UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN SILABUS BERBASIS KOMPETENSI MELALUI PEMBERIAN BIMBINGAN BERKELANJUTAN BAGI GURU SMK NEGERI 4 SUKOHARJO

KABUPATEN SUKOHARJO SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Triman

Kepala SMK Negeri 4 Sukoharjo

 

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun silabus melalui pemberian bimbingan yang berkelanjutan bagi guru SMK Negeri 4 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2020 di SMK Negeri 4 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. Subjek penelitian yaitu guru mata pelajaran maupun guru bimbingan dan konseling di SMK Negeri 4 Sukoharjo baik guru kelas X, XI, maupun XII. Prosedur pada penelitian tindakan ini dengan menggunakan Metode Penelitian Tindakan Sekolah dengan dua siklus yang masing-masing siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Analisis data yang digunakan adalah diskriptif komparatif dengan cara membandingkan tabel kemampuan menyusun silabus. Dari penelitian yang telah dikaji didapatkan hasil penelitian bahwa pemberian pembimbingan yang berkelanjutan dapat meningkatkan kemampuan dalam menyusun silabus yang berbasis kompetensi bagi guru SMK Negeri 4 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo dengan tingkat kemampuan menyusun secara rata-rata meningkat mencapai 82,6. Peningkatan kemampuan ini sangat signifikan.

Kata kunci: bimbingan berkelanjutan; kompetensi; silabus

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kompetensi Peneliti berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007. Salah satu kompetensinya adalah kompetensi Supervisi Akademik oleh Peneliti. Supervisi akademik yang dilakukan Peneliti antara lain adalah: (1) Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan pembelajaran kreatif, inovatif, pemecahan masalah, berpikir kritis dan naluri kewirausahaan. (2) Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di sekolah berlandaskan stantar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP. (3) Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/ metode/teknik pembelajaran/ bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa.

 

Rumusan Masalah

Dari permasalahan-permasalahan yang muncul, maka rumusan masalahnya adalah: Bagaimanakah proses dan hasil pemberian bimbingan berkelanjutan bagi guru dalam menyusun silabus sesuai kurikulum di SMK Negeri 4 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2019/2020?

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS TINDAKAN

Landasan Teori

  1. Kemampuan Menyusun Silabus Berbasis Kompetensi
  2. Kemampuan

Kemampuan artinya menguasai, dalam kaitan ini kemampuan dapat diberi arti adanya tingkat penguasaan baik yang bersifat pengetahuan, pemahaman merupakan keterampilan dalam menyusun silabus.

  1. Silabus

Langkah-langkah Pengembangan Silabus

1) Komponen dalam Silabus, Identitas, Standart kompetensi, Kode kompetensi, Kompetensi dasar, Indikator, Materi Pembelajaran, Kegiatan pembelajaran, Penilaian, Alokasi waktu, Sumber belajar

2) Kompetensi, kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten

3) Bimbingan, Khususnya berkenaan tentang tugas untuk memantau, mensupervisi, menilai, membimbing terhadap penyelenggaraan pendidikan serta Jabatan Fungsional Peneliti memberikan bimbingan merupakan upaya Peneliti.

4) Guru, pekerjaannya mengajar. Dalam bahasa Arab disebut Mualim. Dalam bahasa Inggris Teacher is a person whose accupation is teaching other (Mc. Leod, 1989).

Kerangka Berpikir

Berdasarkan kondisi awal, maka diperlukan tindakan-tindakan yang dilakukan. Bimbingan yang dilakukan oleh kepada guru secara klasikal. Bimbingan yang dilakukan kepada guru secara kelompok. Kondisi akhir dapat diduga melalui pemberian bimbingan dapat meningkatkan kemampuan dalam menyusun silabus bagi guru SMK Negeri 4 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang dibuat dapat digunakan adalah diduga terdapat peningkatan kualitas dan kemampuan guru SMK Negeri 4 Sukoharjo dalam menyusun silabus.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Tempat

Tempat penelitian: SMK Negeri 4 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Alamat:Jln. Raya Baki No. 05 Jetis Kec. Baki Kab. Skh.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian: Guru kelas X, XI, XII SMK Negeri 4 Sukoharjo.

 

 

Sumber Data

Guru kelas X, kelas XI, dan kelas XII yang terdiri atas dokumen (1) guru kelas X, XI, dan XII yang membuat silabus. (2) yang mengerjakan silabus setelah mengikuti pembimbingan. (3) yang membuat silabus setelah mengikuti pembimbingan.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah pengadaan data primer untuk keperluan penelitian.

Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu check/list. Dalam hal ini penulis membuat check list yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengungkap kemampuan dalam menyusun silabus. Check list ang isinya ada tiga puluh (30) pertanyaan dengan menggunakan skala 0 sampai dengan 4.

Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan yaitu Deskriptif Comporatif yaitu dengan cara membandingkan tabel kemampuan menyusun silabus. Yang dibandingkan (1) Tabel kemampuan menyusun silabus pada kondisi awal; (2) dengan pembimbingan klasikal; (3) dengan pembimbingan secara kelompok.

Prosedur / Metode Penelitian

  1. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan. Penelitian tindakan ini dengan menggunakan dua siklus yang dilakukan secara berkelanjutan.
  2. Tahapan Siklus. Pada prosedur tindakan yang dikemas dalam siklus meliputi: (a) Planning (perencanaan); (b) Acting (Tindakan); (c)Observing (Evaluasi); (d) Reflecting (Tindak lanjut)
  3. Siklus I; (a) Perencanaan; Pada tahap ini peneliti merancang mengumpulkan guru untuk dibimbing, di samping materi yang disajikan juga berapa lama penyajiannya, merencanakan program supervisi, merencanakan instrumen tes dan nontes, serta analisisnya; (b) Tindakan; Peneliti melakukan bimbingan kepada guru secara klasikal yang diikuti lebih dari 30 guru. materi yang menjadi bahan bimbingan mengenai silabus. (c) Observasi; Pengamatan pada siklus I ini kemampuan dalam mencerna/ memahami silabus pengamatan dilakukan pada waktu proses memberikan bimbingan. (d) Refleksi; Pada akhir pembimbingan diberikan tugas mengisi/membuat dan menyusun silabus dari format yang disediakan untuk dibuat hasil pengisian/pembuatan silabus dikumpulkan untuk dinilai, yang akhirnya dapat diukur kemampuan menyusun silabus.
  4. Siklus II: (a) Perencanaan: Penelitian merancang pembimbingan menjadi kelompok-kelompok kecil dengan anggota empat sampai dengan lima orang. Waktu pembimbingan antara kelompok diupayakan sama, materi yang digunakan pembimbingan merupakan pendalaman di siklus I.(b) Tindakan; Peneliti melakukan pembimbingan ke kelompok guru secara bergantian. (c) Observasi; Peneliti yang dilakukan pada tahap: (1) Pada waktu pembimbingan berjalan; (2)Pada akhir pembimbingan kelompok; (d) Refleksi; Pemberian tugas yang kedua dengan pembuatan/penyusunan silabus oleh masing-masing guru.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Siklus I

  1. Perencanaan Tindakan: Pada siklus ini direncanakan mengenai kegiatan yang akan dilakukan: (a) Memberikan apresiasi mengenai pentingnya pembuatan silabus. Perencanaan kegiatan pembimbingan dilakukan di SMK Negeri 4 Sukoharjo mengenai pembimbingan silabus: (b) Perencanaan penutupan pada siklus I
  2. Pelaksanaan Tindakan; (a)Pembukaan; (b) Pelaksanaan Inti
  3. Data kemampuan Menyusun Silabus pada Pembimbingan Klasikal
  4. Refleksi

Perbandingan hasil skore antara prapembimbingan dengan sudah pembimbingan pada siklus I, dapat dilihat sebagai berikut:

Dari tabel perbandingan tersebut terlihat dengan diadakan pembimbingan secara klasikal kemampuan menyusun silabus meningkat secara menyeluruh baik dari nilai terendah, Nilai tertinggi maupun nilai rata-rata.

Kemampuan menyusun silabus sebelum pembimbingan dengan sesudah pembimbingan dapat dilihat dari:

 

 

Diskripsi Hasil Siklus II

  1. Perencanaan Tindakan.
  2. Pelaksanaan Tindakan.
  3. Hasil Observasi

Data Kemampuan Pembimbingan Kelompok

  1. Refleksi

Dari hasil siklus I dan siklus II dapatlah dikomparasikan. Hasil perbandingan kemampuan menyusun silabus pada siklus I pembimbingan klasikal dengan siklus II (pembimbingan kelompok) dapat dilihat sebagai berikut

Perbandingan Siklus I dengan Siklus II

Peningkatan kemampuan seperti tersebut di bawah ini:

Pembahasan Tiap Siklus dan Antarsiklus

  1. Pembahasan Pelaksanaan Tindakan

Pada tindakan dapatlah dibandingkan antara kegiatan awal dengan kegiatan siklus I maupun pada siklus II.

 

  1. Hasil observasi siklus I dan siklus II
  2. Observasi pada siklus I menunjukkan kemampuan menyusun silabus SMK Negeri 4 Sukoharjo sebagai berikut: Nilai terendah = 66; Nilai tertinggi = 83; Nilai rata-rata = 78
  3. Observasi pada siklus II menunjukkan hasil sebagai berikut: Nilai terendah = 72,5;Nilai tertinggi = 91,6; Nilai rata-rata = 82,6
  4. Hasil refleksi siklus I dan siklus II
  5. Hasil refleksi siklus I yang dibandingkan dengan kondisi awal (belum ada pembimbingan) menunjukkan kenaikan kemampuan dalam menyusun silabus dilihat dari nilai rata-rata. Kondisi awal nilai rata-rata = 58,28. Kondisi siklus II nilai rata-rata = 78
  6. Hasil refleksi siklus II yang dibandingkan dengan kondisi siklus I, menunjukkan kenaikan kemampuan dalam menyusun silabus dilihat dari nilai rata-rata, Kondisi siklus I, nilai rata-rata = 78.Kondisi siklus II, nilai rata-rata = 82,6

Hasil Penelitian

Dari kajian penelitian dapat diungkapkan bahwa:

  1. Kondisi awal sebelum adanya pembimbingan menunjukkan nilai rata-rata menyusun silabus 58,28 setelah ada pembimbingan klasikal (siklus) nilai rata-rata = 78. Ini berarti dengan adanya pembimbingan secara klasikal dapat meningkatkan kemampuan menyusun silabus persentasi peningkatan sebesar 22,835
  2. Kondisi siklus I (adanya pembimbingan klasikal) dibandingkan kondisi siklus II (Pembimbingan Kelompok): Nilai rata-rata siklus I = 78; Nilai rata-rata siklus II = 82,6 Dengan adanya pembimbingan kelompok dapat meningkatkan kemampuan menyusun silabus, besarnya peningkatan kemampuan + 6%.
  3. Bila kondisi awal (belum ada pembimbingan/dibandingkan dengan kondisi siklus II), kemampuan dilihat dari nilai rata-rata menunjukkan: Nilai ratarata kondisi awal = 58,28; Nilai rata-rata pada siklus II = 82,6; Hal ini menunjukkan adanya kenaikan (82,6 – 58,28) = 24,32; Persentasi kenaikan= 24,32 58,28 x100 =41,72 ; Ini berarti dengan adanya pembimbingan yang berkelanjutan (baik klasikal, maupun kelompok dapat meningkatkan kemampuan menyusun silabus)

PENUTUP

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan: Pembimbingan berkelanjutan dalam menyusun silabus perlu pemahaman yang jelas. Peningkatan kemampuan menyusun silabus oleh guru SMK Negeri 4. Sukoharjo dapat dilakukan melalui pemberian bimbingan. Pemberian bimbingan kelas, hal ini dapat meningkatkan kemampuan menyusun silabus bagi guru SMK Negeri 4 Sukoharjo di mana peningkatan kemampuan rata-rata sebesar + 33,3%. Pemberian bimbingan kelompok dapat meningkatkan kemampuan menyusun silabus sebesar 5,9% dibandingkan dengan pemberian bimbingan klasikal.

Pemberian bimbingan kelompok dapat meningkatkan kemampuan menyusun silabus secara rata-rata sebesar 41,72% dibandingkan dengan kemampuan awal sebelum ada pembimbingan. Prestasi guru dalam hal kemampuan dapat ditingkatkan melalui pembimbingan / pembinaan yang terprogram dan berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Bahan Bimbingan Teknis. Penyusunan KTSP dan Silabus SMK. (2006). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Problema Pelaksanaan Kurikulum. Jakarta: Pusat Pengembangan Kurikulum Balitbang.

________. 2006. Standar Kompetensi untuk Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Pusat Pengembangan Kurikulum Balitbang.

________. 2006a. Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Pusat Pengembangan Kurikulum Balitbang.

Fausal, Sanapiah (Penyunting). (1982). Methodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Keputusan Bersama Mendikbud & Kepala BAAKN. Nomer 0322/0/1996. (1996) Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Peneliti. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Peneliti Sekolah dan Angka Kreditnya dan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No 97 /U /2002 Khususnya berkenaan tentang tugas untuk memantau, mensupervisi, menilai, membimbing terhadap penyelenggaraan pendidikan

Safari. (2004). Penulisan Berbasis Kompetensi. Jakarta: APSI.