UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR

MELALUI METODE PROBLEM BASED LEARNING

PADA PEMBELAJARAN SAINS KELAS B 1 DI SEKOLAH

TAMAN KANAK-KANAK LABORATORIUM KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Fetrio Angga Yusputra

Program Studi S1 PGPAUD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar pada pembelajaran sains kelas B1 TK Lab Kristen Satya Wacana di Salatiga, melalui metode problem based learning. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 21 orang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Aspek indikator yang diukur dalam penelitian ini adalah aspek perasaan senang, ketertarikan pada materi, perhatian dalam pembelajaran, keterlibatan dalam pembelajaran, yang diambil dari Safari dalam Dm Zone 2011. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Hasil observasi sebelum tindakan menunjukkan mengenal huruf pada anak kriteria rendah yaitu 43%. Pada siklus I mengenal huruf pada anak kategori tinggi sebanyak 57% dan siklus II sebanyak 86%. Sehingga penelitian ini dapat dikatakan berhasil, terbukti pada siklus II 86% dari jumlah subyek sebanyak 21 anak sesuai dengan minat belajar pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kegiatan minat belajar dengan problem based learning terbukti dapat meningkatkan minat belajar anak pada pembelajaran sains kelas B1 TK Lab Kristen Satya Wacana Salatiga.

Kata kunci: Minat Belajar, Problem Based Learning, Pembelajaran Sains


PENDAHULUAN

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14).

Sekolah Tk Lab Kristen Satya Wacana di kelas B 1 Tahun Ajaran 2014/2015 memiliki siswa 21 anak yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Ada beberapa buku pelajaran (Lembar Kerja Siswa) LKS yang mereka pelajari dari buku bahasa, buku berhitung, buku belajar sains dan buku kreativitas yang termuat sesuai dari permendiknas 58 tahun 2009 dalam tingkat pencapaian perkembangan anak dan menjadi landasan pengembangan kurikulum. Peneliti melihat Kelas B1 di TK Lab Kristen Satya Wacana dalam minat belajar anak berkurang sehingga perasaan, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan siswa pada anak itu menjadi menurun. Hal ini terlihat pada proses pembelajaran yang monoton, kurang menarik dan kurang membuat anak bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajar. Pada pengamatan sebelumnya di pra siklus dari 21 siswa ada 13 siswa yang minat belajarnya menurun, malas untuk berfikir, tidak menyukai pembelajaran yang diberikan oleh guru. Metode yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar sains di TK LAB selama ini masih menggunakan metode konvensional.

Melihat permasalahan tersebut, Maka dari itu peneliti mencoba melakukan pendekatan melalui Problem Based Learning atau PBL yang diharapkan dapat meningkatkan minat belajar anak pada pembelajaran sains, perlu adanya perubahan metode pembelajaran untuk memotivasi siswa agar lebih bersemangat untuk belajar terutama dalam pembelajaran sains di TK LAB. Dalam Sugiyanto (2010), menyatakan Problem Based Learning sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang pesrta didik untuk belajar dan berfikir. Pembelajaran PBL siswa belajar kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang, menggaris bawahi dari penelitian ini maka metode ini menjadi satu titik solusi yang akan digunakan mengupayakan minat belajar anak pada pembelajaran sains. Maka berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Minat Belajar Anak Tk B 1 Melalui Metode Problem Based Learning pada Pembelajaran Sains Di Sekolah Taman Kanak-Kanak Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga Tahun Ajaran 2014 – 2015”.

TINJAUAN PUSTAKA

Minat Belajar

Minat sangat erat hubungannya dengan belajar, belajar tanpa minat akan terasa menjemuhkan, dalam kenyataannya tidak semua belajar siswa didorong oleh faktor minatnya sendiri, ada yang mengembangkan minatnya terhadap materi pelajaran dikarenakan pengaruh dari gurunya, temannya, orang tuanya (Yurmilza, 2011).

Indikator Minat Belajar

Indikator minat belajar menurut Safari (dalam Dm Zone 2011), ada beberapa indicator minat belajar yaitu sebagai berikut:

1) Perasaan Senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap pelajaran ekonomi misalnya, maka ia harus terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan ekonomi. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut.

2) Ketertarikan Siswa

Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong siswa untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, atau bisa berupa pengalaman efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

3) Perhatian Siswa

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu, maka dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.

4) Keterlibatan Siswa

Ketertarikan seseorang akan sesuatu obyek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari obyek tersebut.

Problem Based Learning

Problem based learning merupakan model intruksional yang menantang solusi bagi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis siswa dan inisiatif atas pelajaran. Problem based learning mempersiapkan siswa untuk berfikir kritis dan analisis, dan untuk mencari serta menggunakan sumber belajar yang sesuai Dutch (dalam Amir, 2009). Dalam pembelajaran menggunakan problem based learning siswa dihadapkan dengan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata siswa.

METODE PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mengikuti tahap tindakan yang bersiklus. Metode penelitian mengacu pada langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang ditulis oleh Arikunto (2009). Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi (reflecting).

Penelitian ini dilakukan di TK Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga pada semester genap tahun 2014/2015 dengan menyesuaikan jam pembelajaran pada kelas B 1. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) Kolaborasi dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian diidentifikasi dan diklasifikasi berdasarkan indikator penelitian yang telah ditentukan, untuk kemudian diolah dan dianalisis menggunakan rumus yang diadaptasi dari Sujiono (2010)

HASIL PENELITIAN

a. Pra Siklus

Penelitian ini diawali dengan observasi yang dilakukan pada siswa Kelas B1 TK LAB Kristen Satya Wacana Salatiga. Hal ini dilakukan dengan tujuan memperoleh data minat belajar anak sebelum tindakan dilakukan.

Hasil pengamatan pra siklus seperti terdapat pada tabel berikut ini

Tabel 4.1 Minat Belajar pada Pembelajaran Sains Pra Siklus

Kategori

F

Persentase (%)

Tinggi

7

33%

Cukup

5

24%

Rendah

9

43%

Total

21

100%

Hasil pra tindakan seperti yang terdapat pada tabel di atas, dari 21 anak yang menjadi subyek penelitian, ini dapat dideskripsikan bahwa 9 anak (43%) yang masuk kategori rendah, 5 anak (24%) yang masuk kategori cukup, 7 anak (33%) yang masuk kategori tinggi. Data yang diperoleh pada pra siklus ini dijadikan bahan pertimbangan membuat perencanaan penelitian agar dapat meningkatkan minat belajar anak semakin membaik di kelas B1 TK Lab Kristen Satya Wacana Salatiga menggunakan metode problem based learning. Maka hasil pengamatan tersebut di atas, dijadikan peneliti sebagai bahan penyusunan rencana tindakan pada siklus I.

b. Siklus I

Hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Hasil Observasi Minat Belajar Siklus I Kelas B1 TK Lab Kristen Satya Wacana Salatiga

Kategori

Siklus I

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Jumlah anak

%

Jumlah anak

%

Tinggi (skor 8 – 10)

7

33%

12

57%

Cukup (skor 5 – 7)

5

24%

5

24%

Rendah (skor 0 – 4)

9

43%

4

19%

Berdasarkan tabel di atas pada siklus I pertemuan I diperoleh data 7 anak (33%) yang masuk kategori tinggi, 5 anak (24%) yang masuk kategori cukup, 9 anak (43%) yang masuk kategori rendah. Pada siklus I pertemuan kedua diperoleh 10 anak (48%) yang masuk kategori tinggi, 6 anak (28%) yang masuk kategori cukup, 5 anak (24%) yang masuk kategori rendah,. Dilihat dari data-data tersebut, maka dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan Siklus I menjadi acuan untuk melaksanakan Siklus II. Hal-hal yang masih kurang dalam Siklus I akan diperbaiki pada Siklus II.

Dengan demikian, jika dibandingkan dengan kondisi pra tindakan, terdapat peningkatan minat belajar anak setelah tindakan ke Siklus I, akan tetapi belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.

c. Siklus II

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Observasi Minat Belajar Siklus II Kelas B1 TK Lab Kristen Satya Wacana Salatiga

Kategori

Siklus II

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Jumlah anak

%

Jumlah anak

%

Tinggi (skor 8 – 10)

15

71%

18

86%

Cukup (skor 5 – 7)

4

24%

3

14%

Rendah (skor 0 – 4)

2

5%

0

0%

Berdasarkan tabel di atas pada siklus II pertemuan I diperoleh data 15 anak (71%) yang masuk kategori tinggi, 4 anak (24%) yang masuk kategori cukup, 2 anak (5%) yang masuk kategori rendah. Pada siklus II pertemuan 2 diperoleh data 18 anak (86%) yang masuk ketagori tinggi, 3 anak (14%) yang masuk kategori cukup.

Grafik di atas menggambarkan hasil kegiatan minat balajar melalui problem based learning pada pembelajaran sains Kelas B1 Siklus II. Warna biru menunjukkan kategori tingg dengan hasil persentase 71% pada pertemuan pertama dan 86% pada pertemuan kedua. Sedangkan warna merah menunjukan kategori cukup dengan hasil persentase 24% pada pertemuan pertama dan 14% pada pertemuan kedua. Selanjutnya pada warna hijau menunjukkan kategori rendah dengan hasil persentase 5% pada pertemuan pertama.

PEMBAHASAN

Pada saat proses belajar problem based learning ini anak-anak bisa sambil bermain, karena metode pembelajaran ini cocok sekali pada pembelajaran sains, kegiatan pembelajaran yang lain juga bisa dilakukan. Kegiatan ini juga anak-anak bisa berfikir bahwa benda apa saja yang jatuh jika di tadahkan oleh benda yang berbagai bentuk bisa mengalir kearah yang dituju, ini juga adalah proses kehidupan yang konkrit, karena selama pembelajaran di kelas anak-anak hanya belajar melihat dibuku tanpa bisa mengenal yang sebenarnya apa yang ada disekitar mereka. Hal ini juga tidak terlepas dari pemikiran anak untuk naik ke tingkat SD (Sekolah Dasar), karena untuk naik ke tingkat SD anak-anak sudah harus mempunyai cara untuk berfikir memecahkan masalah. Tidak hanya itu problem based learning ini bisa diaplikasikan ke lingkungan rumah kehidupan sehari-hari anak-anak. Problem based learning ini juga bisa mengasah pemikiran anak supaya jangan malas untuk berfikir, karena anak-anak diajak bermain sambil belajar jadi saat proses pembelajaran berlangsung anak tidak merasakan bosan.

Pada pelaksanaan siklus I, banyak anak yang belum mengerti untuk memecahkan masalah yang disediakan oleh guru yang diaplikasikan ke sains, terkadang mereka bingung dan susah untuk berfikir bagaimana solusi benda yang jatuh bisa jatuh pada tempatnya. Mereka di saat belajar satu persatu melakukan percobaan masih ada yang malas-malasan, anak yang lain ada yang diam dan rebut. Melihat hal ini, guru segera mengambil tindakan agar anak tidak terus-menerus malas untuk berfikir.

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, minat belajar anak melalui problem based learning pada pembelajaran sains kelas B 1 TK Kristen Satya Wacana. Anak yang perasaan, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan menjadi menurun, berubah menjadi semangat dan mempunyai pemikiran yang baik. Anak juga terlihat senang dan antusias dalam melakukan kegiatan pembelajaran problem based learning pada pembelajaran sains pada siklus I maupun siklus II. Kelebihan problem based learning ini dapat membantu dan meningkatkan daya pemikiran anak, membantu guru menginterpretasikan dan mengembangkan kurikulum menjadi bentuk pelajaran yang menarik.

Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Dewey (dalam Sugiyanto, 2010) pembelajaran problem based learning begitu anak tidak akan berfikir abstrak lagi karena hal-hal abstrak dimanipulasi dengan benda-benda kongkrit. Selain itu siswa akan menemukan pengetahuan baru sendiri. Mendorong guru untuk melibatkan siswa diberbagai proyek berorientasi masalah dan membantu mereka menyelidiki berbagai masalah sosial dan intelektual sangat penting.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan, maka diperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan problem based learning, dapat meningkatkan minat belajar pada pembelajaran sains kelas B1 TK LAB Kristen Satya Wacana Salatiga. Peningkatan minat belajar tersebut dapat terlihat secara baik dari hasil data observasi dan dokumentasi yang diperoleh pada setiap pertemuan di siklusnya yang mengalami peningkatan. Kondisi awal anak sebelum tindakan menunjukkan bahwa minat belajar anak dengan presentase tertinggi 33%. Pada siklus I pertemuan kedua minat belajar anak dengan angka presentase tertinggi 57%, selanjutnya pada siklus II pada pertemuan kedua minat belajar anak menjadi meningkat dengan angka presentase 86%. Sehingga pembelajaran dapat dikatakan berhasil karena 86% dari 18 jumlah anak Kelas B1 TK Lab Kristen Satya Wacana Salatiga telah mencapai indikator keberhasilan.

Respon anak saat proses pembelajaran berlangsung terlihat mempunyai rasa senang dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan media yang begitu banyak dan bisa membuat anak berfikir sambil bermain. Pembelajaran menggunakan problem based learning dapat membuat anak menjadi bersemangat dan selalu ingin mencoba sesuatu hal yang baru dalam pembelajaran sains. Di samping itu juga minat belajar anak menjadi semakin meningkat terlihat dari antusias anak melakukan percobaan sehingga anak-anak begitu ribut dan senang melakukan pembelajaran ini.

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M Taufik. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based
Learning
Bagaimana Pendidikan Memberdayakan Pemelajar
di Era Pengetahuan. Jakarta: Kencana.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional, (UU No. 20 Th 2003 Ttg.Sisdiknas)

Desti, hasriana. 2014. Meningkatkan kedisiplinan melalui metode bercerita
pada kelompok bermain di paud amanah kota lubuklinggau.

Program sarjana (s1). Kependidikan bagi guru dalam jabatan.
Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. Universitas Bengkulu
2014

Endang Mulyatiningsih. 2011. Riset Terapan Bidang Pendidikan dan
Teknik Yogyakarta UNY: Press

Fauzi Ahmad. 2004. Psikologi umum Untuk Pembelajaran. Bandung: CV
Pustaka Setia.

Gulo W,.2002. Strategi belajar-mengajar. Grasindo. Jakarta.

Indrawati. 1995, Sains, Teknologi dan Masyarakat (SATEMAS)

Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati.2002.Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar
.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya
Nanda, Y. 2011.
Minat Belajar.
http:
//acenale.wordpress.com/2011/12/21/minatbelajar/
.
(Diunduh pada tanggal 7 April 2015).

Nugraha, Ali. 2008. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini.
Bandung:JILSI Foundation

Pasaribu, I.L. dan Simanjutak. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.

Qym. 2009. Minat Belajar. http://qym7882.blogspot.com/2009/03/ pengertian-
minat.html30 maret 2009
(diakses tanggal 4 April 2015).

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.

Soetjiningsih. 2012. Perkembangan anak. Jakarta: Prenada Media Group

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyanto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka:
FKIP UNS.

Trianto. 2011. Mendisain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana.

Utami, Sri. 2009. Bermain Lego Meningkatkan Kognitif Anak Usia Prasekolah (4-5
tahun). Ners Jornal Jurnal Ners Vol 3.
Surabaya:
Program Studi Ilmu Keperawatan FKp Unair

Zone Dm 2011. Indikator Minat belajar.http://pedomanskripsi.blogspot.com/2011/07
/indikator-minat-belajar.html
. Di unduh pada tanggal 5 April
2015