan pembelajaran pra siklus. Pada akhir pembelajaran dilakukan ulangan harian. Berdasarkan hasil ulangan harian, rata-rata nilai ulangan harian adalah 58,5. Tingkat ketuntasan belajar pada pra siklus adalah 35%.
Pada pembelajaran siklus I, setelah peneliti menerapkan metode pembelajaran Inkuiri Terbimbing, terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Rata-rata nilai ulangan harian siswa meningkat menjadi 66,5 dengan tingkat ketuntasan belajar 55%.
Peningkatan hasil belajar kembali terjadi pada pembelajaran siklus II. Masih dengan menerapkan metode Inkuiri Terbimbing, rata-rata nilai ulangan harian siswa meningkat menjadi 79,0 dan tingkat ketuntasan belajar siswa mencapai 85%.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Inkuiri Terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi perkembangan dan pertumbuhan manusia bagi siswa kelas VI SDN Candi Kecamatan Todanan Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2015/2016 dari kondisi awal rata-rata nilai ulangan harian 58,5 menjadi 79,0 pada kondisi akhir serta tingkat ketuntasan belajar siswa dari kondisi awal 35% menjadi 85% pada kondisi akhir.
Saran
Berkaitan dengan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka saran yang disampaikan antara lain sebagai berikut:
1. Kepada Siswa
a. Diharapkan siswa untuk selalu meningkatkan kreatifitas belajar, kemauan yang keras, pantang menyerah dalam menghadapi masalah.
b. Bekerja sama yang baik terhadap sesama teman, berlatih menghormati kepada siapa saja.
c. Selalu menjadi insan yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
d. Selalu menjalankan tugas secara tanggung jawab dari Bapak / Ibu guru yang selalu membimbing, mengasuh dan mendidik setiap hari.
e. Mentaati semua aturan tata tertib sekolah.
2. Kepada Guru
a. Didalam pembelajaran ciptakan situasi kelas yang kondusif dan inovatif.
b. Sayangilah anak didik seperti menyayangi anak sendiri.
c. Berilah kepercayaan siswa untuk menyelesaikan tugas.
d. Tunjukan jalan yang benar dikala siswa melakukan kesalahan, berilah penerangan disaat siswa kegelapan.
3. Kepada Kepala Sekolah
a. Memberikan dukungan moral maupun spiritual terhadap guru – guru dalam mengemban tugas sebagai abdi negara agar dapat bekerja sesuai dengan tuga yang diembannya.
b. Berilah kesempatan kepada para guru untuk mengembangkan keprofesiannya di bidang pendidikan seluas – luasnya.
c. Bangkitkan semangatnya mana kala dalam keadaan kurang semangat, tunjuka jiwa pendidik yang bijaksana, mana kala guru tersebut kurang bijaksana.
d. Manfaatkan para pendidik yang mempunyai potensi sesuai dengan bidangnya agar Sekolah Dasar yang diampu menjadi maju.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1990. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains di SD. Jakarta: Depdiknas
Dharma, Surya. 2008. Strategi Pembelajaran MIPA. Jakarta: Depdiknas
Djamarah. 2000. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional
Hakim, Lukmanul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Nasution. 1995. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Bumi Aksara
Rahim, Farida. 2001. Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alvabeta
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Srini M. Iskandar. 1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: DIKTI.
Sumiati & Asra. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima
W. Gulo. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia