UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN PKn MATERI POKOK

WAWASAN NUSANTARA NKRI MELALUI METODE VARIASI

KELAS V SEMESTER I SDN JETAKWANGER KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Sutarji

SDN Jetakwanger Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

ABSTRAK

Melihat permasalahan yang telah dirumuskan diatas maka tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah: 1) untuk mengetahui pelaksanaan pengajaran pendidikan kewarganegaraan dalam upaya untuk peningkatan Hasil Belajari belajar PKn dengan metode Variasi materi pokok Wawasan Nusantara, pada siswa kelas V SDN Jetakwanger Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. 2) untuk mengetahui keaktifan siswa dalam meningkatkan hasil belajar PKn materi pokok wawasan nusantara dengan metode variasi pada siswa kelas V SDN Jetakwanger Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Metode variasi merupakan cara memberikan pengertian dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan, menelaah dan berfikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya menagnalisis masalah tersebut sebagai upaya untuk memecahkan masalah variasi bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam metode variasi dapat menggunakan metode-metode lainya dimulai dengan mengunpulkan data sampai kepada menarik kesimpulan. Metode variasi juga dikenal dengan metode bermacam-macam metode,. Guru disarankan tidak berorientasi pada metode tersebut, akan tetapi guru hanya melihat jalan pikiran yang disampaikan oleh siswa, pendapat siswa, serta memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat mereka, dan sekali-kali guru tidak boleh tidak mengahargai pendapat siswa, sekalipun pendapat siswa tersebut salah menurut guru. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan hasil belajar dan keaktifan berkaitan dengan peningkatan pemahaman wawasan nusantara kelas V semester I SDN Jetakwanger Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Hal tersebut dapat terlihat dari keaktifan siswa yang telah berani memberikan pendapat tentang m yang dibahnjawab pertanyaanas yaitu tentang struktur organisasi kabupaten, kota dan provinsi. Metode pembelajaran PKn dengan menjawab pertanyaan menggunakan model metode variasi terbukti sangat efektif untuk digunakan dalam pembelajaran PKn di SDN Jetakwanger , hal tersebut terbukti dengan melihat hasil observasi setiap siklus yang telah dilakukan mulai dari siklus I dengan nilai rata-rata 60, sampai siklus II dengan nilai rata-rata 73.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Variasi


PENDAHULUAN

Upaya peningkatan kualitas pendidikan ditingkatan sekolah selanjutnya terletak dipundak guru. Hal ini merupakan tugas dan tanggung jawab guru, sebab gurulah yang langsung membina siswa di sekolah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Layanan bimbingan di sekolah sangat diperlukan guna membantu siswa dalam mengatasi permasalahannya, dalam masalah belajar atau masalah pribadi siswa (Pedoman BP SD, 1994:17).

Tugas guru yang utama adalah mengajar, yaitu menyampaikan atau mentransfer ilmu kepada anak didiknya. Oleh karena itu seorang guru Sekolah Dasar (SD) dituntut untuk menguasai semua bidang studi. Namun hasil perolehan nilai beberapa mata pelajaran dalam kenyataannya masih ada yang belum memenuhi standar, tidak terkecuali untuk mata pelajaran PKN. Berdasarkan pengalaman peneliti hal ini disebabkan oleh, teknik mengajar yang masih relatif monoton. Sejauh ini pembelajaran PKN di kelas mayoritas masih dilaksanakan dengan metode ceramah. Hal ini tidak menutup kemungkinan menyebabkan interaksi belajar mengajar yang lebih melemahkan motivasi belajar siswa.

Motivasi belajar tidak akan terbangun apabila siswa masih merasa kesulitan dalam menerima pelajaran PKN, PKN dianggap sebagai pelajaran yang membosankan. Sehingga jangan disalahkan apabila disetiap jam pelajaran PKN siswa cenderung merasa enggan dan malas. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu ada solusi dalam penyampaian mata pelajaran PKN dengan menggunakan berbagai cara yang menarik yang ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sunardi (2006:13) menyarankan untuk mengupayakan agar pelajaran PKN menyenangkan anak, sampaikan materi yang sudah dikenal anak hingga anak percaya diri.

Pembelajaran PKN haruslah lebih berkembang, tidak hanya terfokus pada kebiasaan dengan strategi atau urutan penyajian sebagai berikut: diajarkan definisi, diberikan contoh-contoh dan diberikan latihan soal. Hal ini sangat memungkinkan siswa mengalami kesulitan dalam menerima konsep yang tidak berasosiasi dengan pengalaman sebelumnya. Dalam latihan soal sebaiknya dihadapi bentuk soal cerita yang mungkin terkait dengan terapan PKN atau kehidupan sehari-hari (Guntur Sumilih 2002:103).

Identifikasi Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka kami mengambil judul “Meningkatkan Hasil Belajar PKn melalui Metode Variasi materi pokok Wawasan Nusantara Negara Kesatuan Republik Indonesia pada siswa kelas V Semester I di SDN Jetakwanger Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora tahun 2013/2014”.

Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah, maka peneli-tian Tindakan Kelas ini perlu dibatasi. Suatu penelitian agar tidak terjadi kesalah pahaman yang terlalu jauh haruslah ditentukan pembatasan masalah penelitian. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini antara lain:

a. Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian ini adalah pelaksanaan pengajaran PKn dalam Upaya Meningkatkan Hasil belajar dengan Metode Variasi dengan Pokok bahasan Wawasan Nusantara Negara

b. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru PKn dan siswa kelas V SDN Jetakwanger Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas, rumusan masalah yang dapat disimpulkan adalah: Bagaimana penggunaan Metode Variasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran PKN kelas V SDN Jetakwanger Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, pene-litian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana metode variasi dapat meningkatkan hasil belajar PKN siswa kelas V SDN Jetakwanger.

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HI-POTESIS

Pengertian Belajar

Belajar menurut Nana Sudjana (1988; 28), adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Sedangkan menurut Slamento (1995; 2) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Sedangkan menurut Pasaribu (1983;59) belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keada-an sementara seseorang seperti kelelahan atau disebabkan oleh obat-obatan. Perubahan kegiatan yang dimaksud mencangkup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku. Perubahan ini diperoleh melalui latihan (pengalaman) bukan perubahan yang dengan sendirinya karena pertumbuhan kematangan atau karena keadaan sementara seperti mabuk.

Pengertian Hasil Belajar

Untuk mengetahui sejauh mana proses belajar mengajar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka perlu diadakan tes hasil belajar. Menurut pendapat Winata Putra dan Rosita (1997; 191 ) tes hasil belajar adalah salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan seseorang dalam suatu proses belajar mengajar atau untuk menentukan keberhasilan suatu program pendidikan.

Metode Pembelajaran

Metode merupakan salah satu “sub-system” dalam “sistem pembela-jaran”, yang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Metode adalah cara yang dianggap efisien yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa-siswa agar tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya dalam proses kegiatan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif. Setiap mata pelajaran mempunyai metode tertentu sesuai dengan kekhususan mata pelajaran tersebut. Oleh sebab itu guru hendaknya dapat menentukan metode apa yang paling efisien bagi mata pelajarannya sehingga tujuan pengajaran tercapai secara maksimal dan efektif. Metode pembelajar-an merupakan salah satu cara yang digunakan dalam mengajar. Metode mengajar harus tepat, efisien dan efektif, sehingga siswa dapat menerima, mema-hami, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran.

Metode Variasi

Perlu diketahui bahwa tidak ada satu metode yang dapat dianggap lebih sempurna dari pada yang lain. Masing-masing mempunyai keunggulan dan kekurangannya. Karena itu dalam proses kegiatan pembelajaran dapat digunakan lebih dari satu metode yang disebut Metode Variasi.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. “Jika metode variasi digunakan dalam pembelajaran PKn, maka hasil belajar siswa SDN Jetakwanger Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora akan meningkat.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di SD Ne-geri Jetakwanger, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora

Subjek penelitian merupakan kaji-an utama dalam penelitian ini. Adapun subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Jetakwanger, sebanyak 20 siswa. Latar belakang orang tua wali murid sebagian pedagang, sebagian lagi wiraswasta, dan sebagian besar petani.

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek darimana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pe-ngumpulan datanya, maka sumber data sisebut responden yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan (Arikunto, 2006:129).

Data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang tepat dan akurat (Supardi, 2000:129). Moleong (2002:112) menyampaikan bahwa sumber data utama dalam sebuah penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan untuk mendukung data yang lainya. Sehingga antar satu data dengan data yang lain dapat saling mendukung.

Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya realistik dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun hasil penelitian dapat diterapkan oleh orang lain yang mempunyai konteks yang sama dengan peneliti. Dalam buku Pedoman Teknis Pelaksanaan Clasroom Action Research (CAR) atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK Depdiknas (2001:5) disebutkan penelitian bersiklus, tiap siklus terdiri dari:

a) Persiapan/perencanaan (Planning)

b) Tindakan/pelaksanaan (Acting)

c) Observasi (Observing)

d) Refleksi (Reflecting)

HASIL PENELITIAN

Hasil PTK ini diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus I dan siklus II untuk pembelajaran PKn menggunakan Metode variasi yang dilakukan untuk siswa kelas V SDN Jetakwanger Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.

Kondisi awal siswa nilai siswa sangat rendah dari nilai tes. Nilai rata-rata tes jauh dibawah KKM. Inilah yang menetapkan untuk mengadakan perbaikan dengan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas.

Siklus I

Ada 4 tahap yaitu:

1. Perencanaan (planning)

o Menganalisa kurikulum;

o Membuat RPP dan LKS;

o Menyiapkan alat bantu pem-belajaran

o Menyiapkan lembar tes

o Menyiapkan lembar observasi.

2. Pelaksanaan Tindakan (acting)

o Membagi siswa untuk berke-lompok;

o Guru memberikan materi pada anak;

o Siswa mengikuti dan menyim-pulkan;

o Kelompok mempresentasikan hasil;

3. Observasi (observing)

o Pada siklus I rata-rata kelas mencapai 60 masih dibawah KKM = 65;

o Skor aktivitas siswa rata-rata 58,8%;

o Guru dalam siklus I hanya memberi materi

4. Refleksi

o Alat peraga terbatas;

o Guru tidak menjelaskan ten-tang materi;

o Siswa tidak berani bertanya kepada guru;

Siklus II

Pada siklus II sama seperti pada siklus I, namun pada siklus II guru dalam pelaksanaan tindakannya memberikan langkah-langkah dan alat peraga berupa gambar – gambar peristiwa NKRI, serta membuat daftar pertanyaan yang meng-arah pada kesimpulan.

Pada siklus II rata-rata nilai kelas sangat signifikan yaaitu 73. sedangkan skor aktifitas juga naik sangat signifikan yaitu 85,5%

Dari sisnilah dapat memberikan gambaran bahwa dengan metode Variasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:

1. Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran PKN, melalui metode inovasi dari siklus I sampai dengan siklus II mengalami peningkatan secara bertahap.

2. Respon siswa melalui pelaksanaan metode variasi dalam pembela-jaran PKN terbukti positif.

3. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKN melalui metode inovasi mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada siklus I dengan rata-rata kelas 60 meningkat pada siklus II menjadi 70.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa hal yang perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai masukan dalam proses belajar mengajar:

1. Bagi Siswa

Siswa hendaknya berusaha lebih giat belajar baik secara berke-lompok, sendiri-sendiri maupun berta-nya pada guru sehingga tidak mengalami kesulitan dalam mempelajari PKN.

2. Bagi Guru

Dalam melaksanakan pembela-jaran guru hendaknya lebih aktif dan kreatif dalam memilih metode serta media pembelajaran agar siswa siswa dapat termotivasi dalam belajar.

3. Bagi Sekolah

Jika pembelajaran ingin terca-pai, sekolah hendaknya berusaha memenuhi kebutuhan media yang dibutuhkan semua guru dalam proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

BSNP. 2008. Modul Silabus Tematik Kelas III. Jakarta. Depdikbud.

Hermawan, Asep. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Universitas Terbuka.

Rahayuningsih, Fajar. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta. Pusat Perbukuan.

Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan Fakultas Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2007. V. Jakarta. PT. IMTIMA.

Wardhani, Igak, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Universitas Terbuka.

Winataputra, Udin, S, dkk. 2007. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta Universitas Terbuka.

Winataputra, Udin, S, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Universitas Terbuka.