UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA

DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

YANG MELIBATKAN NILAI UANG

MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) SISWA KELAS III SEMESTER II SD N TAMBAHREJO KECAMATAN BLORA KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Sugiyarti

SD N Tambahrejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

ABSTRAK

Pada penelitian ini, dengan adanya perencanaan yang matang akan menghasilkan sesuatu yang efektif, karena mampu meningkatkan kemampuan siswa dan ini bisa digeneralisasikan untuk semua tingkatan kelas di kelas 3 SDN Tambahrejo. Penerapan metode Teams Games Tournaments serta pemberian tugas dapat membantu seorang guru (peneliti) dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran Matematika secara tematik pada siswa kelas I SDN Tambahrejo. Keberhasilan tersebut merupakan hasil kerjasama antara guru dan para siswa yang secara aktif dalam mengikuti pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga bisa memotivasi guru-guru lain untuk dapat menerapkan metode belajar yang lain. Melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning dengan tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada pokok bahasan uang maka hasil belajar siswa kelas III SDN Tambahrejo Kecamatan Blora pada tahun pelajaran 2012/2013 dapat ditingkatkan. Pada siklus I pelaksanaan pembelajaran sudah membaik yaitu dengan aktifnya siswa saat pembelajaran. Disini ketuntasan belajar siswa meningkat. Pada pembeljaran pra siklus ketuntasan siswa hanya 56% sedangkan pada siklus I mencapai 78% tetapi ketuntasan tersebut belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal 75 % sehingga peneliti perlu merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II. Pada pembelajaran siklus II hasil ketuntasan belajar siswa meningkat yaitu dari 78% pada siklus I menjadi 100% pada silklus II dengan rata-rata perolehan nilai 80,00.

Kata Kunci: TGT, Nilai Uang, Soal Cerita


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran matematika meru-pakan pembelajaran yang sangat penting bagi siswa. Siapapun tidak akan pernah menyangkal bahwa pembelajaran matema-tika adalah yang paling sulit.

Melihat hasil evaluasi siswa yang masih jauh dari ketuntasan yaitu hanya 15 dari 27 siswa kelas III yang mencapai ketuntasan belajar, penulis berusaha merefleksi diri. Bersumber dari masalah tersebut maka penelitian ini dilaksanakan. Pada materi uang dengan indikator menyelesaikan soal cerita yang melibatkan nilai uang hanya 56% dari siswa kelas III SDN Tambahrejo yang nilainya mencapai KKM. Meskipun siswa sudah mempunyai pengalaman dalam menggunakan uang tetapi jika masalah tersebut dituangkan dalam soal cerita ternyata siswa belum mampu menyelesaikannya.

Peneliti menyadari bahwa masih kurangnya hasil belajar siswa disebabkan beberapa faktor antara lain siswa kurang aktif dalam pembelajaran, kurang efek-tifnya waktu sesuai yang direncanakan sehingga konsentrasi siswa kurang terpusat dan akhirnya mempengaruhi hasil belajar. Maka dari itu, peneliti memperbaiki pembelajaran yang telah berlangsung melalui PTK dengan pokok penelitian ” Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments) untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita yang melibatkan nilai uang”.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis/peneliti akan memperbaiki proses pembelajaran matematika melalui Peneliti-an Tindakan Kelas.

Penulis minta bantuan supervisor-nya untuk mengidentifikasi permasalahan yang berlangsung selama proses pembelajaran. Dari hasil diskusi terungkap permasalahan yaitu:

1. Rendahnya aktivitas (keterlibatan) siswa dalam proses pembelajaran.

2. Ketidakmampuan siswa menjawab pertanyaan tentang materi uang dalam hal menyelesaikan soal cerita yang melibatkan nilai uang.

3. Kurang mampu memahami materi yaitu hanya 40% dari seluruh siswa.

4. Proses pembelajaran tidak sesuai waktu yang direncanakan.

5. Kegiatan diskusi hanya didominasi oleh siswa yang pandai.

Analisis Masalah

Berdasarkan faktor-faktor diatas penulis melaksanakan analisis masalah yaitu:

1. Rendahnya aktifitas siswa dalam proses pembelajaran dapat diatasi dengan merencanakan kuis bagi tiap siswa sehingga masing-masing siswa dapat menjawab pertanyaan dan aktif.

2. Ketidakmampuan siswa menjawab pertanyaan tentang materi uang dalam hal menyelesaikan soal cerita yang melibatkan nilai uang dipecahkan dengan menyusun per-mainan matematika menggunakan uang mainan.

3. Siswa kurang mampu memahami materi yaitu hanya 40 % dari seluruh siswa karena masih belum terbiasa menyelesaikan soal cerita tersebut.

4. Proses pembelajaran tidak sesuai waktu yang direncanakan dapat diatasi dengan pembatasan waktu tiap kegiatan.

5. Agar kegiatan diskusi tidak dido-minasi siswa yang pandai peneliti / pendidik yang harus memberikan kesempatan kepada seluruh siswa.

Dasar yang digunakan adalah teori Ausubel dengan teori makna (Meaning Theory). Kebermaknaan pembelajaran akan membuat kegiatan belajar lebih menarik, lebih manantang sehingga konsep dan prosedur matematika akan lebih mudah dipahami dan lebih tahan lama diingat oleh siswa.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan hasil analisis diatas penulis / peneliti merumuskan masalah yaitu:

  1. Apakah dapat meningkatkan ke-mampuan siswa dalam menyele-saikan soal cerita tentang nilai uang melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) siswa Kelas III Semester II SDN Tambah-rejo, Kecamatan Blora Tahun 2012/2013?
  2. Apakah siswa kelas III SDN Tam-bahrejo melalui metode pembela-jaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) hasil belajar-nya dapat meningkat?

MANFAAT PERBAIKAN

1. Manfaat Bagi Pendidik

a. Memperbaiki pembelajaran se-lanjutnya

b. Semakin kreatif dalam me-ngembangkan materi pelajaran

c. Memiliki kemampuan Penelitian Tindakan Kelas

2. Manfaat Bagi Peserta Didik

a. Siswa akan merasa senang pada pelajaran matematika

b. Memperbaiki sistem belajar peserta didik

c.    Prestasi belajar siswa mening-kat

d.   Siswa mampu dan terampil dalam menyelesaikan soal matematika

3. Manfaaat Bagi Sekolah

a. Sekolah mendapat masukan tentang cara Penelitian Tindak-an Kelas

b. Sekolah akan berkembang jika pendidik berhasil meningkat-kan kualitas pendidikan

c. Meningkatkan mutu pembela-jaran di sekolah

d. Sekolah menjadi sekolah yang bermutu diantara sekolah lain

KAJIAN PUSTAKA

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments)

Guru dalam kegiatan belajar mengajar tidak harus terpaku dengan menggunakan satu model. Guru sebaiknya juga menggunakan model yang bervariasi agar jalannya pembelajaran tidak mem-bosankan tetapi menarik perhatian anak didik. Menurut Kiensmen (1992) dalam kurikulum 2004 (2003:2) suatu model pembelajaran terdapat ciri-ciri sebagai berikut.

1.   Adanya penjelasan teoritik, ilmiah dan penemuan.

2.   Adanya tujuan yang akan dicapai.

3.   Adanya tingkah laku guru dan siswa yang khusus.

4.   Dalam model pembelajaran diperlukan suatu kondisi yang khusus.

Oleh karena itu, seorang guru harus kompeten dalam memilih suatu model pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada pengajaran di mana siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu teknik instruksional yang diteliti secara cermat di Amerika Serikat. Ada banyak model, teori dan sumber dengan perspektif yang bermacam-macam dalam pembelajaran kooperatif. Beberapa buku yang membahas masalah ini adalah Circle of Learning, Learning Together and None, karya David dan Roger, ditambah Cooperative in The Classroom, kemudian Spencer Kagan dalam bukunya Cooperative Learning: Resources for Teacher.

Guru sebelum memberikan tugas harus melihat keterampilan social yang diperlukan dalam kelompok itu agar dapat bekerja sama dalam kegiatan mereka. Sekali keterampilan itu ditetapkan maka akan sangat membantu siswa untuk dapat bekerja sama dengan orang lain secara efektif, di samping juga meningkatkan pencapaian akademik dan membangun keterampilan-keterampilan yang dianggap penting sepanjang hidup mereka. Seperti halnya dengan Student Teams Achieve-ment Divisions(STAD), TGT juga membagi siswa dalam tim belajar yang berang-gotakan 4 atau 5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin, dan suku (Slavin: 1994). Dalam metode Teams Games Tournaments (TGT), siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk mem-peroleh tambahan poin untuk skor tim mereka.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan pada saat pembelajaran TGT adalah sebagai berikut:

a.   Siswa dibagi dalam kelompok yang beranggotakan 4/5 anggota. Tim terdiri dari 5 anggota hanya apabila kelas tidak dapat dibagi habis dengan 4 anggota. Untuk menempatkan siswa dalam kelom-pok,urutkan mereka dari atas ke bawah berdasarkan kinerja akade-mik tertentu dan bagilah daftar siswa yang telah urut itu menjadi 5.Kemudian ambil satu siswa dari tiap perempatan itu sebagai anggota tiap tim yang berimbang.

b.   Membuat lembar kegiatan siswa (LKS) dan kuis pendek untuk pelajaran yang akan diajarkan.

c.    Guru menyampaikan atau memba-cakan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh tim, pada saat kelompok sudah terbentuk.

1)   Meminta semua anggota tim bekerja sama mengatur bang-ku atau meja kursi mereka, dan berikan kebebasan pada siswa untuk memilih nama kelompoknya.

2)   Membagi LKS atau materi belajar lain (duet set untuk satu tim).

3)   Menganjurkan agar siswa pada tiap-tiap tim bekerja dalam duaan (berpasangan) atau tigaan.

4)   Memberi penekanan pada siswa bahwa mereka tidak boleh mengakhiri kegiatan belajar sampai mereka yakin bahwa seluruh anggota tim mereka dapat menjawab 100% benar LKS tersebut.

5)   Memastikan pada siswa bahwa LKS itu untuk belajar bukan untuk diisi dan dikumpulkan.

6)   Memberikan kesempatan pada siswa untuk saling menjelaskan jawaban mereka, tidak hanya saling mencocokkan jawaban mereka dengan lembar kunci jawaban itu.

7)   Apabila ada pertanyaan, mintalah untuk bertanya pada teman dahulu dalam satu tim sebelum ke guru.

8)   Memberikan pujian kepada tim yang bekerja dengan baik sambil berkeliling melihat kerja tiap tim.

d.   Bila tiba saatnya kuis, bagikan kuis itu atau bentuk evaluasi yang lain dan berikan waktu yang cukup. Jangan mengizinkan siswa untuk bekerja sama pada saat me-ngerjakan kuis tersebut, sebab mereka harus menunjukkan bahwa mereka telah belajar sebagai individu.

e.   Buatlah skor tim dan skor individual.

f.    Berilah pengakuan dan penghar-gaan kepada prestasi tim.

g.   Berilah permainan matematika untuk semua tim.

Alasan penulis memilih Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (TGT) karena mempunyai keunggulan.

1. Siswa dilatih keterampilan-kete-rampilan matematika yang spesi-fikasi untuk membantu sesama temannya.

2. Siswa diberikan pengahargaan atas kerja sama baik yang dapat menjadi motivasi

3. Memanfaatkan permainan dalam kelompok (menggunakan uang mainan untuk menyelesaikan soal cerita yang melibatkan nilai uang.

Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ini yaitu:

1. Pendidik dituntut untuk menyiap-kan soal / kuis yang mencakup seluruh siswa.

2. Pendidik harus merencanakan per-mainan matematika yang mendu-kung materi

3. Siswa yang kurang mampu biasa-nya masih sulit bekerja sama.

Cara-cara untuk mengatasi:

1. Dalam membuat kuis sebaiknya guru memberikan soal yang mudah bagi siswa yang kurang mampu dan soal yang sulit bagi siswa yang pandai agar semua dapat me-nyumbangkan poin.

2. Permaian-permaian matematika dengan uang mainan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi uang

3. Siswa yang kurang dapat bekerja sama terus dibimbing selam proses pengerjaan LKS agar mempunyai kesempatan belajar.

Penerapan Model Pembelajran Kooperatif Tipe (TGT) dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita yang melibatkan nilai uang:

1. Guru membagi siswa dalam 5 kelompok

2. Memilih ketua tim bagi kelompok masing-masing

3. Guru membagikan LKS tentang materi uang dan menyiapkan kuis pendek bagi siswa 9 soal kuis terlampir)

4. Guru bertanya jawab dengan memberikan skor bagi individu dan bagi tim tentang materi uang

5. Guru merencanakan permainan materi dengan uang mainan untuk menyelesaikan soal cerita yang melibatkan nilai uang.

6. Guru bertanya jawab untuk cerita menyimpulkan materi serta memberikan tes formatif.

Kerangka Berpikir

Pada pembelajaran materi uang dengan indikator menyelesaikan soal cerita ada sebagian siswa yang merasa kesulitan dalam pengerjaan. Dalam kehidupan sehari-hari siswa sudah terbiasa meng-gunakan uang tetapi jika dituangkan dalam soal cerita masih mengalami kesulitan untuk menyelesaikan soal tersebut. Oleh karena itu penulis mencoba mengangkat masalah tentang bagaimana upaya atau cara meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN Tambahrejo melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada pokok bahasan uang. Dalam hal ini siswa dilatih keterampilan yang spesifik untuk membantu sesama temannya bekerja sama dalam satu permainan kelompok kecil agar mampu dan bisa mandiri dalam menyelesaikan soal-soal cerita yang melibatkan nilai uang.

PELAKSANAAN PERBAIKAN

Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap 27 peserta didik SD Negeri Tambahrejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora pada Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013.

Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tambahrejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora yang beralamat di Jln. Raya Blora. Penelitian dilakukan di sekolah ini karena penulis adalah pendidik di sekolah tersebut.

Karakteristik Peserta Didik

Peserta didik yang dijadikan subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas III yang berjumlah 27 peserta didik yang terdiri dari 14 peserta didik laki –laki dan 13 peserta didik perempuan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Pra Siklus

Sesuai hakekat PTK pengamatan dilakukan oleh guru sendiri Namur karena menyita banyak waktu mak peneliti meminta bantuan teman sejawat utnuk membantu mengumpukan data melalui observasi.

Daftar Distribusi Nilai Pra Siklus

No

Nilai Siswa

Frekuensi (orang)

1.

20

2

2.

25

2

3.

30

3

4.

35

1

5.

45

1

6.

50

4

7.

60

2

8.

75

2

9.

80

9

10.

95

1

11.

100

1

Grafik Perolehan Nilai Tes formatif Pra Siklus

Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2013. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan perbaikan dalm metod pembelajaran agar meningkatkan aktivitas siswa dan pemahaman terhadap materi.

Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I

No

Nilai Siswa

Frekuensi (orang)

1.

10

2.

20

3.

30

1

4.

40

1

5.

50

2

6.

60

3

7.

70

1

8.

80

14

9.

90

2

10.

100

3

Grafik Perolehan Nilai Tes Formatif Siklus I

Siklus II

Pembelajaran pada siklus dua berjalan sesuai dengan rencana. Hal-hal yang menjadi perhatian pada siklus I yaitu menyelesaikan soal cerita yang melibatkan nilai uang ada perbaikan pada siklus II. Berdasarkan pengamatan peneliti serta hasil diskusi dengan observer dapat diketahui bahwa perhatiaan peserta didik terhadap proses pembelajaran lebih meningkat. Hasil pengamatannya adalah sebagi berikut:

Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I

No

Nilai Siswa

Frekuensi (orang)

1.

10

2.

20

3.

30

4.

40

5.

50

6.

60

7.

70

8.

80

14

9.

90

11

10.

100

3

Grafik Perolehan Nilai Tes Formatif Siklus II

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di kelas III SDN Tambahrejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora dapat disimpulkan bahwa:

  1. Dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT maka kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika meningkat.
  2. Dengan memberikan kesempatan kerjasama dalam tim maka pe-mahaman siswa terhadap materi pembelajaran lebih baik.
  3. Dengan memberikan permainan matematika menjadikan pelajaran matematika lebih menyenangkan dan tidak sulit.
  4. Dengan metode pembelajaran yang tepat akan meningkatkan prestasi belajar siswa.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas diajukan beberapa saran yang sebaiknya dilakukan oleh pendidik / peneliti yaitu:

  1. Pendidik hendaknya menggunakan metode ataupun model pembe-lajaran yang tepat agar pembela-jaran tidak membosankan.
  2. Pendidik sebaiknya meminimalkan ceramah dan meningkatkan ke-aktifan siswa.
  3. Pendidik sebaiknya merencanakan kebermaknaan pembelajaran kare-na akan membuat kegiatan belajar lebih menarik, lebih bermanfaat sehingga konsep dari materi yang akan diajarkan akan lebih mudah dipahami dan lebih tahan lama.
  4. Pendidik hendaknya selalu mem-berikan motivasi dalam setiap pelaksanaan pembelajaran agar siswa menyadari pentingnya materi tersebut dipelajari bagi kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

Zain, Aswan, dan BD,Syaiful 1997, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta

http//: Hardinand, S.Pd, Model Pembelajaran STAD 2013/04/22

http//: Suhadinet-Wordpress.com /2008/03/28, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Tim FKIP (2007), Pemantapan Kemampuan Profesional (Panduan), Jakarta, Universitas Terbuka

IGAK Wardhani,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Universitas Terbuka

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), 2006, Pendidikan Dasar dan Menengah