UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SDN KARANGJONG DALAM MERANCANG PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DENGAN TEKNIK PEMBINAAN PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015
UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK
GURU SDN KARANGJONG DALAM MERANCANG
PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN
MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DENGAN TEKNIK PEMBINAAN PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Sukawo
Kepala SDN Karangjong, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora
ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan supervisi akademik dengan teknik pembinaan dalam merancang program remedial dan pengayaan pada Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 dan 2) menganalisis kompetensi pedagogik guru SDN Karangjong dalam merancang program remedial dan pengayaan pada Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015.Tempat penelitian di SDN Karangjong, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Waktu penelitian selama dua bulan pada Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 sesuai dengan jadwal supervisi akademik dan jadwal kegiatan penelitian. Subyek penelitian adalah guru kelas dan guru mata pelajaran sebagai tenaga pendidik di SDN Karangjong, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Obyek penelitian adalah kompetensi pedagogik yang meliputi rancangan program remedial dan pengayaan sesuai dengan materi dan mata pelajaran. Data dalam penelitian ini berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru dalam merancang program remedial dan pengayaan. Sumber data dalam penelitian ini adalah dokumen program remedial dan pengayaan dan kuesioner. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan pengamatan, dokumentasi dan kuesioner. Alat pengumpulan data adalah 1) Lembar pengamatan, 2) Dokumentasi dan 3) Kuesioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Prosedur penelitian ini menggunakan Model Siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.Hasil penelitian ini adalah 1) Kepala sekolah melakukan supervisi akademik dengan teknik pembinaan melalui diskusi kelompok, penugasan, koreksi dan evaluasi, 2) Supervisi akademik dengan teknik pembinaan dilakukan secara teoritis dengan diskusi kelompok dan dilakukan secara tertulis dengan desain program remedial dan pengayaan dan 3) Supervisi akademik dengan teknik pembinaan meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam merancang program remedial dan pengayaan.
Kata kunci: Kompetensi Pedagogik, Program Remedial, Program Pengayaan, Supervisi Akademik, Pembinaan
PENDAHULUAN
Evaluasi ditujukan untuk peserta didik, sehingga diketahui kategori peserta didik yang berhasil mencapai tujuan belajar dan kategori peserta didik yang belum berhasil mencapai tujuan belajar. Meng–ingat kemampuan masing-masing peserta didik berbeda-beda dalam mencapai tujuan belajar, maka sekolah harus memiliki program remedial dan pengayaan. Program remedial ditujukan untuk peserta didik yang belum berhasil mencapai tujuan belajar. Program pengayaan ditujukan untuk peserta didik yang berhasil mencapai tujuan belajar. Implikasi dari evaluasi menghendaki program remedial dan pengayaan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan pembelajaran dan evaluasi.
Salah satu aspek kompetensi pedagogik guru adalah memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. Kompetensi tersebut menca–kup menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan.
Pada kenyataannya, sekolah tidak selalu mempunyai program remedial dan pengayaan, apalagi menerapkannya. Hal yang sama juga terjadi di SDN Karangjong. Sesuai dengan wawancara antara kepala sekolah dengan guru kelas dan guru mata pelajaran diketahui bahwa 1) guru hanya melakukan evaluasi tanpa tindak lanjut, 2) guru belum mempunyai program remedial dan pengayaan dan 3) guru belum melaksanakan program remedial dan pengayaan.
Penulis sebagai Kepala SDN Karangjong berinisiatif melakukan supervisi akademik untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam merancang program remedial dan pengayaan. Penulis melaku–kan supervisi akademik dengan teknik pembinaan, sehingga guru mengetahui dan memahami prinsip-prinsip dalam meran–cang program remedial dan pengayaan.
METODE PENELITIAN
Tempat penelitian di SDN Karang–jong, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora yang merupakan unit kerja dari penulis sebagai Kepala Sekolah. Waktu penelitian selama dua bulan pada Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 sesuai dengan jadwal supervisi akademik dan jadwal kegiatan penelitian.
Subyek penelitian adalah guru kelas dan guru mata pelajaran sebagai tenaga pendidik di SDN Karangjong, Keca–matan Ngawen, Kabupaten Blora. Obyek penelitian adalah kompetensi pedagogik yang meliputi rancangan program remedial dan pengayaan sesuai dengan materi dan mata pelajaran.
Data dalam penelitian ini berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru dalam merancang program remedial dan penga–yaan. Data berupa dokumen teori program remedial dan pengayaan, dokumen program remedial dan pengayaan sesuai dengan materi dan mata pelajaran dan foto kegiatan penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah dokumen program remedial dan pengayaan dan kuesioner.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan pengamatan, doku–mentasi dan kuesioner. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Lembar pengamatan, Dokumentasi dan Kuesioner.
Teknik analisis data dalam peneliti–an ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data penelitian kualitatif berupa deskripsi kegiatan penelitian. Sedangkan data penelitian kuantitatif berupa komparasi kompetensi pedagogik guru dalam merancang program remedial dan pengayaan pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.
Prosedur penelitian ini mengguna–kan Model Siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, peng–amatan dan refleksi. Penulis menyusun prosedur penelitian selama dua siklus.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS–AN
Berdasarkan hasil wawancara antara kepala sekolah dengan guru kelas dan guru mata pelajaran diketahui bahwa 1) guru hanya melakukan evaluasi tanpa tindak lanjut, 2) guru belum mempunyai program remedial dan pengayaan dan 3) guru belum melaksanakan program remedial dan pengayaan. Kondisi ini tidak sesuai dengan kompetensi pedagogik yang harus dipenuhi guru, khususnya memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran dengan tindak lanjut merancang program remedial dan pengayaan. Sesuai dengan hasil wawancara tersebut, maka kompetensi pedagogik guru dalam merancang program remedial dan pengayaan pada Kondisi Awal termasuk jelek.
Supervisi akademik dengan teknik pembinaan dilakukan dengan diskusi kelompok, penugasan, koreksi dan evaluasi. Dalam diskusi kelompok, penulis menjelaskan konsep program remedial dan pengayaan. Sesuai dengan pemahaman–nya, selanjutnya penugasan guru meran–cang program remedial dan pengayaan menurut materi, mata pelajaran dan tingkat kelas. Sesuai dengan koreksi dan evaluasi, penulis menilai hasil kerja guru.
Supervisi akademik dengan teknik pembinaan program remedial dan pengayaan meningkatkan pemahaman wawasan atau landasan kependidikan. Hal ini sesuai dengan hasil kerja guru dalam merancang program remedial dan pengayaan. Namun demikian, hasil kerja tersebut belum memenuhi standar ideal yang diharapkan. Hal ini karena program remedial dan pengayaan belum sistematis dan terstruktur, sehingga guru kesulitan melaksanakan program tersebut.
Sesuai dengan refleksi pada Siklus I diketahui bahwa 1) guru cukup mema–hami konsep program remedial dan penga–yaan, 2) kompetensi guru dalam meran–cang program remedial dan pengayaan belum sistematis dan terstruktur dan 3) program remedial dan pengayaan dengan desain yang beragam, sehingga sulit dicermati.
Supervisi akademik dengan teknik pembinaan dilakukan dengan desain program remedial dan pengayaan. Secara teknis, supervisi akademik sama dengan ditunjang desain program remedial dan pengayaan. Sesuai dengan hasil kerja, guru mendesain ulang program remedial dan pengayaan yang terdahulu dengan beberapa penyesuaian menurut desain standar. Hasil kerja termasuk bagus dan guru semakin terampil. Koreksi hanya difokuskan pada variasi bentuk-bentuk program remedial dan pengayaan. Evaluasi menunjukan program remedial dan pengayaan yang semakin akurat sesuai dengan penguasaan indikator.
Supervisi akademik dengan teknik pembinaan dilakukan dengan diskusi kelompok, penugasan, koreksi dan evaluasi berhasil meningkatkan kompetensi pedago–gik guru dalam merancang program reme–dial dan pengayaan menggunakan desain program remedial dan pengayaan. Guru yang memahami konsep program remedial dan pengayaan menjadi terampil meran–cang program remedial dan pengayaan menggunakan desain program remedial dan pengayaan, sehingga terstruktur dan sistematis.
Sesuai dengan analisis kuesioner diketahui bahwa penilaian diri sendiri guru dalam merancang program remedial dan pengayaan semakin meningkat. Sebelum mendapatkan supervisi akademik dengan teknik pembinaan, nilai rata-rata kompe–tensi guru dalam merancang program remedial dan pengayaan sebesar 59,14. Setelah mendapatkan supervisi akademik dengan teknik pembinaan, nilai rata-rata kompetensi guru dalam merancang program remedial dan pengayaan sebesar 76,27.
Sesuai dengan refleksi pada Siklus II diketahui bahwa 1) guru semakin memahami konsep program remedial dan pengayaan, 2) kompetensi guru dalam me–rancang program remedial dan pengayaan semakin meningkat dan 3) guru semakin terampil dan akurat merancang program remedial dan pengayaan dengan desain program remedial dan pengayaan.
Pada Siklus I, pembinaan dilakukan secara teoritis dengan diskusi kelompok tentang kajian teori program remedial dan pengayaan. Hasilnya adalah 1) guru cukup memahami konsep program remedial dan pengayaan, 2) kompetensi guru dalam merancang program remedial dan penga–yaan belum sistematis dan terstruktur dan 3) program remedial dan pengayaan dengan desain yang beragam, sehingga sulit dicermati.
Pada Siklus II, pembinaan dilaku–kan tertulis dengan desain program remedial dan pengayaan yang merujuk pada silabus sesuai dengan indikator materi, alat evaluasi hasil belajar, contoh evaluasi hasil belajar dan data evaluasi hasil belajar. Hasilnya adalah 1) guru semakin memahami konsep program remedial dan pengayaan, 2) kompetensi guru dalam merancang program remedial dan pengayaan semakin meningkat dan 3) guru semakin terampil dan akurat merancang program remedial dan pengayaan dengan desain program remedial dan pengayaan.
Sesuai dengan hasil koreksi dan evaluasi menggunakan lembar pengamat–an, penulis menganalisis lembar pengamat–an pada tabel sebagai berikut:
Tabel 5. Analisis Pengamatan pada Siklus I dan Siklus II.
No |
Aspek Pengamatan |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Menganalisis hasil belajar peserta didik menurut ketuntasan |
75,09 |
90,9 |
2 |
Menganalisis program remedial dan pengayaan sesuai dengan indikator materi |
67,95 |
80 |
3 |
Menyusun bentuk program remedial dan pengayaan sesuai dengan indikator materi |
59,54 |
74,77 |
4 |
Melaksanakan program remedial dan pengayaan sesuai dengan indikator materi |
53,63 |
70 |
Rata-rata |
64,26 |
78,92 |
Sesuai dengan tabel di atas, maka kompetensi pedagogik guru dalam meran–cang program remedial dan pengayaan semakin meningkat. Supervisi akademik dengan teknik pembinaan secara teoritis dengan diskusi kelompok dan supervisi akademik dengan teknik pembinaan secara tertulis dengan desain program remedial dan pengayaan berhasil meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam meran–cang program remedial dan pengayaan.
Data di atas juga ditunjang dengan data dari hasil analisis kuesioner dimana penilaian diri sendiri menunjukan bahwa kompetensi pedagogik guru dalam merancang program remedial dan penga–yaan juga meningkat.
Sesuai dengan data penelitian dan pembahasan data penelitian, maka kompe–tensi pedagogik guru dalam merancang program remedial dan pengayaan mening–kat. Artinya, supervisi akademik kepala sekolah dengan teknik pembinaan meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam merancang program remedial dan pengayaan.
Sesuai dengan data penelitian dan pembahasan hasil penelitian, penulis mem–peroleh hasil penelitian sebagai berikut:
1. Kepala sekolah melakukan supervisi akademik dengan teknik pembinaan melalui diskusi kelompok, penugasan, koreksi dan evaluasi.
2. Supervisi akademik dengan teknik pembinaan dilakukan secara teoritis dengan diskusi kelompok dan dilakukan secara tertulis dengan desain program remedial dan pengayaan.
3. Supervisi akademik dengan teknik pembinaan meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam merancang program remedial dan pengayaan.
PENUTUP
Simpulan
1. Kepala sekolah melakukan supervisi akademik dengan teknik pembinaan melalui diskusi kelompok, penugasan, koreksi dan evaluasi.
2. Supervisi akademik kepala sekolah mampu meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam merancang program remedial dan pengayaan.
Saran
1. Bagi guru kelas dan guru mata pelajaran supaya merancang program remedial dan pengayaan sesuai dengan materi dan melaksanakan program remedial dan pengayaan sesuai dengan hasil belajar.
2. Bagi peserta didik supaya mengikuti program remedial dan pengayaan sesuai dengan penguasaan indikator, sehingga mencapai tujuan belajar dan menguasai materi.
3. Bagi sekolah supaya mengelola pro–gram remedial dan pengayaan secara terstruktur dan sistematis, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi saling berkaitan dan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Eathewin. 2011. Konsep Supervisi Akademik. Artikel Internet didownload pada 12 Juli 2014.
Hamzah dan Koni, Satria. 2012. Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kusnandar. 2007. Guru Profesional. Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pres.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.
Prayitno. 2008. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugihartono, dkk. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sukiman. 2012. Pengembangan Sistem Evaluasi. Yogyakarta: Insan Madani.
Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.
Yasin, Ahmad Fatah. 2011. Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah (Studi Kasus di MIN Malang I). Jurnal El-Qudwah, volume 1 Nomor 5 Edisi April 2011, hal. 157-181.