Upaya Meningkatkan Kemampuan Seni Melalui Demonstrasi Bermain Musik
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SENI
MELALUI DEMONSTRASI BERMAIN MUSIK PADA KELOMPOK B
DI TK PILANGSARI 1 GESI SRAGEN SEMESTER I TAHUN 2018/2019
Jumarni
TK Pilangsari 1 Gesi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Meningkatkan kemampuan seni anak Kelompok B TK Pilangsari 1 Gesi tahun 2018/2019 melalui demonstrasi bermain musik, (2) Mengetahui bagaimana penerapan kemampuan seni anak Kelompok B TK Pilangsari 1 Gesi tahun 2018/2019 melalui demonstrasi bermain musik. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan seni anak Kelompok B TK Pilangsari 1 Gesi tahun 2018/2019 melalui demonstrasi bermain musik. Langkah penelitian diawali identifikasi masalah dan mengumpulkan data. Semua data dan informasi yang didapat merupakan pengamatan sehari-hari. Kemudian diadakan tindakan perbaikan siklus 1, lalu di observasi dan direfleksi, kemudian melakukan perbaikan siklus 2. Hasil penelitian tindakan kelas (PTK) ini dapat disimpulkan bahwa melalui demonstrasi bermain musik dapat meningkatkan kemampuan seni. Hal ini terbukti dari 18 anak pada pra siklus ketuntasan hanya 4 anak atau 22,2% anak yang mampu bermain musik, belum tuntas 14 anak atau 77,8%. Siklus I meningkat menjadi 11 anak atau 61%, belum tuntas 7 anak atau 39%. Pada siklus II meningkat menjadi 15 anak atau 83,3%, yang belum tuntas 3 anak atau 16,7%.
Kata Kunci: kemampuan seni, demonstrasi bermain musik, anak TK
PENDAHULUAN
Pada masa usia dini merupakan masa emas/golden age atau masa peka. Hal yang menunjukkan pentingnya upaya pengembangan seluruh potensi anak di usia pra – sekolah karena pada masa tersebut anak mengalami masa peka, yaitu masa terjadinya pematangan fungsi – fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulus yang diberikan oleh lingkungan. Masa peka merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan seluruh potensi anak termasuk pula minat dan bakat dalam seni.
Perkembangan kemampuan dasar anak usia dini meliputi nilai moral agama, kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosional dan seni. Kemampuan seni pada anak usia dini diantaranya menyanyi, menggambar, kolase, menari, gerak dan lagu , bermain musik dan origami.
Salah satu pendidikan yang mampu merangsang kecerdasan anak usia dini adalah pendidikan seni musik. Hal ini dibenarkan oleh pendapat Amstrong (2002: 227) bahwa, pendidikan seni musik menjadi salah satu jenis pendidikan yang mengasah kecerdasan musikal, yaitu kecerdasan dalam menangkap ritme dan melodi dalam membangkitkan kemampuan memecahkan masalah. Pendidikan seni musik tentunya dapat dijadikan sebagai terapi untuk mengasah kecerdasan anak. Kepekaan dan keingintahuan anak terhadap suatu bunyi yang melibatkan rasa mampu menjadi daya tarik tersendiri untuk anak usia dini
Didalam kegiatan pembelajaran di TK Pilangsari 1, dalam mengasah kemampuan seni anak, anak diperkenalkan dengan kegiatan bermain musik sederhana. Sejak dini anak – anak mulai ditanamkan estetika dalam kegiatan seni baik dalam seni musik, seni tari, seni lukis dan seni lainnya agar bakat seni anak dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minat anak.
Berdasarkan pengamatan, kegiatan pengembangan seni TK Pilangsari 1 ditemukan adanya masalah yaitu rendahnya ketercapaian perkembangan kemampuan seni anak. Dari 18 anak didik kelompok B di TK Pilangsari 1 hanya 4 anak yang mampu bermain musik sederhana dengan serasi atau 22,2% yang dapat bermain musik sederhana, sedangkan sisanya masih memerlukan bimbinngan.Setelah mengamati hal tersebut, penulis mendiskusikan dengan Kepala Sekolah dan teman – teman sejawat tentang masalah yang teridentifikasi diatas, maka penulis akan mengatasi permasalahan rendahnya ketercapaian kemampuan seni pada anak kelompok B di TK Pilangsari 1. Sehingga perlu adanya upaya peningkatan kemampuan seni melalui metode demostrasi bermain musik pada anak kelompok B di TK Pilangsari 1.
Berdasarkan analisis masalah tersebut diatas dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut:(1) Apakah melalui metode demonstrasi bermain musik dapat meningkatkan kemampuan seni anak Kelompok B di TK Pilangsari 1? (2) Bagaimana cara meningkatkan kemampuan seni anak melalui metode demonstrasi bermain musik bagi anak Kelompok B di TK Pilangsari 1?
Sesuai dengan rumusan masalah tujuan penelitian ini adalah: (1) Meningkatkan kemampuan seni melalui metode demonstrasi bermain musik bagi anak Kelompok B di TK Pilangsari 1 Kecamatan Gesi Kabupaten Sragen. (2) Mengetahui bagaimana penerapan peningkatan kemampuan seni melalui metode demonstrasi Bermain musik bagi anak Kelompok B di TK Pilangsari 1 Kecamatan Gesi Kabupaten Sragen.
KAJIAN PUSTAKA
Kemampuan Seni Anak
Berdasarkan Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran Di Taman anak-kanak tahun 2010, pembelajaran melalui seni bertujuan agar anak dapat dan mampu menciptakan sesuatu berdasarkan hasil imajinasinya dan dapat menghargai atau mengapresiasi karya orang lain secara kreatif. Pengembangan berbagai bidang pengembangan melalui seni dapat melatih daya imajinasi, kreasi, apresiasi, serta untuk mengembangkan kepribadian dan kehalusan budi.
Sumanto (2005), menyatakan bahwa fungsi didik seni dalam pendidikan di TK adalah: (1) Seni sebagai media ekspresi (2) Seni sebagai media komunikasi (3) Seni sebagai media bermain (4) Seni sebagai media pengembangan bakat seni (5) Sebagai media untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan (6) Sebagai media untuk memperoleh pengalaman estetis.
Berdasarkan pedoman pembelajaran pengembangan seni, pembelajaran seni dan kreativitas menekankan pada lingkup eksplorasi, ekspresi, dan apresiasi. Lingkup-lingkup tersebut dijelaskan sebagai berikut. (1) Eksplorasi, bertujuan agar anak dapat: (a) Melakukan observasi dan mengeksplorasi alam semesta dan diri manusia. (b)Mengeksplorasi elemen-lemen dari seni dan musik. (c) Mengeksplorasi tubuh mereka apakah sanggup dalam mengerjakan sesuatu yang keatif. (2) Ekspresi, bertujuan agar anak dapat: (a) mengekspresikan dan menggambarkan benda, ide, dan pengalaman menggunakan jenis media seni instrumen musik, dan gerak. (b) Menambah percaya diri dalam mengekspresikan kreasi mereka sendiri. (3) Apresiasi bertujuan agar anak dapat menilai dan menanggapi ragam seni dan produksi kerajinan serta pengalaman seni. (Diniwati, 2016: 38)
Tugas-tugas perkembangan yang diharapkan dicapai pada lingkup perkembangan seni rentang usia 4-6 tahun sesuai dengan
Permendikbud No. 137 tahun 2014 terbagi menjadi 2 bagian utama yaitu anak mampu menikmati berbagai alunan lagu atau suara dan tertarik dengan kegiatan seni. Tingkat pencapaian perkembangan anak usia 4-5 tahun dalam lingkup perkembangan seni akan diuraikan sebagai berikut: (1) Anak mampu menikmati berbagai alunan lagu atau suara: senang mendengarkan berbagai macam musik atau lagu kesukaannya, memainkan alat musik/instrumen/benda yang dapat membentuk irama yang teratur.(2) Tertarik dengan Kegiatan seni: memilih jenis lagu yang disukai, bernyanyi sendiri, menggunakan imajinasi untuk mencerminkan perasaan dalam sebuah peran, membedakan peran fantasi dan kenyataan, menggunakan dialog, perilaku, dan berbagai materi dalam menceritakan suatu cerita, mengekspresikan gerakan dengan irama yang bervariasi, menggambar objek di sekitarnya, membentuk berdasarkan objek yang dilihatnya (misal dengan plastisin, tanah liat)
Sementara itu, tingkat pencapaian perkembangan anak usia 5-6
tahun untuk lingkup perkembangan seni berdasarkan Permendikbud nomor 137 tahun 2014 akan diuraikan sebagai berikut: (1) Anak mampu menikmati berbagai alunan lagu dan suara: anak bersenandung atau bernyanyi sambil mengerjakan sesuatu, memainkan alat musik/instrumen/benda bersama teman (2) Tertarik dengan kegiatan Seni: menyanyikan lagu dengan sikap yang benar, menggunakan berbagai macam alat musik tradisional maupun alat musik lain untuk menirukan suatu irama atau lagu tertentu, bermain drama sederhana, menggambar berbagai macam bentuk yang beragam, melukis dengan berbagai cara dan objek, membuat karya seperti bentuk sesungguhnya dengan berbagai bahan (kertas, plastisin, balok) (Diniwati, 2016: 64-66)
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi dapat dipergunakan untuk memenuhi dua fungsi: Pertama, dapat digunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak. Melalui metode ini kegiatan menjadi lebih menarik karena mereka dapat melihat secara langsung bagaimana suatu proses berlangsung. Kedua, metode demonstrasi dapat membantu meningkatkan daya pikir anak TK terutama daya pikir dalam peningkatan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir konvergen, berpikir divergen dan berpikir evaluatif.
Guru perlu memiliki latar belakang pengetahuan dan kemampuan yang memadai tentang gerakan/tindakan yang didemonstrasikannya. Metode demonstrasi akan efektif apabila memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan apa yang diperagakan guru, jadi tidak hanya sekedar melihatnya. Guru dapat secara langsung mengoreksi langkah anak yang salah saat anak melakukan seperti yang dicntohkan guru. Teknik ini sangat cocok untuk mengembangkan keterampilan fisik maupun seni (keterampilan dan seni), seperti melipat, menggunting, bermain musik, dan membentuk dengan plastisin.
Bermain musik
Seni musik dapat membantu anak-anak untuk memiliki kepekaan estetis yang pada akhirnya akan mempengaruhi sikap dan perbuatan serta cara berfikirnya. Hal ini didukung oleh pendapat Ortiz (2002: 33) bahwa, musik merupakan alat bantu yang bermanfaat untuk menstimulasi kecerdasan intelektual dan emosional anak sejak fase bayi dalam kandungan, usia batita, balita serta memotivasi anak di usia prasekolah sampai sekolah.
Menikmati musik dapat dilakukan dengan berbagai cara. Penghayatan
musik diperoleh dari kegiatan mendengarkan, bernyanyi, bermain musik, bergerak mengikuti musik, membaca musik, dan kreativitas murid (Jamalus,1988: 43). Menurut Mudjilah (2004: 4) musik adalah suatu susunan tinggi-rendah nada yang berjalan dalam waktu. Hal ini dapat dilihat dari notasi musik yang menggambarkan besarnya waktu dalam arah horisontal (→), dan tinggirendahnya nada dalam arah vertikal (↕).
Musik terdiri atas beberapa unsur yang saling menyatu membentuk sebuah lagu (Jamalus, 1988: 7) menyatakan bahwa, unsur-unsur musik terdiri atas beberapa kelompok yang secara bersama merupakan kesatuan membentuk sebuah lagu atau komposisi musik. Di samping itu menurut Jamalus (1988: 7) unsur-unsur musik dapat dikelompokkan menjadi: (1)1. Unsur-unsur pokok, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur lagu. (2) Unsur-unsur ekspresi, yaitu tempo, dinamik dan warna nada.
Bermain musik dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk memainkan musik perkusi dengan baik dan benar serta dapat memainkan lagu dengan menggunakan instrumen musik perkusi. Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa keterampilan merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan baik sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan penelitian yang diperoleh pengembangan kemampuan seni memerlukan berbagai kegiatan, atau metode atau media kreatif sehingga memperoleh kemampuan seni yang maksimal, misalnya dengan kegiatan bermain musik.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut dapat dirumuskan hipotesa tindakan: Dengan Kegiatan pembelajaran melalui metode demonstrasi bermain musik dapat meningkatkan kemampuan seni anak di TK Pilangsari 1 Tahun Pelajaran 2018/2019. Melalui melalui metode demonstrasi bermain musik dapat meningkatkan seni anak terutama kreatifitas dalam bermain musik, dan koordinasi tangan dan mata.
METODE PENELITIAN
Teknik Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diharapkan dapat mengembangkan kemampuan seni anak TK Pilangsari 1 Kecamatan Gesi Kabupaten Sragen Tahun 2018/2019. Menurut Meleong, (1997:7) dalam penelitian kualitatif mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi “proses dari pada hasil” artinya hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses. Strategi yang paling cocok untuk menjawab pertanyaan untuk dapat mengklasifikasikan secara tepat hasil penelitian ini adalah memberikan treatment pada saat pembelajaran mengembangkan kemampuan seni anak di TK Pilangsari 1 semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019 melalui metode demonstrasi bermain musik.
Latar Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK Pilangsari 1, yang beralamatkan di Dukuh Pilangsari Kelurahan Pilangsari, Kecamatan Gesi, Kabupaten Sragen.
Waktu Pelaksanaan
Dalam kegiatan pelaksanaan penelitian ini dari bulan Juli 2018 sampai bulan Desember 2018 ini dilaksakan dalam dua siklus yaitu: Siklus pertama dilaksanakan pada hari Selasa sampai pada hari Kamis, tanggal 04 – 06 September 2018. Siklus kedua dilaksanakan pada hari Senin sampai, Rabu, dan Kamis tanggal 10, 12 dan 13 September 2018.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian pada kelompok B di TK Pilangsari1, Kecamatan Gesi, Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019 yang berusia 5 – 6 tahun berjumlah 18 anak, terdiri dari 9 laki laki dan 9 perempuan.
Sumber Data
Daftar Hadir Guru
Dengan daftar hadir guru dapat diketahui keaktifan guru dalam mengajar dan tenaga kependidikan yang lain.
Daftar Hadir Anak Didik
Dengan daftar hadir anak dapat diketahui keaktifan anak dalam belajar dan mengetahui anak yang sering tidak masuk dengan alasannya.
Buku Kurikulum TK
Dengan buku Kurikulum ini dapat diketahui muatan kurikulum yang akan dan telah dilaksanakan oleh TK Pilangsari 1.
RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian)
Dengan RPPH diketahui rencana kegiatan pembelajaran yang akan dan telah dilaksanakan dan dapat digunakan untuk mengobservasi dan merefleksi kegiatan dan menentukan kegiatan selanjutnya.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan prosedur kerja dari Hopkins mengambarkan penelitian tindakan sebagai serangkaian langkah yang membentuk spiral. Setiap langkah memiliki empat tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
Observasi
Menurut Suharsini Arikunto, (2002:234) metode pengumpulan data dengan cara observasi adalah metode perolehan data dengan menggunakan mata langsung tanpa bantuan alat standar untuk keperluan pengamatan. Metode observasi adalah metode ilmiah yang bisa diartikan sebagai pencatatan dan pengamatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang terjadi.
Wawancara
Wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan dalam mana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinganya sendiri suaranya sendiri.
Sugiyono (2001:75) menyatakan bahwa interview dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan cara Tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematik dan berlandaskan pada tujuan penyidikan. Melalui wawancara dapat diperoleh berbagai keterangan dan data yang diperlukan dalam suasana penelitian. Metode wawancara ini dilakukan pada guru, orang tua murid, dan juga anak didik.
Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan mengambil dari dokumen catatan, foto, hasil tes atau benda yang dapat memberi informasi dengan lengkap. Metode pengumpulan dokumentasi yaitu metode pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, terutama tentang arsip-arsip dan termasuk buku tentang pendapat, teori, dalil, hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan. Pengumpulan data dalam penelitian ini mengambil sumber-sumber dokumen bahan yang dijadikan dokumen misalnya buku, foto, catatan dan sebagainya.
Instrumen pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: lembar observasi, lembar wawancara dan catatan kajian dokumen.
Keabsahan Data
Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Menurut Lexy J. Moleong, (2002: 178) Triangulasi adalah teknik pemeriksanaan validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu. Teknik triangulasi yang digunakan antara lain berupa triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data.
Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data – data yang telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik diskriptif komparatif (statistik deskriptif komparatif) dan teknik analitis kritis. Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kualitatif. Yakni dengan membandingkan antar siklus. Teknik analitis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoritis maupun dari ketentuan yang ada. Hasil analitis kritis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada.
Indikator Kinerja
Dalam penelitian diperlukan indikator keberhasilan kinerja yang menjadikan tolok ukur keberhasilan penelitian. Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan penelitian. Anak dikatakan tuntas apabila memenuhi penilaian BSB (Berkembang Sangat Baik) dan BSH (Berkembang Sesuai Harapan) dengan prosentase 80%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Kondisi Pra Siklus
Sebelum dilakukan tindakan penelitian diadakan pretest dengan tujuan untuk mengetahui kompetensi anak dalam bidang kemampuan berbahasa anak dalam bermain musik. Adapun hasil belajar anak kurang begitu tampak berhasil. Berdasarkan hasil observasi, peneliti merasa perlu melakukan perbaikan untuk meningkatkan kemampuan seni bermain musik pada saat kegiatan pembelajaran, karena pada prosentase indikator keberhasilan kemampuan seni anak terlihat, tingkat ketidak tuntasan anak lebih besar yaitu 77,8% daripada tingkat ketuntasan yang hanya 22,2%. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran disepakati pada hari Selasa sampai Kamis tanggal 04, 05 dan 06 September 2018
Deskripsi Siklus Pertama
Siklus I
Hari kesatu Selasa, 4 September 2018. Penulis melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi pembelajaran. Penulis melakukan observasi terhadap kegiatan anak dalam bermain musik. Setelah diadakan observasi diperoleh hasil sebagai berikut:1) Anak cukup mampu bermain musik dengan ritmis tepat, 2) Anak belum dapat bermain musik dengan aksen yang tepat, 3) Anak belum cukup dapat bermain musik dengan meter yang tepat, 4) Anak belum dapat bermain musik dengan tempo yang tepat. Ketuntasan anak baru 33,3% atau 6 anak dan tingkat ketidak tuntasan pembelajaran masih 66,7% atau 12 anak. Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti merasa masih perlu melakukan perbaikan untuk meningkatkan kemampuan seni bermain musik anak pada saat kegiatan pembelajaran, karena pada prosentase indikator keberhasilan kemampuan seni bermain musik anak terlihat belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 80%.
Hari kedua Rabu, 5 September 2018. Penulis melakukan observasi terhadap kegiatan anak dalam bermain musik. Setelah diadakan observasi diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Anak cukup mampu bermain musik dengan ritmis tepat, 2) Anak cukup dapat bermain musik dengan aksen yang tepat, 3) Anak belum cukup dapat bermain musik dengan meter yang tepat, 4) Anak belum dapat bermain musik dengan tempo yang tepat. Ketuntasan anak baru 39% atau 7 anak dan tingkat ketidak tuntasan pembelajaran masih 61% atau 11 anak. Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti merasa masih perlu melakukan perbaikan untuk meningkatkan kemampuan seni bermain musik anak pada saat kegiatan pembelajaran, karena pada prosentase indikator keberhasilan kemampuan seni bermain musik anak terlihat belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 80%..
Hari ketiga Kamis, 6 September 2018.Penulis melakukan observasi dari hasil pengalaman pembelajaran yang sudah dilakukan. Dari hasil observasi pada kegiatan bermain musik dengan berbagai media pada siklus I sudah cukup, tetapi perlu dikembangkan baik dari media, cara dan kegiatan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dari siklus I diperoleh hasil antara lain: 1) Anak cukup mampu bermain musik dengan ritmis tepat, 2) Anak cukup mampu bermain musik dengan aksen yang tepat, 3) Anak belum cukup mampu bermain musik dengan meter yang tepat, 4) Anak belum dapat bermain musik dengan tempo yang tepat. Ketuntasan anak baru 61% atau 11 anak dan tingkat ketidak tuntasan pembelajaran masih 39% atau 7 anak. Berdasarkan hasil tersebut penelitian ini dikatakan belum berhasil sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus berikutnya yang disepakati pada hari Senin, Rabu dan Kamis tanggal 10,12 dan 13 September 2018.
Siklus Kedua
Siklus II
Hari kesatu: Senin, 10 September 2018. Penulis melakukan observasi terhadap kegiatan anak dalam bermain musik. Setelah diadakan observasi diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Anak cukup mampu bermain musik dengan ritmis tepat, 2) Anak cukup mampu bermain musik dengan aksen yang tepat, 3) Anak cukup mampu bermain musik dengan meter yang tepat, 4) Anak belum dapat bermain musik dengan tempo yang tepat. Ketuntasan anak baru 72,2% atau 13 anak dan tingkat ketidak tuntasan pembelajaran masih 27,8% atau 5 anak. Belum mencapai 80% ketuntasan.
Hari kedua: Rabu, 12 September 2018. Penulis melakukan observasi terhadap kegiatan anak dalam bermain musik. Setelah diadakan observasi diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Anak mampu bermain musik dengan ritmis tepat, 2) Anak mampu bermain musik dengan aksen yang tepat, 3) Anak belum cukup mampu bermain musik dengan meter yang tepat, 4) Anak belum dapat bermain musik dengan tempo yang tepat. Setelah merencanakan, melaksanakan dan mengobservasi kegiatan pembelajaran siklus pertama diperoleh hasil penilaian bermain musik, keberhasilan kemampuan seni bermain musik anak terlihat belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 80%. Ketuntasan anak baru 77,8% atau 14 anak dan tingkat ketidak tuntasan pembelajaran masih 22,2% atau 4 anak.
Hari ketiga: Kamis, 13 September 2018.Penulis melakukan observasi terhadap kegiatan anak dalam bermain musik. Setelah diadakan observasi diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Anak mampu bermain musik dengan ritmis tepat, 2) Anak mampu bermain musik dengan aksen yang tepat, 3) Anak cukup mampu bermain musik dengan meter yang tepat, 4) Anak mampu bermain musik dengan tempo yang tepat. Ketuntasan pada hari ke-3 ini mencapai 83,3% atau 15 anak. Hasil observasi terlihat ketuntasan kemampuan seni anak meningkat dari pra siklus yang hanya 22,2% atau 4 anak, setelah diadakan perbaikan pada siklus I menjadi 61% atau 11 anak dan siklus II menjadi 83,3% atau 15 anak. Dalam siklus II ini sudah ada peningkatan yang maksimal karena hanya 3 anak belum dapat bermain musik dengan rapi sehingga sudah memenuhi indikator keberhasilan 80%, sehingga penelitian ini sudah dicukupkan sampai siklus II, dan untuk 3 anak yang belum tuntas tetap menjadi tugas guru untuk terus membimbingnya.
Pembahasan
Dari beberapa masalah yang telah teridentifikasi dalam peningkatan kemampuan seni anak, maka masalah yang cenderung dipilih adalah metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang semula adalah menggunakan metode pemberian tugas, hal ini mengakibatkan anak belum mampu menangkap apa yang menjadi tujuan atau tingkat pencapaian perkembangan yang ingin dicapai. Sehingga guru harus mengubah metode belajar yan digunakan.
Setelah melakukan penelitian tindakan kelas maka dapat ditentukan cara atau metode yang tepat utuk meningkatkan seni anak yaitu melalui metode demonstrasi pada kelompok B di TK Pilangsari 1, Kecamatan Gesi, Kabupaten Sragen. Kegiatan dalam meningkatkan kemampuan seni dengan metode dmonstrasi dituangakan dalam bermain musik pola yang dibuat guru ataupun pola karya anak sendiri dan disesuaikan dengan tema. Dalam kegiatan bermain musik ini anak dapat mengekspresikan serta melatih kemampuan seninya, sehingga pembelajaran dapat ditingkatkan.
Dari data Siklus I dan Siklus II dapat diketahui bahwa pencapaian hasil anak semakin meningkat dari hari pertama Siklus I sampai hari ketiga Siklus II. Pada Pra Siklus keberhasilan pembelajaran Seni bermain musik baru 22,2% atau 4 anak, pada Siklus Pertama Keberhasilan pembelajaran baru 61% atau 11 anak, dan pada akhir siklus II keberhasilan pembelajaran 83,3% atau 15 anak. Dari hasil yang telah dicapai dalam kegiatan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan sehingga usaha peningkatan kemampuan seni telah mencapai hasil yang diharapkan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada kelompok B di TK Pilangsari 1 dapat disimpulkan sebagai berikut: Dengan metode demonstrasi bermain musik ternyata dapat meningkatkan hasil kemampuan seni anak dan metode demontrasi bermain musik yang digunakan dapat membuat suasana pembelajaran lebih menarik. Hal ini terbukti dari 18 anak pada pra siklus hanya 4 anak atau 22,2% anak yang mampu bermain musik, belum tuntas 14 anak atau 77,8%. Siklus I meningkat menjadi 11 anak atau 61%, belum tuntas 7 anak atau 39%. Pada siklus II meningkat menjadi 15 anak atau 83,3%, yang belum tuntas 3 anak atau 16,7%. Dengan demikian ketuntasan belajar minimal 80% dapat diraih, sehingga hipotesis yang menyatakan penggunaan dengan metode demonstrasi bermain musik dapat meningkatkan kemampuan seni di TK Pilangsari 1 terbukti kebenarannya.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat dikemukakan saran saran yang ditujukan kepada:
Pendidik atau guru
Dalam meningkatkan kemampuan seni anak, guru supaya menggunakan bermacam-macam metode, tetapi metode tersebut juga harus sesuai dengan kemampuan atau indikator yang diharapkan, sehingga anak mudah untuk menerima pembelajaran yang disampaikan. Metode ini juga diharapkan dapat memberikan inovasi baru cara pembelajaran.
Orang Tua
Orang tua hendaknya selalu mengetahui seberapa penting kemampuan seni anak yang harus dimiliki sesuai usianya. Selain itu juga agar anak meningkatkan dan menggali potensi diri yang ada sehingga dapat meningkatkan kemampuan seninya srta dapat mengembangkan bakat seni anak.
Kepala Sekolah
Dapat memberikan arahan dan bimbingan dalam menggunakan metode pengajaran di sekolah tersebut. Serta meningkatkan sarana dan prasarana yang nantinya dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan seni.
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, Thomas, 2002. Sekolah Para Juara, (terj. Yudi Murtanto). Bandung: Kaifa
Diniwati, Elis Supartini (2017) Karakteristik Anak Usia Dini (Modul PKB TK Kompetensi A) Bandung. PPPTK TK dan PLB
Jamalus. 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta:
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
Lexy J. Moleong. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Rosdakarya
Mudjilah, Hanna Sri. 2004. Teori Musik. FBS-UNY Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Sugiyono (2001) Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Suharsini Ari Kunto. (2002) Penelitian Kualitatif. Bandung. Rosda Karya
Sumanto. 2005.Pengembangan Kreatifitas Seni Rupa Anak TK. Yogyakarta. Depdiknas