UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH

MATERI PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING

BAGI SISWA KELAS XI IPS 3 SEMESTER 2 SMA NEGERI 1 BULU

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Suwarni

SMA Negeri 1 Bulu, Sukoharjo Jawa Tengah

 

ABSTRAK

Sejarah berperan penting dalam membentuk identitas dan kepribadian bangsa. Pembelajaran sejarah pada hakikatnya merupakan salah satu sumber pengetahuan, Sejarah dapat diajarkan kepada generasi muda hal-hal baik dan buruk, nilai kepahlawan, dan sebagainya. Guru harus memiliki kemampuan mengaplikasikan berbagai teori belajar dan berbagai pengajaran kemampuan memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang efektif dan efisien, kemampuan melibatkan siswa berpartisipasi aktif dan kemampuan membuat suasana belajar yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, hasil belajar dan perubahan perilaku positif dalam pembelajaran Sejarah materi masa pendudukan Jepang di Indonesia siswa kelas XI-IS 3 SMA Negeri 1 Bulu dengan penerapan model discovery learning. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Berdasarkan hasil penilaian menunjukan peningkatan hasil pembelajaran Sejarah di kelas XI IPS 3 yaitu evaluasi pada siklus 1 kelas X IPS 3 yang berjumlah 38 siswa yang tuntas belajar adalah 28 siswa (74%) sedangkan yang tidak tuntas 10 siswa (26%) sedangkan evaluasi pada siklus 2 tuntas 87% atau sebanyak 33 sisiwa tuntas. Nilai rata-rata siswa juga mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I, nilai rata-rata siswa mencapai 74,61 dan pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 80,00. Berarti melalui model pembelajaran discovery mampu meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan afektif.Pembelajaran model discovery learning berpengaruh positif, pada perubahan perilaku dengan meningkatnya keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran, hal ini ditunjukan skor hasil pengamatan keaktifan meningkat 68 menjadi 80 sehinggga keaktifan siswa meningkat dari kategori cukup aktif menjadi aktif. Simpulan dari penelitian ini adalah: kualitas pembelajaran menunjukan proses perbaikan dengan ditunjukan skor keaktifan hasil pengamatan meningkat dari siklus 1 ke siklus 2, yaitu dari 72% dengan kategori cukup baik menjadi 80% dengan kategori baik. Penerapan Pembelajaran model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Perubahan perilaku terkait dengan kualitas belajar sejarah materi masa pendudukan Jepang di Indonesia siswa kelas XI-IS 3 SMAN 1 Bulu. Model discovery learning dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran bagi guru sejarah dalam melaksanakan pembalajaran berdasarkan kurikulum 2013.

Kata Kunci: Discovery Learning, Hasil Belajar, Pembelajaran Sejarah

 

PENDAHULUAN

Paradigma guru sejarah dalam mengubah dan menelaah lebih lanjut proses pembelajaran sangat diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dilaksanakannya. Memilih strategi atau cara yang tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran sejarah. Misalnya dengan membimbing siswa secara bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf pengetahuannya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan. Menurut Hadiono dan Hidayati (2016: 78) Motivasi tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan akademik, motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa akan menyerap dan mengedapankan materi itu dengan lebih baik. Tugas penting guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa Nur (2001:3). Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan kesiapan anak, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa.

Guru harus berupaya menciptakan strategi yang cocok dalam upaya meningkatkan proses belajar, sebab dalam proses belajar mengajar yang bermakna, keterlibatan siswa sangatlah penting, hal ini sesuai dengan pendapat Bruner (1996) dalam Dahar (2010) menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas. Berdasarkan pengamatannya yang dilakukan menunjukkan kegagalan pemahaman dan belajar siswa terhadap pelajaran sejarah rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar. Kondisi tersebut berpengaruh pada hasil belajar, sebagai bukti dari hasil penilaian harian yang dilakukan sebelumnya di kelas XI IPS 3 kurang memuaskan, dari 38 siswa yang mendapatkan hasil sesuai dan di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM = 70) hanya 20 siswa sedangkan 18 siswa di bawah KKM. Secara klasikal ketuntasan belajar hanya 55% dari yang ditetapkan sebesar 84%, belum sesuai yang diharapkan. Guru harus dapat mengupayakan tindakan yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa seperti dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran.

Hadiono (2016) dengan penerapan model pembelajaran discovery learning terjadi peningkatan motivasi siswa yang berdampak terhadap pola berpikir kritis dan kreatif pada kelas yang berdampak positif terhadap hasil belajar yang dicapai lebih baik daripada tanpa diberi metode pembelajaran serupa. Berdasarkan permasalahan diatas dengan harapan siswa dapat menkonstruksi secara kognitif dengan daya kreasi serta menganalisis secara kritis pembelajaran sejarah materi pendudukan Jepang di Indonesia, maka penelitian tindakan kelas ini mengambil judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Materi Pendudukan Jepang di Indonesia Melalui Metode Discovery Learning Pada siswa Kelas XI IPS 3 Semester 2 SMA Negeri I Bulu Tahun Pelajaran 2017/ 2018

Rumusan Masalah

1.     Bagaimana proses pembelajaran materi Pendudukan Jepang di Indonesia melalui pendekatan Discovery Learning siswa kelas XI IPS 3 semester 2 SMA Negeri I Bulu tahun 2017/2018?

2.     Seberapa peningkatan kompetensi pembelajaran materi Pendudukan Jepang di Indonesia melalui metode Discovery Learning ?

3.     Bagaimanakah perubahan perilaku siswa yang menyertai peningkatan hasil belajar materi masa pendudukan Jepang di Indonesia dengan metode Discovery Learning pada siswa kelas XI IPS 3?

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research), yaitu penelitian tindakan kelas. Pendkatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kuantitatif, artinya penlitian ini dilakukan melalui pengumpulan data hasil penelitian berupa hasil tes dan nontes, kemudian dilakukan analisis deskriptif. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Bulu, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan yaitu semester 2 tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart dalam Sugiarti (1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya.

Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas, para observer dari satu rumpun dan guru lain dilibatkan untuk memberikan masukan hasil penelitian sehingga dapat memperbaiki proses pembelajaran.Teknik dan alat pengumpulan data yang dipergunakan adalah sebagai berikut.

1.     Test dan nontest yang digunakan untuk mengetahui perubahan hasil belajar dari konsep yang telah diajarkan dalam bentuk soal pilihan ganda.

2.     Dokumentasi yang digunakan untuk mendapatkan karakteristik siswa yang mengalami kesulitan belajar dari daftar nilai ulangan harian dan buku pekerjaan rumah.

Instrumen pengambil data yang digunakan untuk observasi kegiatan penelitian ini meliputi beberapa bentuk instrumen seperti, Pedoman wawancara siswa untuk mengetahui dampak tindakan, lembar observasi aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar untuk melihat aktivitas siswa dan guru, seperangkat tes, untuk mengetahui kemajuan hasil belajar akibat tindakan kelas, angket untuk mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar,catatan lapangan oleh kolaborator. Dengan kriteria pencapaian sebagai berikut:

Kriteria capaian indikator untuk lembar observasi keaktifan siswa:

Skor 81 – 100: Sangat Aktif

Skor 61 – 80: Aktif

Skor 51 – 60: Cukup Aktif

Skor ≤ 50: Kurang Aktif

Kriteria persentase capaian indikator untuk lembar observasi kinerja guru dalam praktek pembelajaran:

Skor 90%-100%: Baik Sekali

Skor 80%-89%: Baik

Skor 70%-79%: Cukup Baik

Skor < 70%: Kurang

Kriteria skor capaian indikator lembar observasi skala penilaian keterampilan guru mengajak:

≤ 19     : Kurang Sekali             

20-24    : Kurang                                   

25-29    : Cukup

30-34    : Baik

35-40    : Baik Sekali

Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai peserta didik juga untuk memperoleh respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran. Penelitian ini dinyatakan berhasil bila pembelajaran mata pelajaran sejarah dengan model pembelajaran model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI IPS 3 dalam menguasai dan memahami lebih baik materi masa pendudukan Jepang di Indonesia. Keberhasilan lain yang ingin dicapai adalah pada akhir penelitian jumlah siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 1 Bulu yang menguasai konsep masa pendudukan Jepang di Indonesia dengan baik dan mengalami peningkatan secara nyata, sebagaimana ditunjukkan oleh dua indikator kinerja yaitu:sekurang-kurangnya 85% peserta didik kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu mendapat nilai ulangan harian 70 dan aktivitas siswa atau perubahan perilaku dalam kegiatan belajar mengajar meningkat.

Kerangka Berpikir

Hipotesis Tindakan

Diduga Proses Belajar Mengajar Siswa Kelas XI IPS 3 melalui Model Pembelajaran discovery learning dalam materi Pendudukan Jepang di Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Pembahasan

Pada tindakan siklus 1 PTK dengan model Discovery learning Learning (Penemuan) mengembangkan pola berfikir kreatif untuk mencari jejak-jejak masa lampau dengan dengan rangsangan video dokumenter, disamping itu interaksi sosial antar teman sejawat dalam diskusi berlangsung dengan baik. Pola berfikir ini terlihat ketika siswamelakukan debat diskusi dampak pendudukan jepang di Indonesia yang dihubungkan dengan fakta sejarah. Siklus 1 walaupun semangat belajar dirasakan tidak sebesar siklus 2 hal ini disebabkan oleh kurangnya referensi dan sumber belajar yang memadai seperti buku pegangan dan informasi lain.    Suasana pembelajaran di siklus 2 semakin antusias, karena siswa ditantang untuk mencari dan mengumpulkan informasi masa pendudukan Jepang, siswasemakin siap dan aktif dalam merekontruksi sejarah, hal ini disebabkan sumber belajar sudah mulai dipersipkan sejak dini. Jika dilihat dari format hasil penilaian belajar siklus 1 walaupun masih ada yang tidak tuntas namun secara umum model pembelajaran Discovery Learning sedikit banyak telah berhasil untuk mendongkrak dominasi guru sebagai pusat perhatian. Pembelajaran model discovery learning ini mencoba menggali kemampuan siswauntuk mencari dan mengumpulkan data fakta telah mampu membuka semangat belajar di kelas.

Siklus 1 siswa belum merasa tertantang untuk menggali informasi, walaupun pada kenyataannya di lapangan banyak siswayang senang dengan model Discovery Learning. Dalam perkembangan penelitian tindakan kelas ini, utamanya adalah mencari solusi untuk meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik.         Pokok bahasan siklus 1 dan siklus 2 pada prinsipnya adalah mata rantai pokok bahasan yang terintegrasi dimana siklus 1 siswa mencoba menjelaskan, mengiterpretasikan dan menganalisis masa pendudukan Jepang di Indonesia berdasarkan kronologis. Setelah refleksi pada siklus 1, terjadi perbaikan dan penyempurnaan pembelajaran membuahkan hasil yang diharapkan, siswamenjadi lebih faham dalam menelaah sejarah.Siklus 1 siswacenderung tidak dapat bebas mengemukakan pendapat karena keterbatasan buku dan referensi. Sedangkan pada siklus 2 siswalebih antusias, hal ini dibuktikan dengan adanya ekspresi, narasi pemikiran dari informasi yang mereka kumpulkan. Melalui model discovery learning siswatidak lagi sebagai penerima ilmu tetapi sebagai pencari ilmu, mereka melakukan rekonstruksi masa lampau dengan bekal imajinasi dan rekayana kreasi berdasarkan buku teks sejarah dan referensi lainnya.

Siklus 2 siswa diberikan pertanyaan secara langsung dan ternyata hasilnya memuaskan karena adanya peningkatan hasil belajar. Dengan hasil yang signifikan antara siklus 1 dan siklus 2, peneliti di masa yang akan datang akan mencoba menggabungkan model-model pembelajaran dengan rangkaian model discovery learning, harapannya adalah mencari titik temu yang valid model pembelajaran yang paling efektif untuk pelajaran sejarah.Penelitian melalui model discovery learning mencoba menghilangkan dominasi guru sejarah sebagai pusat transfer ilmu. Siswasemakin kritis dan aktif, sebagai ilustrasi pada siklus 2, ketika mencoba mendeskripsikan masa pendudukan Jepang yang dihubungkan dengan dampaknya, setiap kelompok memiliki argumen masing-masing, saling mempertahankan pendapatnya. Model discovery learning ternyata mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas pembelajaran kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Bulu. Suatu saat model ini diharapkan menjadi Historical Comprehensif Method Teaching and Learning, sehingga siswa tetap semangat dan tidak jenuh. Hal yang perlu di garis bawahi adalah dengan adanya penelitian tindakan kelas maka guru akan lebih inovatif, memiliki kepedulian pendidikan, memiliki semangat membangun, memiliki daya kreasi optimal dan yang lebih penting lagi adalah kepada proses peningkatkan kompetensi guru sebagai guru profesional.   

Pelaksanaan model discovery learning pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti menunjukan proses peningkatan yang signifikan pada prestasi belajar peserta didik. Hasil statistik penelitian ini bisa peneliti perbandingkan dari kondisi awal dengan 2 kali siklus tindakan yang dilakuakan. Adapun deskripsi pembahasan tiap siklus dan antarsiklus penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Deskripsi antara Kondisi Awal dengan Siklus 1

Hasil pelaksanaan model pembelajaran discovery learning siklus 1 dibandingkan dengan kondisi awal pada penelitian tindakan ini menunjukan hasil yang meningkat. Nilai rata rata siswa meningkat dari 67,07 menjadi 74,60 sedangkan persentase ketuntasan belajar siswameningkat sebesar 19% dari 55% menjadi 74% dimana sebanyak 28 anak dari 38 siswanilainya sudah tuntas tetapi ketuntasan belajar secara klasiklas belum tercapai karena masih dibawah 85%. Kualitas pembelajaran sudah berjalan cukup baik hal ini ditunjukan hasil skor pengamatan instrumen kinerja guru dalam pembelajaran mencapai 72% dengan kategori cukup. Dalam kegiatan pembelajaran partisipasi aktif dan keterlibatan peserta didik menunjukan peningkatan dari skor 55 menjadi 68 meningkat sebesar 13 poin. Dilihat dari kompetensi pedagogik guru menunjukan peningkatan ketrampilan guru dengan perolehan skor 25 dengan kategori cukup dimana pada saat pra siklus dalam kategori kurang dengan perolehan skor pengamatan ketrampilan guru 21.

Deskripsi antara Siklus 1 dengan Siklus 2

Hasil pelaksanaan model pembelajaran discovery learnning siklus 2 dibandingkan dengan siklus 1 pada penelitian tindakan ini menunjukan hasil yang meningkat. Nilai rata rata siswa meningkat dari 74,60 menjadi 80,00 sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa meningkat sebesar 13% dari 74% menjadi 87% dimana sebanyak 33 anak dari 38 siswanilainya sudah tuntas. Kualitas pembelajaran sudah berjalan cukup baik hal ini ditunjukan hasil skor pengamatan instrumen kinerja guru dalam pembelajaran mencapai 80% dengan kategori baik. Dalam kegiatan pembelajaran partisipasi aktif dan keterlibatan peserta didik menunjukan peningkatan dari skor 68 menjadi 81 meningkat sebesar 13 poin. Dilihat dari kompetensi pedagogik guru menunjukan peningkatan ketrampilan guru dengan perolehan skor 31 dengan kategori baik dimana pada saat siklus 1 dalam kategori cukup dengan perolehan skor pengamatan ketrampilan guru 25. Guru menunjukan peningkatan keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran siswa yang lebih efektif dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Kemamapuan memotivasi dan membimbing peserta didik dalam pembelajaran jauh lebih optimal. Data nilai dan ketuntasan hasil belajar antar siklus, adapun data dari kondisi awal sampai dengan siklus II ditunjukan pada tabel sebagai berikut:

 

 

Tabel Hasil Belajar dan Ketuntasan Antarsiklus

No

Hasil Tes

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

1

Rata-rata

67,07

74,60

80,34

2

Nilai Tertinggi

81

89

90

3

Nilai Terendah

48

64

68

4

Ketuntasan

55

74

87

 

Dari tabel diatas diagram batang berikut menunjukan perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar yang dicapai siswadari kondisi awal dan antar siklus dalam penelitian ini.

Penelitian ini juga meghasilkan data skor keaktifan belajar siswa antar siklus, adapun data skor keaktifan siswa dari kondisi awal sampai dengan siklus II ditunjukan pada tabel sebagai berikut:

Tabel Skor Keaktifan Siswa Antarsiklus

Aspek

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Keaktifan Siswa

55

68

81

 

Hasil Penelitian

1.   Ketuntasan belajar meningkat dari kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 yaitu 55,00%, 74,00%, dan 87,00%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai yaitu diatas 85% yaitu sebesar 87%

2.   Hasil Belajar dan Kemampuan Peserta Didik dalam Pembelajaran mengalami peningkatan Hasil belajar peserta didik dan penguasaan materi masa pendudukan Jepang di Indonesia menunjukan peningkatan nilai rata-rata peserta didik pada setiap siklus tindakan yang dilaksanakan yaitu dari 67,07 di pra siklus menjadi 74,60 di siklus 1 dan 80,34 di siklus 2

3.   Aktivitas Guru dan Peserta Didik dalam Pembelajaran, hasil pengolahan data diperoleh aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran melalui model pembelajaran Discovery Learning mencapai skor 81 pada siklus 2 yang berarti bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Aktivitas dan kinerja guru selama pembelajaran melaksanakan langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran Discovery Learning dengan baik. Hasil pengolahan Instrumen kinerja guru dalam pembelajaran dalam bentuk angket pengamatan oleh observer juga mencapai skor 80% dengan kategori baik hal ini berarti bahwa kualitas belajar mengajar yang dilaksanakan guru sudah dalam kualitas yang baik.

Simpulan

1.     Penelitian tindakan kelas (PTK) ini menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dengan tujuan mendapatkan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Hasil pengamatan kompetensi pedagogik guru menunjukan peningkatan skor perolehan dari 25 menjadi 31 sehingga kompetensi pedagogik guru meningkat dari kategori cukup menjadi kategori baik. Guru menunjukan peningkatan keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Skor keaktifan siswa juga mengalami peningkatan sehingga dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran siswa berjalan efektif meningkat dari siklus 1 ke siklus 2.

2.     Peningkatan hasil belajar mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, Ketuntasan belajar meningkat dari 74% pada siklus 1, dan 87% pada siklus 2. Hasil pembelajaran Sejarah di kelas XI IPS 3 yaitu evaluasi pada siklus 1 yang berjumlah 38 siswa yang tuntas belajar adalah 28 siswa (74%) sedangkan yang tidak tuntas 10 siswa (26%) sedangkan hasil tindakan siklus 2 tuntas 87% atau sebanyak 33 sisiwa tuntas sedangkan 5 orang belum tuntas. Nilai rata-rata siswa juga mengalami peningkatan pada setiap siklusnya nilai rata-rata siswa mencapai 74, 60 dan pada siklus 2 nilai rata-rata siswa mencapai 80,00. Berarti melalui model pembelajaran discovery mampu meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan afektif.

3.     Perubahan perilaku siswa yang menyertai peningkatan dalam pembelajaran melalui model pembelajaran discovery learning siswa Kelas XI IPS 3 ditandai dengan jumlah siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran dengan skor keaktifan meningkat dari 68 menjadi 81 sehinggga keaktifan siswa meningkat dari kategori cukup aktif menjadi aktif. Pada aktivitas dan kinerja guru selama pembelajaran melalui model discovery learning hasil pengolahan pengamatan Instrumen kinerja guru dalam pembelajaran diperoleh capaian nilai 80% dengan kategori baik hal ini berarti bahwa kualitas belajar mengajar yang dilaksanakan guru sudah dalam kualitas yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Nur. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahar, R. W. 2010.Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Hadiono., Hidayati. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII D SMPN 2 Kamal Materi Cahaya. Jurnal Pena Sains Vol. 3, No 2, Oktober 2016

Hadari, Nawawi. 1991. Metodologi penelitian bidang sosial. Jakarta: Indayu Press

Kartodirdjo. S.1993. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: PT.Gramedia

Kasbollah, Kasihani. 1999. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru Sains. Malang: RUT VI LIPI.

Kemmis,S&MC Taggart R.1988. The Action Research Planner. Victoria: Deakin University Press

Sudjana, Nana. 2013. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Notosusanto, Nugroho. 1979.Naskah Proklamasi yang Otentik dan rumusan Pancasila yang Otentik. Jakarta: Balai Pustaka.

Hamalik, Umar. 2009. Pendekatan Baru, Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru Algensindo.