Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Melalui Bimbingan Berkelanjutan
UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PROGRAM
PEMBELAJARAN HARIAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN
DI TK PERTIWI MOJOWETAN BANJAREJO TAHUN 2018/ 2019
Endang Purwitaning
Pengawas TK/ PAUD Kecamatan Banjarejo Kebupaten Blora
ABSTRAK.
Penelitian tindakan sekolah ini menggunakan 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari satu pertemuan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah guru TK Pertiwi Mojowetan, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora. Hasil penelitian ini menunjukkan meningkatnya kompetensi guru dalam menyusun rencana program pembelajaran harian melalui bimbingan berkelanjutan. Hal dapat terlihar dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada Bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan motivasi guru dalam menyusun Rencana Kegiatan Harian dengan lengkap. Guru menunjukkan keseriusan dalam memahami dan menyusun Rencana Kegiatan Harian apalagi setelah mendapatkan bimbingan pengembangan/ penyusunan Rencana Kegiatan Harian dari peneliti. Informasi ini peneliti peroleh dari hasil pengamatan pada saat mengadakan wawancara dan bimbingan pengembangan/penyusunan Rencana Kegiatan Harian kepada para guru. Bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun Rencana Kegiatan Harian. Hal itu dapat dibuktikan dari hasil observasi /pengamatan yang memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan kompetensi guru dalam menyusun Rencana Kegiatan Harian dari siklus ke siklus. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa meningkatnya kompetensi guru dalam menyusun rencana program pembelajaran harian melalui bimbingan berkelanjutan di TK Aisiyah Kecamaatan Kunduran Kabupaten Blora.
Kata kunci: kompetensi guru, bimbingan berkelanjutan
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Proses pengembangan kinerja guru terbentuk dan terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di tempat mereka bekerja. Selain itu kinerja guru dipengaruhi oleh hasil pembinaan dan supervisi kepala sekolah. Pada pelaksanaan KTSP dan Kurikulum 2013 menuntut kemampuan baru pada guru untuk dapat mengelola proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Tingkat produktivitas sekolah dalam memberikan pelayanan-pelayanan secara efisien kepada pengguna (peserta didik, masyarakat) akan sangat tergantung pada kualitas gurunya yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan keefektifan mereka dalam melaksanakan tanggung jawab individual dan kelompok.
Perencanaan pembelajaran merupakan langkah yang sangat penting sebelum pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan yang matang diperlukan supaya pelaksanaan pembelajaran berjalan secara efektif. Perencanaan pembelajaran dituangkan ke dalam Rencana Kegiatan Mingguan dan Rencana Kegiatan Harian atau beberapa istilah lain seperti desain pembelajaran, skenario pembelajaran dan lain sebagainya. Rencana Kegiatan Mingguan dan Rencana Kegiatan Harianmemuat tingkat pencapaian perkembangan, indikator yang akan dicapai, materi yang akan dipelajari, metode pembelajaran, langkah pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar serta penilaian.
Guru harus mampu berperan sebagai desainer (perencana), implementor (pelaksana), dan evaluator (penilai) kegiatan pembelajaran. Guru merupakan faktor yang paling dominan karena di tangan gurulah keberhasilan pembelajaran dapat dicapai. Kualitas mengajar guru secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran pada umumnya. Seorang guru dikatakan profesional apabila (1) serius melaksanakan tugas profesinya, (2) bangga dengan tugas profesinya, (3) selalu menjaga dan berupaya meningkatkan kompetensinya, (4) bekerja dengan sungguh tanpa harus diawasi, (5) menjaga nama baik profesinya, (6) bersyukur atas imbalan yang diperoleh dari profesinya.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang 8 Standar Nasional Pendidikan menyatakan standar proses merupakan salah satu SNP untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang mencakup: 1) Perencanaan proses pembelajaran, 2) Pelaksanaan proses pembelajaran, 3) Penilaian hasil pembelajaran, 4) dan pengawasan proses pembelajaran.
Silabus dan Rencana Kegiatan Harian dikembangkan oleh guru pada satuan pendidikan. Guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun silabus, Rencana Kegiatan Mingguan Dan Rencana Kegiatan Harian secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Masalah yang terjadi di lapangan masih ditemukan adanya guru (baik di sekolah negeri maupun swasta) yang tidak bisa memperlihatkan Rencana Kegiatan Mingguan dan Rencana Kegiatan Harian yang dibuat dengan alasan ketinggalan di rumah dan bagi guru yang sudah membuat Rencana Kegiatan Mingguan dan Rencana Kegiatan Harian masih ditemukan adanya guru yang belum melengkapi komponen tujuan pembelajaran dan penilaian, serta langkah-langkah kegiatan pembelajarannya masih dangkal. Pada komponen penilaian (penskora) sebagian besar guru tidak lengkap membuatnya dengan alasan sudah tahu dan ada di kepala.Sedangkan pada komponen tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, dan sumber belajar sebagian besar guru sudah membuatnya. Masalah yang lain yaitu sebagian besar guru khususnya di sekolah swasta belum mendapatkan pelatihan pengembangan Rencana Kegiatan Harian. Selama ini guru-guru yang mengajar di sekolah swasta sedikit/jarang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti berbagai Diklat Peningkatan Profesionalisme Guru dibandingkan sekolah negeri. Hal ini menyebabkan banyak guru yang belum tahu dan memahami penyusunan/pembuatan Rencana Kegiatan Harian secara baik/lengkap. Beberapa guru mengadopsi Rencana Kegiatan Harian orang lain. Hal ini peneliti ketahui pada saat mengadakan supervisi akademik (supervisi kunjungan kelas) ke sekolah binaan. Permasalahan tersebut berpengaruh besar terhadap pelaksanaan proses pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harus dibuat agar kegiatan pembelajaran berjalan sistematis dan mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa Renca-na Program Pembelajaran, biasanya pembelajaran menjadi tidak terarah. Oleh karena itu, guru harus mampu menyusun Rencana Kegiatan Mingguan dan Rencana Kegiatan Harian dengan lengkap berdasarkan silabus yang disusunnya. Rencana Program Pembelajaran sangat penting bagi seorang guru karena merupakan acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran.
IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut.
- Guru banyak yang belum paham dan termotivasi dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan lengkap.
- Sebagian besar guru belum mendapatkan pelatihan pengembangan KTSPdan Kurikulum 2013.
- Ada guru yang tidak bisa memperlihatkan Rencana Kegiatan Mingguandan Rencana Kegiatan Harian yang dibuatnya dengan berbagai alasan.
- Rencana Kegiatan Mingguan dan Rencana Kegiatan Harian yang dibuat guru komponennya belum lengkap/ tajam khususnya pada komponen langkah-langkah pembelajaran dan penilaian.
- Guru banyak yang mengadopsi Rencana Kegiatan Mingguandan Rencana Kegiatan Harian orang lain.
PEMBATASAN MASALAH
Dari lima masalah yang diidentifikasikan di atas, masalahnya dibatasi menjadi:
- Guru belum paham dalam menyusun Rencana Kegiatan Mingguandan Rencana Kegiatan Harian
- Rencana Kegiatan Mingguandan Rencana Kegiatan Harian yang dibuat guru belum lengkap.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas, diajukan rumusan masalah sebagai berikut. “Apakah dengan bimbingan berkelanjutan akan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun Rencana Kegiatan Mingguan dan Rencana Kegiatan Harian di TK Pertiwi Mojowetan Banjarejo?”
PEMECAHAN MASALAH/TINDAKAN
- Peneliti mencoba untuk mengambil tindakan dengan memberi penjelasan dan bimbingan berkelanjutan serta arahan kepada guru tentang pentingnya seorang guru membuat Rencana Kegiatan Mingguandan Rencana Kegiatan Harian secara lengkap. Dengan bimbingan berkelanjutan diharapkan guru termotivasi dalam menyusun Rencana Kegiatan Mingguan dan Rencana Kegiatan Harian dengan lengkap dan dapat digunakan sebagai acuan atau panduan dalam mengajar, agar tingkat pencapaian perkembangan dapat tersampaikan semua karena sudah ada dalam Rencana Kegiatan Mingguan dan Rencana Kegiatan Harian yang dibuat oleh guru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada siklus pertama.
- Peneliti mencoba untuk melihat proses peningkatan kemampuan guru dalam menyusun Rencana Kegiatan Mingguandan Rencana Kegiatan Harian melalui instrument proses yang telah dirancang yaitu berupa lembar observasi/pengamatan komponen Rencana Kegiatan Mingguan dan Rencana Kegiatan Harian yang memuat sebelas komponen yaitu: 1) identitas mata pelajaran, 2) standar kompetensi, 3) kompetensi dasar, 4) indikator pencapaian kompetensi, 5) tujuan pembelajaran, 6) materi ajar, 7) alokasiwaktu, 8) metode pembelajaran, untuk melihat apakah guru sudah membuat Rencana Kegiatan Harian dengan lengkap. Hal itu nanti akan dibuktikan dengan melihat Rencana Kegiatan Harian yang dibuat oleh guru. Terjadi peningkatan atau tidak pada siklus ke-2.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran melalui bimbingan berkelanjutan di sekolah tempat peneliti bekerja.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Guru
Poerwadarminta (dalam Suparlan 2005:13) menyatakan, “guru adalah orang yang kerjanya mengajar.” Dengan definisi ini, guru disamakan dengan pengajar. Pengertian guru ini hanya menyebutkan satu sisi yaitu sebagai pengajar, tidak termasuk pengertian guru sebagai pendidik dan pelatih. Selanjutnya Zakiyah Daradjat (dalam Suparlan 2005:13) menyatakan,” guru adalah pendidik profesional karena guru telah menerima dan memikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik anak-anak.”Guru dan Dosen Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 ”Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa guru adalah tenaga pendidik yang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik, dan bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran.
Standar Kompetensi Guru
Pengertian Standar Kompetensi Guru
Depdiknas (2004:4) kompetensi diartikan, ”sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak”. “Secara sederhana kompetensi diartikan seperangkat kemampuan yang meliputi pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan yang harus dikuasai dan dimiliki seseorang dalam rangka melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab pekerjaan dan/atau jabatan yang disandangnya” (Nana Sudjana 2009:1).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan kompetensi adalah sebagai suatu kecakapan untuk melakukan sesuatu pekerjaan berkat pengetahuan, keterampilan ataupun keahlian yang dimiliki untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
Tujuan dan Manfaat Standar Kompetensi Guru
Depdiknas (2004: 4) tujuan adanya Standar Kompetensi Guru adalah sebagai jaminan dikuasainya tingkat kompetensi minimal oleh guru sehingga yang bersangkutan dapat melakukan tugasnya secara profesional, dapat dibina secara efektif dan efisien serta dapat melayani pihak yang berkepentingan terhadap proses pembelajaran, dengan sebaik-baiknya sesuai bidang tugasnya. Adapun manfaat disusunnya standar kompetensi guru adalah sebagai acuan pelaksanaan uji kompetensi, penyelenggaraan diklat, dan pembinaan, maupun acuan bagi pihak yang berkepentingan terhadap kompetensi guru untuk melakukan evaluasi, pengembangan bahan ajar dan sebagainya bagi tenaga kependidikan.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Prinsip-Prinsip Penyusunan Rencana Kegiatan Harian
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 menyatakan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a) memperhatikan perbedaan individu peserta didik, b) mendorong partisipasi aktif peserta didik, c) mengembangkan budaya membaca dan menulis, d) memberikan umpan balik dan tindak lanjut, e) keterkaitan dan keterpaduan.
Langkah- langkah Menyusun Rencana Kegiatan Harian
Langkah-langkah menyusun Rencana Kegiatan Harian adalah a) mengisi kolom identitas, b) Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan, c) Menentukan SK, KD, dan indikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun, d) Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD dan indikator yang telah ditentukan, e) mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/pembelajaran yang terdapat dalam silabus, materi ajar merupakan uraian dari materi pokok/pembelajaran, f) menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan, g) merumuskan langkah-langkah yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan akhir. h) menentukan alat/bahan/sumber belajar yang digunakan, i) menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran dan kunci jawaban
Hal-Hal harus Diperhatikan dalam Menyusun Rencana Kegiatan Harian
Dalam penyusunan Rencana Kegiatan Harian perlu memperhatikan hal sebagai berikut: (a) Rencana Kegiatan Harian disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih, b) tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang harus di capai oleh peserta didik sesuai dengan kompetenrsi dasar, c) tujuan pembelajaran dapat mencakupi sejumlah indikator, atau satu tujuan pembelajaran untuk beberapa indikator, yang penting tujuan pembelajaran harus mengacu pada pencapaian indikator, d) Kegiatan pembelajaran (langkah-langkah pembelajaran) dibuat setiap pertemuan, bila dalam satu Rencana Kegiatan Harian terdapat 3 kali pertemuan, maka dalam Rencana Kegiatan Harian tersebut terdapat 3 langkah pembelajaran, e). Bila terdapat lebih dari satu pertemuan untuk indikator yang sama, tidak perlu dibuatkan langkah kegiatan yang lengkap untuk setiap pertemuannya.
BIMBINGAN BERKELANJUTAN
Berikutnya Bernard dan Fullmer 1969 (dalam RM Fatihah http://eko13.wordpress.com) menyatakan, ”bahwa bimbingan dilakukan untuk meningkatkan perwujudan diri individu.” Dapat dipahami bahwa bimbingan membantu individu untuk mengaktualisasikan diri dengan lingkungannya. Menurut Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, ”bimbingan adalah petunjuk penjelasan cara mengerjakan sesuatu, tuntutan.”
Dari beberapa pengertian bimbingan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan adalah pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu,dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat. Menurut Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, ”berkelanjutan adalah berlangsung terus menerus, berkesinam-bungan.”
Berdasarkan pengertian bimbingan dan berkelanjutan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa bimbingan berkelanjutan adalah pemberian bantuan yang diberikan seorang ahli kepada seseorang atau individu secara berkelanjutan berlangsung secara terus menerus untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan mendapat kemajuan dalam bekerja.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi: tempat penelitian, waktu penelitian, jadwal penelitian, dan siklus PTS sebagai berikut:
Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan di TK Pertiwi Mojowetan Banjarejo berstatus swasta. Pemilihan sekolah tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun rencana perlaksanaan pembelajaran atau Rencana Kegiatan Harian dengan lengkap.
Waktu Penelitian
PTS ini dilaksanakan pada semester satu / ganjil tahun pelajaran 2018-2-019 selama kurang lebih satu setengah bulan mulai Januari sampai dengan Maret 2019.
PERSIAPAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
Sebelum PTS dilaksanakan, dibuat berbagai input instrument yang digunakan untuk mendapatkan data dan informasi.
Subjek Penelitian
Yang menjadi subyek dalam PTS ini adalah guru TK Pertiwi Mojowetan Banjarejo.
SUMBER DATA
Sumber data dalam PTS ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dibuat guru.
PROSEDUR PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat peningkatan yang terjadi dari siklus ke siklus. ”Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 1985:63). Dengan metode ini peneliti berupaya menjelaskan data yang peneliti kumpulkan melalui komunikasi langsung atau wawancara, observasi/pengamatan, dan diskusi yang berupa persentase atau angka-angka.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru dalam menyusun Rencana Kegiatan Harian. Selanjutnya peneliti memberikan alternatif atau usaha guna meningkatkan kemampuan guru dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
RENCANA PELAKSANAAN
Rencana pelaksanaan dilakukan dalam dua siklus yaitu:
Siklus Pertama (Siklus I)
- Peneliti merencanakan tindakan pada siklus I (membuat format/instrumen wawancara, penilaian Rencana Kegiatan Harian, rekapitulasi hasil penyusunan Rencana Kegiatan Harian).
- Peneliti memberi kesempatan kepada guru untuk mengemukakan kesulitan atau hambatan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
- Peneliti menjelaskan kepada guru tentang pentingnya Rencana Kegiatan Harian dibuat secara lengkap.
- Peneliti memberikan bimbingan dalam pengembangan Rencana Kegiatan Harian.
- Peneliti melakukan observasi/pengamatan terhadap Rencana Kegiatan Harian yang telah dibuat guru.
- Peneliti melakukan revisi atau perbaikan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang lengkap.
- Peneliti dan guru melakukan refleksi.
Siklus Kedua (Siklus II)
- Peneiti merencanakan tindakan pada siklus II yang mendasarkan pada revisi/perbaikan pada siklus I, seperti menugasi guru menyusun Rencana Kegiatan Harian yang kedua, mengumpulkan, dan melakukan pembimbingan penyusunan Rencana Kegiatan Harian.
- Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pada siklus II.
- Peneliti melakukan observasi/pengamatan terhadap Rencana Kegiatan Harian yang telah dibuat guru.
- Peneliti melakukan perbaikan atau revisi penyusunan Rencana Kegiatan Harian.
- Peneliti dan guru melakukan refleksi.
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan di TK Pertiwi Mojowetan Banjarejo yang merupakan sekolah tempat peneliti bertugas sebagai kepala sekolah berstatus swasta, terdiri atas dua orang guru, dan dilaksanakan dalam dua siklus. kedua guru tersebut menunjukkan sikap yang baik dan termotivasi dalam menyusun Rencana Kegiatan Harian dengan lengkap. Hal ini peneliti ketahui dari hasil pengamatan pada saat melakukan wawancara dan bimbingan penyusunan Rencana Kegiatan Harian.
Selanjutnya dilihat dari kompetensi guru dalam menyusun Rencana Kegiatan Harian, terjadi peningkatan dari siklus ke siklus.
Komponen Identitas Mata Pelajaran
Pada siklus pertama semua guru (dua orang) mencantumkan identitas mata pelajaran dalam Rencana Kegiatan Hariannya (melengkapi Rencana Kegiatan Harianya dengan identitas mata pelajaran). Jika dipersentasekan, 100% (sangat baik). Pada siklus kedua kedua guru tersebut mencantumkan identitas mata pelajaran dalam Rencana Kegiatan Harian. Semuanya mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 100%
Komponen Standar Kompetensi
Pada siklus pertama semua guru mencantumkan standar kompetensi dalam Rencana Kegiatan Harian-nya (melengkapi Rencana Kegiatan Harian-nya dengan standar kompetensi). Jika dipersentasekan, 100%. Masing-masing guru mendapat skor yang baik..
Komponen Kompetensi Dasar
Pada siklus pertama semua guru (dua orang) mencantumkan kompetensi dasar dalam Rencana Kegiatan Harian-nya (melengkapi Rencana Kegiatan Harian-nya dengan kompetensi dasar). Jika dipersentasekan, 75%. Satu orang guru masing-masing mendapat skor 1, 2, dan 3 (kurang baik, cukup baik, dan baik). Satu orang guru yang lain mendapat skor 4 (sangat baik). Pada siklus kedua kedelapan guru tersebut mencantumkan kompetensi dasar dalam Rencana Kegiatan Harian-nya. dua orang mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 100%, terjadi peningkatan 25% dari siklus I.
Komponen Indikator Pencapaian Kompetensi
Pada siklus pertama saru orang guru mencantumkan indikator pencapaian kompetensi dalam Rencana Kegiatan Harian-nya (melengkapi Rencana Kegiatan Harian-nya dengan indikator pencapaian kompetensi). Sedangkan satu orang tidak mencantumkan/melengkapinya dari siklus I.
Komponen Tujuan Pembelajaran
Pada siklus pertama semua guru (delapan orang) mencantumkan tujuan pembelajaran dalam Rencana Kegiatan Harian-nya (melengkapi Rencana Kegiatan Harian-nya dengan tujuan pembelajaran). Jika dipersentasekan, 75%. dua orang guru mendapat skor 3 (baik. Pada siklus kedua semua guru tersebut mencantumkan tujuan pembelajaran dalam Rencana Kegiatan Harian-nya. Jika dipersentasekan, 100%, terjadi peningkatan 25% dari siklus I.
Komponen Materi Ajar
Pada siklus pertama semua guru (dua orang) mencantumkan materi ajar dalam Rencana Kegiatan Harian-nya (melengkapi Rencana Kegiatan Harian-nya dengan materi ajar). Jika dipersentasekan, 75%. dua orang mendapat skor 3 (baik). Pada siklus kedua semua guru tersebut mencantumkan materi ajar dalam Rencana Kegiatan Harian-nya. Keduanya orang mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 100%, terjadi peningkatan 25% dari siklus I.
Komponen Alokasi Waktu
Pada siklus pertama semua guru (dua orang) mencantumkan alokasi waktu dalam Rencana Kegiatan Harian-nya (melengkapi Rencana Kegiatan Harian-nya dengan alokasi waktu). Semuanya mendapat skor 3 (baik). Jika dipersentasekan, 75%. Pada siklus kedua semua guru tersebut mencantumkan alokasi waktu dalam Rencana Kegiatan Harian-nya. Dua orang mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 100%, terjadi peningkatan 25% dari siklus I.
Komponen Metode Pembelajaran
Pada siklus pertama semua guru (dua orang) mencantumkan metode pembelajaran dalam Rencana Kegiatan Harian-nya (melengkapi Rencana Kegiatan Harian-nya dengan metode pembelajaran). Jika dipersentasekan, 75%. dua orang mendapat skor 3 (baik). Pada siklus kedua guru tersebut mencantumkan metode pembelajaran dalam Rencana Kegiatan Harian-nya. Semua orang mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 100%, terjadi peningkatan 25% dari siklus I.
Komponen Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pada siklus pertama semua guru (dua orang) mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam Rencana Kegiatan Harian-nya (melengkapi Rencana Kegiatan Harian-nya dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran). Jika dipersentasekan, 75%. Kedua guru tersebut orang mendapat skor 3 (baik). Pada siklus kedua, semua guru tersebut mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam Rencana Kegiatan Harian-nya. Sehingga kedua guru tersebut mendapat skor 3 (baik). Jika dipersentasekan, 100%, terjadi peningkatan 25% dari siklus I.
Komponen Sumber Belajar
Pada siklus pertama semua guru mencantumkan sumber belajar dalam Rencana Kegiatan Harian-nya (melengkapi Rencana Kegiatan Harian-nya dengan sumber belajar). Jika dipersentasekan, 100%. Baik pada siklus I maupun siklus II
Komponen Penilaian Hasil Belajar
Pada siklus pertama semua guru mencantumkan penilaian hasil belajar dalam Rencana Kegiatan Harian-nya meskipun sub-sub komponennya (teknik, bentuk instrumen), dan pedoman penskoran. Jika dipersentasekan, 62,50%. satu orang mendapat skor 2 (cukup baik), dan satu orang mendapat skor 3 (baik). Pada siklus kedua semua guru tersebut mencantumkan penilaian hasil belajar dalam Rencana Kegiatan Harian-nya meskipun ada guru yang masih keliru dalam menentukan teknik dan bentuk penilaiannya. Satu orang mendapat skor 3 (baik) dan satu orang mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 87,50%, terjadi peningkatan 12,50% dari siklus I.
Berdasarkan pembahasan di atas terjadi peningkatan yang signifigan pada kompetensi guru dalam menyusun Rencana Kegiatan Harian. Oleh karen itu dari penelitian diatas dapat disimpulkan perlunya adanya pembinaan kepada guru dalam penyusunan Rencana Kegiatan Harian, Rencana Kegiatan Mingguan dan perangkat administrasi pembelajaran lainnya. Sehingga dengan adanya pembinaan tersebut guru-guru semakin lebih kompeten dalam menyusun administrasi pembelajarannya.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil Penelitian Tinadakan Sekolah (PTS) dapat disimpulkan sebagai berikut.
- Bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan motivasi guru dalam menyusun Rencana Kegiatan Harian dengan lengkap. Guru menunjukkan keseriusan dalam memahami dan menyusun Rencana Kegiatan Harian apalagi setelah mendapatkan bimbingan pengembangan/penyusunan Rencana Kegiatan Harian dari peneliti. Informasi ini peneliti peroleh dari hasil pengamatan pada saat mengadakan wawancara dan bimbingan pengembangan/penyusunan Rencana Kegiatan Harian kepada para guru.
- Bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun Rencana Kegiatan Harian. Hal itu dapat dibuktikan dari hasil observasi /pengamatan yang memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan kompetensi guru dalam menyusun Rencana Kegiatan Harian dari siklus ke siklus.
SARAN
Telah terbukti bahwa dengan bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan motivasi dan kompetensi guru dalam menyusun Rencana Kegiatan Harian. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.
- Motivasi yang sudah tertanam khususnya dalam penyusunan Rencana Kegiatan Harian hendaknya terus dipertahankan dan ditingkatkan/ dikembangkan.
- Rencana Kegiatan Harian yang disusun/dibuat hendaknya mengandung komponen-komponen Rencana Kegiatan Harian secara lengkap dan baik karena Rencana Kegiatan Harian merupakan acuan/pedoman dalam melaksanakan pembelajaran.
- Dokumen Rencana Kegiatan Harian hendaknya dibuat minimal dua rangkap, satu untuk arsip sekolah dan satunya lagi untuk pegangan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Daradjat, Zakiyah. 1980. Kepribadian Guru. Jakarta: Bulan Bintang.
Dewi, Kurniawati Eni. 2009. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Dan Sastra Indonesia Dengan Pendekatan Tematis. Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
Depdiknas. 2003. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
- Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
- UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.
- Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
- Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007a tentang Standar Proses. Jakarta: Depdiknas.
- Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta: Depdiknas.
- Petunjuk Teknis Pembuatan Laporan Penelitian Tindakan Sekolah Sebagai Karya Tulis Ilmiah Dalam Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas Sekolah. Jakarta.
Fatihah, RM. 2008. Pengertian konseling (Http://eko13.wordpress.com, diakses 19 Maret 2009).
Imron, Ali. 2000. Pembinaan Guru Di Indonesia. Malang: Pustaka Jaya.
Kemendiknas. 2010. Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta.
- Supervisi Akademik. Jakarta.
Kumaidi. 2008. Sistem Sertifikasi (http://massofa.wordpress.com diakses 10 Agustus 2009).
Nawawi, Hadari. 1985. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Pidarta, Made. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana, Nana. 2009. Standar Kompetensi Pengawas Dimensi dan Indikator. Jakarta: Binamitra Publishing.
Suharjono. 2003. Menyusun Usulan Penelitian. Jakarta: Makalah Disajikan
pada Kegiatan Pelatihan Tehnis Tenaga Fungsional Pengawas.
Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
- Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi kedua