Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI KONSEP MATA MELALUI PEMBELAJARAN
COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SDN 1 GONDANG KECAMATAN NGAWEN
KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Sri Widyaningsih
SDN 1 Gondang Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1) untuk mengetahui pelaksanaan upaya meningkatkan hasil belajar IPA, 2) untuk mengetahui metode Cooperative Learning pada pelajaran IPA, 3) untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan metode Cooperative Learning guna meningkatkan hasil belajar IPA. Teknik penelitian menggunakan metode Cooperative Learning diterapkan pada proses pembelajaran siklus 1 dan siklus 2. Siklus 1 pembelajaran menggunakan metode cooperative learning ternyata masih belum memenuhi harapan peneliti, karena dibuktikan dari hasil penelitian masih ada siswa yang belum tuntas. Maka peneliti melakukakan pembelajaran siklus 2 mulai dari rencana, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, dengan tujuan perbaikan siklus 1 menghasilkan penambahan perbaikan langkah-langkah oleh peneliti pada pembelajaran siklus 2. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil Belajar siswa Kelas IV Semester I pada mata pelajaran IPA dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode cooperative learning. Peningkatan nilai rata-rata secara berturut-turut dari pra siklus, siklus I, dan siklus II yaitu: 72; 79; 84. Tingkat ketuntasan belajar IPA siswa kelas IV yang semula pada kondisi awal sebesar 56% menjadi 79% pada siklus I dan dapat ditingkatkan lagi menjadi 100% pada siklus II. Dari hasil siklus 2 semua siswa sudah mendapat nilai tuntas, peneliti sudah mencapai hasil penelitian yang diinginkan dengan menggunakan metode cooperative learning. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa metode cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi konsep mata kelas IV semester I.
Kata Kunci : Hasil Belajar IPA, Konsep Mata, Cooperative Learning
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam adalah salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari organ mata, baik yang menyangkut makhluk hidup maupun benda mati. Pada prinsipnya, Ilmu Pengetahuan Alam diajarkan untuk membekali kepada siswa agar mempunyai pengetahuan untuk mengetahui berbagai macam kejadian yang ada dimuka bumi yang menyangkut berbagai macam makluk hidup maupun benda tak hidup, yang sangat berguna dan bermanfaat untuk dipelajari yang dapat membantu siswa untuk memahami organ mata secara mendalam.
Berdasarkan hasil penelitian pristasi belajar pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas IV semester I di SDN 1 Gondang menunjukkan bahwa pristasi belajar siswa masih rendah dalam ulangan harian yang diperoleh siswa masih rendah yaitu 65 dengan ketuntasan 70%). Hasil penelitian ini diperoleh oleh peneliti sebagai kepala sekolah untuk mengetahui kegiatan guru dan siswa, sekaligus dapat memberikan pembinaan kepada guru kelas IV di SDN 1 Gondang
Rumusan Masalah
Apakah guru dapat menerapkan cooperative learning model Team Group Tournament (TGT) dapat meningkatkan kemampuan belajar IPA tentang konsep mata siswa kelas IV semester I di SDN 1 Gondang, tahun pelajaran 2017/2018? Apakah guru menerapkan cooperative learning model Team Group Tournament (TGT) dapat mengembangkan kemampuan belajar siswa kelas IV semester I di SDN 1 Gondang tahun pelajaran 2017/2018? Apakah guru menerapkan cooperative learning model Team Group Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi konsep mata siswa kelas IV semester I di SDN 1 Gondang tahun pelajaran 2017/2018?
Tujuan penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka untuk mengetahuai sejauh mana tingkat keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan guru dan siswa kelas IV yang meliputi ; Untuk mengetahui sejauh mana persiapan guru didalam melaksanakan, persiapan pembelajaran. Untuk memberikan pembinaan kepada guru sebelum melaksanakan pembelajaran dalam mencapai keherhasilan yang optimal perlunya persiapan yang baik meliputi RPP juga sarana penunjangnya. Guru selalu untuk memanfaatkan waktu yang sebaik-baiknya selama melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Guru hendaknya selalu mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh siswa sehingga lebih aktif dalam belajar.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang meliputi: Mengembangan model pembelajaran TGT dengan media peta dalam menanamkan konsep berarti Kemampuan utama belajar efektif dapat tercakup. Diharapkan dapat memberi kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan khususnya bagi siswa.
Praktis: Siswa termotivasi untuk meningkatkan kemampuan belajar, Siswa termotivasi untuk meningkatkan pristasi belajar.
Bagi Guru: Terjadinya inovasi dalam proses belajar mengajar di kelas. Mengubah strategi pembelajaran untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar.
Bagi Sekolah: Untuk meningkatkan prestasi menjadi sekolah unggulan, Meningkatkan popularitas yang menjadi sekolah pilihan masyarakat.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
Kajian Teori
Teori Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan menstrasformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan struktur kognitif yang sudah ada dan menyesuaikannya apabila tidak sesuai (Slavin, 1994). Bagi siswa agar benar-benar memahami dan menerapkan pengetahuan, maka mereka harus memecahkan masalah, menemukan sendiri segala sesuatu untuk dirinya, dan berusaha dengan ide-idenya.
Teori Mengajar
Mengajar, dapat diartikan sebagai penciptaan suatu sistem menjalin hubungan interaksi guru dan siswa untuk mendapatkan pristasi belajar yang diharapkan, lingkungan yang mendukung memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan terdiri dari komponen-komponen yang
STAD (Student Teams Achievement Division).
Ada empat tipe yang biasa digunakan oleh guru dalam pembelajaran kooperatif (Abdurrahman dan Bintoro, 2000 dalam Nurhadi, 2003), yakni salah satunya adalah tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Tipe STAD dikembangkan oleh Robert Stavin dan kawan-kawannya dari Universitas John Hopkins. Tipe ini dipandang yang paling sederhana dan paling langsung dari pendidikan pembelajaran kooperatif.
Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang bermuara pada pendekatan konstruktivisme. Model pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama, saling menumbangkan pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu dan kelompok (Slavin, 1991). Model pembelajaran ini berpandangan bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan konsep-konsep tersebut dengan teman sebayanya (Slavin, 1994).
METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian
Lokasi:
Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Gondang karena kami bertugas sebagai guru dan mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah di sekolah tersebut.
Waktu
Penelitian ini dilaksanakan dalam.dilaksanakan selama 4 bulan mulai dari Agutus 2017 s.d bulan Nopember 2017 dan secara terperinci seperti terlihat dalam tabel sebagai berikut.
Subyek Penelitian
Yang dijadikan subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV semester I di SDN 1 Gondang. Yang berjumlah 9 siswa terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan untuk memperbaiki prestasi belajar IPA yang presstasi hasil belajar masih rendah.
Teman sejawat
Kami mengadakan penelitian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang kompetensi dasar konsep mata.. Dalam penelitian ini kami juga bekerja sama dengan teman sejawat sebagai observer dalam mengambil data dan dokumentasi.
Sumber Data
Data penelitian tindakan kelas ini diambil atau dikumpulkan oleh kepala sekolah sebagai peneliti untuk melaksanan pengamtan, kegitan guru dan siswa IV semester I di SDN 1 Gondang dokumentasi dan nilai tes formatif.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pra Siklus / Pembelajaran Awal
Pada awalnya siswa kelas IV nilai rata-rata pembelajaran sangat rendah khususnya khususnya dalam tentang mata menggunakan alat peraga konsep mata pada kompetensi yang harus dikuasainya dan perlu daya ingat yang setia sehingga mampu menghafal dalam jangka waktu lama. Sebelum dilakukan tindakan guru memberi tes. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 9 siswa terdapat 6 siswa atau 67% yang baru mencapai ketuntasan minimal sedangkan 3 siswa atau 33% belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang melibatkan tentang konsep mata yang menggunakan alat peraga konsep mata yang telah ditentukan yaitu 75 sedangkan hasil nilai pra siklus terdapat nilai tertinggi 80 terendah 50 rata-rata kelas 71.
Dari hasil tes Pra siklus, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 0 siswa atau 0%, sedangkan yang mendapat nilai B (baik) 6 siswa atau (67%). Sedangkan yang mendapat nilai C (Cukup) 3 siswa atau (33%) sedangkan yang mendapat nilai D (Kurang) 0 siswa atau (0%) sedangkan yang mendapat nilai E (Sangat kurang) 2 siswa atau (11%).
Siklus 1
Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A 5 siswa atau 56% , sedangkan yang mendapat nilai B 2 siswa (22%) sedangkan yang mendapat nilai C 2 siswa (22%) yang mendapat nilai D 0 siswa (0%) sedangkan yang mendapat nilai E 0 siswa atau (0%.)
Berdasarkan ketuntasan siswa dari sejumlah 9 siswa terdapat 7 siswa atau 78% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 2 siswa atau 22%, belum mencapai ketuntasan. Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 90 nilai terendah 70 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 83.
Siklus II
Dari pelaksanaan tindakan siklus II dapat di ketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 9 siswa (100%). Sedangkan yang terbanyak yaitu yang mendapat nilai baik (B) adalah 0 siswa atau (0%) sedangkan yang mendapat nilai (C) adalah 0 siswa (0%) sedangkan yang mendapat nilai (D) adalah 0 siswa atau (0%) dan E tidak ada atau 0% sedangkan nilai rata-ratanya kelas adalah 84.
Berdasarkan ketuntasan siswa dari sejumlah 9 siswa terdapat 9 siswa atau 100% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 90 nilai terendah 75 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 94.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan olehkepala sekolah guna memperbaiki kinerja guru kelas IV dalam melaksanakan pembelajaran maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penggunaan model pembelajaran cooperatif learning tipe STAD dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar siswa kelas IV semester I di SDN 1 Gondang
2. Penggunaan metode pembelajaran cooperatif learning tipe STAD efektif karena dapat meningkatkan pristasi belajar siswa kelas IV semester I di SDN 1 Gondang.
3. Pemberian lembar kerja untuk melatih siswa kerja kelompok ternyata dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep materi konsep mata.
Saran
Beberapa saran yang diajukan terkait dengan hasil pembelajaran (kesimpulan) diatas adalah:
1. Perlu dilakukan penelitian tindakan sejenis untuk materi/kosep mata pelajaran yang lain atau menerapkan model pembelajaran yang lain atau menerapkan model pembelajaran yang paling cocok untuk materi terkait.
2. Guru lebih kreatif dalam menyajikan materi pelajaran dan memberikan latihan-latihan melalui lembar kerja pada setiap proses kegiatan belajar mengajar.
3. Dalam memberikan pujian atau penguatan, guru harus melihat situasi atau kondisi yang terjadi pada kegiatan belajar mengajar sehingga dapat menumbuhkan kompetensi antar siswa khususnya dalam prestasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi 1998: 5. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Depdiknas. 2007. Bahan Ajar Pembelajaran IPA SD. Konsorsium PJJ SI PGSD. Depdiknas. Jakarta.
Depdikbud, (1994:6). Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP Kelas VI SD.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Khaerudin, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasi di Madrasah. Jawa Tengah. Madrasah Development Center (MDC).
Sutrisno, Leo dkk., Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Depdikmas, Jakarta, 2007.
Suyoso (1998:23), Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta: IKIP.
Usman, Moh. Uzer dan Setiawan, Lilis (1993:5), Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993.
Johson, D.W., dan Johnson, R.T., 1989. Cooperative and Competitive: Theory and Researc. Edina, WN: Interaction Book Co.
Lundgren, L., 1994. Cooperative Learning in the Science Classroom. New York: MC. Millan/MC. Graw – Hill.
Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning. Masscochusets: Allyn and Bacon Publisher.
Sulistyorini, Sri. 1999. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Mata Pelajaran IPA. Lembaran Ilmu Pengetahuan. No. 1- tahun XXVIII-1999-11-19. Semarang: IKIP Semarang.
Winata Putra, Udin. S. [et.al]. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.