ANALISIS DIMENSI FUNGSIONAL BAHASA

PADA WACANA TULIS ANAK KELAS IV SD

MELALUI PENDEKATAN FUNGSI BAHASA HALLIDAY

Hanipah

SMP 2 Pringapus Kabupaten Semarang

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengalanisis dimensi fungsi bahasa pada wacana tulis seorang anak kelas IV SD. Wacana yang diteliti adalah teks pada buku harian seorang anak kelas IV SD. Data berjumlah 29 teks yang terdiri atas dua kelompok jenis data. Pertama, data berupa teks bergambar yang mengekpresikan berbagai peristiwa. Hasilnya diperoleh simpulan bahwa dimensi fungsi bahasa berdasarkan data jenis ini ada dua yakni fungsi personal sebanyak empat (36,4%) dan fungsi representatif sebanyak tujuh (63,6%). Data kedua berupa teks sederhana yang memaparkan berbagai hal. Hasilnya ditemukan tujuh fungsi bahasa dalam beberapa wacana, yaitu: fungsi instrumental, regulatoris (100%), interaksional, personal, heuristik, imajinatif, dan fungsi representatif (100%). Fungsi representatif, regulatoris dan interaksional diperoleh lebih banyak daripada dimensi fungsi bahasa lainnya.


PENDAHULUAN

Secara umum bahasa itu berfungsi sebagai alat komunikasi. Komunikasi dapat dikatakan efektif jika terdapat kesamaan makna atau kesamaan pemahaman antara pembicara dengan pendengar atau antara penulis dengan pembaca. Selain itu, fungsi bahasa juga dapat dikatakan sebagai alat berinteraksi untuk menyampaikan gagasan, perasaan, pemikiran kepada orang lain. Hal ini sejalan dengan paparan Hidayat. Secara umum fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi, bahkan dapat dipandang sebagai fungsi utama dari bahasa (Hidayat, 2006:26).

Kemampuan berbahasa anak usia 8-10 tahun mulai dapat menghubung-hubungkan aneka konsep dengan gagasan atau ide-ide umum dengan perantaraan bahasa yang dikuasainya. Selain itu, mereka mulai menggunakan bentuk kata-kata penghubung sementara itu, pada waktu itu, kecuali kalau tidak dan sejenisnya. Kemampuan menyusun kata dalam kalimat rata-rata sudah sekitar sembilan buah kata dalam setiap kalimat-nya (Yudibrata, 1998: 110).

Proses anak mulai mengenal komunikasi dengan lingkungannya secara verbal disebut dengan pemerolehan bahasa anak. Pemerolehan bahasa terjadi bila anak yang sejak semula tanpa bahasa kini telah memperoleh satu bahasa. Pada masa pemerolehan bahasa, anak lebih mengarah pada fungsi komunikasi daripada bentuk bahasanya. Pemerolehan bahasa anak-anak dapat dikatakan mempunyai ciri kesinambungan, memiliki suatu rangkaian kesatuan, yang bergerak dari ucapan satu kata sederhana menuju gabungan kata yang lebih rumit.

Pemerolehan bahasa adalah suatu proses yang digunakan oleh anak-anak untuk menyesuaikan serangkaian hipotesis yang semakin rumit atau teori-teori yang masih terpendam. Senada dengan penda-pat di atas Marjusman (1993: 20) mengatakan bahwa pemerolehan bahasa adalah suatu proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak-anak secara tidak sadar, implisit, dan informal. Jadi, proses pemerolehan bahasa anak tidak mengenal adanya guru, waktu, dan tempat khusus tetapi terjadi secara alamiah dan erat kaitannya dengan perkembangan lingkung-an sosialnya. Namun, pada perkembangan berikutnya, kemampuan berbahasa itu dapat diperoleh secara alami maupun melalui pembelajaran.

Melalui pembelajaran bahasa yang dimulai dari kelas satu sekolah dasar, kemampuan berbahasa anak diharapkan lebih matang dan baik. Anak diharapkan lebih mampu mengekspresikan gagasan-gagasannya dengan belajar berbahasa. Lebih-lebih apabila seorang anak itu sudah menduduki kelas tinggi di sekolah dasar. Misalnya, anak itu sudah duduk di kelas IV SD. Kemampuan mengekspresikan gagasan diharapkan lebih terampil dan mencakupi berbagai dimensi fungsioanal bahasa. Untuk mengetahui dimensi fungsional bahasa dalam wacana tulis anak kelas IV SD merupakan alasan dipilihnya masalah dalam penelitian ini.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah dimensi fung-sional bahasa pada wacana tulis anak kelas IV SD melalui pendekatan fungsional bahasa Michael Halliday?

Penelitian ini bertujuan memapar-kan dimensi fungsi bahasa pada wacana tulis anak kelas empat SD melalui pende-katan fungsional bahasa Michael Halliday.

Manfaat teoretis penelitian ini adalah mengetahui dimensi fungsional bahasa pada wacana tulis anak kelas IV SD melalui pendekatan fungsional bahasa Michael Halliday. Sedangkan manfaat praktis penelitian ini adalah guru mem-peroleh gambaran dimensi fungsional bahasa sebagai bahan pertimbangan dalam pembelajaran menulis pada anak didik kelas IV. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerhati bahasa, dosen, dan bahasawan

Kajian Teori

Fungsi bahasa banyak dipaparkan para pakar bahasa. Misalnya Jakobson, Finocchiaro, Karl Raimund Popper, PJW Nababan, dll. Jakobson dalam Hidayat (2006: 27) memaparkan enam fungsi bahasa, yakni: Emotive Speech, Phatic Speech, Cognitive Speech, Rhetorical Speech, Metalingual Speech, dan Poetic Speech. Pinocchiaro dalam Hidayat (2006:27-28) menjelaskan enam fungsi bahasa, yaitu: personal, interpersonal, directive, referential, metalinguistic, dan imaginative. Karl Raimund Popper dalam Hidayat (2006: 28) mengatakan bahwa fungsi bahasa ada empat, yakni: fungsi ekspresif, fungsi signal, fungsi deskriptif, dan fungsi argumentatif. Nababan dalam Hidayat (2006:29) membagi fungsi bahasa menjadi empat, yakni: fungsi kebudayaan, fungsi kemasyarakatan, fungsi perorangan, dan fungsi pendidikan.

Dimensi Fungsional Bahasa Michael Halliday

Michael Halliday memandang bah-wa penafsiran bahasa dari dimensi sosial lebih signifikan. Bagaimana pun, belajar adalah suatu proses sosial, dan lingkungan tempat belajar adalah suatu lembaga sosial. Ilmu pengetahuan disampaikan dalam kontek sosial melalui hubungan-hubungan, seperti hubungan orang tua dengan anak, guru dengan murid, atau antarteman sekelas (Halliday dalam Asrudin, 1994: 5-6).

Fungsi bahasa yang dikemukakan Michael Halliday dalam H. Douglas Brown (2008: 246-247) ada tujuh. Jumlah fungsi ini lebih banyak dibandingkan dengan pakar-pakar bahasa lainnya. Ketujuh fungsi tersebut antara lain: fungsi instrumental, regulatoris, representasional, interaksional, personal, heuristik, dan imajinatif. Seiring dengan Douglas, Yudibrata (1998:113-115) juga memaparkan tujuh fungsi bahasa yang dikemukakan Michael Halliday. Ketujuh fungsi tersebut antara lain: fungsi instrumental, regulasi, interaksional, personal, heuristik, imajinatif, dan repress-senttatif. Berikut ini dipaparkan satu demi satu pengertian setiap fungsi bahasa tersebut.

Fungsi instrumental adalah bahasa yang digunakan untuk memperoleh sesua-tu. Bahasa yang digunakan tidak hanya agar si pendengar melakukan sesuatu, tetapi juga kegiatan yang sesuai dengan dengan kemauan pembicara. Untuk mengemukakan maksudnya, biasanya pembicara menggunakan kalimat-kalimat perintah, himbauan, permintaan, maupun rayuan.

Fungsi regulasi adalah bahasa yang digunakan untuk mengatur tingkah laku orang lain. Fungsi bahasa ini mempertemukan manusia setuju atau tidak setuju, pengendalian tingkah laku, penen-tuan hukum dan kaidah. Fungsi ini sama dengan fungsi rhetorical speech dari Jakobson, yaitu ujaran yang berfungsi mempengaruhi dan mengondisikan pikiran dan tingkah laku para penanggap tutur. Fungsi ini juga sama dengan fungsi directive dari Pinocchiaro, yaitu ujaran untuk untuk mengendalikan orang lain dengan saran, nasihat, perhatian, permohonan, persuasi, diskusi, dsb.

Fungsi interaksional adalah bahasa yang digunakan untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain. Selain itu, untuk memantapkan etahanan dan memelihara komunikasi sosial, memelihara kontak antara anggota masyarakat dan membuka saluran konunikasi antarsesama umat manusia. Fungsi ini sama dengan fungsi phatic Speech dari Jakobson, yakni ujaran yang berfungsi memelihara hubungan sosial dan berlaku pada suasana tertentu (Hidayat, 2006: 27). Fungsi ini berarti dapat dipakai untuk menjalin hubungan, memelihara dan memperli-hatkan perasaan bersahabat, atau solidari-tas sosial. Sewaktu berjumpa, berpamitan, membicarakan cuaca, menanyakan keada-an keluarga merupakan contoh pengguna-an bahasa yang berfungsi interaksional (Aslinda, 2007: 20).

Fungsi personal adalah bahasa yang digunakan untuk mengemukakan keberadaan diri. Personal itu ujaran untuk menyatakan emosi, kebutuhan, pikiran, hasrat, sikap, perasaan, sama dengan emotive dari Jakobson (Hidayat, 2006: 27).

Fungsi heuristik adalah bahasa yang digunakan untuk mengetahui sesuatu. Selain itu, bahasa yang diunakan untuk memperoleh pengetahuan dan belajar tentang lingkungan. Fungsi ini biasanya diwujudkan dalam bentuk pertanyaan yanag menghendaki sebuah jawaban.

Fungsi imajinatif adalah bahasa yang digunakan untuk membayangkan sesuatu. Selain itu, fungsi ini melayani daya cipta imajinasi dan gagasan. Bercerita, menulis cerpen atau puisi, melawak dan juga menghayal merupakan bentuk-bentuk fungsi imajinatif bahasa. Imaginative sama dengan poetic dari Jakobson, yaitu ujaran yang dipakai dalam bentuk tersendiri dengan mengistimewakan nilai-nilai estetikanya (Hidayat, 2006: 27).

Fungsi representatif adalah bahasa yang digunakan untuk membicarakan objek atau peristiwa yang ada di sekeliling penutur atau yang ada dalam budaya pada umumnya (Aslinda, 2007: 21). Bahasa dalam fungsi representatif itu dipakai untuk menyatakan pikiran, pendapat pembicara tentang dunia. Fungsi ini sama artinya dengan fungsi informatif.

Fungsi-fungsi bahasa Michael Halliday terdapat beberapa persamaan dengan fungsi bahasa paparan pakar lainnya. Kesamaan itu, misalnya pada fungsi personal, dan imajinatif.

METODE PENELITIAN

Pendekatan, Jenis, bentuk, dan Strategi Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif berjenis kepustakaan karena data penelitian berupa kata, kalimat, dan teks yang sudah tersedia. Hal ini sejalan dengan pendapat Muhajir (1996: 29) bahwa kekualitatifan penelitian ini berkaitan dengan data penelitian yang tidak berupa angka-angka, tetapi berupa kualitas bentuk verbal yang berwujud tulisan atau karangan sederhana.

Penelitian ini berbentuk deskriptif karena tujuan penelitian ini hanya memaparkan gambaran mengenai fungsi bahasa pada karangan anak. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (1993:195) bahwa penelitian kualitatif itu merupakan penelitian deskriptif karena penelitian ini berusaha menggambarkan data dengan kata-kata atau kalimat yang dipisahkan menurut katagori untuk memperoleh simpulan.

Ada tiga tingkatan dalam penelitian kualitatif, yaitu penelitian eksploratif (Grounded Reseacrh), deskriftif , dan terpancang (Embedded Research) (Sutopo, 2002: 110). Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah terpancang atau Embedded Research karena penelitian ini sudah terarah pada tujuan tertentu.

Data, Sumber Data dan Subjek Peneli-tian

Data dalam penelitian ini berupa kalimat-kalimat dan gambar-gambar dalam buku harian seorang anak yang mendukung fungsi bahasa tertentu. Sumber data berasal dari buku harian seorang anak SD saat berusia sembilan tahun. Perolehan data diberi kode untuk memudahkan analisis.

Subjek penelitian adalah semua tulisan atau catatan tentang diri subjek. Subjek penelitian ini adalah seorang anak bernama Ema Shella Dwi Aprilliana. Lahir tanggal 23 April 1999 di Bogor. Saat aktif menulis buku harian, ia masih berusia sembilan tahun. Ia masih duduk di kelas IV SD. Ia tinggal bersama nenek dan kakeknya di Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. Menulis buku harian bagi Ema merupakan bentuk komunikasi dirinya yang jauh dengan ayah ibunya yang tinggal di Bogor. Luapan senang, sedih, keluh kesah, dan seluruh peristiwa yang ia alami, ia tuliskan dalam buku harian. Bahasa yang digunakan sehari-hari saat ini bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Sebelumnya, Ia menggunakan bahasa Sunda dalam berkomunikasi sehari-hari dengan keluarganya, dengan teman-temannya di Bogor.

Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi pustaka dengan cara membaca dan mencermati tulisan atau karangan anak dari buku harian. Sedangkan teknik pengumpulan datanya adalah teknik pencatatan. Teknik penca-tatan adalah teknik pengumpulan data dengan mencatat penggunaan bahasa. Penggunaan bahasa yang dicatat dalam penelitian ini adalah tulisan atau karangan sederhana seorang anak. Tulisan itu terus dipilah ke dalam bentuk kalimat demi kalimat dan diklasifikasikan sesuai dengan fungsi bahasa Michael Halliday.

Metode Analisis Data

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan metode Agih. Metode Agih adalah metode analisis data yang menggunakan alat penentunya justru dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto, 1993: 15). Alat penentu dalam metode Agih yang digunakan dalam penelitian ini adalah fungsi-fungsi bahasa yang meliputi fungsi bahasa yaitu fungsi intrumental untuk memperoleh sesuatu, regulatoris untuk mengatur tingkah laku orang lain, interaksional untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain, personal untuk mengemukakan keberadaan diri, heuristik untuk mengetahui sesuatu, imajinatif untuk membayangkan sesuatu, dan representatif untuk memberikan informasi berbagai hal kepada orang lain.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh bersumber dari buku harian seorang anak perempuan kelas IV SD. Data itu terdiri dua jenis, yaitu data yang berupa gambar disertai tulisan sebanyak 11 (sebelas) dengan nomor urut 1-11, data yang berupa teks sederhana sejumlah 18 (delapan belas) dengan nomor urut 12-29. Data dalam buku harian itu dilengkapi dengan sejumlah foto masa kecil subjek penelitian.

Perolehan Data Berupa Gambar Disertai Tulisan dan Pembahasannya

Data berupa gambar yang disertai tulisan diperoleh sebanyak 11 (sebelas data). Data tersebut terpapar di bawah ini.

Data 1

Berupa gambar sebuah rumah, karikatur dua orang dewasa ayah dan ibu yang sedang mengapit kedua anaknya, agak jauh dari gambar karikatur orang tadi, ada gambar karikatur seorang anak wanita dan bertuliskan: ‘bak Eka.’

Data 2

Karikatur empat anak sedang duduk, lomba mewarnai gambar disertai keterangan: ‘Ini aku maulana, hari ini aku mengikuti lomba mewarnai di sekolah.’

Data 3

Gambar kuda, penari, dua anak bermain layang-layang, ayah sedang membaca koran dan gambar sapi. Tulisan yang menyertainya: ‘ini kuda, ini bapak sEdang mEnari, ini anak-anak main layang-layang, ini Bapak baca koran, ini sapi.’

Data 4

Gambar bulan sabit, buku, pensil, gunung dengan matahari dan dua cemara, seekor burung sedang bertengger di dahan. Tulisan yang menyertai gambar: ‘ ini Bulan, ini Buku, ini pEnsil, ini foto Gunung, ini Burung.’

Data 5

Gambar seekor induk kucing dan tiga anak kucing yang bertuliskan: ‘ini kucingku yang melahirkan anak.’

Data 6

Gambar rumah dan karikatur orang yang bertuliskan: ‘ini Rumah baru kita.’

Data 7

Gambar sepeda dan seorang akan perempuan yang bertuliskan: ‘ini sEpEda baruku yang tErbagus di dunia.’

Data 8

Gambar rumah kuno dan penghuninya yang melukiskan silsilah keluarga. Tulisan yang menyertai gambar tersebut antara lain berupa nama-nama orang: ‘bak Eka, saya, maulana, eva, mEla, ria, om dEva, tantE, bapak, Ibu, om wahyu, Bah Putri, ilham, rEndi.’

Data 9

Gambar gedung dengan tiga pintu, dua kotak, dan banyak anak kecil sedang berlairan. Tulisan yang menyertainya adalah: ‘ini aku, ini sEkolahku, warung Bah kun, rumah guruku olah raga.’

Data 10

Gambar gedung dan empat orang yang bertuliskan: ‘toko eka paris, bapak, Ibu, Bak Eka, Lana.’

Data 11

Gambar dua rumah berjajar dan tiga orang satunya kecil yang bertuliskan: ‘Bah putri, saya, Bah kakong.’

Hampir seluruh gambar Shella berupa gambar karikatur. Gambar nomor satu berupa gambar rumah, orang dan bunga. Gambar orang terdiri atas gambar bapak, ibu, aku (Shella) Lana dan mbak Eka. Di atas setiap gambar dibubuhi tulisan dengan satu dan dua kata. Tulisan-tulisan itu adalah: Bapak, aku, Lana, Ibu, Bak Eka dan rumah kita. Untuk gambar bunga tidak bertuliskan apa-apa. Tulisan Shella yang campur aduk penulisan huruf besar dan kecilnya itu difungsikan untuk memberitahukan posisi dia di dalam keluarganya. Shella merupakan anak pertama dalam keluarga. Ia mempunyai seoarang adik laki-laki bernama panggilan Lana. Ayah Ibunya masih lengkap. Ia mempunyai seorang saudara sepupu bernama Eka. Mereka tinggal di sebuah rumah yang kini tidak ditempatinya lagi karena kesibukan orang tua, Shella harus tinggal bersama neneknya. Fungsi bahasa yang seperti itu tergolong fungsi bahasa yang personal, yakni untuk mengemukakan keberadaan diri.

Fungsi personal itu terlihat juga pada gambar 8, 9 dan 11. Pada gambar 8 menunjukkan fungsi personal yang lebih kompleks. Pada gambar sebuah rumah besar dan tampak kuno ini dipaparkan banyak anggota keluarga penghuni rumah itu. Penghuni itu menunjukkan sebuah silsilah keluarga besar dimana dirinya menjadi bagian dari keluarga itu. Tulisan yang menyertainya antara lain: Mbak Eka, saya, Lana, Eva, Mela, Ria, Bapak, Ibu, Om Wahyu, Om Deva, Tante, Bah Kakong, Bah Putri, Ilham dan rendi. Gambar ini benar-benar menunjukkan posisi dirinya dalam lingkup keluarga besarnya. Shella mempunyai ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, dan saudara sepupunya. Gambar ini menguatkan keberadaan fungsi bahasa yang personal yakni untuk mengemukakan keberadaan dirinya.

Fungsi personal yang berlingkup luar rumah ditampakkan Shella pada gambar nomor 9. Pada gambar ini, Shella menunjukkan posisi dirinya yang seorang anak sekolah dasar melalui gambar gedung sekolah SD, warung dan rumah guru olah raganya.

Pada gambar nomor 11 ditampilkan gambar rumah sederhana dan tiga orang penghuninya. Gambar orang itu masing-masing bertuliskan: Bah putri, saya, Bah kakong. Fungsi personal yang menyempit ruang lingkupnya ini menunjukkan bahwa Shella kini tinggal bersama kakek dan neneknya saja. Ia tidak lagi berada di tengah keluarga besarnya lagi. Juga tidak dengan ayah, ibu dan adiknya. Kini ia tinggal dengan kakek dan neneknya di kampung yang jauh dari kota. Sementara itu, ibunya seorang karyawan yang sibuk tak sempat mengurusi anaknya sehingga harus menitipkan pengasuhan Shella kepada kakek dan neneknya.

Fungsi representatif atau informatif yang digunakan untuk memberitahukan sesuatu kepada orang lain dapat diperoleh melalui gambar nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 10. Pada gambar 2, Shella bermaksud memberitahukan diri dan adiknya yang sedang mengikuti lomba mewarnai di sekolah. Pada gambar 3, Shella memberi tahu pembacanya dengan aneka hewan (ini kuda, ini sapi) dan kegiatan (ini Bapak sedang menari, ini anak-anak main layang-layang, ini Bapak baca koran). Pembaca diberi informasi mengenai aneka benda melalui gambar bulan, buku, pensil, gunung, burung dan tulisan (ini Bulan, ini Buku, ini pEnsil, ini foto Gunung, ini Burung). Semua informasi ini diperoleh melalui data 4. Pada data 5 diperoleh informasi bahwa Shella mempunyai hobi dekat dengan atau memelihara kucing melalui gambar induk kucing dan tiga anaknya. Shella juga bermaksud menginformasikan bahwa orang tuanya memiliki rumah baru dan dirinya sebagai bagian dari anggota keluarga pemilik rumah baru tersebut. Informasi ini diperoleh melalui data 6. pada data 7, Shella bermaksud menginformasikan kekayaannya yang lain. Ia memberi tahu bahwa dirinya mempunyai sepeda baru. Ia sangat senang dengan sepedanya itu sehingga dipujinya sepedanya secara berlebihan dengan menuliskan kata-kata: yang terbagus di dunia. Melalui data 10, Shella bermaksud menginformasikan keinginannya memiliki toko untuk saudaranya sehingga gambar tokonya diberi tulisan: toko Eka paris. Shella terglong anak yang cinta keluarga dan saudara-saudaranya sehingga dalam segala tulisan dan gambarnya melibatkan seluruh anggota keluarga beserta saudara-saudaranya. Ia tidak tergolong anak egois tetapi ia sosialis.

Data Berupa Teks Sederhana dan Pembahasannya

Data yang berupa teks sederhana sejumlah 18 (delapan belas) dengan nomor urut 12-29. Data tersebut terpapar di bawah ini.

Data 12 Selasa

Aku dulu mEmpunyai Kucing dulu di

Bogor puyaku Bernama miau kalaupun ya Bak

Eka Bernama hitam putih miau sangat lucu sEkali

aku pas ingin pErgi kE sEmarang miau sudah

mEngEluarkan anaknya aku sEnang tapi

sayang aku sudah pErgi

Jangan

di

Baca

Data 13

raBu

aku sEnag sEkali dan Hari itu aku Bingung

sEkali pas aku pindah kE sini aku sEbErya

aku tidak tahu omongan mErEka dan aku kalau

haya apa-apa sama mErEka

Memakai Bahasa Indonesia mErEka malah

mEnErtawakan aku aku sangat sEdih

dan mEnyEsal saat itu

Jangan

di

Baca

Data 14

Kamis

Hari itu hari pErtama aku sEkolah di sd Pengadilan 5

Aku sekolah di sana sangat sEnang tEmanya

Bayak dan ada

Juga pelajaran komputEr di kElas dua aku juga

senang

saat itu dihari itu ibu ku lalu menElepon

Bah putEri

lalu Bah putEriku mEminta aku dan bah Kakek

kE rumah

Bah putEri akhirya aku mau

Jangan

di

Baca

Data 15

Jumat

Hari itu aku sEnang sEkali karEna sopirya

yang bernama mas Iwan

dia yan sEngin aku karna dia residan gantEng

kErEn dan tidak ngEbut kalau Bah Jihan

udah jElEk 9 yEnEngin Bah putEri dan

suka ngEbut sampai pintu mobil patah

Jangan

di

Baca

Data 16

Senin

Hari itu aku diajak budEku

bErEnang Dari pondok rumput akhirnya

sampai di tEmpat Wow…Enaklah

Hari itu aku sEnang sEkali tempatnya

Bagus kaya di pantai gitu ada kolam

rEnang buat anak bayi

dan masih bayak lagi dEh

Jangan

di

Baca

Data 17

Selasa

Hari itu Sodara yang Bernama

Efa,Mela, dan nia dan om wahyu omku

Mengajak aku Bak Eka poko ya

sEkEluarga aku kE Boyolali lalu kita Baru

bErEnang lalu sElEsai bErEnang aku mE

mancing danaku bErEnang samaikan

lho tapi airya gakamis sElEsai mEmancing

aku tidak dapat ikan saatu pun aku pulang

dan saudaraku masih ada di rumah ku

saat itu aku sangat gembira

Jangan

di

Baca

Data 18

rabu

Hari itu diajak budE

Ku jalan-jalan kE taman Buah di sana

aku sangat sEnang di sana

aku main Bom-Bomkar.

aku dibElikan BudEku pop ais

di sana ada kolan rEnang tapi

tidak ada seodotannya

Jangan

di

Baca

Data 19

kamis

hari itu sodaraku ingin mEngajak aku

kE Boyolali aku sekeluarga kE Boyolali aku

Sampai di Boyolali aku dia jak omku kEkali

Sampai di kali Boyolali saat aku sampai dikali ya

Airnya sangat deras dan bayak saat aku mElEwati

kali aku terBElEsEt dan

Bajuku Basah kuyupa ku sangat sedih

Jangan

di

Baca

Data 20

Jumat

kEmarin 17 agustus aku mengikuti

Lomba makan kerupuk aku mEndapatkan

Juara I aku sEnang sEkali aku mendapatkan

peralatan sEkolah

yaitu 5 buku, 2 pEnsil, 1 pEnghapus, dan

1 tEmpat Pensil lalu aku mEnElEpon ibuku

Hanya Bicara Selamat lalu ditutup karna

Bayak kErjaan yang sibuk tidak

Yang sEpErti dulu yang sElalu mEmpErHati

Kanku

Jangan

di

Baca

Data 21

Sabtu

Hari itu aku kEtaman safari ada hEwan2

sEpErti zEbra, Buaya dll sElesaia mElihat lihat

mobil diparkirkan dan aku makan dulu

sElEsai makan aku baru main-main aku masuk

kErumahantu ini pertamakali aku masuk kerumahantu

lalu

aku mElihat anak bayi diBawa masuk dan

Bayi ya nangis aku akhirnya masuk aku

Takut sEkali sElEsai masuk aku

Nonton Beruang akhirya aku pulang

Jangan

di

Baca

Data 22

minggu

Hari itu aku ulang tahun aku mEndapat

Kado yang Bayak lah aku sEnEng BangEt pas itu

Ada yang ngado buku, baju, Tempat pEnsil, Bonekah

Dan mainan aku sEnang kuEya Bagus itu pErtama

kaliya

aku dibElikan kuE Bolu Bayak Sekali kadoya

Boneka ya Bagus lah

Jangan

di

Baca

Data 23

Senin

aku mEmpunyai kElinci aku punya

kElinci 3

malam itu kElinciku dimakan kElinciku

dimakan tikus di makan tikus dan puya

Bak Eka kaBur danpuya maulana MencErEt

dan dikuBur mErEka lucu-lucu satmakan

aku Elus-Elusdan dia aku taruh kandang lagi

Puyaku warna putih bak Eka warnaya item putih

dan puya maulana warnaya abu-abu dan

putih saat aku bersama

awan, hujan, petir

aku sEnang sEkali

Jangan

di

Baca

Data 24

KEmarin sorE aku dan kakaku

SEdang mEnyuci baju lalu aku mEndEngar

Suara mau masuk kE rumah dan

Aku melihat orang TEsEbut Eh…

TErnyata orang itu iBuku dan

Adiku lalu aku mEmanggil kakaku dan aku

Ngobrol dengan iBu

danadiku.

Jangan

Di

Baca

Data 25

kEmarin Siang aku dan iBuku pErgi mEmbEli

TikEt untuk pErgi kE Bogor. Dan kami mEmbEli

TikEt Hari raBu kita akan Berangkat

Hari raBu kita akan Berangkat

kE Bogor yang akan Berangkat

iBu, adik,mbah putri, mbah kakong

aku dan kakaku

Jangan

Di

Baca

Data 26

Siang kEmarin aku dan mamahku

pErgi dan sEmuaya pErgi

kEpuncak disana kita bErEnang disana

kita 5 jam karEna, disana harus

maaf-maafan dirumah BudEku

SetElah kita pulang dipErjalanan

macEt BangEt aku sampai malEs

dimobil aku mau cEpEt-cEpEt

Pulang sEtElah agak lEga dipErjalanan

Aku sampE-sampE kEtiduran

Eh…udah sampE dirumah

Jangan

di

Baca

Data 27

Waktu kEmarin ibuku

MembEli SepEda karEna kEmarin iBuku

Sudah bErjanji padaku akan

MembElikan SepEda untuku lalu aku dan iBuku

Memilih SepEda dan aku mEmilih sEpEda yang

Berwarna Biru dan Besar yang Berharga 500

ribu rupiah.dan sEpEda tErsEbut ku mEm-

bElinya diambarawa dan diambarawa

tErsEbut aku mendapatkan tEman wanita

yang bErnama Sintia-orangnya itu tErnyata

yang punya toko sEpEda tErsEbutwah

HEBatya diA puya sEpEda bayak. Jadi

Tinggal milih dia mau yang mana

Jangan

di

Baca

Data 28

Hari itu iBuku, adiku, dan Bah kakong

Sampai Bak Eka nangis-nangis

Hari itu aku sEdih sEkali

Aku sangat sedih sEgali

Jangan

di

Baca

Data 29

kEmarin aku dan saudara-saudaraku

lainya pErgi kEtaman safari

disana kami mElihat Berbagai macam-macam hEwan

Aku dan saudara-saudaraku

Makan-makan Bersama. SetElah kita makan

Kita pulang dEh.

Jangan

di

Baca

Dari kedelapan belas data itu (data12-29) seluruhnya bertuliskan nama hari tidak disertai identitas waktu yang lain. Nama-nama hari yang muncul dimulai hari Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu, Senin, dan Tanpa menuliskan nama hari sebanyak empat data serta dua data tanpa judul dan nama hari. Khusus untuk enam data yang tidak mencantumkan nama hari, Shella menuliskan judul-judul karangan pendek-nya. Judul-judul itu meliputi: Kemarin sore aku dan kakaku, Kemarin siang aku dan ibuku pergi membeli, siang kemarin aku dan mamahku pergi dan semuanya pergi, waktu kemarin ibuku. Penulisan judul pada karangan pendek Shella menunjukkan fungsi bahasa yang reperesentatif atau informatif. Shella bermaksud memberikan informasi kepada orang lain dengan menuliskan latar atau setting waktu baik dengan menuliskan nama hari, judul, maupun tanpa judul yang dimulai tulisannya itu dengan setting waktu.

Dalam berkomunikasi, terkadang kita ingin memperoleh sesuatu melalui bahasa yang digunakannya. Bahasa yang digunakan untuk memperoleh sesuatu biasanya bahasa ini berfungsi sebagai intrumental. Fungsi instrumental dalam wacana tulis Shella ditemukan pada wacana nomor: 12 ketika Shella menulis wacana pada hari Selasa. Shella ingin memperoleh izin dari orang tuanya agar tidak pergi ke Semarang melalui kalimatnya yang bertuliskan ”aku pas ingin pergi ke Semarang miau (nama kucingnya) sudah mengeluarkan anakya aku senang sekali tapi sayang aku sudah pergi.” Shella sesungguhnya ingin selalu dekat dengan kucing kesayangannya tetapi ia harus tinggal bersama neneknya di Semarang. Fungsi intrumental juga ditemukan pada wacana Shella nomor 20 ketika Shella meraih juara I lomba makan kerupuk dan ia berbagi kegembiraannya dengan menelepon ibunya yang jauh di kota tetapi ibunya kurang menanggapinya dengan serius. Shella lalu menulis pengalamannya itu terutama dalam kalimat: ”Aku menelepon ibuku hanya bicara selamat lalu ditutup karna bayak karna bayak kerjaan yang sibuk tidak yang seperti dulu yang selalu memperhatikanku. Dalam kalimat itu, tampak Shella belum mampu menulis dengan fonem yang lengkap seperti pada kata karena hanya tertulis karna, banyak tertulis bayak. Meskipun demikian, kalimat Shella cukup komunikatif karena pembaca mengetahui maksud tulisan Shella tersebut. Itulah satu satunya fungsi instrumental yang muncul dalam wacana tulis Shella.

Pada bagian akhir seluruh data (100%) bertuliskan (Jangan dibaca). Hal ini berarti, Shella telah menggunakan fungsi bahasa yang regulatoris. Shella berusaha mengatur tingkah laku orang lain dengan menuliskan (Jangan dibaca tadi) agar orang lain tidak membaca tulisannya di buku harian karena buku harian itu bersifat rahasia.

Fungsi bahasa interaksional dite-mukan dalam wacana tulis Shella. Hal ini seperti yang terlihat pada wacana nomor: 13. Hari itu Rabu, hari pertama Shella masuk SD yang baru. Ia berkomunikasi dengan bahasa Indonesia kepada teman-teman barunya. Namun, teman barunya itu mentertawakannya karena bagi mereka mungkin asing ada anak kecil sudah berbahasa Indonesia. Mereka terbiasa dengan bahasa Jawa. Ketika teman-teman menertawakannya, Shella sedih dan menyesal saat itu. Shella tidak melawan mereka. Bahasa yang digunakan Shella untuk mengungkapkan hal itu tergolong berfungsi interaksional, seperti dalam kalimat: “Aku kalau taya apa-apa pada mereka memakai bahasa Indonesia mereka malah menertawakan aku, aku sangat sedih dan menyesal saat itu.” Pada wacana 14 diperoleh kalimat: Saat itu dahari itu ibuku lalu mEnElEpon Bah putri lalu Bah putri mEminta aku dan kakEk kE rumah bah putri akhirnya aku mau. Pernyataan Shella ini benar-benar membuktikan bahwa Shella berusaha menjaga dan memperta-hankan hubungan interaksionalnya dengan ibu, nenek dan kakenya.Ia tidak memban-tah manakala ibunya menyuruhnya pergi ke rumah neneknya. Pada wacana nomor 15 ditemukan fungsi interaksional dalam kalimat: “dia (sopirnya yang baru) yan (yang) sengin (senengin) aku karna dia resi dan ganteng keren dan tidak ngebut. Dalam kalimat ini Shella bisa berinteraksi dengan orang lain selain keluarganya. Fungsi interaksional diperoleh juga dalam wacana: 17, 18, 19,20, 23, 24, 25 dan 26. Kalimat-kalimat yang mendukung interak-sional itu antara lain: wacana 17 (Saudara-ku masih ada di rumahku saat itu aku sangat gembira); wacana 18 (Aku diajak Budeku jalan-jalan ke taman buah); wacana 19 (sodaraku ingin mengajak aku ke Boyolali); wacana 20 (aku menelepon ibuku ); wacana 23 (mereka (kelinci) lucu-lucu saat makan aku elus-elus dan dia aku taruh di kandang lagi); wacana 24 (aku memanggil kakakku dan aku ngobrol dengan ibu dan adiku); wacana 25 (aku dan ibuku pergi pergi membeli tiket untuk pergi ke Bogor); dan wacana 26 (Aku, mamahku, pergi dan semuaya pergi). Masing-masing kalimat menunjukkan adanya interaksi dengan anggota keluarga dan saudaranya. Ada satu kalimat yang menunjukkan bahwa Shella telah mampu berinteraksi dengan binatang kesayangan-nya yakni kelinci seperti pada wacana 23.

Fungsi personal bahasa yang digu-nakan untuk mengemukakan keberadaan dirinya ditemukan pada beberapa wacana Shella. Pada wacana 12: …tapi sayang aku sudah pergi.” menyatakan bahwa Shella tidak berada di rumah tetapi berada di tempat lain. Wacana 14: hari itu hari pertama aku sekolah di Sd Pengadilan 5. Shella mengemukakan tempat sekolah dirinya kepada kita. Wacana 17: aku berenang sama ikan lho. Kali ini Shella mengemukakan bahwa dirinya berada di kolam ikan dan berenang dengan ikan. Wacana 18: Aku sangat senang di sana (di taman buah). Wacana 19: aku sampai di Boyolali aku diajak omku kekali. Shella berada di Boyolali. Wacana 21: Aku masuk ke rumah hantu ini pertama kalinya aku masuk ke rumah hantu. Wacana 26: siang kemarin aku dan mamahku pergi dan semuanya pergi ke puncak, di sana kita berenang di sana kita lima jam; …di mobil aku mau cepet-cepet pulang;… aku sampe-sampe ketiduran eh… udah sampe di rumah. Wacana 27: …di ambarawa tersebut aku mendapat teman wanita yang bernama Sintia. Wacana: 29 Kemarin aku dan saudara-saudara lainya pergi ke taman safari di sana kami melihat berbagai macam-macam hewan. Shella berada di Taman Safari.

Fungsi heuristik bahasa untuk mengetahui sesuatu ditunjukkan Shella melalui data nomor 12: …tapi sayang aku sudah pergi. Melalui penggalan kalimat ini, Shella ingin mengetahui bagaimana perkembangan miau nama kucingnya setelah mengeluarkan anak. Pada data 13 diperoleh kalimat: aku tidak tahu omongan mereka. Mencermati konteks kalimatnya, ini sesungguhnya Shella ingin mengerti atau ingin mengetahui apa yang dibicarakan mereka (teman barunya di sekolah yang baru) tetapi sayang Shella tidak tahu apa yang dibicarakan mereka. Hal ini terjadi karena lingkungan baru Shella tidak sama dengan lingkungan lamanya ketika di Bogor. Dulu Shella bergaul dan berkomunikasi dalam bahasa sunda atau Indonesia, kini ia harus banyak mendengar informasi dan komunikasi anak-anak sebayanya dengan bahasa Jawa. Melalui data nomor 21: …aku masuk kE rumah hantu. Shella ingin mengetahui apa yang ada dan apa yang terjadi pada rumah hantu. Pada data 24 terdapat kalimat: Sedang menyuci baju lalu aku mendengar suara mau masuk ke rumah…Melalui penggalan kalimat ini, Shella ingin mengetahui suara itu suara siapa, orang ataukah bukan orang. Ternyata suara itu adalah suara orang dan orang itu adalah ibunya sendiri. Shella sangat senang saat itu. Melalui data nomor 26 diperoleh penggalan kalimat Shella untuk mengetahui sesuatu: SetElah kita pulang di pErjalanan macEt bangEt aku sampai malEs di mobil aku mau cEpEt-cEpEt pulang. Shella ingin cepat pulang untuk mengetahui bagaimana keadaan rumahnya, mungkin kelincinya, atau hal-hal lainnya yang ditinggalkan di rumah sebelum ia pergi. Dari data nomor 29 diperoleh kalimat: kEmarin aku dan saudaraku lainya pergi kE taman safari. Kepergian Shella dan keluarganya tentu ingin mengetahui sesuatu yakni sesuatu yang berada di Taman Safari, misalnya: aneka satwanya, lokasinya, sovenirnya, dll.

Fungsi imajinatif bahasa yang digunakan untuk membayangkan sesuatu diperoleh dalam wacana tulis Shella seperti pada data nomor 12: aku dulu mempunyai kucing dulu di Bogor puyaku bernama miau. Kata dulu berfungsi untuk mem-bayangkan masa yang telah lampau yang berbeda dengan masa sekarang. Hal ini dapat diartikan bahwa Shella sekarang tidak mempunyai kucing. Sekarang Shella tidak tinggal di Bogor.Ia tinggal di tempat tinggal neneknya atau di tempat lain selain di Bogor. Melalui data 14, diperoleh kalimat yang berfungsi imajinatif: hari itu hari pertama aku sekolah di Sd pEngadilan 5. Aku sekolah di sana sangat sEnang temanya bayak. Masih dalam konteks yang sama Shella menuliskan: Saat itu dahari itu ibuku lalu mEnElEpon Bah putri lalu Bah putri mEminta aku dan kakEk kE rumah bah putri akhirnya aku mau. Konteks ini menunjukkan hal yang paradoksial atau terjadinya pertentangan antara senang bersekolah di hari pertama dan sedih harus pindah mengikuti neneknya. Hal ini berarti ia harus berpindah sekolah lagi. Sesuatu yang paradoksial menimbulkan kemampu-an imajinatif seseorang manakala memba-ca atau mendengarkan kalimat tadi. Shella dalam wacana nomor 15 mengajak pembacanya untuk berimajinasi melalui perbandingan komparatif yang digunakan-nya. Ia membandingkan sopirnya yang ganteng dan yang jelek, cara mengemudi yang ngebut dan tidak ngebut. Hal ini tampak pada kalimat: …dia (Iwan) rEsi dan gantEng, kErEn dan tidak ngEbut. Kalau Bah Jihan udah jElEk gak yEnEngin Bah putri dan suka ngEbut sampai pintu mobil patah. Melalui data 16, Shella mengguna-kan fungsi imajinatif bahasa dengan perbandingan kemiripan atau perbandingan ekuatif dalam kalimat: Hari itu aku sEnang sEkali tEmpatnya bagus kaya di pantai gitu... Penggunaan kata kaya merupakan indikator perbandingan ekuatif. Shella memang kaya imajinasi. Pada data 17 diperoleh perbandingan ekuatif yang lebih mengajak pembaca menerawang apa yang dilakukan Shella. Kalimat itu adalah: aku bErEnang sama ikan lho. Kata aku dan ikan menjadi daya imajinatif yang kuat dalam menghidupkan wacana Shella yang nomor 17 ini. Shella dan ikan mengajak pembaca untuk berimajinasi pada sesuatu yang menunjukkan adanya hubungan antarmahluk hidup di dunia ini yang aman, tentram, sejahtera dan damai. Melalui data 12 dan 18, Shella menggunakan fungsi imajinatif bahasanya dengan pertentangan seperti dalam kalimat: …aku senang sekali tapi sayang aku sudah pergi; …di sana ada kolam renang tapi tidak ada sErodotannya.

Fungsi representatif atau informatif diperoleh pada seluruh data. Shella memang cenderung menginformasikan berbagai hal. Misalnya; kegiatan yang dilakukan, benda yang dimiliki, perasaan, peristiwa, kemenangan, dll.

Informasi mengenai kegiatan lebih menonjol dilakukan Shella terutama dalam kegiatan bepergian atau berwisata. Hal ini diperoleh melalui data nomor 16 berenang di pondok rumput; nomor 17dan 19: pergi ke Boyolali di sana Shella berenang sama ikan dan memancing; nomor 18 jalan-jalan ke Taman Buah; nomor 21 pergi ke Taman Safari; nomor 25 pergi ke Bogor; nomor 26 pergi ke Puncak; nomor 29 pergi lagi ke Taman Safari.

Informasi kepemilikan dapat diperoleh dari data 12, 15, 23, 27, yang menyatakan ia mempunyai kucing, sopir yang ganteng, kelinci, sepeda baru.

Informasi mengenai perasaan Shella terutama perasaan senangnya dapat diperoleh melalui data nomor 12: miau sudah mEngEluarkan anaknya aku sEnang sEkali; nomor 13: aku sEnang sEkali dan hari itu aku bingung sEkali pas aku pindah kE sini; nomor 14; aku sEkolah di sana sangat sEnang tEmannya bayak dan ada juga pElajaran komputEr…; nomor 15: Hari itu aku sEnang sEkali karna sopirnya yang bErnama mas iwan dia yan sEngin aku karna dia rEsi dan ganteng; nomor 16: Aku sEnang sEkali tempatnya bagus; nomor 17: Saudaraku masih ada di rumahku saat itu aku sangat gEmbira; nomor 18: Hari itu diajak budE Ku jalan-jalan kE taman Buah di sana aku sangat sEnang di sana aku main Bom-Bomkar.aku dibElikan BudEku pop ais; nomor 20: kEmarin 17 agustus aku mengikuti Lomba makan kerupuk aku mEndapatkan Juara I aku sEnang sEkali aku mendapatkan peralatan sEkolah yaitu 5 buku, 2 pEnsil, 1 pEnghapus, dan1 tEmpat Pensil;

Shella masih duduk di kelas IV SD.Ia masih tergolong pada kelompok anak yang pemerolehan bahasanya lebih mengarah pada fungsi bahasa daripada bentuk bahasanya. Hal ini terbukti melalui tulisan-tulisannya yang berkaitan dengan kaidah kebahasaan masih banyak yang salah. Misalnya; penulisan fonem [e] cenderung ditulis Shella dengan [E], penulisan kluster [ny] cenderung ditulis [y], pemisahan kalimat dengan kalimat cenderung tidak digunakan tanda titik, dll.

Masalah penataan gagasan, Shella sudah tergolong terampil, runtut sehingga bahasa Shella cukup komunikatif. Hal ini sesuai dengan kemampuan pada usianya yakni seorang anak yang masih usia SD belum memperhitungkan benar salahnya penggunaan bahasa, yang penting komunikatif. Pesan yang dimaksud dapat dimengerti oleh orang lain.

Penutup

Dari 29 wacana dalam buku harian Shella yang dianalisis dapatlah disimpulkan beberapa hal. Data terdiri atas dua jenis, yakni data berupa gambar dan tulisan sejumlah sebelas, dan data berupa tulisan atau karangan singkat sejumlah 18. Berdasarkan jenis data pertama diperoleh hasil bahwa dimensi fungsional bahasa yang berupa fungsi personal sebanyak empat (36, 4%) dan fungsi representatif sebanyak tujuh (63, 6%). Berdasarkan jenis data kedua diperoleh hasil bahwa telah ditemukan tujuh dimensi fungsional bahasa dalam beberapa wacana Shella, yaitu: fungsi instrumental, regulatoris (100%), interaksional, personal, heuristik, imajinatif, dan fungsi representatif (100%). Fungsi represantatif, regulatoris dan interaksional diperoleh lebih banyak daripada dimensi fungsi bahasa lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Aslinda, Leni Syafyahya. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT Rafika Aditama.

Barosi Tou, Asrodin. 1994. Bahasa, Konteks, dan Teks, Aspek-aspek Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada Unversity Press.

Brown, H. Douglas. 2008. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa Edisi Kelima. Jakarta: Kedutaan Besar Amerika Serikat.

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif: Ancangan Metodologi, Presentasi dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora. Bandung: Pustaka Setia.

Hidayat, Asep Ahmad. 2006. Filsafat Bahasa mengungkap Hakikat Bahasa, Makna, dan Tanda. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sofa.2008. Perkembangan Bahasa Anak. http://massoffa.wordpress.com/2008/04. Sholihat. 2012. Memahami Perkembangan dan Masalah Emosi Pada Anak Februari 21, 2012.

Suprobo, Novina. 2008. Pengembangan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini melalui Metode Glenn Doman. Novina Suprobo’s Weblog.

Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS.

 

Yudibrata, Karna. 1998. Psikolinguistik. Jakarta: Depdikbud.