UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF

MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF BENTUK GEOMETRI

DI TK PERTIWI I TENGGAK KECAMATAN SIDOHARJO

KABUPATEN SRAGEN SEMESTER II TAHUN 2015/2016

Setyoningsih

TK Pertiwi I Tenggak Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Kognitif anak Kelompok B TK Pertiwi 1 Tenggak melalui APE Bentuk Geometri. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diharapkan dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak TK Pertiwi 1 Tenggak Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Tahun 2015/2016. Penelitian ini terdiri atas dua siklus, masing-masing siklus terdiri empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian tindakan kelas (PTK) ini dapat disimpulkan bahwa melalui bermain dengan APE Bentuk Geometri dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak terutama dalam mengidentifikasi benda, anak dapat menyebutkan warna benda, anak mengklasifikasikan benda berdasarkan warna dan menghitungnya, anak mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk dan menghitungnya. Pada pra siklus keberhasilan pembelajaran mencapai 46,67%, siklus pertama keberhasilan pembelajaran mencapai 60% kemudian pada siklus kedua meningkat menjadi 86,67%.

Kata Kunci: Kemampuan Kognitif, Bermain, APE, Geometri.

PENDAHULUAN

PAUD berfungsi membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya, menurut PP.17 tahun 2010 Tentang: Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

Pendidikan anak usia dini meliputi bidang pengembangan nilai moral agama, bahasa, kognitif, fisik motorik, dan sosial emosional. Sedangkan pengembangan fisik motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus.

Kemampuan dasar kognitif merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dikembangkan di taman kanak-kanak. Kognitif adalah proses dan produk yang terjadi dalam otak sehingga menghasilkan pengetahuan. Kognitif mencakup berbagai aktivitas mental seperti memperhatikan, mengingat, melambangkan, mengelompokkan, merencanakan, menalar, memecahkan masalah, menghasilkan dan membayangkan. Perkembangan kognitif anak melibatkan ketrampilan belajar pada anak yang terjadi melalui proses elaborasi di dalam otak (mind), dan kegiatan mental internal yang kompleks. Dengan demikian ketrampilan belajar bukan hanya diperoleh karena perubahan perilaku atau sekedar karena proses kematangan.

Kemampuan kognitif adalah sangat penting untuk dikembangkan dan distimulasi dengan berbagai metode, media, dan perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak. Karakter anak yang unik dan beragam dapat dikembangkan dengan kegiatan yang menarik dan menyenangkan bagi anak. Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan akan bermakna bagi anak dengan tanpa memberi beban yang ditanggungkan pada anak. Anak akan belajar dengan bermain yang menyenangkan dengan sendirinya dan mendapat pengalaman belajar yang bermakna.

Menurut Wili Astuti , (2011:19) bermain dan belajar menjadi suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan terutama pada proses belajar anak usia dini. Ada beberapa pendapat , yang mengatakan bahwa anak tidak akan bisa belajar dengan baik jika dia terlalu banyak bermain. Tapi pendapat tersebut semakin terkikis seiring dengan berjalannya waktu.

Pada awalnya pengembangan kemampuan Kognitif anak masih menggunakan APE yang sederhana dan sangat terbatas sehingga anak mudah bosan dan kurang bersemangat, sehingga peningkatan kemampuan kognitif belum maksimal. Kemudian dalam pembelajaran Di TK Pertiwi 1 Tenggak pengembangan kemampuan kognitif dilakukan dalam kegiatan pembelajaran setiap hari dengan berbagai metode dan media. Pengembangan kemampuan kognitif juga dikembangkan dengan menggunakan berbagai macam APE (Alat permainan Edukatif) yang menyenangkan dan tidak membosankan bagi anak. Diantaranya dengan APE Bentuk Geometri yang didapat dari bantuan APE.

Anak yang mendapat kesempatan bermain, kemampuan kognitifnya akan lebih berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat kesempatan bermain. Pada kegiatan bermain anak, orang tua dan guru berperan untuk memotivasi, mengawasi, dan menjadi mitra bermain bagi anak. Bermain merupakan aktifitas individu dalam mempraktekkan dan menyempurnakan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, dapat berbahasa, terindoktrinisasi ke dalam budaya di mana ia tinggal dan dapat mempersiapkan diri dalam berperan dan berperilaku dewasa.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) Apakah melalui APE Bentuk Geometri dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak Kelompok B TK Pertiwi 1 Tenggak? (2) Bagaimanakah meningkatkan kognitif anak Kelompok B TK Pertiwi 1 Tenggak Melalui APE Bentuk Geometri?

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Meningkatkan kemampuan Kognitif anak Kelompok B TK Pertiwi 1 Tenggak melalui APE Bentuk Geometri. (2) Mengetahui bagaimana penerapan peningkatan kemampuan kognitif anak melalui Alat Permainan Edukatif (APE) Bentuk Geometri.

KAJIAN PUSTAKA

Kemampuan

Kemampuan adalah merupakan keberhasilan, menurut Shallay dalam Irina V. Sokolova (2008:142) kemampuan adalah pengetahuan mengenai area yang di dalamnya seorang individu bekerja dan memerlukan ketrampilan untuk memproses informasi secara kreatif dalam menghasilkan berbagai respon yang baru dan sesuai. Kemampuan adalah keberhasilan, kemampuan seseorang mengenai suatu obyek saat mereka memunculkan gagasannya.

Kognitif

Kognitif adalah salah satu perkembangan yang harus dicapai di PAUD, Menurut Ade Dwi Utami , dkk (2013: 83) Kognisi adalah proses dan produk yang terjadi dalam otak sehingga menghasilkan pengetahuan. Kognisi mencakup berbagai aktivitas mental seperti memperhatikan, mengingat, melambangkan, mengelompokkan, merencanakan,menalar, memecahkan masalah, menghasilkan dan membayangkan.

Minnet, Gunarti (2002:24) menyatakan bahwa perkembangan kognitif merupakan perkembangan dari pikiran. Pikiran merupakan bagian otak bagian yang digunakan untuk bernalar, berpikir, dan memahami sesuatu. Sehingga setiap hari pemikiran anak akan berkembang ketika mereka belajar tentang orang- orang yang ada disekitarnya, baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan bermainnya maupun lingkungan sekolah dan masyarakata sekitarnya, belajar berkomunikasi dan mencoba mendapatkan pengalaman baru lainnya.

Perkembangan kognitif merupakan perkembangan dan pertumbuhan kapasitas intelektual. Menurut peaget perkembangan kognitif terkait dengan kemampuan motorik, bahasa, sosial dan kemandirian anak.

Tahap Perkembangan Kognitif

Seiring dengan kematangan anak, akan terjadi strukturisasi yang progresif dalam proses kognitif anak, dimana proses berpikir anak berkembang menjadi lebih kompleks. Menurut Ade Dwi Utami (2013: 83) teori perkembangan kognitif menyatakan bahwa pertumbuhan mental individu adalah bagian terpenting dalam perkembangan anak. Anak yang berkembang baik aspek kognitifnya, akan dapat belajar mengembangkan proses berpikir, merespon objek di lingkungannya, dan merefleksikan pengalamannya.

Anak dapat mengembangkan kognitifnya, dan membangun pemahamannya tentang konsep maupun proses seperti memasangkan benda, mengelompokkan, melihat hubungan antar benda, seriasi, urutan, hubungan sebab akibat, dan penalaran logis. Menurut Siti Aisyiyah (2008:5.33) anak lebih banyak merespon rangsangan dalam lingkungan dengan cara yang sangat konstruktif/membangun ketika ia mengorganisasi informasi dalam otaknya. Piaget dalam Wahyuningsih, (2011:12) mengkategorikan mengenai perilaku kedalam 4 tahap perkembangan kognitif , yaitu: sensorimotorik (lahir sampai 2 tahun) , praoperasional (2 tahun sampai 8 tahun) kongkret operasional (8 sampai 11 tahun), dan formal operasional (umur 11 sampai dewasa). Menurut Mirroh Fikriyati, (2013: 48) pada tahap Sensorimotor yaitu mulai dari bayi bergerak dari tindakan reflek instinktif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis.

Menurut Yuliani Nurani Sujiono (2009:160) kemampuan kognitif anak usia 4-6 tahun menunjukkan minat dalam rasa perbedaan aktivitas sensori motor , menunjukkan peningkatan minat dalam angka-angka sederhana dan kuantitas kegiatan dan melakukan kegiatan yang lebih bertujuan dan mampu merencanakan suatu kegiatan secara aktif.

Pada tahap praoperasional, anak sudah mulai mempresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar – gambar , hal ini menunjukkan adanya peningkatan pemikiran simbolis dan melampoi hubungan informasi sensori dan tindakan fisik. Pada tahap kongkret operasional, pada tahap ini anak mulai berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang kongkret dan dapat mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk – bentuk yang berbeda. Pada tahap formal operasional, yaitu mulai masa remaja, anak remaja berpikir dengan cara lebih abstrak dan logis , pemikiran mereka lebih idealistik.

Sedangkan menurut Ekka Izatti (2005:57) dunia kognitif anak usia dini berfokus pada tahap pemikiran pra operasional. Pada tahap ini pemikiran anak masih didominasi oleh hal-hal yang berkaitan dengan aktifitas fisik dan persepsinya sendiri.

Alat Permainan Edukatif (APE)

Alat permainan edukatif adalah sarana yang dapat merangsang aktivitas anak untuk mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya, baik menggunakan teknologi modern maupun maupun menggunakan teknologi sederhana bahkan bersifat tradisional. Alat permainan edukatif juga merupakan alat yang dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman anak tentang sesuatu.

Menurut Andang Ismail, (2012: 141) alat bermain adalah segala sarana yang bisa merangsang segala aktivitasyang membuat anak senang. Sedangkan alat permainan edukatif yaitu alat bermain yang dapat meningkatkan fungsi menghibur dan fungsi mendidik. Menurut Mayke S. Tedjasaputra,(2007: 81) alat permainan edukatif adalah alat permainan yang dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan dan mempunyai beberapa ciri yaitu:

Dapat digunakan dalam berbagai cara, maksudnnya dapat dimainkan dengan berbagai macam tujuan , manfaat dan menjadi bermacam-macam bentuk. Ditujukan untuk anak – anak dan berfungsi mengembangkan berbagai aspek perkembangan kecerdasan serta motorik anak. Segi keamanan sangat diperhatikan baik dari bentuk maupun penggunaan cat dan membuat anak terlibat aktif serta sifatnya konstruktif.

Prinsip Pokok Alat Permainan Edukatif

Menurut Ismail (2012:158) Prinsip pokok alat permainan edukatif adalah sebagai berikut:Prinsip Produktivitas, Prinsip Aktivitas, Prinsip Kreatifitas, Prinsip Evektivitas dan Evisiensi, serta Prinsip Mendidik yang Menyenangkan.

Bentuk Geometri

Bentuk Geometri adalah alat permainan yang memperkenalkan dan memberikan pembelajaran karakter pada anak usia dini dan menunjang pencapaian perkembangan dalam lingkup, motorik, kognitif , bahasa, dan sosial emosional.

Cara Bermain AE Bentuk Geometri

1. Bermain dengan model permainan mengelompokkan bentuk bisa dibuat bentuk pertandingan dengan unsure kalah menang dikasih reward bagi pemenang.

2. Bisa juga bermain mengklasifikasikan warna.

Kerangka Pikir

Berdasarkan penelitian yang diperoleh mengembangkan kemampuan kognitif memerlukan berbagai kegiatan, alat peraga atau media kreatif sehingga memperoleh kemampuan kognitif yang maksimal, misalnya dengan menggunakan APE Bentuk Geometri untuk anak.

Dari pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut: Pada kondisi awal, guru belum menggunakan APE geometri, maka kemampuan kognitif anak rendah. Setelah guru menerapkan APE geometri, kemampuan kognitif anak menjadi meningkat.

Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut dapat dirumuskan hipotesa tindakan: Dengan Kegiatan pembelajaran melalui Alat Peraga Edukatif (APE) Bentuk Geometri dapat menningkatkan kemampuan kognitif anak di TK Pertiwi 1 Tenggak Tahun Pelajaran 2015/2016.

METODE PENELITIAN

Teknik Penelitian

Teknik Penelitian ini adalah penelitian kualitatif model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diharapkan dapat mengembangkan kemampuan kognitif pada anak TK Pertiwi 1 Tenggak Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Tahun 2015/2016.

Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok B TK Pertiwi 1 Tenggak Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen yang terletak di Jl. Cabean, Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, satu lokasi dengan SD Negeri 1 Tenggak. Penelitian dilaksanakan di TK Pertiwi 1 Tenggak pada bulan Januari 2016 sampai bulan Maret 2016.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ditetapkan pada anak Kelompok B TK Pertiwi 1 Tenggak Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen dengan jumlah anak 15, terdiri dari 7 anak laki-laki, 8 anak perempuan dengan 2 pendidik.

Fokus Penelitian

Penelitian dilaksanakan untuk memberikan solusi permasalahan kemampuan kognitif yang belum mencapai tingkat pencapaian perkembangan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui APE Bentuk Geometri. Serta diharapkan dalam penelitian ini dapat diketahui cara penerapan pembelajaran dan permainan Bentuk Geometri serta mengetahui hambatan dan masalah yang dihadapi.

Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah anak didik , pendidik dan Kepala sekolah TK Pertiwi 1 Tenggak.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan prosedur kerja dari Hopkins yang diungkapkan oleh Hartono (2011:38) menggambarkan penelitian tindakan sebagai serangkaian langkah yang membentuk spiral. Setiap langkah memiliki empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan , dan refleksi. Prosedur ini dapat dilaksanakan dalam beberapa siklus, sampai ada peningkatan hasil yang siknifikan dan sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Apabila belum mencapai indikator keberhasilan dapat dilaksanakan lagi dengan siklus kedua atau seterusnya berikutnya.

Metode Dan Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan yaitu: metode observasi , wawancara dan kajian dokumen. (Hartono, 2011:35-36)

Keabsahan Data

Data penelitian perlu diperiksa validitasnya/keabsahannya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik simpulan. Validitas data antara lain adalah triangulasi dan review informan kunci. Triangulasi adalah teknik pemeriksanaan validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu (Lexy J. Moleong, 1995: 178).

Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistik deskriptif komparatif). Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antarsiklus. Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif.

Indikator Kinerja

Penelitian diperlukan indikator keberhasilan kinerja yang menjadikan tolok ukur keberhasilan penelitian. Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan penelitian.

Dalam penelitian ini, indikator kinerjanya adalah: anak dikatakan tuntas apabila memenuhi penilaian BSB dan BSH dengan prosentase 80%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Pra Siklus

Sebelum diberikan tindakan penelitian, dilakukan pengamatan terhadap kemampuan kognitif, anak–anak diberikan kegiatan pengembangan kognitif dengan hasil penilaian masing-masing anak dalam prasiklus: dari sejumlah 15 peserta didik, 7 anak (46,47%) tuntas, sisanya yang 8 anak (53,33%) belum tuntas.

Deskripsi Hasil Siklus I

Setelah merencanakan, melaksanakan dan mengobservasi kegiatan pembelajaran siklus pertama tanggal 2 – 4 Februari 2016 diperoleh hasil penilaian kognitif sebagai berikut: peserta didik yang tuntas 9 anak (60%), sisanya 6 anak (40%) belum tuntas.

Peneliti melakukan refleksi dari hasil pengamatan yang sudah dilakukan. Dari hasil observasi pada kegiatan bermain APE Bentuk Geometri jika belum maksimal, dan baru ada sedikit peningkatan , penulis akan mencari permasalahannya dan mencari solusinya untuk melakukan kegiatan bermain di siklus kedua. Berdasarkan hasil tersebut penelitian ini dikatakan belum berhasil sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus berikutnya yang disepakati pada hari Selasa, Rabu, Kamis tanggal 16 – 18 Februarui 2016.

Deskripsi Hasil Siklus II

Setelah merencanakan, melaksanakan dan mengobservasi kegiatan pembelajaran siklus kedua diperoleh hasil sebagai berikut. Dari 15 peserta didik, 13 anak (86,67%) sudah tuntas, sisanya 2 anak (13,33%) belum tuntas.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, kemampuan kognitif anak sudah maksimal pada siklus ke II dibandingkan dengan keadaan pada pra siklus dan siklus I. Terlihat dari hasil ketuntasan anak yang pada pra siklus hanya 46,67% meningkat menjadi 60% pada siklus I, kemudian diadakan perbaikan lagi pada siklus II hasilnya meningkat menjadi 86,67%. Hal tersebut menunjukkan bahwa upaya meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui APE Bentuk Geometri berhasil karena sudah melebihi syarat ketuntasan yaitu 80%. Sehingga tidak perlu diadakan perbaikan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil tersebut, kegiatan pembelajaran dengan APE Bentuk Geometri di TK Pertiwi 1 Tenggak, Sidoharjo , Sragen dinyatakan berhasil sesuai dengan indikator yang ditentukan. Keberhasilan ini didukung oleh usaha guru yang melaksanakan pembelajaran dengan metode dan media bermain , serta APE yang tepat serta dengan memotivasi anak secara maksimal sehingga anak senang dan bersemangat dalam bermain dan belajar.

Ilustrasi Pembahasan

Siklus I

Dari kegiatan Prasilkus Kognitif masih rendah mendorong untuk menganalisis pada siklus I, peneliti mengambil langkah awal dengan melakukan apersepsi yang sesuai dengan kegiatan bermain menggunakan APE Bentuk Geometri. Pada akhir kegiatan peneliti melakukan evaluasi dan hasilnya sudah ada peningkatan kemampuan kognitif anak dibandingkan hasil kegiatan pada pra siklus. Namun peningkatan ini belum signifikan karena anak belum dapat menggunakan APE Bentuk Geometri sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari indikator ketuntasan pada pra siklus yang hanya 46,67% setelah diadakan perbaikan pada siklus I prosentase keberhasilan kemampuan kognitif anak meningkat menjadi 60%, tetapi belum memenuhi syarat ketuntasan yaitu 80% harus dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Siklus II

Setelah Siklus I berdasarkan analisis yang dilakukan pada siklus II setelah melakukan apersepsi yang sesuai dengan materi pembelajaran, kegiatan bermain menggunakan APE Bentuk Geometri dilakukan dengan menambah bentuk permainan satu unit agar anak lebih punya kesempatan bermain. Setelah peneliti mengadakan evaluasi hasil kegiatan terdapat peningkatan yang signifikan. Pada siklus II ini hasil pembelajaran yang diperoleh sudah optimal dan sudah sesuai dengan indikator ketuntasan yang ditetapkan.

Hal ini dapat dilihat pada prosentase indikator keberhasilan pada siklus II sudah mencapai 86,67%, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui APE Bentuk Geometri pada siklus II berdasarkan indikator ketuntasan 80% bisa dikatakan sesuai harapan dan penelitian dikatakan berhasil dan berhenti pada siklus ini.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Pengembangan kemampuan kognitif melalui APE Bentuk Geometri dapat berhasil karena pembelajaran yang menyenangkan. (2) Melalui bermain dengan APE Bentuk Geometri dapat meningkatkan kemampuan kognitif. Pada pra siklus keberhasilan pembelajaran hanya 46,67%, kemudian pada siklus pertama keberhasilan pembelajaran mencapai 60% dan pada siklus kedua meningkat menjadi 86,67%.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran sebagai tindak lajut bagi peningkatan mutu kualitas pendidikan. Saran saran tersebut sebagai berikut:

Bagi Guru TK

a. Guru hendaknya mengetahui dan dapat memberikan solusi pada masalah yang timbul dalam pembelajaran kognitif.

b. Guru hendaknya meningkatkan kinerjanya dalam mendidik agar semua kompetensi anak didik dapat tercapai dengan baik.

c. Guru hendaknya memberikan motivasi pada anak dalam setiap pembelajaran.

Bagi Sekolah

a. Sekolah hendaknya memberikan fasilitas APE , sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak secara memadai untuk keberhasilan pendidikan.

b. Sekolah hendaknya menjadi tempat yang menarik dan menyenangkan bagi anak dalam berbagai kegiatan bermain sambil belajar maupun belajar seraya bermain.

DAFTAR PUSTAKA

Ade Dwi Utami,dkk.(2013). Pendidikan Anak Usia Dini , Konsorsorium Sertifikasi, UNS.

Andang Ismail.(2012). Edecation Games, Yogyakarta: Pro-U Media

Hartono.(2011). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Guru Kelas PAUD,UNS

Irina V. Sokolova (2008). Kepribadian anak. Sehatkah Kepribadian Anak Anda?. Jogjakarta:Penerbit Kata Hati.

Lexy Moleong.(1995). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung.Rosdakarya

Mayke S. Tedjasaputra (2001). Bermain , Mainan dan Permainan. PT.Grasindo

Rita Ekka Izzati. (2005). Mengenali Permasalahan Perkembangan Anak Usia Dini, Depdiknas

Siti Wahyuningsih, Rahmawanti Anayanti (2011). Pendalaman Materi Bidang Studi Guru Kelas PAUD/TK , UNS.

Wili Astuti (2011). Bermain dan Teknik Permainan. Surakarta: Penerbit Qinant

Yuliani Nurani Sujiono.(2009). Konsep Dasar Pendidika Anak Usia Dini. Jakarta.PT.Indek