UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA TENTANG KONSEP WARNA, BENTUK, UKURAN

MELALUI PERMAINAN POLA DI TK PERTIWI KALIWUNGU

KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Tentrem Rahayu

TK Pertiwi Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Salah satu kecerdasan yang dimiliki manusia adalah kecerdasan logika-matematika atau reasoning smart. Kecerdasan ini meliputi kemampuan untuk menghitung, memahami proposisi dan hipotesis, serta menyelesaikan permasalahan matematika. Kecerdasan logika matematika termasuk dalam potensi kognitif anak. Dari mulai anak masuk sekolah kemampuan kognitif ini sangat perlu untuk dikembangkan karena usia dini seperti anak TK merupakan usia yang efektif.  Upaya meningkatkan kecerdasan logika matematika dapat dilakukan berbagai cara termasuk melalui permainan berhitung.Anak usia TK adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung di jalur matematika, karena usia TK sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan. Kemampuan yang diharapkan pada logika matematika anak di TK dapat dipenuhi melalui penguasaan konsep, transisi dan lambang yang terdapat di semua jalur metematika, yang salah satunya meliputi pola. Dengan permainan pola anak diharapkan dapat mengenal dan menyusun pola-pola yang terdapat disekitarnya secara berurutan, setelah melihat dua sampai tiga pola yang ditujukan oleh guru diharapkan anak mampu membuat urutan pola sendiri sesuai dengan kreativitasnya.  Dalam penelitian ini berfokus pada satu strategi dan hasil, yaitu Bagaimana Upaya Meningkatkan Kecerdasan Logika MatematikaTentang Konsep Warna, Bentuk, Ukuran Melalui Permainan Pola Di TK Pertiwia Desa Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian perbaikan kegiatan pengembangan adalah anak kelompok B TK Pertiwi yang berjumlah 15 anak. Dalam pelaksanaan ada 2 siklus yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil perbaikan menunjukkan jumlah anak yang kemampuan berkomunikasinya mendapatkan nilai “baik” pada awalnya hanya 2 anak atau 13% anak menjadi 14 anak atau 93% anak di akhir siklus ke II. Pencapaian jumlah 93% anak ini telah melampaui kriteria keberhasilan perbaikan kegiatan pengembangan yang ditetapkan. Kriteria keberhasilan perbaikan kegiatan pengembangan yang ditetapkan adalah 90% anak mencapai nilai “baik”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Upaya Meningkatkan Kecerdasan Logika MatematikaTentang Konsep Warna, Bentuk, Ukuran Melalui Permainan Pola Di TK Pertiwi Desa Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 berhasil dilaksanakan.

Kata Kunci: Kecerdasan, logika matematika, permainan pola

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Salah satu kecerdasan yang dimiliki manusia adalah kecerdasan logika-matematika atau reasoning smart. Kecerdasan ini meliputi kemampuan untuk menghitung, memahami proposisi dan hipotesis, serta menyelesaikan permasalahan matematika.Anak dengan kecerdasan ini mampu melihat hubungan-hubungan dalam konsep, berpikir abstrak, memahami pemikiran simbolis, trampil dalam penalaran sekuensial, memiliki pola pikir induktif dan deduktif (H. Gardner (1983)).

Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 28, ayat 3 menyatakan bahwa Taman Kanakkanak (TK) merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal, yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik/motorik, dan seni untuk siap memasuki sekolah dasar.

Kecerdasan logika matematika termasuk dalam potensi kognitif anak. Dari mulai anak masuk sekolah kemampuan kognitif ini sangat perlu untuk dikembangkan karena Usia dini seperti anak TK merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan berbagai cara termasuk melalui permainan berhitung. Permainan berhitung di TK tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan emosional, oleh karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara bervariasi, menyenangkan dan menarik perhatian anak.

Anak usia TK adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung di jalur matematika, karena usia TK sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan. Rasa ingin tahunya yang tinggi akan tersalurkan apabila mendapat motivasi yang sesuai dengan tugas perkembangannya. Apabila kegiatan berhitung diberikan melalui berbagai macam permainan tentunya akan lebih efektif karena bermain merupakan wahana belajar dan bekerja bagi anak.

Kemampuanyang diharapkan pada logika matematika anak di TK dapat dipenuhi melalui penguasaan konsep, transisi dan lambang yang terdapat di semua jalur metematika, yang salah satunya meliputi pola. Dengan permainan polaanak diharapkan dapat mengenal dan menyusun pola-pola yang terdapat disekitarnya secara berurutan, setelah melihat dua sampai tiga pola yang ditujukan oleh guru diharapkan anak mampu membuat urutan pola sendiri sesuai dengan kreativitasnya. Pelaksanaan permainan pola di kelompok A dan B dimulai dengan menggunakan pola yang mudah/sederhana untuk selanjutnya pola menjadi yang kompleks.

Berdasarkanuraian diatas, pada tahap pra siklus TK Pertiwi Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang teridentifikasi kemampuan logika matematika anak tentang konsep warna,bentuk dan ukuran masih kurang. Kurangnya kemampuan logika matematika anak tentang konsep warna,bentuk dan ukuran dipengaruhi oleh cara penyampain materi oleh guru belum sepenuhnya dimengerti oleh anak. Kondisi pembelajaran tersebut tentu saja tidak bisa dibiarkan berlangsung terus menerus. Dengan kondisi tersebut seharusnya guru mencari alternatif-alternatif metode pembelajaran yang memungkinkan dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran di kelas. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menciptakan suasana belajar anak yang menyenangkan. Belajar yang menyenangkan bagi anak TK adalah belajar sambil bermain. Belajar sambil permainan pola merupakan salah satu alternatif yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan logika matematika anak tentang konsep warna, bentuk dan ukuran.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti akan melakukan perbaikan pembelajaran dalam upaya meningkatkan kecerdasan logika matematika tentang konsep warna, bentuk, ukuran melalui permainan pola di TK Pertiwi Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana upaya meningkatkan kecerdasan logika matematika tentang konsep warna, bentuk, ukuran melalui permainan pola di TK Pertiwi Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang?

Manfaat Perbaikan.

Perbaikan ini di harapkan bermanfaat bagi:

Bagi anak atau siswa

a)    Meningkatkan kecerdasan logika matematika anak sebagai dasar pendidikan matematika selanjutnya.

b)    Dengan suasana belajar yang menyenangkan diharapkan anak dapat menerima meteri yang diberikan guru dengan baik.

Bagi guru

Guru akan mengetahui berbagai cara penggunaan metode yang bervariasi, mudah dalam pelaksanaan, mudah dipahami,praktis dalam penyampaian dan merupakan pembelajaran yang menyenangkan dan menarik. Dengan mengetahui metode tersebut guru dapat mengembangkan kemampuan profesionalnya

Bagi sekolah

Hasil penelitian dapat bermanfaat bagi sekolah yaitu dapat memberikan masukan dalam rangka perbaikan dalam proses belajar mengajar serta dapat dijadikan pedoman pelaksanaan pembelajaran bidang pengembangan logika matematika bagi anak TK khususnya generasi mendatang.

KAJIAN PUSTAKA

Upaya Meningkatkan Kecerdasan Logika Matematika

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian Upaya adalah usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya). Sedangkan pengertian meningkatkan adalah menaikkan (derajat, taraf, dsb).

Kecerdasan atau intelegensi dapat dipandang sebagai kemampuan memahami dunia, berpikir rasional, dan menggunakan sumber-sumber secara efektif pada saat dihadapkan dengan tantangan. Ada juga yang berpendapat bahwa pengertian kecerdasan adalah kemampuan general manusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang mempunyai tujuan dan berpikir dengan cara rasional.

Selain itu,kecerdasan dapat juga diartikan sebagai kemampuan pribadi untuk memahami, melakukan inovasi,dan memberikan solusidalamberbagai situasi. Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan adalah:

1.     Kemampuan untuk memecahkan suatu masalah

2.     Kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan

3.     Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan suatu pelayanan yang berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat.

Logika sebagi ilmu pengetahuan, Logika merupakan sebuah ilmu pengetahuan di mana objek materialnya adalah berpikir (khususnya penalaran / proses penalaran) dan objek formal logika adalah berpikir / penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya.(https://id.wikipedia.org/wiki/Logika)

Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian persoalan mengenai bilangan (pusat pembinaan dan pengembangan bahasa (1991).

Matematika sebagai ilmu tentang struktur dan hubungan-hubunganya memerlukan simbol-simbol untuk membantu memanipulasi aturan-aturan melalui operasi yang ditetapkan (Paimin, 1998)

Pengetahuan tentang matematika sebenarnya sudah bisa diperkenalkan pada anak sejak usia dini (usia lahir-6 tahun). Pada anak-anak usia di bawah tiga tahun, konsep matematika ditemukan setiap hari melalui pengalaman bermainnya.

Kesimpulan, matematika adalah sesuatu yang berkaitan dengan ide-ide/konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis melalui penalaran yang bersifat deduktif, sedangkan matematika di PAUD adalah kegiatan belajar tentang konsep matematika melalui aktifitas bermain dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat ilmiah.

Prasetyo dan Andriyani (2009) mengemukakan bahwa kecerdasan logika matematika diartikan sebagai kapasitas untuk menggunakan angka, berpikir logis untuk menganalisa kasus atau permasalahan dan melakukan perhitungan sistematis.

Sementara dalam bukunya Yus (2011: 71), kecerdasan logika matematis adalah kemampuan untuk memahami dasar-dasar operasional yang berhubungan dengan angka dan prinsip-prinsip serta kepekaan melihat pola dan hubungan sebab akibat dan pengaruh.

Jadi kecerdasan logika matematika dapat diartikan kecerdasan dalam hal angka dan logika yaitu kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Seseorang mampu memikirkan dan menyusun solusi (jalan keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal). Ia suka angka, urutan, logika dan keteraturan. Ia mengerti pola hubungan, ia mampu melakukan proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir deduktif artinya cara berpikir dari hal – hal yang besar kepada hal-hal yang kecil. Proses berpikir induktif artinya cara berpikir dari hal-hal yang kecil kepada hal – hal yang besar. Kecerdasan logika matematika merupakan kercerdasan yang dimiliki para ilmuwan, akuntan, dan pemogram komputer.

Permainan Pola

Banyak permainan unutk mengenalkan matematika pada anak usia2-6 tahun. Salah satunya adalah dengan pola.Pola merupakan kemampuan untuk memunculkan pengaturan sehingga anak mampu memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk dua sampai tiga pola yang berurutan.

Pelaku permainan akan mengalami dan merasakan manfaat secara langsung. Hal ini berbeda dengan kegiatan belajar diruang kelas yang lebih menonjolkan aspek kognitif. Meskipun demikian, kegiatan belajar yang efektif adalah dilakukan dengan belajar langsung, dimana siswa bisa merasakan dan mengalami langsung apa yang mereka pelajari. Kegiatan bermain dan belajar berbeda jika ditinjau secara akademis. Keterampilan akademis, seperti berhitung, menulis dan membaca biasa dikuasai dengan proses belajar di kelas. Meskipun demikian bukan berarti aktivitas bermain tidak berperan penting, keterampilan lain yang berhubungan dengan Basic Life Skill, seperti keterampilan berkomunikasi, bersosialisasi, bernegosiasi, dan bekerjasama dalam tim, bisa dipelajari dari proses bermain.

Dimata anak-anak, ada beberapa alasan kenapa permainan dibutuhkan sebagai media pembelajarnya. Menurut Sudono (2006: 20) beberapa alasan tersebut adalah sebagai berikut: (1) Anak-anak membutuhkan pengalaman yang kaya, bermakna, dan menarik, (2) Otak anak senang pada sesuatu yang baru dan hal hal baru yang menantang dan menarik, (3) Rangsangan otak sensori multimedia penting dalam pembelajaran. Makin banyak yang terlibat (visual, audio, dan audio visual) dalam suatu aktivitas, makin besar pula kemungkinan siswa untuk belajar, (4) Anak umumnya senang bergerak, jadi jangan lupa memasukan gerak dalam pembelajaran, (5) Pengulangan adalah kunci belajar. Berikan kegiatan yang membuat siswa dapat mengulang pembelajaran tanpa rasa bosan dan jenuh, (6) Permainan (games) menyenangkan bagi anak. Keinginan untuk belajar dapat meningkat dengan adanya tantangan dan terhabat oleh ancaman yang disertai oleh rasa tidak mampu atau kelelahan

Kemampuan yang diharapkan dalam permainan berhitung di TK dapat dilaksanakan melalui penguasaan konsep, transisi dan lambang yang terdapat di semua jalur metematika, yang meliputi pola, klasifikasi bilangan, ukuran, geometri, estimasi, dan statistika.

Dalam permainan pola, anak diharapkan dapat mengenal dan menyusun pola-pola yang terdapat disekitarnya secara berurutan, setelah melihat dua sampai tiga pola yang ditujukan oleh guru anak mampu membuat urutan pola sendiri sesuai dengan kreativitasnya. Pelaksanaan permainan pola di kelompok A dan B dimulai dengan menggunakan pola yang mudah/sederhana untuk selanjutnya pola menjadi yang kompleks.

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN

Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu

Subjek Penelitian

Subjek penelitian perbaikan kegiatan pengembangan adalah anak kelompok B TK Pertiwi Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

Tempat Penelitian

Tempat penelitian perbaikan kegiatan pengembangan adalah TK Pertiwi Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.

Waktu Penelitian

          Siklus I: Hari Senin, tanggal 06 Maret 2017 s/d Hari Jumat, tanggal 10 Maret 2017

          Siklus II: Hari Senin, tanggal 13 Maret 2017s/d Hari Jumat, tanggal 17 Maret 2017

Materi Pokok

Penelitian perbaikan kegiatan pengembangan berfokus pada Tema Tanah Airku Sub Tema Negaraku.

Pihak yang membantu Penelitian

Penelitian perbaikan kegiatan pengembangan ini dapat terselesaikan dengan baik dengan bantuan teman sejawat.

Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif.Teknik analisis data kualitatif yaitu hasil pengamatan selama proses perbaikan pembelajaran berlangsung. Pemberian nilai berdasar pengamatan menggunakan penilaian “baik”, “cukup” dan “ kurang”. Dari hasil analisis data secara kualitatif selanjutnya dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Kegiatan Pengembangan

Deskripsi Siklus 1

Setelah melaksanakan kegiatan Penelitian Perbaikan Kegiatan Pengembangan selama 10 hari yang terbagi dalam 2 siklus, penulis mendapatkan jawaban dari perumusan masalah yang sebelumnya menjadi pertanyaan dan mendorong penulis untuk melakukan penelitian perbaikan kegiatan pengembangan.

Pada siklus 1 ternyata penulis masih banyak menemukan kelemahan-kelemahan dan kelebihan-kelebihan dalam melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran yang mengakibatkan hasil belajar belum sesuai dengan harapan penulis.

Pada siklus 1 penyampaian materi tentang logika matematika pada awalnya belum dapat tersampaikan secara penuh karena anak asyik dengan kegiatan permaianan polanya saja tanpa tahu maksud dari permainan pola itu. Hal tersebut tidak lepas dari kelemahan guru yang belum dapat memanfaatkan waktu dengan efektif dalam permaianan pola. Kelemahan ini tidak dibiarkan begitu saja oleh guru tapi ada usaha dari guru untuk memperbaiki kelemahannya, terbukti dari hari selanjutnya guru sudah dapat memanfaatkan waktu dengan baik, sehingga materi tentang konsep warna, bentuk dan ukuran dalam logika matematika dapat tersampaikan kepada siswa,

Dengan permainan pola, guru sudah menarik perhatian siswa untuk mengikuti pembelajaran dan dengan permaianan pola juga tiap tahapan RKH kemampuan anak tentang logika matematika semakin meningkat, hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil penilaian dari RKH 1 sampai dengan RKH 5.

Dalam observasi, peneliti mengamati proses perbaikan pembelajaran yang difokuskan pada upaya meningkatkan kecerdasan logika matematika tentang konsep warna, bentuk, ukuran melalui permainan pola yang telah dilaksanakan dan kegiatan pendidik dalam pembelajaran.

Deskripsi siklus 2

Setelah melalui tahap perbaikan kegiatan pengembangan pada siklus 1, maka pada pembelajaran selanjutnya yaitu masuk pada perbaikan kegiatan pengembangan siklus 2. Proses kegiatan pengembangan pada siklus 2, guru tetap memfokuskan pada pembelajaran tentang konsep warna, bentuk dan ukuran dengan permaianan pola. Bedanya dengan siklus 1 adalah pada siklus 2 ini guru lebih efetif lagi dalam memanfaatkan waktu agar permainan pola dapat terselesaikan oleh anak dan juga konsep warna, bentuk dan ukuran juga dipahami anak lebih baik

Siklus II dilakukan karena perbaikan kegiatan pengembangan pada siklus I belum berhasil atau belum tuntas. Pada siklus II peneliti masih fokus pada Upaya meningkatkan kecerdasan logika matematika tentang konsep warna, bentuk, ukuran melalui permainan pola. Pada siklus II ini guru lebih memberikan memanfaatkan waktu secara efektif sehingga materi konsep logika matematika dapat tersampaikan dengan baik melalui permainan pola. Usaha guru untuk meningkatkan kecerdasan logika matematika tentang konsep warna, bentuk, ukuran anak pun membuahkan hasil yang baik, hal ini dapat dilihat ada kenaikan nilai pada siklus II hari pertama atau RKH ke 1 sampai hari kelima atau RKH ke 5, yaitu jumlah anak yang mencapai nilai “baik” dari 7 anak atau 48% menjadi 14 anak atau 95%.

Berdasarkan data penilaian yang diperoleh siklus II ini dikatakan berhasil, karena pada siklus II jumlah siswa yang mencapai nilai “baik” mencapai 93% anak. Jumlah pencapaian nilai “baik” pada siklus II ini sesuai dengan yang diharapkan yaitu lebih dari 90% anak mencapai nilai “baik”.

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan dari kegiatan pengembangan yang dilakukan adalah ada hasil yang sangat memuaskan dalam upaya meningkatkan kecerdasan logika matematika tentang konsep warna, bentuk, ukuran melalui permainan pola di TK Pertiwi Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang. Hasilnya adalah dengan permainan pola dapat meningkatkan kecerdasan logika matematika anak TK Pertiwi Kaliwungu Kecamatan KaliwunguKabupaten Semarangtentang konsep warna, bentuk, ukuran. Hasil peningkatan kecerdasan logika matematikatentang konsep warna, bentuk, ukuran melalui permainan pola dapat dilihat dari peningkatan jumlah anak yang mencapai nilai “baik”. Jumlah anak yang kemampuan mengenal bilangan mendapatkan nilai “baik” pada awalnya hanya 2 anak atau 13% anak menjadi 14 anak atau 93% anak di akhir siklus ke II. Pencapaian jumlah 93% anak ini telah melampaui kriteria keberhasilan perbaikan kegiatan pengembangan yang ditetapkan. Kriteria keberhasilan perbaikan kegiatan pengembangan yang ditetapkan adalah 90% anak mencapai nilai “baik”. Jadi perbaikan kegiatan pengembangan yang terfokus pada meningkatkan kecerdasan logika matematikatentang konsep warna, bentuk, ukuran melalui permainan pola anak dihentikan sampai siklus II dan perbaikan kegiatan pengembangan dikatakan berhasil.

Saran

Dalam kegiatan pengembanagn mengenai “upaya meningkatkan kecerdasan logika matematika tentang konsep warna, bentuk, ukuran melalui permainan pola di TK Pertiwi Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang”, penulis mempunyai saran-saran yang dapat dijadikan masukan atau pandangan bagi kalangan terkait, yaitu:

a)    Bagi para pendidik yang mengalami permasalahan dalam pembelajaran seperti yang peneliti alami dapatlah menerapkan cara belajar dengan permainan pola.

b)    Belajar permainan pola tidak hanya dapat diterapkan pada pembelajaran logika matematika sajaakan tetapi dapat digunakan untuk permasalahan lain dalam pembelajaran disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai.

c)     Guru dalm melaksanakan pembelajaran hendaknya tidak monoton dengan metode yang biasa dipakai, tetapi harus mempunyai kretifitas supaya anak tidak bosan dalam pembelajaran

d)    Pemanfaatan waktu sangat mempengaruhi keberhasilan dalam mendidik, maka pemanfaatan waktu oleh tenaga pendidik harus mendapat perhatian lebih.

DAFTAR PUSTAKA

 Anggani, Sudono. 2006. Sumber Belajar dan Alat Permainan Anak UsiaDini. Jakarta: Grasindo

Aulady, Amany. 2011. Kecerdasan Logika Matematika. http://amanyaulady.wordpress.com/2011/12/30/2-kecerdasan logikamatematika/.[diakses 1 Maret 2017]

Depdikbud.. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996

Gardner, Howard, Kecerdasan Majemuk, Teori dalam Praktek, alih bahasa Alexander Sindoro (Batam: Interaksara, 2003)

National Council of Teacher of Mathematics. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston. VA: NCTM

Paimin, Youla Ekaningsih. 1998. Agar Anak Pintar Matematika.
Jakarta: Puspa Swara

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Wikipedia (2007). Logika. [on-line]. Available: (https://id.wikipedia.org/wiki/Logika. [1 Maret 2017]

Yus, Anita. 2011. Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Bumi Aksara