Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Penggunaan Media Pembelajaran “Takon Suhuâ€
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI SUHU MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN “TAKON SUHU†PADA SISWA KELAS VII SMPN 1 TANJUNGSARI LAMPUNG SELATAN
Maria Tiwi Lestari
SMPN 1 Tanjungsari, Lampung Selatan, Indonesia
ABSTRAK
Materi konversi suhu merupakan materi penting dalam soal ujian nasional IPA SMP yang termasuk sulit bagi siswa. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan media Takon Suhu. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Tindakan pada pembelajaran topik suhu dilakukan dengan menggunakan rumus dan media Takon Suhu yang merupakan tabel konversi berupa pajangan kertas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi siklus 1 ketuntasan hasil belajar 32,14% dan siklus 2 ketuntasan hasil belajar mencapai 92,85 % Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa media Takon suhu dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A pada materi konversi suhu.
Kata kunci: media takon suhu, hasil belajar, ipa, suhu
PENDAHULUAN
Salah satu materi penting yang dipelajari siswa kelas VII pada semester ganjil adalah konversi suhu. Hal ini tertulis dalam tujuan pembelajaran pada kurikulum 2013 bahwa peserta didik dapat membuat skala suhu, melakukan pengukuran suhu dengan termometer skalanya, serta membandingkan secara pengukuran dengan termometer skala suhu yang telah dikenali. Konversi suhu tercantum dalam bagian bahasan pengukuran suhu dengan thermometer skala.
Hasil belajar siswa pada materi suhu masih rendah terlihat dari hasil ulangan harian yang belum mencapai KKM. Rendahnya hasil ulangan harian pada materi suhu disebabkan siswa mengalami kesulitan mengingat dan menerapkan rumus-rumus konversi suhu yang terdapat pada buku paket IPA kelass VII. Rumus-rumus konversi suhu memiliki pola tertentu sehingga dapat dibuat tabel konversi suhu (Takon Suhu). Dengan menggunakan tabel konversi suhu diharapkan siswa lebih mudah mempelajari materi konversi suhu, seperti hasil penelitian sebelumnya yang mendapatkan bahwa alat peraga membantu siswa dalam memahami materi (Puspito, 2015). Walau penelitian tentang media pembelajaran masih menjadi tren (Kristiyanto, 2015), namun perlu diperhatikan dalam melakukan penelitian dalam penggunaan media pembelajaran harus benar dan sesuai dengan karakteristik materi (Kristiyanto, 2016).
Alat peraga konversi suhu berupa tabel konversi suhu merupakan solusi untuk meningkatkan hasil belajar. Hal ini berdasarkan kajian yang telah dilakukan, alat peraga konversi suhu yang ada umumnya berupa rumus-rumus yang terdapat pada buku paket. Belajar adalah sesuatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Menurut Gagne (dalam Sumarno, 2011) hasil belajar merupakan kemampuan internal yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan seseorang melakukan sesuatu. Implementasi media pembelajaran perlu dirancang dengan baik dan mengaktifkan kognitif siswa (Kristiyanto dkk, 2016).
Secara umum media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk meraangsang pikirian, gagasan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar. Sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Briggs (dalam Sulaeman dkk, 2017) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikn isi/materi pembelajaran seperti, buku, film, vidio. Menurut Edgar Dale dalam dunia pendidikan, penggunaan media pembelajaran seringkali menggunakan prinsip kerucut pengalaman, yang membutuhkan media seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru dan audio visual.
Konversi suhu merupakan cara untuk meyatakan suhu suatu benda dari satu skala ke dalam skala lainnya. Untuk mengkonversi suhu dari satu skala ke skala lain dapat menggunakan rumus yang sudah ditetapkan.
- Konversi suhu dari Celcius (C) ke Reamur (R), Fahrenheit (F), dan Kelvin (K) adalah: R = (4/5) C; F = (9/5) C + 32; K = C + 273
- Konversi suhu dari Reamur (R) ke Celcius (C), Fahrenheit (F), dan Kelvin (K) adalah: C = (5/4) R; F = (9/4) R + 32; K = C + 273 = (5/4) R + 273
- Konversi suhu dari Fahrenheit (F) ke Celcius (C), Reamur (R), dan Kelvin (K) adalah: C = 5/9 (F-32); R = 4/9 (F-32); K = 5/9 (F-32) + 273
- Konversi suhu dari Kelvin (K) ke Celcius (C), Reamur (R), Fahrenheit (F) adalah:
C = K – 273; R = 4/5 (K-273); F = 9/5 (K-273) + 32
(Widodo dkk, 2017).
Contoh soal untuk menggunakan media Takon Suhu:
45o C =…oF
Langkah mengerjakan sesuai pedoman gambar 1:
1. Tulislah rumus umum
2. Masukan data dari contoh soal
45o C =…oF
· T cari = T F yang berdasarkan tabel kolom T tertulis oF – 32
sehingga T cari = oF – 32
· T ketahui = T C yang berdasarkan tabel kolom T tertulis oC sehingga T ketahui = 45o C sesuai soal
· P cari sesuai tabel kolom P = 9
· P ketahui sesuai tabel kolom P = 5
3. Selesaikan persamaan:
5 (oF – 32) = 45 x 9
5F – 160 = 405 + 160
F =
= 113 oF
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatan hasil belajar pada pembelajaran menggunakan tabel konversi suhu yang dapat memudahkan siswa melakukan konversi suhu? Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran menggunakan tabel konversi suhu yang dapat memudahkan siswa melakukan konversi suhu.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus yang diterapkan pada siswa kelas VIIA SMPN 1 Tanjungsari materi konversi suhu. Siklus 1 dilaksanakan dengan menggunakan rumus-rumus dan siklus 2 dilaksanakan dengan media Takon Suhu. Penelitian diterapkan pada siswa kelas VIIA yang berjumlah 28 orang. Pengukuran hasil belajar dilakukan dengan menggunakan soal tes tentang konversi suhu. Kriteria keberhasilan pada penelitian ini adalah 80% siswa tuntas belajar dengan batas KKM sebesar 76.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Siklus 1
Pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini dilakukan dengan diawali dengan salam dan presensi yang dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh seorang siswa. Kegiatan berikutnya menyanyikan lagu Indonesia Raya. Pada kegiatan awal ini, guru mengikuti kaidah standar Proses sesuai Permendikbud yaitu menyampaikan kompetensi yang akan diajarkan pada pembelajaran ini yaitu tentang konversi suhu ke skala yang lain dengan menggunakan rumus-rumus konversi suhu yang terdapat dalam buku siswa. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII A semester ganjil Tahun Pelajaran 2017-2018 pada materi kalor dan perpindahannya pokok bahasan konvesi suhu. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2017 di kelas VIIA dengan jumlah siswa laki-laki 8 dan perempuan 2017
Pada proses pembelajaran suhu ini disajikan dalam waktu 2 x 40 menit (1 kali tatap muka). Hasil ketuntasan belajar disajikan dalam tabel 1.
Tabel 1. Hasil Ketuntasan Belajar Materi Suhu pada Siklus 1
No. |
Nilai |
Perolehan |
|
Jumlah siswa |
Persentase |
||
1. |
≥ 76 |
19 |
67,85 |
2. |
< 76 |
7 |
32,14 |
Jumlah |
28 |
100 |
Tampak pada tabel 1 didapatkan hasil belajar siswa yang tuntas di mana siswa mendapatkan nilai di atas 76 sebanyak 19 orang atau setara dengan 67,85%. Batas keberhasilan penelitian ini adalah 80% sehingga pada siklus 1 ini belum mencapai batas keberhasilan penelitian. Pada siklus 1 ini masih ada 7 orang atau setara 32,14% siswa belum dapat mencapai KKM. Kesulitan yang dialami siswa adalah kesalahan dalam menuliskan rumus. Sebagian besar siswa mengalami kesalahan dalam menuliskan nilai kesebandingan antar konversi suhu.
Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus 1 dan kajian kesalahannya, maka tampak siswa memerlukan bantuan untuk menghafalkan rumus dan membedakan kesebandingan antar konversi suhu. Bantuan ini perlu visual dan dapat menunjukkan kejelasan kesebandingannya. media Takon Suhu yang dikembangakan oleh Puspito (2017) tampak sesuai dengan keadaan ini, sehingga pada siklus 2 akan digunakan media Takon Suhu dalam pembelajarannya.
Deskripsi Siklus 2
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 ini dilakukan dengan diawali dengan salam dan presensi yang dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh seorang siswa. Kegiatan berikutnya menyanyikan lagu Indonesia Raya. Pada kegiatan awal ini, guru mengikuti kaidah standar Proses sesuai Permendikbud yaitu menyampaikan kompetensi yang akan diajarkan pada pembelajaran ini yaitu tentang konversi suhu menggunakan media Takon Suhu.
Media Takon Suhu yang berisi bagian-bagian rumus sesuai acuan suhunya dan juga nilai kesebandingannya. Media ini ditempel di papan tulis yang dapat diakses oleh seluruh siswa. Guru menjelaskan penggunaan media Takon Suhu dan memberikan latihan soal yang penyelesaiannya menggunakan media Takon Suhu. Dalam latihan soal, penyelesaian secara berkelompok dilakukan siswa pada kelompoknya masing-masing, setelah itu siswa mengomunikasikan hasil kerja kelompok dengan maju di depan kelas mengerjakan di papan tulis. Tampak siswa yang maju ke depan dengan lancar dan berhasil menyelesaikan soal konversi suhu dengan menggunakan media Takon Suhu tersebut.
Hasil belajar pada siklus 2 ini ditunjukkan pada tabel 3. Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat 26 siswa atau setara dengan 92,85% siswa telah memiliki nilai di atas 76 atau tuntas belajar. Sedangkan masih ada 2 siswa atau setara dengan 7,15% siswa belum tuntas. Hasil ini menunjukkan bahwa media Takon Suhu telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa materi konversi suhu.
Pencapaian hasil tersebut diperoleh setelah proses pembelajaran materi suhu sudah menggunakan Tabel Konversi Suhu (Takon Suhu). Hal ini disebabkan siswa lebih mudah menyelesaikan soal-soal konversi suhu menggunakan Media berupa Tabel Konversi Suhu (Takon Suhu) dibandingkan dengan rumus-rumus yang ada pada buku paket IPA. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Kristiyanto (2017) yang menemukan bahwa penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran dapat mengaktifkan kognitif siswa.
Tabel 2. Hasil Ketuntasan Belajar Materi Suhu pada Siklus 2
No. |
Nilai |
Perolehan |
|
Jumlah siswa |
Persentase |
||
1. |
≥ 76 |
26 |
92,85 |
2. |
< 76 |
2 |
7,15 |
Jumlah |
28 |
100 |
Berdasarkan hasil wawancara siswa setelah menggunakan Tabel Konversi Suhu (Takon Suhu), siswa lebih mudah memahami dan mengingat cara penyelesaian soal-soal konversi suhu dibandingkan menggunakan rumus-rumus yang ada pada buku paket. Kemudahan didapatkan dari isi tabel yang sudah mengarah pada variabel yang dibutuhkan pada rumus. Rasa percaya diri dan berkurangnya rasa takut pada siswa menyebabkan hasil belajar dan ketuntasan belajar menjadi semakin baik dan meningkat.
Deskripsi Antar Siklus
Data penelitian ini diperoleh berupa hasil belajar pada siklus 1 dan siklus 2. Paparan hasil belajar kedua siklus tersebut ditunjukkan pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Ketuntasan Belajar Materi Suhu pada Siklus 1 dan 2
No. |
Nilai |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
||
Jumlah siswa |
Persentase |
Jumlah siswa |
Persentase |
||
1. |
≥ 76 |
19 |
67,85 |
26 |
92,85 |
2. |
< 76 |
7 |
32,14 |
2 |
7,15 |
Jumlah |
28 |
100 |
28 |
100 |
Tabel 3 menunjukkan bahwa ada kenaikan jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas 76 sebanyak 19 orang (67,85%) menjadi 26 siswa (92,85%). Kenaikan ini terjadi setelah siswa belajar mengkonversi suhu dan berlatih mengerjakan soal dengan menggunakan media Takon Suhu. Capaian ini lebih dikarenakan tepatnya rumus dan kesebandingan konversi suhu yang digunakan oleh siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan data empirik dan pembahasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1) penggunaan Tabel Konversi Suhu (Takon Suhu) memudahkan siswa menyelesaikan soal-soal konversi suhu ke skala yang lain; 2) siswa lebih mudah memahami dan mengingat cara penyelesaian soal-soal konversi suhu dibandingkan dengan menggunakan rumus-rumus yang ada pada buku paket IPA.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk bapak dan ibu guru dalam proses pembelajaran supaya lebih kreatif dan inovatif. Takon Suhu ini dapat digunakan oleh setiap guru, bahkan di daerah pelosok pun alat ini dapat dengan mudah dibuat dan digunakan pada siswa. Peneliti merekomendasikan supaya Takon Suhu ini dapat diperbaiki dan didesain lebih menarik agar dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Kristiyanto, W.H., Prabowo, & Kardi, S. 2015. Trend of research on physics learning media and its findings. Proceeding of the International Conference on Mathematics, Science, and Education 2015 (ICMSE 2015). Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Semarang State University.
Kristiyanto, W.H. 2016. Sebuah kritik: Animasi fisika yang tidak sesuai fisika. Berkala Fisika Indonesia, 8(2), 49-56.
Kristiyanto, W.H., dan kawan-kawan. 2016. Implementasi Pembelajaran Aktif dalam Perkuliahan Fisika Inti Menggunakan Media Pembelajaran sebagai Panduan Tugas. Prosiding Seminar Nasional ALFA VI. Klaten: Universitas Widya Dharma
Kristiyanto, W.H. 2017. Implementasi Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Aktif dengan Pendekatan Baru. Prosiding Seminar Nasional ALFA VII. Semarang: Universitas PGRI Semarang
Puspito, G. 2015. Pemanfaatan AlgaTonis untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Kelas VIII D SMPN 1 Tanjungsari Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014-2015. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains. Salatiga: UKSW
Sulaeman, A.A., Indrawati, A., & Noeraida. 2017. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Mata Pelajaran IPA Pedagogik Teori Belajar dan Implementasinya dalam Pembelajaran IPA. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Widodo, W., Rachmadiarti, F., & Hidayati, S.N. 2016. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan