UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI SEGI EMPAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KAR-SAN

PADA SISWA KELAS VII-A SMP N 4 ADIWERNA

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Moch. Subechi

SMP N 4 Adiwerna

 

ABSTRAK

Tujuan umum penelitian ini meningkatkan hasil belajar matematika. Upaya peningkatan hasil belajar matematika pada penelitian ini melalui model pembelajaran kooperatif media Kartu Arisan (Kar-san). Kegiatan penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Langkah-langkah dalam setiap siklus terdiri dari Perencanaan (Planning). Pelaksanaan Tindakan (Acting), Pengamatan (Observing), dan Refleksi (Reflecting). Sebelum diberi tindakan hasil belajar matematika pada ulangan harian pertama (Garis dan Sudut), nilai rata-ratanya 61. Peran aktif siswa dalam pembelajaran masih relatif rendah karena belum belajar secara kelompok. Pada siklus I, nilai rata-rata hasil belajar matematika meningkat menjadi 65. Peran aktif siswa dalam pembelajaran mulai meningkat dengan dibentuknya kelompok. Nilai rata-rata hasil belajar matematika pada siklus II menjadi 70. Peran aktif siswa pada siklus II meningkat secara signifikan. Hal ini ditandai dengan semakin hidup pelaksanaan diskusi karena antar kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan ditanggapi kelompok lain.

Kata Kunci: Kartu Arisan, efektivitas belajar, hasil belajar

 

PENDAHULUAN

Sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetisi membutuhkan matematika. Namun kenyataannya matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sukar oleh siswa. Salah satu penyebab kesukaran matematika adalah karakteristik matematika yang abstrak, konseptual, dan prosedur pengerjaannya yang banyak memanipulasi bentuk-bentuk. Pada kenyataannya kondisi umum yang ditemui adalah minimnya persiapan siswa dalam menghadapi materi baru, banyak siswa yang datang ke sekolah tanpa persiapan pengetahuan. Antisipasi masalah ini diupayakan agar siswa mempunyai pengetahuan dasar terhadap bahan ajar, siswa didorong untuk memahami dan mempelajari matematika.

Bagi siswa SMP Negeri 4 Adiwerna pelajaran matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang amat sulit untuk dipelajari, sehingga hasil yang diperoleh siswa masih sangat jauh dari yang diharapkan. Sebagai gambaran dari hasil ulangan harian matematika siswa kelas VII-A SMP Negeri 4 Adiwerna materi sebelumnya, siswa yang memperolah nilai ≥ 67 (sesuai dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal) sebesar 40% (12 siswa dari 30 siswa). Oleh sebab itu harus diupayakan kiat untuk meminimalkan kesulitan-kesulitan belajar matematika yang dihadapi siswa.

Penyebab kesulitan belajar yang dihadapi siswa sangatlah komplek, yang datang dari siswa kurangnya pengetahuan prasyarat yang dimiliki siswa, masalah sosial dan lain-lain. Siswa kelas VII-A SMP Negeri 4 Adiwerna Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 mengalami masalah hasil belajar matematika yang masih rendah. Selain masalah hasil belajar masih rendah terdapat pula kendala dalam proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung aktivitas siswa kurang, hanya sedikit siswa yang berani bertanya kepada guru, hanya sedikit siswa yang berani mengajukan diri untuk mengerjakan soal di depan kelas kecuali ditunjuk oleh guru. Pada saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak tahu beberapa istilah matematika atau pengetahuan prasyarat yang diperlukan. Selain itu buku paket yang disediakan sekolah yang diijinkan untuk dipakai dan dibawa pulang kurang dimanfaatkan siswa.

Peneliti mengambil materi bangun datar Segi empat, karena kebanyakan siswa selama peneliti menyampaikan materi ini banyak mengalami kesulitan dan hasil yang kurang membanggakan. Padahal banyak soal yang berhubungan dengan materi yang telah dibahas sebelumnya dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Adapun usaha yang akan dilakukan untuk mengupayakan belajar bermakna pada mata pelajaran matematika materi Segi Empat dengan model Pembelajaran Kooperatif menggunakan Kartu Arisan (Kar- san). Pembelajaran menggunakan Kartu Arisan (Kar- san) memungkinkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri yang diperoleh dari pengalaman yang dialaminya dan dapat pula menghubungkan dengan pengalaman yang lalu (Pengetahuan Prasyarat) yang dimilikinya.

Untuk memfokuskan penelitian, maka masalah dibatasi pada penggunaan model pembelajaran kooperatif media Kartu Arisan (Kar- san) untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi Segi Empat pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 4 Adiwerna semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

Masalah yang diangkat dari penelitian ini adalah: (1) Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif media Kartu Arisan (Kar-san) dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi Segi Empat pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 4 Adiwerna Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 ? (2) Kendala-kendala apakah yang muncul dalam penggunan model pembelajaran kooperatif media Kartu Arisan (Kar-san) dalam meningkatkan hasil belajar matematika materi Segi Empat pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 4 Adiwerna Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 ?

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan. (1) Untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif media Kartu Arisan (Kar-san) dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi Segi Empat pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 4 Adiwerna Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018. (2) Untuk memperoleh gambaran kendala-kendala yang dihadapi peneliti selama pelaksaan model pembelajaran kooperatif media Kartu Arisan (Kar-san) belangsung dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi Segi Empat pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 4 Adiwerna Semester II Tahun Telajaran 2017/2018.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Belajar

Slameto (2003: 5) menyatakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Lebih lanjut Abdillah (2002) dalam Aunurrahman (2009:35) menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah usaha seseorang yang dilakukan dengan kesadaran sendiri untuk memperoleh perubahan tingkah laku melalui latihan dan pengalaman. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya.

Hasil Belajar

Arikunto (2007:133) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diaamati,dan dapat diukur.

Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Pengertian Efektivitas Belajar

Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005: 15) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pembelajaran dikatakan efektif apabila tujuan dari pembelajaran tersebut tercapai. Tujuan dalam pembelajaran matematika mencakup tujuan kognitif dan afektif. Tujuan kognitif berupa kemampuan siswa dalam menguasai konsep matematika yang dapat dilihat dari nilai hasil tes yang diberikan, sedangkan aspek afektif dilihat dari sikap dan aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung.

Efektivitas metode pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Kriteria keefektifan dalam penelitian ini mengacu pada:

1.     Ketuntasan belajar, pembelajaran dapat dikatakan tuntas apabila sekurang-kurangnya 80% dari jumlah siswa telah memperoleh nilai ≥ KKM.

2.     Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran.

3.     Model pembelajaran dikatakan efektif jika dapat meningkatkan aktivitas, minat dan motivasi apabila setelah pembelajaran siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar lebih giat dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Serta siswa belajar dalam keadaan yang menyenangkan

Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Roger dan David (Agus Suprijono, 2009: 58) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah saling ketergantungan positif, tanggung jawab perorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok.

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa sebagai anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.

Beberapa ciri pembelajaran kooperatif adalah: (1) setiap anggota memiliki peran, (2) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, (3) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, (4) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, (5) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.

Model Pembelajaran Kooperatif

Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa belajar kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif untuk semua jenjang sekolah dan untuk berbagai mata pelajaran, termasuk pelajaran matematika. Tetapi perlu diingat bahwa pembelajaran efektif bersifat relatif. Artinya pembelajaran yang efektif bagi seorang siswa belum tentu efektif bagi siswa lain. Dari penelitian atau dari pengalaman yang menyatakan bahwa pendekatan itu efektif dapat diartikan bahwa hal itu efektif untuk hampir seluruh siswa dalam kelas yang bersangkutan.

Model Pembelajaran Kartu Arisan

Pembelajaran harus berprinsip pada pemberdayaan semua potensi siswa untuk meningkatkan pemahaman fakta, konsep, dan prinsip dalam kajian ilmu yang dipelajarinya. Pembelajaran harus berpusat pada siswa agar kreatif, menyenangkan dan menantang dan belajar melalui perbuatan (Muslich. 2008:71).

Hal ini berarti potensi siswa dapat diberdayakan dalam proses pembelajaran. Prinsip pembelajaran harus berpusat siswa. Guru harus mengkondiisikan suasana yang menyenangkan , menantang , dan siswa aktif melakukan. Konsep di atas memberi inspirasi diterapkannya model pembelajaran kartu arisan. Karena model pembelajaran kartu arisan adalah model yang menjalankan prinsip arisan, yaitu mendapat giliran menjawab atas suatu pertanyaan sesuai undian. Di kelas guru akan mengundi siswa yang akan membacakan kartu arisannya.

Metode kartu arisan adalah salah satu pembelajaran kooperatif, dimana siswa bekerjasama dalam kelompok untuk mendiskusikan kesesuaian jawaban dari setiap pertanyaan yang keluar dari dalam gelas yang telah dikocok oleh guru. Siswa dibentuk kelompok dan setiap jawaban digulung dan dimasukkan ke dalam gelas kemudian siswa yang memegang kartu jawaban menjawab setelah dikocok terlebih dahulu. Setiap kelompok mendapatkan kartu jawaban yang sama begitu juga dengan jumlahnya dengan kelompok lain.

Kerangka Berpikir

Pada tahap awal sebelum guru menggunakan pendekatan model pembelajaran kooperatif dengan media Kartu Arisan (Kar-san) hasil belajar matematika siswa kelas VII-A SMP Negeri 4 Adiwerna masih rendah. Dengan rendahnya hasil belajar matematika guru berupaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa tersebut pada tahun pelajaran 2017/2018 semester II. Upaya yang dilakukan dengan inovasi melalui pendekatan pembelajaran kooperatif dengan media Kartu Arisan (Kar- san).

Pembelajaran dengan Tipe Kartu Arisan (Kar- san) yang dilakukan peneliti terdiri dari 2 siklus. Siklus I berisi paket I meliputi sifat-sifat bangun segi empat. Siklus II berisi paket II meliputi keliling dan luas bangun datar segi empat.

Mencermati hal tersebut diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Kartu Arisan (Kar- san) efektivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas VII-A SMP Negeri 4 Adiwerna Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 meningkat.

Hipotesis Tindakan

Penelitian ini terbagi ke dalam dua siklus, setiap sikklus dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Melalui kedua siklus tersebut dapat diamati peningkatan hasil belajar siswa. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Penggunaan media Kartu Arisan (Kar- san) dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi segi empat pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 4 Adiwerna Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

METODE PENELITIAN

Setting Lokasi/Subjek Penelitian

Tempat penelitian ini adalah SMP Negeri 4 Adiwerna, Jl. Raya Kaliwadas Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah. Agar penelitian ini tidak mengganggu proses belajar mengajar disusun jadwal penelitian. Penelitian dilakukan selama 6 bulan yaitu 3 Januari 2018 sampai dengan 30 Juni 2018. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-A SMP Negeri 4 Adiwerna semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 berjumlah 30 siswa (L=17 dan P=13)

 

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah: (1) Metode Tes, (2) Metode Observasi, (3) Metode Dokumentasi, dan (4) Metode Catatan Lapangan.

Analisis Data

Data penelitian tindakan kelas ini terdapat satu jenis data yang dikumpulkan peneliti untuk selanjutnya dianalisis. Jenis data yang dikumpulkan yaitu data hasil belajar yang diukur dengan instrumen tes, hasilnya dianalisis untuk diketahui jumlah nilai masing-masing siswa, nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata dan ketuntasan belajar klasikal. Nilai matematika dianalisis mengunakanan deskripsi komparatif. Deskripsi komparatif yaitu membandingkan data awal tes antar siklus dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sumber Data

 Data yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan Kelas ini berasal dari dua jenis sumber data yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer berasal dari siswa memperoleh data tentang nilai hasil belajar , sedangkan sumber data sekunder berasal pihak lain yang secara tidak langsung penunjang penelitian antara lain kepala sekolah dan staf tata usaha UPTD SMP Negeri 4 Adiwerna.

Cara Pengambilan Simpulan (Indikator Keberhasilan Penelitian)

Pengambilan simpulan penelitian ini ditetapkan peneliti dengan menentukan indikator capaian sebagai berikut: Hasil belajar siswa pada penelitian ini mencakup ketuntasan belajar perorangan dan klasikal. Indikator capaian pada ketuntasan belajar perorangan ditetapkan jika siswa memperoleh nilai hasil belajar lebih dari atau sama dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal mapel Matematika sebesar 67 (KKM = 67), sedangkan ketuntasan belajar klasikal ditetapkan jika jumlah siswa yang telah tuntas belajar perorangan dalam satu kelas telah mencapai lebih dari atau sama dengan 80%.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Langkah setiap siklus terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Rendahnya efektivitas dan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika mendorong peneliti untuk melakukan tindakan. Sebagai gambaran awal pada mata pelajaran matematika materi Garis dan Sudut dengan menggunakan metode Konvensional, efektivitas dan hasil belajar siswa kurang menggembirakan pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 4 Adiwerna Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

Analisis hasil ulangan harian materi Garis dan Sudut siswa kelas VII-A SMP Negeri 4 Adiwerna semester II tahun pelajaran 2017/2018 sebagai berikut: jumlah siswa 30 orang, nilai rata-rata 61, nilai tertinggi 70, nilai terendah 40, tuntas belajar 12 siswa (40%) dan belum tuntas belajar 18 siswa (60%).

Berdasarkan pengamatan awal, nilai kondisi awal dari 30 siswa ternyata yang tuntas belajar 12 siswa atau 40%, sedangkan yang belum tuntas belajar 18 siswa atau 60%.

Identifikasi terhadap penyebab terjadinya masalah sebagaimana telah dianalisis di atas adalah pemilihan metode pembelajaran yang masih konvensional. Penggunaan metode itu belum mampu meningkatkan semangat dan aktivitas belajar semua siswa karena masih didominasi siswa tertentu, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa belum merata seperti ditunjukkan pada indikator ketuntasan belajar klasikal baru mencapai 12 siswa (40%).

Mencermati permasalahan di atas perlu kiranya upaya lain yang dilakukan peneliti untuk dapat melakukan proses pembelajaran lebih kreatif, menarik, dan merangsang bagi semua siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga para siswa secara merata akan lebih mudah memahami materi pelajaran. Upaya menggunakan pembelajaran kooperatif dengan media Kartu Arisan layak untuk melakukan penelitian tindakan kelas ini.

Deskripsi Siklus I

Hasil tindakan secara garis besar sebagai berikut: Analisis hasil ulangan harian materi Segi Empat pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 4 Adiwerna semester II tahun pelajaran 2017/2018 sebagai berikut: jumlah siswa 30 orang, Nilai rata-rata 65, nilai tertinggi 75, nilai terendah 50, memperoleh nilai ≥ 67 (tuntas belajar sesuai KKM 67) adalah 14 siswa (47%) dan belum tuntas belajar 16 siswa (53%). Hasil analisis ulangan pada siklus 1 dapat dilihat pada laporan berikut ini:

                    Berdasarkan laporan tersebut, nilai hasil ulangan siklus 1 dari 30 siswa ternyata yang tuntas belajar 14 siswa atau 47%, sedangkan yang belum tuntas belajar 16 siswa atau 53%.

Deskrepsi Hasil Siklus II

Hasil tindakan pada Siklus II secara garis besar sebagai berikut: Analisis hasil ulangan harian matematika materi keliling dan luas segiempat pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 4 Adiwerna semester II tahun pelajaran 2017/2018 sebagai berikut: jumlah siswa 30 orang; nilai rata-rata 70, nilai tertinggi 85, nilai terendah 55, memperoleh nilai ≥ 67(tuntas belajar sesuai KKM 67) adalah 21 siswa (70%) dan belum tuntas belajar 9 siswa (30%).

Berdasarkan laporan pengamatan, nilai hasil ulangan siklus II dari 30 siswa ternyata yang tuntas belajar 21 siswa atau 70%, sedangkan yang belum tuntas belajar 9 siswa atau 30%.

Deskripsi Antar Siklus

Deskripsi hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan mulai dari kondisi awal, siklus I dan siklus II sebagaimana diuraikan di atas dapat disampaikan perbandingan penelitian antar siklus sebagai berikut:

Nilai hasil belajar siswa diukur dengan tes hasil belajar siswa yang dilakukan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Pada setiap indikator rata-rata mengalami kenaikan. Siswa yang tuntas belajar pada kondisi awal 12 siswa (40%), siklus I terdiri 14 siswa (47%), dan siklus II terdiri 21 siswa (70%). Dari data tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan, jika dibandingkan kondisi awal dengan siklus I terjadi peningkatan 7%, sedangkan siklus I dan siklus II terjadi peningkatan 23%. Sebaliknya siswa belum tuntas belajar mengalami penurunan, jika dibandingkan kondisi awal dengan siklus I penurunan sebesar 7%, sedangkan siklus I dan siklus II terjadi penurunan 23%.

Pembahasan

   Kemampuan mengidentifikasi sifat – sifat dan menghitung luas dan keliling bangun segiempat dapat dilihat bahwa hasil tes pada siklus I dan dilanjutkan pembelajaran siklus II telah menghasilkan perubahan nilai tes yang berarti. Nilai rata-rata siklus I sebesar 65 dengan ketuntasan 47% dan masih ada 16 siswa belum memenuhi nilai KKM. Nilai rata-rata siklus II sebesar 70 dengan ketuntasan 70% dan masih ada 9 siswa belum memenuhi nilai KKM.

Dari data di atas maka kita bisa menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran kompetensi mengidentifikasi sifat – sifat, menghitung luas dan keliling bangun segiempat dengan menggunakan media kartu arisan (Kar-San) cukup efektif karena dapat membawa perubahan perolehan nilai tes pada siklus I dengan rata-rata 65 menjadi nilai rata-rata 70. Ketuntasan pembelajaran materi ini dari siklus I sebesar 47% menjadi ketuntasan di akhir siklus II sebesar 70%.

Namun dari penelitian yang kami lakukan masih ada beberapa kendala yaitu pada model pembelajaran menggunakan Kartu Arisan (Kar-San) tidak semua kartu arisan dapat dijawab, dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia. Untuk itu guru harus bisa mengatur waktu tengan tepat sesuai dengan rincian waktu yang tersedia. Disamping itu juga kendalanya antara lain kesulitan siswa dalam menyelesaikan kartu soal yang diberikan, dikerenakan siswa tidak siap dengan materi prasarat sebelumnya. Untuk itu guru untuk mengingatkan siswa untuk mempelajari prasarat yang diperlukan untuk materi berikutnya.

PENUTUP

Simpulan

Simpulan dari penelitian peningkatan hasil belajar mengidentifikasi sifat-sifat, luas dan keliling segiempat dengan model pembelajaran Kartu Arisan pada siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Adiwerna Kabupaten Tegal adalah sebagai berikut:

1.   Hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran terjadi peningkatan. Peningkatan itu terlihat dari hasil tes antara siklus I dan siklus II. Berdasarkan skor tes nilai rata-rata pada siklus I sebesar 65 meningkat 5 menjadi 70 pada siklus II. Ketuntasan belajar siswa dari siklus I sebesar 47% meningkat 23% menjadi 70%.

2.   Ada sedikit kendala yang harus diatasi pada pembelajaran model pembelajaran Kartu Arisan, tetapi sudah dapat diatasi sehingga dapat memotivasi dan meningkatkan hasil prestasi belajar, karena dengan model pembelajaran Kartu Arisan pembelajaran jadi menyenangkan dan lebih menarik untuk diikuti.

Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan simpulan hasil penelitian sebagai berikut:

1.     Guru lain diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kartu Arisan dalam pembelajaran matematika, mengingat cukup signifikan dampak positip terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

2.     Guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Kartu Arisan tetap memperhatikan kesesuaian materi dengan tujuan yang hendak dicapai, karakeristik siswa dan ketersediaan sarana prasarana. Tiga hal penting yang juga harus diperhatikan antara lain pengelompokan siswa, semangat kerjasama antar siswa dan penataan atau pengelolaan kelas untuk kerja kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Arends. 1997. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstuktivitis. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indinesia.Jakarta: Balai Pustaka

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineeka Cipta

Ibrahim, Muhsin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.

Muslich,Masnur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Komputer dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2009. Penilain Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya

Sutikno,M. Sobry. 2005. Pembelajaran Efektif. Mataram: NTP Pres.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar