UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PASSING

DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI MODEL WALL TARGET

PADA SISWA KELAS VIII E MTs NEGERI JEKETRO

SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

H. Sucipto

Madrasah Tsanawiyah Negeri Jeketro Kabupaten Grobogan

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peningkatan kemamapuan passing dengan menekankan prinsip-prinsip kerja sama dalam kelompoknya dan menumbuhkan kesenangan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan subjek siswa kelas VIII E MTs.N Jeketro. Prosedur penelitian tindakan kelas ini ditempuh dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap siklus terdapat empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes yang diberikan di setiap akhir siklus, metode observasi (observasi kinerja guru dan observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran).Hasil penelitian menunjukkan kemampuan passing dalam permainan bola voli tersebut dapat dilihat dari tingkat ketuntasan nilai siswa pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I persentase nilai ketuntasannya mencapai 75,57%, dan siklus II mencapai 78,29%. Peningkatan kemampuan passing dalam permainan bola voli melalui Model Wall target dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 2,72%.Berdasarkan hasil penelitian siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model Wall target dapat meningkatkan kemampun siswa pada permainan bola voli. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi pada siklus I dan siklus II, sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan.

Kata Kunci: Kemampuan passing, permaian bola voli, model wall target

 

Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran penjasorkes merupakan mata pelajaran yang mempunyai aspek luas. Penjaskes bertujuan untuk meningkatan aspek fisik juga berusaha untuk meningkatkan pengetahuan, meningkatkan kemampuan sosial dengan melatih siswa bersifat jujur dan sportif, mengembangkan kerja sama, dan mengembangkan nilainilai ataupun sikap positif dalam dirinya.

Pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah mencakup beberapa cabang olahraga seperti atletik, senam, permainan, pengembangan, bela diri, olahraga air, aktivitas ritmik, dan aktivitas luar kelas. Dari beberapa cabang olahraga tersebut, jenis olahraga permainanlah yang paling banyak diminati siswa. Olahraga permainan yang diajarkan di sekolah salah satunya yaitu permainan bola voli.

Masalah yang paling mendasar dalam permainan bola voli adalah passing, yaitu saat menerima bola yang datang dari lawan utnuk diumpankan kepada kawan. Hal ini disebabkan karena, 1). Penguasaan teknik passing dalam permainan bola voli yang masih rendah, 2). Tingkat penyerapan materi passing dalam permainan bola voli hanya 20%. Hal ini didapat dari ratarata ketuntasan pembelajaran passing dalam permainan bola voli tiap kelasnya sekitar 7 siswa. Siswa tersebut tidak ikut kegiatan ekstrakurikuler dan ikut klub di luar sekolah dan hanya mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah.

Dari permasalahan di atas, siswa kelas VIII E MTs.N Jeketro Kab. Grobogan membutuhkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif guna mengoptimalkan kemampuan dalam pasing bola voli. Wall target digunakan peneliti yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa karena merupakan model pembelajaran baru sehingga dapat memotivasi siswa Kelas VIII E MTs N Jeketro Kab. Grobogan dalam mengikuti pembelajaran Penjasorkes.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) adalah kelompok pelajaran wajib yang ada dalam kurikulum pembelajaran pada tingkat satuan pendidikan Madrasah Menengah Pertama (SMP)/sederajat. Mata pelajaran penjasorkes merupakan mata pelajaran yang mempunyai aspek luas, tidak hanya bertujuan untuk meningkatan aspek fisik saja, namun penjasorkes berusaha untuk meningkatkan pengetahuan, meningkatkan kemampuan sosial dengan melatih siswa bersifat jujur dan sportif, mengembangkan kerja sama, dan mengembangkan nilainilai ataupun sikap positif dalam dirinya.

Pembelajaran pendidikan jasmani di madrasah mencakup beberapa cabang olahraga seperti atletik, senam, permainan, pengembangan, bela diri, olahraga air, aktivitas riftmik dan aktivitas luar kelas. Dari beberapa cabang olahraga tersebut, jenis olahraga permainanlah yang paling banyak diminati siswa. Olahraga permainan yang diajarkan di madrasah salah satunya yaitu permainan bola voli.

Permainan bola voli merupakan olahraga beregu yang dimainkan oleh 2 tim dengan jumlah pemain 6 orang pada setiap timnya yang dipisahkan oleh net dengan teknik dasar service, passing, smash, block. Salah satu teknik dasar yang harus dikuasai adalah passing. Passing adalah suatu pukulan melambungkan bola yang bertujuan untuk memberikan umpan kepada teman di lapangannya sendiri.

Kajian Pustaka

Pengertian belajar

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat pengalaman. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Tingkah laku bisa berarti sesuatu yang tampak seperti berjalan, berlari, berenang, melakukan shooting ataupun juga bisa sesuatu yang tidak tampak seperti berpikir, bersikap, dan berperasaan. Adapun pengalaman bisa berbentuk membaca, mendengarkan, melihat, melakukan baik secara mandiri maupun bersama orang lain (Ali Maksum, 2008:11).

Belajar dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Tingkah laku itu mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap (Husdarta dan Yudha M Saputra, 2000:2). Belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman (Morgan et.al. dalam Ahmad Rifa’I dan Catharina Tri Anni, 2010:82).

Pengertian belajar dari ketiga definisi tersebut adalah belajar merupakan proses perubahan tingkah laku akibat dari interaksi yang dilakukan individu dengan lingkungannya dimana perubahan tersebut relatif permanen. Proses belajar dapat berlangsung secara pasif maupun aktif. Belajar pasif terjadi apabila individu hanya bereaksi terhadap stimulus yang diberikan. Sementara belajar aktif terjadi apabila individu tidak hanya bereaksi ketika ada stimulus, tetapi juga proaktif melakukan sesuatu untuk mendapatkan hasil yang diinginkannya.

Pengertian Wall target

Dalam permainan bola voli, teknik dasar menjadi modal utama supaya permainan dapat berjalan dengan baik. Salah satu teknik dasar yang sangat penting yaitu passing. Arah bola setelah melakukan passing sering tidak sesuai dengan harapan. Tentunya juga harus dengan teknik yang benar supaya arah bola dapat terkendali. Melihat hal tersebut guru mencoba membuat metode pembelajaran passing dalam permainan bola voli melalui model wall target supaya ketepatan siswa dalam melakukan passing meningkat. Yang dimaksud wall target adalah ketika siswa melakukan passing, maka arah bola harus masuk ke dalam wall yang digunakan sebagai target.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. Kelas yang dimaksud di sini adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar (Arikunto, 2010:130).

Subjek dalam penelitian ini adalah guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Kelas VIII E MTs N Jeketro Kab. Grobogan. Jumalh siswa kelas VIII E berjumlah 35 siswa terdiri dari 16 lakilaki dan 19 perempuan.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yaitu: 1). Observasi (pengamatan). 2. Pemberian kuesioner. 3). Tes. dan 4). Dokumentasi.

Analisis Data

Dalam penelitian ini ada 2 jenis teknik analisis data yang digunakan untuk menghasilkan kesimpulan, yaitu: 1).             Teknik yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan kemampuan passing dalam permainan bola voli melalui model wall target yang dilihat dari aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. 2). Teknik yang digunakan untuk mendapatkan nilai akhir yang diratarata dari 3 aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor dari pembelajaran passing dalam permainan bola voli melalui model wall target yang telah dilakukan. Hasil tersebut dapat dibandingkan dengan kemampuan passing dalam permainan bola voli melalui Model wall target yang diperoleh siswa dari setiap siklusnya.

Hasil Penelitian

Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan pada siklus I dan siklus II. Hasil penelitian ini berupa hasil tes keterampilan melakukan passing. Hasil tes tersebut disajikan dalam bentuk data kuantitatif. Hasil nontes berupa hasil observasi, jurnal peserta didik, dan guru, wawancara, dan dokumentasi foto selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil nontes ini disajikan ke dalam bentuk data kualitatif.

Hasil Penelitian Siklus I

Siklus I merupakan tindakan awal penelitian keterampilan melakukan passing menggunakan model wall target. Tindakan siklus I dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki dan memecahkan masalah pada pembelajaran melakukan passing. Hasil dari tindakan ini dapat dilihat dari tes berupa tes keterampilan melakukan passing dan hasil nontes berupa hasil observasi, jurnal guru, jurnal peserta didik, wawancara, dan dokumentasi foto.

Aspek pengamatan dalam proses pembelajaran keterampilan melakukan passing menggunakan model wall target antara lain (1) intensifnya proses internalisasi penumbuhan minat-minat peserta didik untuk melakukan passing; (2) terjadinya proses pembelajaran yang kondusif untuk melakukan passing; (3) intensifnya proses peserta didik melakukan passing dengan memperhatikan instruksi dari guru; (4) kondusifnya kondisi peserta didik saat melakukan praktek passing di depan kelas; (5) terbangunnya suasana yang reflektif sehingga peserta didik mampu menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang dilakukan setelah proses pembelajaran.

Proses pembelajaran melakukan passing menggunakan model wall target tergolong sangat kurang. Pada aspek intensifnya proses internalisasi penumbuhan minat peserta didik untuk melakukan passing terdapat 25 peserta didik atau sebesar 71,4%. Pada aspek terjadinya proses yang kondusif untuk melakukan passing terdapat 24 peserta didik atau sebesar 69%. Pada aspek intensifnya proses peserta didik melakukan passing dengan memperhatikan instruksi dari guru terdapat 23 peserta didik atau sebesar 66%. Pada kondusifnya kondisi peserta didik saat melakukan passing di depan teman-teman terdapat 22 peserta didik atau sebesar 63%. Pada aspek terbangunnya suasana yang reflektif sehingga peserta didik mampu menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang dilakukan setelah proses pembelajaran berakhir terdapat 19 peserta didik atau sebesar 54,3%.

Berdasarkan hasil observasi tentang proses penumbuhan minat peserta didik terhadap pembelajaran melakukan passing menggunakan model wall target menunjukkan bahwa 25 peserta didik atau 71,4% termasuk dalam kategori cukup. Hampir sebagian besar peserta didik sudah menunjukkan sikap keantusiasan ketika guru melakukan demonstrasi passing menggunakan model wall target. Peserta didik memperhatikan dengan seksama apa yang dijelaskan guru. Hal tersebut menunjukkan bahwa peserta didik berminat dalam pembelajaran. Namun, ada beberapa peserta didik yang kurang memperhatikan saat guru melakukan demonstrasi.

Proses penumbuhan minat-minat peserta didik dalam pembelajaran melakukan passing, diawali guru dengan menyiapkan psikis dan fisik peserta didik sebelum memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menciptakan suasana kelas yang religius dengan mengajak peserta didik untuk berdoa. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan peserta didik mengenai materi. Guru kemudian menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran melakukan passing agar peserta didik tertarik dan menumbuhkan minat-minat peserta didik untuk melakukan passing dalam permainan bola voli. Pada penjelasan tujuan dan manfaat melakukan passing, guru memberikan penjelasan yang dapat memotivasi, menarik, dan kreatif sehingga membangun pembelajaran yang menyenangkan. Guru berhasil merebut perhatian peserta didik dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pada peserta didik, sebagian besar peserta didik berani tunjuk tangan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru.

Hasil wawancara dan jurnal peserta didik menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik senang mengikuti pembelajaran melakukan passing menggunakan model wall target. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara dan jurnal peserta didik yang menyatakan bahwa peserta didik tertarik dengan model dan media yang digunakan untuk membantu peserta didik melakukan passing. Selain hasil observasi, wawancara, dan jurnal peserta didik, juga terlihat dari dokumentasi foto. Berdasarkan dokumentasi foto terlihat peserta didik yang menunjukkan sikap tertarik dengan pembelajar, hal ini dibuktikan dengan sikap peserta didik yang memperhatikan tujuan dan manfaat yang akan didapatkan setelah mengikuti pembelajaran melakukan passing. Namun ada beberapa peserta didik yang menunjukkan sikap yang kurang baik, ada peserta didik yang terlihat melakukan aktivitas yang tidak berhubungan dengan pembelajaran. Sehingga proses internalisasi penumbuhan minat-minat peserta didik untuk melakukan passing berlangsung kurang intensif.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, jurnal siswa, dan dokumentasi foto dapat dilihat bahwa proses internalisasi penumbuhan minat-minat peserta didik untuk melakukan passing pada siklus I berlangsung cukup efektif meskipun ada beberapa peserta didik yang menunjukkan sikap kurang meminati pembelajaran melakukan passing kebanyakan adalah siswa putri. Diharapkan pada siklus II proses internalisasi penumbuhan minat-minat peserta didik untuk melakukan passing lebih baik sehingga perlu diadakan pada siklus II.

Proses Pembelajaran yang Aktif Kondusif

Berdasarkan hasil observasi tentang proses pembelajaran yang aktif kondusif dalam memperagakan kegiatan passing pada siklus I menunjukkan bahwa 24 peserta didik atau sebesar 69%. Persentase tersebut termasuk dalam kategori cukup.

Sebagian besar peserta didik sudah menunjukkan sikap yang aktif dalam pembelajaran. Namun, masih ada beberapa peserta didik yang tidak aktif dalam pembelajaran. Ketika diminta untuk memperagakan kegiatan passing, beberapa peserta didik terlihat hanya duduk dan ada beberapa peserta didik yang terlihat bercanda ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. Sehingga ketika guru bertanya mengenai cara memperagakan passing yang benar peserta didik tidak dapat menjawab dengan tepat. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran kurang kondusif.

Hasil jurnal guru menunjukkan bahwa berdasarkan pendapat guru, proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik, hanya saja ada beberapa peserta didik yang masih bercanda dan mengobrol dengan peserta didik lain. Peserta didik masih harus dipancing untuk mempraktekkan passing yang telah di contohkan oleh guru.

Berdasarkan uraian observasi, jurnal guru, dan dokumentasi foto dapat diketahui bahwa proses pembelajaran dalam memperagakan kegiatan passing berlangsung dengan kondusif, meskipun masih ada beberapa peserta didik yang tidak mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Diharapkan pada siklus II nanti proses pembelajaran dalam memperagakan kegiatan passing berlangsung lebih baik dan lebih kondusif, peserta didik juga lebih aktif dan tidak ada yang berjalan-jalan di dalam kelas khususnya saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Agar hal tersebut dapat berjalan perlu diadakan perbaikan pada siklus II.

Intensifnya Proses Peserta Didik Melakukan Passing

Berdasarkan hasil observasi tentang proses peserta didik melakukan passing pada siklus I tercatat 23 peserta didik atau 66%. Presentase tersebut termasuk dalam kategori kurang. Peserta didik kurang intensif dalam mengikuti pembelajaran. Peserta didik kurang memperhatikan saat guru mendemonstrasikan materi, dan saat guru memberikan arahan mengenai langkah-langkah melakukan passing menggunakan model wall target, sehingga peserta didik kurang memahami bagaimana melakukan passing dengan memperhatikan cara melakukan passing yang benar, bagaimana melakukan passing sesuai dengan langkah-langkah yang telah dijelaskan oleh guru, dan peserta didik tidak mampu mengikuti evaluasi pembelajaran dengan baik. Hanya ada beberapa peserta didik yang mampu melakukan passing sesuai dengan yang diharapkan oleh guru. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses peserta didik melakukan passing sangat kurang intensif.

Selain observasi, proses peserta didik melakukan passing juga terlihat dari dokumentasi foto. Dari hasil dokumentasi foto terlihat bahwa sebagian peserta didik telah menunjukkan sikap yang baik yaitu dengan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, sehingga peserta didik mampu melakukan passing dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan guru, namun sebagian peserta didik belum menunjukkan sikap yang baik dengan memperagakan materi passing yang diberikan, peserta didik terlihat malas berlatih. Sehingga peserta didik tersebut belum dapat melakukan passing sesuai dengan yang diharapkan guru.

Berdasarkan uraian observasi dan dokumentasi foto dapat diketahui bahwa proses melakukan passing berlangsung kurang intensif. Diharapkan pada siklus II nanti proses melakukan passing menggunakan model wall target dapat berlangsung lebih baik dan intensif, peserta didik lebih aktif dan bersemangat sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus II.

Kondusifnya Kondisi Peserta Didik Saat Melakukan praktek pada media Wall target

Berdasarkan hasil observasi tentang kondusifnya kondisi peserta didik saat memaparkan hasil melakukan passing di depan kelas pada siklus I tercatat 22 peserta didik atau 63%. Hampir sebagian besar peserta didik tidak memperhatikan saat temannya melakukan passing di wall target. Hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi peserta didik pada saat kegiatan praktek sangat kurang kondusif.

Hasil jurnal guru menunjukkan bahwa berdasarkan pendapat guru, peserta didik cukup aktif dan antusias. Namun ketika proses demonstrasi peserta didik terlihat tidak memperhatikan temannya yang sedang melakukan praktek passing. Sehingga peserta didik belum dapat memberikan komentar ataupun saran terhadap demonstrasi secara maksimal.

Berdasarkan uraian observasi, jurnal guru, dan dokumentasi foto dapat diketahui bahwa kondisi peserta didik saat melakukan passing depan kelas berlangsung sangat kurang kondusif. Diharapkan pada siklus II nanti kondisi peserta didik saat memaparkan hasil melakukan passing di depan kelas berlangsung lebih kondusif. Peserta didik lebih aktif dalam memberikan tanggapan ataupun saran dan semua peserta didik dapat memperhatikan dengan baik. Agar hal tersebut dapat berjalan perlu diadakan perbaikan pada siklus II.

 

Terbangunnya Suasana yang Reflektif

Berdasarkan hasil observasi mengenai terbangunya suasana yang reflektif sehingga peserta didik menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan setelah proses pembelajaran menunjukkan ada 19 peserta didik atau sebanyak 54,3%. Menunjukkan bahwa kegiatan refleksi kurang reflektif. Hal ini disebabkan karena guru tidak dapat mengalokasikan waktu untuk kegiatan refleksi dengan baik.

Hasil jurnal peserta didik menunjukkan bahwa peserta didik dapat menyebutkan kesulitan-kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran dan dapat memberikan saran untuk pembelajaran yang akan datang. Sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan untuk mempraktekkan passing bawah maupun passing atas.

Hasil jurnal guru menunjukkan bahwa terbangunnya suasana yang reflektif ditunjukkan dengan keaktifan peserta didik dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru, namun peserta didik dalam menjawab pertanyaan masih bersama-sama. Peserta didik kurang percaya diri untuk tunjuk tangan dan menjawab sendiri.

Berdasarkan hasil observasi, jurnal peserta didik, jurnal guru, dan dokumentasi foto pada siklus I menunjukkan bahwa suasana kurang reflektif di akhir pembelajaran. Kekurangan yang terjadi pada kegiatan refleksi terutama ada pada guru karena manajemen waktu yang kurang baik. Pada siklus II guru memperbaiki manajemen waktu sehingga proses refleksi akan lebih baik.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan pembelajaran melalui model wall target mampu meningkatkan kemampuan passing dalam permainan bola voli bagi siswa VIII E MTs N Jeketro Kabupaten Grobogan Semester Gasal Tahun Pelajaran 2016/2017. Peningkatan kemampuan passing dalam permainan bola voli tersebut dapat dilihat dari tingkat ketuntasan nilai siswa pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I persentase nilai ketuntasannya mencapai 75,57%, dan siklus II mencapai 78,29%. Peningkatan kemampuan passing dalam permainan bola voli melalui Model Wall target dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 2,72%.

Saran

Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan, diharapkan pembelajaran passing dalam permainan bola voli melalui Model Wall target dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam permainan bola voli.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Paturusi. 2012. Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Rineka Cipta.

Achmad Rifa’i dan Chatarina Tri Anni. 2010. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press.

Adang Suherman. 2000. Dasar-dasar Penjaskes. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Ali Maksum. 2008. Psikologi Olahraga Teori dan Aplikasi. Surabaya: Unesa University Press.

Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra. 2000. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Bahan Ajar. 2014. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas VII Semester 1. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Djoko Novianto. RPP Kriterian Penilaian Pembelajaran.

Husdarta. 2010. Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung: Alfabeta.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Buku Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP/MTS Kelas VIII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Machfud Irsyada. 2000. Bola Voli. Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional. Munasifah. 2008. Bermain Bola Voli. Demak: CV Aneka Ilmu

Nuril Ahmadi. 2007. Panduan Olahraga Bola Voli. Surakarta: Era Pustaka Utama.

Rusli Lutan. 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Rusli Lutan dan Adang Suherman. 2000. Perencanaan Pembelajaran Penjaskes.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Soepartono. 2000. Sarana dan Prasarana Olahraga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Utama.

Sukintaka. 1992. Teori Bermain Untuk D2 PGSD Penjaskes. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Trianto. 2012. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Undangundang Republik Indonesia. 2005. Sistem Keolahragaan Nasional