UPAYA MENINGKATKAN KREATIFITAS BELAJAR PKn

MELALUI PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT

PADA MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA/KELURAHAN SISWA KELAS IV SEMESTER I SDN KARANGTENGAH

KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Sukatri

SDN Karangtengah Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

ABSTRAK

Perjalanan yang berliku-liku dan penuh tantangan semenjak proses terbentuknya sampai pada keadaan sekarang yang menghantarkan PKn sebagai bahan kajian yang menarik. Apalagi akhir-akhir ini ada sekelompok orang yang meragukan eksistensi PKn. Karena banyaknya penyelewengan dan pengkhianatan Pancasila, sehingga pembangunan manusia seutuhnya menjadi terhambat. Dan ada pula yang mempertanyakan keberhasilan pengajaran PKn terhadap moral pelajar khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar PKn dengan diterapkannya pembelajaran kontekstual model pengajaran Script? (b) Bagaimanakah pengaruh pembelajaran kontekstual model pengajaran Script terhadap motivasi belajar PKn. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Mengetahui peningkatan prestasi belajar PKn setelah diterapkannya pembelajaran kontekstual model pengjaran Script. (b.) Mengetahui pengaruh motivasi belajar PKn setelah diterapkan pembelajaran kontekstual model pengajaran bebasis masalah. (c) Menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran PKn. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari 4 tahap, yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV tahun pelajaran 2014/2015 Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi beljar siswa mengalami peningkatan dari Pra Siklus sampai siklus II yaitu, Pra siklus (40%), siklus I (60%), siklus II (80%). Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif dapat berepengaruh positif terhadap prestasi dam motivasi belajar siswa Kelas IV serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran PKn.

Kata Kunci: PKn, Cooperative Script, Pemerintahan Desa/Kelurahan


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam melaksanakan tugas mengajar di kelas di perlukan seperangkat metode pengajaran, metode memiliki arti penting dan patut di pertimbangkan, tanpa menggunakan metode kegiatan interaksi idukatif tidak akan terlaksanaknnya.

Selama ini siswa kelas IV SDN Karangtengah tahun ajaran 2014/2015 hanya diajar dengan metode ceramah, hal inilah yang membuat guru menggunakan media pembelajaran dengan media seadanya sehingga siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran, yang akhirnya juga pada rendahnya nilai rata-rata 6,5 sehingga dari 17 anak yang tuntas 15% dan yang berlum tuntas 2%.

Oleh karena itulah diperlukan media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa sehingga salah satu alternatif media pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat dan penguasaan konsep adalah buku-buku yang sudah disediakan di perpustakaan.

Dalam cooperative scarning, metode belajar mengajar mencari pasangan (make a matc) lebih lanjut menurut Anita Lie (2004:55) merupakan satu keunggulan dimana siswa mencari pasangan sambil belajar mengenal suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

Identifikasi Masalah

1. Siswa kurang mampu mengenal pe-nguasaan konsep sistem kelembagaan Desa/Kelurahan

2. Siswa kurang mampu cara mencari perbedaan sistem kelembagaan Desa/ Kelurahan

3. Guru kurang mampu menjelaskan sis-tem kelembagaan Desa/Kelurahan

4. Guru dalam memilih metode kurang sesuai.

Analisis dan Perumusan Masalah

Melalui diskusi dengan teman seja-wat dan bimbingan dosen pembimbing ten-tang pokok masalah yang sudah teriden-tifikasi seperti diatas, penulis berkesimpul-an bahwa permasalahan tersebut dise-babkan oleh kekurang mampuan siswa da-lam mempelajari sistem kelembagaan De-sa/Kelurahan dengan metode yang digu-nakan guru kurang tepat.

Berdasarkan beberapa masalah yang teridentifikasi tersebut yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana cara meningkatkan pengetahuan dalam memahami sistem kelembagaan Desa/ Kelurahan dengan metode cooperative script.

Identifikasi Masalah

Dari hasil tes formatif mata pelajaran PKn tentang sistim pemerintahan desa dan kecamatan, diketahui bahwa tingkat ketuntasan hanya 40%. Dari 17 siswa hanya 5 siswa yang sudah tuntas dan sisanya 12 siswa masih belum tuntas. Dari evaluasi proses pembelajaran diketahui bahwa selama pembelajaran jarang ada siswa yang bertanya atau menanggapi pertanyaan dari guru. Berdasarkan hal tersebut peneliti meminta bantuan pengamat untuk mengidentifikasikan kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan.

Analisis Masalah

a. Penyebab dari siswa

1. Siswa kurang berani menuangkan idenya dalam menyampaikan pendapat.

2. Siswa kurang mampu menyebutkan sistim pemerintahan desa dan kecamatan.

3. Siswa belum bisa membedakan sistim pemerintahan desa dan kecamatan.

4. siswa kurang memperhatikan guru dalam menjelaskan sistim pemerintahan desa dan kecamatan.

b. Penyebab dari peneliti

1. Peneliti masih mendominasi jalannya proses pembelajaran dengan metode ceramah.

2. Peneliti belum optimal dalam menggunakan alat bantu (media)

3. Peneliti kurang memotivasi siswa dalam proses pembelajaran.

4. Keterbatasan buku yang dimiliki.

Untuk meningkatkan keberhasilan dan untuk mengatasi kekurangan seperti yang peneliti sebutkan diatas akan peneliti atasi dengan beberapa alternatif tindakan, yaitu:

a. Untuk kegagalan siswa

1. Bagi siswa yang kurang berani berani menuangkan idenya akan peneliti atasi dengan cara mengefektifkan komponen keterampilan bertanya yaitu dengan pemberian acuan, pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan.

2. Bagi siswa yang kurang mampu menyebutkan sistim pemerintahan desa dan kecamatan peneliti atasi dengan cara menjelaskan kembali tentang sistim pemerintahan desa dan kecamatan.

3. Bagi siswa yang belum bisa membedakan sistim pemerintahan desa dan kecamatan peneliti atasi dengan bagan pemerintahan desa dan kecamatan.

4. Bagi siswi yang kurang memperhatikan guru waktu pembelajaran peneliti atasi dengan penemuan cara penyampaikan materi yang yang benar.

b. Untuk kegagalan peneliti

1. Peneliti akan menyampaikan materi dengan cara yang bervariasi, (ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan).

2. Peneliti, akan menambah alat bantu (gambar) yang dapat memancing ide dari siswa.

3. Peneliti akan memotivasi siswa dengan pemberian penguatan dan pujian.

4. Peneliti akan mencari sumber atau referensi tentang penerapan metode penugasan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, dapat di rumuskan permasalaan sebagai berikut: “Apakah penerapan metode cooperative script dalam meningkatkan hasil belajar sistim pemerintahan desa dan kecamatan siswa kelas IV SDN Karangtengah Tahun Ajaran 2014/2015?”

Tujuan Penelitian

Metode cooperative script merupakan strategi pembelajaran dengan cara mengelompokkan siswa menjadi kelompok-kelompok kecil dengan tingkat kecerdasan yang berbeda-beda.

Dalam pembelajaran sistim pemerintahan desa dan kecamatan siswa diharapkan mampu menyebutkan sistim pemerintahan desa dan sistim pemerintahan kecamatan melalui metode cooperative script dihaapkan siswa dengan tingkat kecerdasan yang berbda-beda dapat saling melengkapi dan bekerjasama membuat rangkuman/naskah materi pembelajaran. Oleh karena itu diharapkan dengan penggunaan metode cooperative script dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Karangtengah di tahun ajaran 2014/2015.

Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, siswa, sekolah tempat penelitian dan bagi pembaca.

1. Manfaat PTK bagi peneliti dan guru yang lain adalah:

a. Memperbaiki pembelajaran yang dikelola di kelas.

b. Mengembangkan pengetahuan, wawasan dan ketrampilan.

c. Dapat memotivasi siswa untuk belajar.

d. Dapat berkembang secara profesional.

e. Dapat memilih dan menggunakan media pembelajaran yang tepat.

2. Manfaat PTK bagi siswa adalah:

a. Meningkatkan perhatian siswa pada materi pelajaran

b. Menumbuhkan motivasi belajar yang kuat.

c. Timbulnya keaktifan siswa dalam belajar berkurangnya sikap apatis siswa dalam proses pembelajaran.

d. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Manfaat PTK bagi sekolah adalah:

a. Perbaikan proses dan prestasi hasil belajar.

b. Memberikan sumbangan yang positif bagi kemajuan sekolah.

c. Membantu dalam mencapai visi dan misi sekolah.

d. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan.

4. Manfaat PTK bagi pembaca atau peneliti lain adalah:

a. Untuk menambah wawasan para pembaca tentang masalah yang diteliti

b. Sebagai acuan, masukan maupun perbandingan untuk mengambil tindakan.

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Pustaka

Mohamad Nur (2005:1) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik kelas praktis yang dapat di gunakan tiap hari untuk membantu siswanya belajar tiap pelajaran mulai dari ketrampilan dasar sampai pemecahan masalah yang kompleks.

Dalam model pembelajaran kooperatif, siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu antara satu dengan yang lainnya. Kelompok-kelompok tersebut beranggotakan siswa dengan hasil belajar tinggi, rata-rata dan rendah, laki-laki dan perempuan, siswa yang latar belakang suku berbeda yang ada di kelas, dan siswa penyandang cacat bila ada kelompok beranggotakan hitrogen ini tinggal bersama selama beberapa minggu sampai mereka dapat belajar bekerja sama dengan baik sebagai sebuah tim.

Langkah-langkah cooperative script yaitu:

a. Guru membagi siswa untuk berpasangan

b. Guru membagi wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat rangkuman.

c. Guru dan siswa menetakan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.

d. Pembicara membacakan ringkasan selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasan, sementara pendengar.

1. Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide pokok yang kurang lengkap.

2. Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau materi lainnya.

e. Bertukar peran yang semula jadi pendengar di ukur menjadi pembicara begitu juga sebaliknya.

f. Kesimpulan siswa sama-sama dengan guru

g. Penutup

Hasil Belajar

Abu Ahmadi (1991:121) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Hasil akhir yang diperoleh dari suatu proses belajar adalah hasil belajar, ada beberapa syarat suatu perubahan tingkah laku dikatakan sebagai hasil belajar antara lain:

a) Hasil belajar sebagai pencapaian tujuan, seseorang melakukan upaya belajar di landasi dorongan untuk mencapai suatu tujuan, dengan demikian perolehan tingkah laku baru sebagai hasil belajar merupakan perwujutan dari pencapaian hasil belajar.

b) Hasil belajar harus sebagai buah dari proses kegiatan yang disadari sehingga proses belajar yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan akan memperoleh pencapaian hasil belajar seperti yang dikehendaki dari pengajaran tersebut.

c) Hasil belajar harus sebagai produk dari proses latihan-latihan dimaksud sebagai pengulangan-pengulangan suatu tindakan sebagai rekasi terhadap rangsangan-rangsangan yang kurang lebih sama dalam rangka memperoleh kemampuan baru. Hasil dari latihan ini diakui sebagai hasil belajar.

d) Hasil belajar merupakan tindak tanduk yang berfungsi efektif dalam kurun waktu tertentu. Hasil belajar dikatakan efektif jika belajar tersebut berfungsi positif untuk mencapai suatu tujuan. Hasil belajar yang dicapai siswa akan berfungsi efektif dalam kurun waktu lama, apabila hasil belajar tersebut sering digunakan untuk mengembangkan atau memperoleh hasil belajar yang baru. (MKDK, 1990:30).

PELAKSANAAN PERBAIKAN PENELITIAN

Tempat Dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Karangtengah, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 17 orang, terdiri dari 12 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran bahasa Indonesia berlangsung dengan kompetensi dasar tentang menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan. Pertimbangan peneliti menentukan tempat penelitian tersebut karena sehari-hari peneliti mengajar di SDN Karangtengah sehingga peneliti mempunyai banyak waktu dan kebebasan dalam melakukan penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Pra Siklus

Tabel 4.1 Analisis Hasil Tes Formatif Pembelajaran Awal

No

Perolehan Nilai

Jumlah Anak

Persentase

Keterangan

1

95-104

2

85-94

3

24%

Tuntas

3

75-84

4

16%

Tuntas

4

65-74

3

12%

Belum Tuntas

5

55-64

4

16%

Belum Tuntas

6

45-64

3

12%

Belum Tuntas

7

35-44

Jumlah Anak

17

100%

N ³ 75

7

28%

Tuntas

N £ 75

10

40%

Belum Tuntas

2. Siklus 1

Tabel 4.2 Analisis Hasil Tes Formatif Pembelajaran Siklus I

No

Perolehan Nilai

Jumlah Anak

Persentase

Keterangan

1

95-104

3

8%

Tuntas

2

85-94

3

16%

Tuntas

3

75-84

5

36%

Tuntas

4

65-74

2

8%

Belum Tuntas

5

55-64

2

8%

Belum Tuntas

6

45-64

2

8%

Belum Tuntas

7

35-44

Jumlah Anak

25

100%

N ³ 75

12

48

Tuntas

N £ 75

5

20

Belum Tuntas

3. Siklus II

Tabel 4.2 Analisis Hasil Tes Formatif Pembelajaran Siklus II

No

Perolehan Nilai

Jumlah Anak

Persentase

Keterangan

1

95-104

5

12%

Tuntas

2

85-94

4

24%

Tuntas

3

75-84

6

24%

Tuntas

4

65-74

1

4%

Belum Tuntas

5

55-64

1

4%

Belum Tuntas

6

45-64

7

35-44

Jumlah Anak

25

100%

N ³ 75

15

60%

Tuntas

N £ 75

2

40%

Belum Tuntas

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini dapat peneliti simpulkan bahwa:

1. Langkah peneliti dengan meningkatkan dan mengefktifkan komponen keterampilan bertanya yaitu dengan pemberian acuan, pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan serta dengan memotifasi siswa dengan pemberian penguatan dan pujian pada siswa yang menjawab pertanyaan ternyata dapat mengatasi kekurangmampuan siswa dalam menjawab pertanyaan lisan.

2. Langkah peneliti dalam memasang bermacam-macam gambar di papan tulis dengan maksud untuk memancing ide, inspirasi atau gagasan siswa ternyata dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun kalimat dan paragraf.

Saran

Berdasarkan simpulan-simpulan di atas dapat disarankan:

1. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan lisan maka seorang guru hendaknya meningkatkan dan mengefektifkan komponen keterampilan bertanya yaitu dengan pemberian acuan, pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan serta dengan memotifasi siswa dengan pemberian penguatan dan pujian pada siswa yang menjawab pertanyaan.

2. Untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun lembaga kecamatan maka seorang guru dapat disarankan untuk memasang bagan lembaga-lembaga pemerintahan kecamatan.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Divisi Buku Perguruan Tinggi.

Hermawan, Asep Herry, dkk. 2007. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Andayani, dkk. 2008. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wardani. I.G.A.K, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Yeti Mulyati, dkk. 2007. Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta. UT.

Yunus Mohamad Suparno. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta. UT.

Santosa Puji, dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: UT.

Aswan, dkk. 2004. B45 Indonesia. Jakarta: Erlangga.