UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI

HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN ORGANISASI INTERNASIONAL MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE SNOWBALL THROWING KELAS IX-B

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 SURAKARTA SEMESTER II

TAHUN PEMBELAJARAN 2017/2018

 

Dyah Kusharini

Guru MTs Negeri 2 Surakarta

 

A B S T R A K

Berdasarkan data nilai kelas IX_B MTs Negeri 2 Surakarta dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PKn khususnya materi Analisis Hubungan internasional dan organisasi internasional tersebut kurang optimal. Ketidak optimalan tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 yaitu banyak siswa yang tuntas hanya 13 dari 25 siswa. Ketidaktuntasan pembelajaran tersebut, antara lain dikarenakan cara penyampaian guru yang monoton. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan menghafal sehingga siswa merasa kesulitan untuk memahami materi tersebut. Penelitian mengunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri 2 siklus. Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk meningkatkan keaktifan pembelajran pada mapel PKn melalui penerapan metode kooperatif tipe snowball throwing. 2) Untuk meningkatkan kemampuan menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional pada Mapel PKn melalui penerapan metode kooperatif tipe snowball throwing. Penelitian ini dilakukan di Kelas IX B Semester 2 MTs Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2017/2018 dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing. Pengumpulan data untuk hasil belajar dilakukan dengan observasi kegiatan pembelajaran, pengamatan teman sejawat dan tes tertulis. Validasi data penelitian ini menggunakan triangulasi metode dengan cara pengecekan ulang dengan teman sejawat agar diperoleh data yang akurat. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif komparatif kualitatif dan kuantitatif. Indikator kinerja mata pelajaran PKn MTs Negeri 2 Surakarta adalah mendapatkan nilai rata-rata ulangan harian kelas dalam pembelajaran menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional yaitu 80.00 dengan KKM 75 sebanyak 80.00 % dari jumlah peserta didik. Penelitian dilaksanakan dua siklus, setiap siklus meliputi empat tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan tahap refleksi. Hasil penelitian menunjukkan 1) Pelaksanaan pembelajaran dengan metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing terlihat aktivitas belajar peserta didik meningkat, pada siklus I rata-rata skor aktivitas pada kategori cukup, dan pada Siklus II rata-rata skor aktivitas proses belajar pada kategori baik yang artinya siswa sudah menandai hal-hal penting dalam bacaan, siswa mampu membuat membuat pertanyaan, siswa mampu menjawab pertanyaan dan memberikan pendapat, siswa melakukan diskusi dengan baik dfan diakhiri diskusi siswa mampu merangkum hasil pembelajaran. 2) Pelaksanaan pembelajaran dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan kemampuan menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional yang dibuktikan, sebelum tindaklan siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa atau 52.00 %, kemudian pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 19 siswa atau 76.00% dan siklus II siswa yang tuntas meningkat lagi menjadi 24 siswa atau 96.00%

Kata Kunci: Hasil Belajar, Kooperatif Tipe Snowball Throwing.

 

PENDAHULUAN

Latar belakang masalah

Salah satu upaya mendapatkan hasil belajar yang baik adalah guru harus menjalankan perannya dengan optimal. Menurut Anni (2007: 102), peran guru dalam pendekatan humanistik yakni sebagai fasilitator belajar, artinya guru membantu siswa untuk belajar.

UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37 ayat 1 dijelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran dalam sistem pendidikan nasional diharapkan mampu berperan serta dalam pembentukan kepribadian siswa (character building). Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang penting karena tidak hanya memberikan kepada siswa pengetahuan tentang warga negara, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang harus di lakukan dan keterampilan sosial yang harus dimiliki, supaya siswa diterima di masyarakat. Dalam upaya mencapai tiga ranah belajar, mata pelajaran PKn bukan hanya dihafalkan tapi juga harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh siswa. Akan tetapi sebagian besar siswa hanya mampu mencapai hasil belajar pada ranah kognitif (pengetahuan). Mereka belum mampu mencapai ranah afektif (nilai dan sikap) dan psikomotorik (keterampilan).

Ketidak optimalan guru disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah penggunaan model pembelajaran yang kurang inovatif atau cenderung monoton. Model pembelajaran yang baik mampu membangkitkan rasa ingin tahu dan daya kreasi siswa sehingga siswa tidak bosan serta terus termotivasi dalam pembelajaran. Dengan begitu siswa bisa mendapatkan hasil belajar yang optimal.

Model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball throwing merupakan model pembelajaran yang menekankan pada kerjasama antar siswa. Penerapan model kooperatif tipe snowball throwing menerapkan sikap kerjasama dalam kelompok, Selain penekanan pada kerjasama dalam berkelompok, model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing juga mengajak siswa untuk belajar sambil bermain. Dalam permainan tersebut tentunya membutuhkan aktifitas fisik atau gerak.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing sangat tepat digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan khususnya materi menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional. Melalui model pembelajaran ini siswa akan merasakan suasana pembelajaran yang mengasyikan sekaligus melatih mereka untuk bekerjasama dengan siswa lain.

Untuk mengatasi permasalahan antara kondisi awal dengan harapan perlu adanya solusi. Peneliti (guru) perlu melakukan tindakan: (1) tindakan pertama dengan memanfaatkan metode kooperatif tipe snowball throwing yang mana peserta didik hanya mengamati secara klasikal dilanjutkan diskusi (2) tindakan kedua dengan memanfaatkan metode kooperatif tipe snowball throwing.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: Apakah melalui penerapan metode kooperatif tipe snowball throwing dapat meningkatkan kemampuan menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional bagi peserta didik Kelas IX B MTs Negeri 2 Surakarta pada semester II tahun pelajaran 2017/2018?

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah: Untuk meningkatkan keaktifan pembelajaran pada mapel PKn melalui penerapan metode kooperatif tipe snowball throwing peserta didik Kelas IX B MTs Negeri 2 Surakarta pada semester II tahun pelajaran 2017/2018.

KAJIAN TEORI

Hakikat Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan ingkah laku yang terjadi pada diiri seseorang. Perubahan tersebut dapat terjadi dalam bidang ketrampilan, kebiasaan, sikap, pengertian, pengetahuan atau apresiasi. Yang jelas, seseorang yang telah mengalami peristiwa perubahan tersebut ia tidak seperti keadaan sebelumnya. Ia telah memiliki perbuatan belajar, seperti senang, lebih setuju, mudah menyesuaikan diri, ia sudah memahami bagaimana caranya yang paling baik untuk memelihara kesehatannya misalnya, barangkali ia sudah bisa melakukan sesuatu yang lebih efektif dan sebagainya. Dalam hal ini yang perlu diingat bahwa belajar adalah peristiwa yang terjadi secara sadar. Artinya seseorang yang terlibat dalama peristiwa itu pada akhirnya ia menyadari bahwa telah mempelajari sesuatu. Dalam praktek di sekolah hal ini berarti bahwa siswa menyadari bahwa ia telah mengalami seseuatu sehingga telah terjadi perubahan. Atas dasar prinsip ini dapatlah kita katakan bahwa ada perubahan yang tidak termasuk dalam kategori belajar. Ada atiga hal yang biasanya terjadi juga sebagai perubahan tetapi bukan belajar yaitu insting, refleks, kematangan, dan kelebihan atau perubahan karena pengobatan. Kita tidak mempelajari bagaimana mata kita berkedip, jantung kita berdetak.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan sehubungan dengan perbuatan belajar dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar: a) siswa adalah manusia yang mempunyai kebutuhan di dalam diirinya. Guru perlu mengerti keadaan anak tersebut agar di dalam kegiatan belajar mengajar selanjutnya akan berjalan secara teratur. b) guru perlu memperhatikan adanya faktor penyesuaian diri seseorang siswa terhadap pada kurikulum. c) guru waktu melakukan kegiatan belajar mengajar dihadapkan pada kurikulum, agar ingin berhasil apa yang diajarkan secara optimal, dengan sendirinya ia harus menganggap bahwa siswa yang dihadapi akan dengana mudah menerima pelajaran yang diberikan. d) guru seyogyanya telah mempersiapkan diiri berupa metode mengajar agar dengan tepat guru dapat menyajikan bahan pelajaran kepada siswa. e) penilaian untuk mengetahui apakah yang telah dipelajari siswa telah mencapai sasarannya atau belum. f) guru perlu mengetahui peristiwa belajar itu terlibat tiga komponen yaitu siswa, stimulus(rangsangan), dan respon(feedbeck). Dengan mengetahui apa dan bagaiman belajar mengajar diharapkan ketiga komponen tersebut mampu memotivasi diri sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing

Hakikat Pendidikan TKewarganegaraan (PKn)

Mata pelajaran tentang kewarganeraan telah mengalami historis kulikuler. Sejak lahirnya kurikulum tahun 1946 di awal kemerdekaan sampai pada era reformasi saat ini. Dalam Kurikulum 1946, Kurikulum 1957, dan Kurikulum 1961 tidak dikenal adanya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam Kurikulum 1946 dan 1957 materi tersebut dikemas dalam mata pelajaran Pengetahuan Umum di SD atau Tata Negara di SMP dan SMA. Baru dalam Kurikulum SD tahun 1968 dikenal mata pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara (PKN). Menurut Kurikulum Diknas 1994 mata pelajaran itu diberi label Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Sejak diundangkannya UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 secara hukum istilah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sudah berubah menjadi pendidikan kewarganegaraan (PKn) (Winataputra, 2008: 13).

Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang menyangkut status formal warga negara yang pada awalnya diatur dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1949. Undang-Undang ini berisi tentang diri kewarganegaraan, dan peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga negara Indonesia (Ruminiati, 2007:125).

Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting diberikan pada setiap jenjang pendidikan. Pendidikan kewarnaganegaraan dapat menumbuhkan sikap demokratis dan kemampuan seseorang untuk melaksanakan sesuatu sesuai dengan pengetahuan dan keterampilannya dengan tetap menjaga hak orang lain.

Selain itu, Pendidikan Kewarganegaan merupakan mata pelajaran yang mengajarkan siswa mengenai nilai-nilai kemanusiaan dan budi pekerti. Nilai-nilai kemanusiaan harus selalu dipupuk dan dikembangkan, agar bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan berbudi pekerti. Pendidikan Kewarganegaraan menjadi salah satu sarana penanaman nilai-nilai tersebut dalam kehidupan siswa.

Dalam Lampiran Permendiknas No.22 Tahun 2006 (dalam Winataputra, 2008: 115) dikemukakan bahwa “Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”, sedangkan tujuannya, digariskan secara tegas, adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

  1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menghadapi isu kewarganegaraan
  2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta antikorupsi
  3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
  4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Pendidikan Kewarganegaraan sangat diperlukan untuk mengembangkan nilai-nilai kebangsaan, nilai-nilai kemanusiaan dan budi pekerti, memupuk rasa cinta tanah air, menciptakan kesadaran individu atas kewajiban dan haknya sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Melalui Pendidikan Kewarganegaraan, masyarakat Indonesia diharapkan mampu berperan serta dalam menjaga ketahanan nasional, mengembangkan sikap dan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari, memupuk rasa cinta tanah air yang berdampak pada upaya-upaya memajukan kehidupan bangsa. Dengan demikian, akan tercipta negara yang makmur dan berkarakter.

Hakikat Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajara mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berupa seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa untuk kehidupan sosialnya baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang yang meliputi: keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia, keragaman keyakinan (agama dan golongan) serta keragaman tingkat kemampuan intelektual dan emosional. Hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan didapati baik dari hasil tes (harian, tengah semester dan akhir semester), unjuk kerja (performance), penugasan (Proyek), hasil kerja (produk), portofolio, sikap serta penilaian diri.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian dan subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari 2018 sampai dengan bulan Juni 2018.

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa Kelas IX B Semester 2 MTs Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2017/2018. Jumlah 25 peserta didik yang terdiri dari 11 laki-laki dan 14 putri.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

  1. Tes Tertulis untuk ulangan harian pada tindakan prasiklus, ulangan harian siklus I dan ulangan harian siklus II dari Kompetensi Dasar “menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional”
  2. Non tes yang berupa pengamatan tentang aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan pengamatan teman sejawat.

Alat pengumpulan data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

  1. Butir soal tes berbentuk pilihan ganda
  2. Lembar observasi teman sejawat.

Validasi dan Analisa Data

Validasi data yang berupa hasil prestasi belajar siswa yang merupakan data kwantitatif dan berbentuk kwalitatif yang meliputi hasil proses belajar siswa yang berupa hasil observasi aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar dan pengamatan teman sejawat digunakan dengan teknik yang berbeda secara silang.

Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif untuk data kwantitatif yaitu dengan membandingkan hasil belajar siswa dari hasil kondisi awal(prasiklus) dengan hasil belajar siswa setelah tindakan siklus I dan hasil prestasi belajar setelah tindakan siklus II, dari hasil pembandingan tersebut dilakukan refleksi dengan menarik kesimpulan untuk memperoleh data ada tidaknya peningkatan prestasi hasil belajar siswa, untuk selanjutnya menentukan tindak lanjut.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Setiap siklusnya yang akan dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari empat tahapan kegiatan pokok yang terdiri dari:

  1. Perencanaan tindakan (planning)
  2. Pelaksanaan tindakan (acting)
  3. Pengamatan (observing)
  4. Refleksi (reflecting)

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Prasiklus (Tindakan Awal)

Proses belajar mengajar belum baik, hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap keaktifan belajar masih banyak peserta didik yang kurang konsentrasi memperhatikan penjelasan materi oleh guru, peserta didik cenderung pasif dan tidak ada timbal balik antara guru dan siswa seperti bertanya mengenai materi yang sulit dipahami. Demikian juga nilai hasil belajar siswa pada mapel PKn oleh siswa Kelas IX B semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 rendah, hasil tersebut dapat dilihat pada ulangan harian pada Kompetensi Dasar ”menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional”. Untuk hasil belajar, jumlah siswa tuntas 13 atau 52.00%, belum tuntas 12 atau 48.00%, nilai tertinggi 80, nilai terendah 60, rata-rata nilai 72,60.

Deskripsi Hasil Siklus I

Setelah penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada siklus 1 maka hasil belajar, meningkat menjadi jumlah siswa tuntas 19 atau 76.00%, belum tuntas turun menjadi 6 atau 24.0%, nilai tertinggi 90, nilai terendah 70, rata-rata nilai 76.60

Deskripsi Hasil Siklus II

Hasil penelitian pada siklus II menunjukan adanya peningkatan di masing-masing indikator Aktivitas Belajar PKn, dengan peningkatan tersebut menunjukan bahwa kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan siklus I dapat diperbaiki pada pelaksanaan siklus II. Dari data observasi yang diperoleh dapat dilihat bahwa pada siklus II telah mencapai krteria minimal yang telah ditentukan yaitu sebesar 80% siswa melebihi standar nilai KKM yang ditetapkan dalam pembelajaran PKn yaitu 75.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan pembahasan pada aktivitas proses pembelajaraan dan kemampuan peserta didik menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional yang dilaksanakan pada siklus I dan dilanjutkan siklus II dapat disimpulkan:

Pelaksanaan pembelajaran dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan kemampuan menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional yang dibuktikan, sebelum tindakan siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa atau 52.00%, kemudian pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 19 siswa atau 76.00% dan siklus II siswa yang tuntas meningkat lagi menjadi 24 siswa atau 96.00%.

Saran

Bagi Kepala Sekolah Untuk selalu memberikan motivasi kepada guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar harus inovatif dan kreatif tentang penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa dan peningkatan professional guru

Bagi guru untuk selalu mengembangkan sikap kreativ dan inovatif agar supaya selalu melekat dijiwa guru dalam rangka peningkatan profesional guru sebagai pendidik terutama dalam mengembangkan ketrampilan dalam menerapkan model-model pembelajaran, dan dalam rangka upaya peningkatan mutu pembelajaran untuk anak didik.

Bagi Siswa untuk selalu keaktifan dan motivasi belajar yang tinggi dan mendapatkan hasil belajar yang tinggi, agar dikemudian hari menjadi siswa yang bertaqwa, beriman, berilmu, dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan arah dan tujuan serta misi dan visi, MTs Negeri 2 Surakarta

DAFTAR PUSTAKA

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajawali Pers

Made Wena. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi. Aksara.

Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.

Winatapura, S. Udin, dkk., 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.