UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR IPA TENTANG PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN LINGKUNGAN DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS I SEMESTER 1 SD NEGERI TASIKHARJO KECAMATAN KALIORI KABUPATEN REMBANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR IPA
TENTANG PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN LINGKUNGAN DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS I SEMESTER 1
SD NEGERI TASIKHARJO KECAMATAN KALIORI
KABUPATEN REMBANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Supriyati
Guru Kelas I di SD Negeri Tasikharjo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang
ABSTRAK
Dari hasil observasi tes formatif pada akhir pembelajaran dan wawancara yang telah dilakukan peneliti pada siswa kelas I SD Negeri Tasikharjo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang, dapat di ketahui bahwa nilai kreteria ketuntasan minimal (KKM) siswa kelas I sebesar 65 dengan nilai rata-rata pada pembelajaran awal 53,00. Dalam pembelajaran tentang perawatan dan pemeliharaan lingkungan, ternyata siswa belum memahami dan masih merasa bingung untuk menyelesaikan materi tersebut. Pada pembelajaran awal, siswa yang tuntas baru mencapai 6 anak (25,00%) sedangkan yang belum tuntas masih 18 anak (75,00%) dari jumlah siswa kelas I sebanyak 24 anak. Siswa kurang memperhatikan ketika guru menyampaikan materi didalam kelas. Siswa juga merasa bosan selama pembelajaran berlangsung, sehingga mereka cenderung hanya sebagai pendengar jadi tidak pro aktif, bahkan ada siswa yang saling berbicara sendiri, ada pula yang mengantuk. Pada penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kreatifitas Belajar IPA tentang Perawatan dan Pemeliharaan Lingkungan dengan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas I Semester 1 SD Negeri Tasikharjo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2014/2015” dapat disimpulkan: Pada penelitian ini, dalam pembelajaran IPA dengan materi perawatan dan pemeliharaan lingkungan menggunakan metode demonstrasi ternyata dapat memotivasi belajar siswa, terbukti bahwa dalam perolehan nilai rata-rata kelas adalah 59,00. Namun untuk lebih mengacu dalam mencapai nilai rata-rata yang dikehendaki yaitu 65, maka perlu menambah variasi dalam metode demonstrasi, dengan menggunakan alat peraga yang sesuai dan optimal maka pada tindakan Siklus II akan diindikasikan dapat lebih meningkat. Prestasi belajar IPA materi penggunaan energi pada siswa kelas I SD Negeri Tasikharjo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang setelah dilakukan pembelajaran melalui penerapan metode demonstrasi telah dapat meningkat dengan signifikan. Hal ini terbukti pada perbaikan Siklus II perolehan nilai rata-rata kelas telah mencapai 69,00 dan tingkat ketuntasan belajar mencapai 87,50%. Perubahan sikap dan perilaku siswa kelas I SD Negeri Tasikharjo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang terhadap pembelajaran IPA tentang perawatan dan pemeliharaan lingkungan setelah menggunakan metode demonstrasi, telah berubah dengan baik, hal ini dalam kenyataannya siswa berani bertanya dan termotivasi serta dalam pembelajaran sering mencoba untuk mengerjakan latihan soal-soal lain.
Kata Kunci: Kreativitas Belajar, IPA, Lingkungan, Metode Demonstrasi
PENDAHULUAN
Dalam pembelajaran IPA perlu disajikan contoh yang kongkrit untuk memperjelas penanaman konsep. Guru harus pandai memilih model dan strategi pembelajaran serta alat peraga yang sesuai dengan materi guna menghapus ke–abstrakan siswa terhadap konsep. Meng–ingat materi pelajaran IPA yang begitu banyakm apalagi menerapkan inovasi-inovasi dalam pembelajaran bidang studi di dalam kelas. Guru kadang mengeluhkan, maka guru harus pandai memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai, metode yang sesuai serta beberapa model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa.
Strategi media serta model pembelajaran yang sesuai dan efektif sebagai salah satu upaya guru untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Dengan menyajikan model pembelajaran yang didukung media serta strategi pembelajar-an yang sesuai dan esektif, akan membangkitkan minat belajar siswa sehingga proses belajar berjalan efektif dan menyenangkan.
Pembelajaran yang dilakukan di kelas I semester 1 SD Negeri Tasikharjo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2014/2015 pada mata pelajaran IPA dengan materi perawatan dan pemeliharaan lingkungan belum mengalami keberhasilan didalam pembela–jaran, hal itu terlihat bahwa jumlah nilai pada siswa yang mengalami ketuntasan masih belum mencapai apa yang diharapkan. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih kurang menarik siswa, sehingga siswa banyak yang bermain sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Nilai siswa yang mampu mencapai target 65 sangat rendah yaitu hanya 6 anak (25,00%) dari 24 anak dalam satu kelas. Sedangkan nilai rata-rata yang dicapai adalah 53. meskipun nilai tertinggi 80 namun masih ada siswa yang memperoleh di bawah 65 yaitu sebanyak 18 anak (75,00%).
Memperhatikan hal tersebut penu–lis menyadari bahwa proses pembelajaran yang dilakukan masih kurang dapat menyentuh pemahaman siswa terhadap konsep. Mereka kurang antusias dalam memperhatikan pelajaran. Kemampuan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan belum tampak. Masih banyak siswa yang pasif. Penggunaan metode oleh guru hanya dikuasasi oleh anak yang pandai saja. Penyampaian materi masih belum runtut dan alat peraga serta metode pembelajaran kurang optimal, sehingga perhatian siswa belum terfokus.
Berdasarkan latar belakang masa–lah diatas dan dari data-data yang terkum–pul serta masukan dari teman sejawat sebagai pengamat maka peneliti dapat membuat rumusan masalah dalam pembe–lajaran IPA yang berjudul Upaya Mening–katkan Kreatifitas Belajar IPA tentang Perawatan dan Pemeliharaan Lingkungan dengan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas I Semester 1 SD Negeri Tasikharjo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah 1) Bagaimana menerapkan metode de–monstrasi untuk dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam penguasaan materi dan mendeskripsikan perawatan dan pemeliharaan lingkungan mata pelajaran IPA di kelas I SD Negeri Tasikharjo, Kecamatan Kaliori? dan 2) Apakah penerapan metode demonstrasi dpat meningkatkan kreatifitas siswa dalam penguasai materi dan mampu mendeskrip–sikan perawatan dan pemeliharaan lingkungan mata pelajaran IPA di kelas I SD Negeri Tasikharjo, Kecamatan Kaliori?
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam rangka perbaikan melalui Siklus I dan Siklus II ini dilaksanakan pada tanggl 15 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 29 Oktober 2014 selama 3 minggu. Tempat dilakukannnya penelitian adalah di SD Negeri Tasikharjo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang.
PTK subjeknya siswa kelas I SD Negeri Tasikharjo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang Semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015, yang berjumlah 24 siswa, terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
Teknik pengumpulan data adalah Tes (evaluasi), Observasi dan Wawancara.
Prosedur PTK berikut ini diadopsi dari Arikunto (2006) yang bermula dari persiapan observasi awal, rencana tindak–an, penerapan tindakan dan refleksi dilaku–kan setelah tuntas tindakan pada Siklus I dan dirasa perlu untuk mengadakan Siklus II karena hasil penelitian belum sesuai dengan target yang diinginkan sebagaimana tertera dalam indikator kinerja.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS–AN
Pada kegiatan pembelajaran awal atau siklus awal ini ternyata nilai rata-rata kelas yang dicapai oleh anak masih di bawah standar KKM yaitu nilai 65. Dengan rincian 18 anak atau 75,00% anak yang mendapat nilai di bawah 65, sedangkan anak yang mendapat nilai di atas 65 sebanyak 6 anak atau 25,00%. Sehingga nilai rata-rata kelas baru mencapai 53,00.
Pada Siklus I ini penulis melakukan perbaikan pembelajaran dengan mengem–bangkan materi pada perawatan dan pemeliharaan lingkungan untuk mengulan materi yang kemarin masih belum dikuasai oleh siswa yaitu tentang memahami perawatan dan pemeliharaan lingkungan. Adapun tujuannya untuk meningkatkan pemahaman terhadap konsep dan peningkatan nilai hasil tes formatif.
Pada kegiatan Siklus I ini ternyata nilai rata-rata kelas baru mencapai 59,00 atau masih belum mencapai batas tuntas belajar 75%, karena siswa yang mendapat nilai di bawah 65 masih banyak atau sebanyak 13 anak atau 54,17%, adapun anak yang mendapat nilai di atas 65 baru 11 anak atau 45,83%, sehingga prosentase yang dicapai target nilai rata-rata kelas baru mencapai 59,00. Maka hal ini peneliti perlu meningkatkan pembelajaran dengan memotivasi anak untuk dapat mencapai target nilai rata-rata yang diharapkan.
Meskipun pada pembelajaran Siklus I sudah ada peningkatan, namun penulis merencanakan untuk melakukan perbaikan pembelajaran pada Siklus II melalui penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA di SD. Dengan harapan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif, meningkatkan pemahaman terhadap konsep dan mening–katkan kreativitas siswa dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan hasil belajar siswa melalui tes formatif yang telah dilaksana–kan telah dapat memenuhi standar ketuntasan yang diinginkan. Dari jumlah siswa 24 yang dapat menuntaskan nilai rata-rata sejumlah 21 anak (87,50%) dengan hasil nilai rata-rata yang dicapai 69,00. Adapun anak yang dapat dikategorikan belum tuntas ada 3 anak (12,50%) dikarenakan anak tersebut pada saat pembelajaran berlangsung tidak memahami materi dan mereka kurang memperhatikan.
Dalam pembelajaran awal hasil belajar siswa pada saat ini masih rendah. Nilai rata-rata yang dicapai masih di bawah target nilai KKM yaitu 75. Dari hasil observasi dan pengamatan dengan teman sejawat, ternyata pemahaman anak terhadap konsep IPA masih abstrak, kemudian suasana kelas masih kurang mendukung karena anak masih ramai dan banyak kebingungan, selain itu anak masih menghafal serta kurang kreatif.
Pada perbaikan pembelajaran Si–klus I, kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru. Siswa sudah melaku–kan pembelajaran di luar kelas untuk percobaan namun siswa ada yang masih kurang memanfaatkan waktu yang disediakan dan cenderung siswa bermain sendiri. Siswa belum termotivasi, guru belum dapat menguasai kelas, karena peragaan belum berstruktur, sehingga pembelajaran masih kurang kondusif dan pemahaman konsep masih ada keabstrakan. Akibatnya masih ada jawaban siswa yang salah tentang materi perawatan dan pemeliharaan lingkungan.
Pada perbaikan pembelajaran Siklus II ini peneliti menerapkan metode demonstrasi untuk mengoptimalkan peng–gunaan alat peraga dalam peragaan dan membangkitkan pemikiran untuk menemu–kan sehingga dapat meningkatkan kreativi–tas siswa dan mampu menciptakan suasa–na kelas yang kondusif. Peneliti menggunakan metode demonstrasi dalam discovery learning atau pembelajaran menemukan dari berbagai peragaan di luar kelas.
Dengan memperhatikan data di atas dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut:
1. Pada pembelajaran awal siswa yang mendapat nilai di bawah 65 adalah 18 anak atau 75,00%, adapun yang mendapat nilai di atas rata-rata baru mencapai 6 anak atau 25,00%, sehingga nilai rata-rata kelas yang dicapai 53,00.
2. Pada kegiatan Siklus I, siswa yang sudah tuntas atau yang mendapat nilai rata-rata di atas 65 adalah 11 anak atau 45,83% sedangkan yang mendapat nilai rata-rata di bawah 65 adalah 13 anak atau 54,17% adapun nilai rata-rata yang dicapai pada siklus I adalah 59,00.
3. Pada kegiatan perbaikan Siklus II, siswa yang sudah mencapai tuntas belajar atau nilai rata-rata di atas 65 adalah sebanyak 21 anak atau 87,50% adapun anak yang belum tuntas belajar atau nilainya di bawah 65 adalah tinggal 3 anak atau 12,50%. Nilai rata-rata kelas yang dicapai oleh anak adalah 69,00
Dengan melihat data tersebut, maka dalam pembelajaran dengan meng–gunakan metode demonstrasi sangat tepat dan ternyata peningkatan pembelajaran siswa tentang pemahaman materi perawat–an dan pemeliharaan lingkunganmata pelajaran IPA kelas I Sekolah Dasar adalah sangat signifikan peningkatannya.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Dengan menerapkan metode de–monstrasi telah dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam penguasaan materi dan mendeskripsikan tentang perawatan dan pemeliharaan lingkung–an mata pelajaran IPA di kelas I SD Negeri Tasikharjo Kecamatan Kaliori.
2. Penerapan metode demonstrasi dapat juga meningkatkan kreatifitas siswa dalam penguasai materi dan mampu mendeskripsikan tentang perawatan dan pemeliharaan lingkungan mata pelajaran IPA di kelas I SD Negeri Tasikharjo Kecamatan Kaliori.
Saran
1. Guru hendaknya memberikan contoh yang kongkrit mengenai perawatan dan pemeliharaan lingkungan.
2. Guru dapat mengaitkan perawatan dan pemeliharaan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Dalam pembelajaran hendaknya guru menggunakan alat peraga yang tepat.
4. Dalam membuat LKS harus dicantum–kan petunjuk yang jelas.
5. Guru harus memilih model pembelajar–an yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Boedhi Nasution, (2004). Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Dedi Supriadi, Drs. (1997), Kriativitas dan Perkembangan Iptek.Bandung ; Depdiknas.
Haryanto, (2002). Sains Jilid 1 untuk Kelas I.Jakarta: Erlangga.
Nano Sutarno, MPd. Dkk. (2008). Materi Pokok dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suprayekti, dkk. (2008). Pembaharuan dan Pembelajaran di SD.Jakarta: Universitas Terbuka.
Suyadi, dkk. (2009). Panduan Menghadapi Ulangan Harian dan Umum (Pegangan Guru TAKTIS). Solo: CV. Harapan Baru Solo.
Udin S. Winataputra (2003). Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Universitas Terbuka.
Udin S. Winataputra (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wardani, I.G.A.K. Wihardit, Kuswoyo dan Nasution, Noehi (2006). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Universitas Terbuka.