UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MENEMUKAN UNSUR INSTRINSIK CERPEN

DENGAN PENERAPAN MODEL DEMONSTRASI

DI KELAS VI-A SMP NEGERI 1 HABINSARAN T.P. 2018/2019

 

Rospita Tanjung

SMP Negeri 1 Habinsaran

 

ABSTRAK

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan pembelajaran model demonstrasi pada pembelajaran materi kemampuan menemukan Unsur Instrinsik Cerpen. Subjek penelitian PTK ini adalah siswa kelas VII-a SMP Negeri 4 Habinsaran yang berjumlah 32 orang terdiri dari 20 perempuan dan 12 orang laki-laki penelitian kelas ini diambil berdasarkan hasil observasi terhadap kelas yang akan diteliti. Setelah dilakukan penerapan model demonstrasi pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 8.91% dari nilai awal menjadi 72,81 dengan jumlah siswa yang tuntas 27 orang (84%) dan yang belum tuntas 5 orang (16%). Pada siklus II siswa yang tuntas 31 orang (97%) sedangkan yang belum tuntas 1 orang (3%) dengan nilai rata-rata 87.58. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 5.43%. Hal ini berarti pembelajaran dengan menerapkan model demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan menemukan Unsur Instrinsik Cerpen pada kelas VII-a SMP Negeri 1 Habinsaran Kecamatan Habinsaran Kabupaten Toba Samosir Tahun Pembelajaran 2018/2019.

Kata Kunci: Unsur Instrinsik Cerpen, Model Demonstrasi

 

PENDAHULUAN

Mutu pendidikan dan kuwalitas siswa dapat ditingkatkan apabila tenaga pengajar bekerja secara profesional yang ditandai dengan pemahaman metode dan dan model-model dalam pembelajaran. Kurangnya kemampuan guru dalam menguasai pendekatan cara mengajar akan menyebabkan siswa kurang berprestasi seperti halnya yang terjadi pada SMP Negeri 1 Habinsaran prestasi belajar siswa relatif rendah khususnya dalam bidang studi bahasa Indonesia.

Hasil belajar materi menemukan Unsur Instrinsik Cerpen Tahun Ajaran 2018/2019 dan tahun sebelumnya masih rendah secara klasikal, siswa mencapai nilai tuntas dari standar KKM, hanya mencapai 65% dari jumlah siswa dan 35% lagi harus dilakukan remedial untuk dapat tuntas, salah satu hal yang memprihatinkan masih terapat siswa yang hanya mencapai nilai cukup pada saat ulangan akhir berdasarkan fenomena ini sangat diharapkan guru melakukan perbaikan untuk dapat meningkatkan hasil prestasi belajar siswa, hasil belajar yang dinyatakan dalam nilai angka. Berdasarkan hasil pengalaman penulis sebagai guru materi bahasa Indonesia mengidentifikasikan beberapa hal yang menjadi faktor tidak tuntasnya kompetensi pelajaran siswa kurang mampu menjawab materi yang baru dijelaskan dikarenakan siswa bosan dan jenuh dengan cara guru menyampaikan materi.

Untuk meningkatkan hasil pembelajaran sebagai seorang guru bahasa Indonesia melakukan langkah dan upaya konkrit untuk meningkatkan hasil belajar siswa, tenaga pendidik harus sedini mungkin mencari solusi yakni dengan meninjau kembali pola mengajar konvensional dalam pembelajaran. Seiring dengan tingkat perkembangan psikologisnya siswa kelas VII Sekolah Menengah sangat relevan jika dalam proses pembelajaran secara aktif melibatkan mereka secara langsung yakni dengan menerapkan pembelajaran model demonstrasi salah satu metode yang menarik bagi siswa.

KAJIAN PUSTAKA

Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan tranformasi guru di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik). Menurut Hamalik (2001:159) bahwa “ hasil belajar menunjukkan kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa”. Menurut Nasution (2006:36) “hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru”.

Belajar merupakan usaha yang dilakukan secara sadra oleh seseorang untuk mencapai suatu perubahan dalam berfikir dan berperilaku dengan terjadinya interaksi yang baik. Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari interaksi kepada sesama ataupun dengan lingkungan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pembelajaran model demonstrasi pada pembelajaran materi kemampuan menemukan Unsur Instrinsik Cerpen. Dimana penelitian ini berupa memaparkan upaya peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan. Penelitian dalam hal ini adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sumber data dilakukan melalui penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian PTK ini adalah siswa kelas VII-a SMP Negeri 4 Habinsaran Kabupaten Toba Samosir Tahun Pembelajaran 2018/2019 yang berjumlah 32 orang terdiri dari 20 perempuan dan 12 orang laki-laki penelitian kelas ini diambil berdasarkan hasil observasi terhadap kelas yang akan diteliti.

Prosedur dalam penelitian ini direncanakan dua siklus. Adapun tahapannya adalah:

Siklus I

a.   Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah merencanakan tindakan yaitu penyusunan skenario pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut.

1.   Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran pada Kemampuan menemukan Unsur Instrinsik Cerpen

2.   Mempersiapkan materi ajar dengan materi pokok pada kemampuan menemukan Unsur Instrinsik Cerpen

3.   Merancang pembagian kelompok dibagi menjadi 6 kelompok

4.   Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam setiap siklus dengan diterapkannya pembelajaran model demonstrasi pada mengidentifikasi kemampuan menemukan Unsur Instrinsik Cerpen

b.   Tahap Pelaksanaan Tindakan

Setelah perencanaan disusun, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dilaksanakan. Adapun langkah-langkah pembelajarannya yaitu:

1.     Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

2.     Guru memberikan LK kepada masing-masing siswa

3.     Guru meminta siswa melakukan pengamatan menganalisis mengkaji untuk menjawab soal yang ada di lembar kerja siswa (LK).

4.     Guru melakukan demonstrasi tentang materi pada kemampuan menemukan Unsur Instrinsik Cerpen

5.     Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran

6.     Guru memberikan kesimpulan bersama dengan siswa pada materi kemampuan menemukan Unsur Instrinsik Cerpen

c.   Tahap Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan untuk melihat perkembangan pelaksanaan membuat kesimpulan serta melihat kesesuaian yang dicapai dengan yang diinginkan dalam pembelajaran yang pada akhirnya ditemukan kelemahan maupun kekurangan dalam pembelajaran pada materi kemampuan menemukan Unsur Instrinsik Cerpen untuk kemudian diperbaiki pada siklus II.

Setelah siklus I dilakukan belum mendapat hasil yang maksimal, maka dalam hal ini dilakukan Siklus II dengan tahapan untuk dapat mengetahui sejauh mana terjadi suatu perubahan peningkatan nilai siswa dari tahapan demi tahapan yang sudah dilaksanakan sehingga secara nyata terdapat peningkatan

Siklus II

a.      Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan siklus II merupakan tahap refleksi dari siklus I. Pada tahap ini guru dapat mengetahui seberapa banyak siswa yang kurang berhasil dalam belajar dan mempokuskan kesulitan yang dialami siswa pada siklus I.

Dari hasil evaluasi dan analisis yang dilakukan pada tindakan pertama dengan menemukan alternative permasalahan yang muncul pada siklus I yang selanjutnya diperbaiki pada siklus II dengan kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan yaitu:

1.     Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran baru sesuai dengan permasalahan yang muncul pada siklus I dengan materi pada mengidentifikasi kemampuan menemukan Unsur Instrinsik Cerpen setelah dilakukan diagnosa tentang kemampuan siswa.

2.     Sebelum masuk materi baru terlebih dahulu membahas soal mengenai tes pada siklus I sehingga siswa tentang pada mengidentifikasi kemampuan menemukan Unsur Instrinsik Cerpen dalam menyelesaikan soal semakin jelas dan dipahami siswa.

3.     Guru memberi pengarahan kepada siswa untuk lebih teliti dan semangat lagi untuk mengatasi kesalahan siswa menyelesaikan soal.

b.      Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap tindakan ini berusaha mungkin memberikan pengarahan dan bimbingannya kepada siswa. Tahap ini mempokuskan kepada pengembangan daya nalar siswa untuk menemukan sendiri pada materi mengidentifikasi kemampuan menemukan Unsur Instrinsik Cerpen. Hasil yang diharapkan yaitu agar seluruh materi yang diajarkan kepada siswa dapat dipahami siswa dan benar-benar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berikut Pelaksanaan siklus II:

1.     Membahas materi yang dianggap sulit oleh siswa sehingga siswa kurang kemampuan menemukan Unsur Instrinsik Cerpen tersebut semakin mengerti.

2.     Menjelaskan tahap-tahap penggunaan pembelajaran model demonstrasi pada materi pada materi pembelajaran, sehingga siswa yang kurang memahami materi diatas dengan memberikan kesempatan bertanya kepada siswa tentang hal yang masih belum dipahami oleh siswa.

3.     Memberikan contoh sesuai dengan tahap-tahap penggunaan metode demonstrasi

4.     Peneliti mengarahkan siswa yang tidak termotivasi untuk mempraktekkan cara melakukan demonstrasi dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang pada materi kemampuan menemukan Unsur Instrinsik Cerpen

5.     Memotivasi siswa agar selalu aktif dalam melaksanakan berbagai percobaan yang ditugaskan oleh guru

6.     Memberikan pengarahan kepada siswa yang masih kurang memahami pada mengidentifikasi Kemampuan menemukan Unsur Instrinsik Cerpen

7.     Memantau aktivitas siswa selama melakukan metode demonstrasi dalam kelompok yang sudah ditentukan

c.      Tahap Refleksi

Hasil dari tes yang diberikan, digunakan sebagai dasar pengembangan kesimpulan. Apakah kegiatan yang dilakukan telah berhasil. Jika pada siklus II ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar dan kesalahan menyelesaikan soal, maka akan direncanakan siklus selanjutnya. Namun jika memenuhi indikator keberhasilan belajar, maka tidak perlu dilanjutkan kesiklus berikutnya.

Desain Penelitian

Menurut Arikunto (2008:16) mengemukakan secara garis besar terhadap empat tahap yang dilalui dalam melaksanakan penelitian tindak kelas, yaitu:

1.     Perencanaan

2.     Pelaksanaan

3.     Pengamatan

4.     Refleksi

 

Setting Penelitian

Pokok bahasan yang menjadi bahan penelitian tindakan kelas ini adalah kemampuan menemukan Unsur Instrinsik Cerpen pada kelas VII-a SMP Negeri 1 Habinsaran Kec. Habinsaran Kab. Toba Samosir T.P.2018/2019

Aspek yang diteliti

Subjek penelitian dalam penelitian ini siswa dalam kelas VII-a yang berjumlah 32 siswa di SMP Negeri 1 Habinsaran sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan penerapan model demonstrasi.

Prosedur Penelitian

Adapun rancangan (desain) PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah cara untuk menggunakan model kemmis dan Mc.Tanggart. (depsiknas, 2004), pelaksanaan tindakan dalam PTK meliputi empat alur (langkah) Perencanaan tindakan, Pelaksanaan tindakan, Pengamatan Refleksi

Alur (langkah) pelaksanaan tindakan yang dimaksud dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti merencanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakan tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat mengalami kemajuan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari tes awal yang dilakukan diperoleh tingkat ketuntasan yang dapat dilihat pada Tabel 1:

Hasil Perolehan Nilai Pada Saat Tes Awal

No

 

Nama Siswa

JK

Skor

Nilai

Keterangan

Belum Tuntas

Tuntas

1

Jumlah Nilai

 

 

2330

 

 

2

Rata-rata

 

 

72.81

 

 

3

Tuntas (persen)

 

 

 

23

72%

4

Belum Tuntas (pesen)

 

 

 

9

28%

 

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa 72.81, dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 23 orang (72%) dan belum tuntas sebanyak 9 orang (28%).

Di akhir pertemuan siklus I, peneliti memberikan tes hasil belajar sebagai bahan evaluasi terhadap hasil belajar siswa pada tabel berikut

Hasil Perolehan Nilai Pada Saat Siklus I

No

 

Nama Siswa

JK

Skor

Nilai

Keterangan

Belum Tuntas

Tuntas

 

Jumlah Nilai

 

 

2615

 

 

 

Rata-rata

 

 

81.72

 

 

 

Tuntas (persen)

 

 

 

27

84%

 

Belum Tuntas (pesen)

 

 

 

5

16%

 

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 81.72% dibandingkan dari nilai tes awal 73,02. Pada siklus I rata-rata nilai siswa menjadi 81.47, dengan jumlah siswa yang tuntas 25 orang (86%) dan yang belum tuntas 4 orang (14%).

Untuk memaksimalkan hasil belajar siswa, peneliti mengajak satu kelompok untuk mendemonstrasikan materi yang telah dipersiapkan untuk disajikan.

Hasil Perolehan Nilai Pada Saat Siklus II

No

Nama Siswa

JK

Skor

Nilai

Keterangan

Belum Tuntas

Tuntas

 

Jumlah Nilai

 

 

2802.5

 

 

 

Rata-rata

 

 

87.58

 

 

 

Tuntas (persen)

 

 

 

31

97%

 

Belum Tuntas (pesen)

 

 

 

1

3%

 

Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa yang tuntas 28 orang (97%) sedangkan yang belum tuntas 1 orang (3%) dengan nilai rata-rata 86,90. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 5.86%.

Setelah dilakukan penerapan model demonstrasi pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 81,72% dari rata-rata nilai awal 82,81. Pada siklus rata-rata nilai 81,72, siswa tuntas 27 orang (84%0 sedangkan belum tuntas 5 (16%). Pada siklus II siswa yang tuntas 31 orang (97%) sedangkan yang belum tuntas 1 orang (3%) dengan nilai rata-rata 87.58. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 5.86%.

Hal ini berarti pembelajaran dengan menerapkan model demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan kemampuan siswa menemukan Unsur Instrinsik Cerpen , dengan menggunakan model demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa di Kelas VII-a SMP Negeri 1 Habinsaran Kecamatan Habinsaran Kab.Toba Samosir Tahun Pembelajaran 2018/2019.

KESIMPULAN DAN SARAN

1.     Setelah dilakukan penerapan model demonstrasi pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 8.91% dari nilai awal menjadi 72,81 dengan jumlah siswa yang tuntas 27 orang (84%) dan yang belum tuntas 5 orang (16%).

2.     Berdasarkan diagram di atas diperoleh hasil perbandingan observasi guru dalam mengajar pada siklus I mendapatkan 70,83% dengan kategori penilaian cukup dan siklus II mendapatkan 89,58% dengan kategori penilaian baik. Maka dapat kita lihat selisih penilaian hasil observasi guru dalam mengajar pada siklus I dan siklus II sebesar 19,75%.

3.     Pada siklus II siswa yang tuntas 31 orang (97%) sedangkan yang belum tuntas 1 orang (3%) dengan nilai rata-rata 87.58. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 5.43%. Hal ini berarti pembelajaran dengan menerapkan model demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan menemukan Unsur Instrinsik Cerpen pada kelas VII-a SMP Negeri 1 Habinsaran Tahun Pembelajaran 2018/2019.

SARAN

1.     Hendaknya guru dapat menggunakan media dan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan dapat terwujud

2.     Siswa diharapkan dapat membangun pola interaksi dan kerjasama, baik dengan sesama siswa, dengan guru, dan lingkungan demi terlaksananya proses belajar mengajar yang baik

3.     Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan jenis penelitian yang sama, hendaknya dapat memperbaiki tahapantahapan dalam metode ini serta mengkombinasikannya dengan metode pembelajaran yang lain sehingga dapat menghasilkan data penelitian yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Abu, Ahmad. 1986. Metode Khusus Pendidikan Bahasa. Bandung: CV Amrico

Gunawan, Ary H., 1986, Kebijakan-kebijakan Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Bina Aksara.

Hort. 2005. Model Belajar dan Kesulitan – Kesulitan Belajar Bahasa. Bandung: Tarsito

Khadijah, Nyayu, (2009).Psikologi Pendidikan, Palembang, Grafika Telindo Press, Sumatera Selatan.

Miarso, Yusufhadi, 1994, Posisi dan Fungsi Profesi Teknologi Pendidikan. Makalah Seminar IKIP Jakarta.

Muhaimin, Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Trigenda Karya

Mulyasa E,(2005). Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Nana, Sudjana. 1991. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Purba. 2002. Belajar Dan Pembelajaran. Medan: Iniversitas Negeri Medan

Roestiyah, NK. 1989. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara

Semiawan, Conny. Dkk. 1984. Memupuk Bakat Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia

Slameto. 1995. Belajar Dan Fakror-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta