Upaya Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Melalui Metode Jigsaw
UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
MELALUI METODE JIGSAW SISWA KELAS IV SEMESTER 2
DI SD NEGERI BENDUNGAN 3 KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Budiharti
SD Negeri Bendungan 3 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan motivasi belajar IPS materi perkembangan teknologi melalui metode Jigsaw bagi siswa kelas IV SDN Bendungan 3 kecamatan Kedawung semester II tahun 2017/2018. (2) meningkatkan hasil belajar IPS materi perkembangan teknologi melalui metode Jigsaw bagi siswa kelas IV SDN Bendungan 3 kecamatan Kedawung semester II tahun 2017/2018. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan 4 langkah yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar IPS materi perkembangan teknologi bagi siswa kelas IV SDN Bendungan 3 kecamatan Kedawung kabupaten Sragen semester II tahun pelajaran 2017/2018.
Kata Kunci: Motivasi, Hasil Belajar, IPS, Metode Jigsaw
PENDAHULUAN
Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Diknas, 2011)
Kualitas pendidikan mempengaruhi penerus generasi bangsa Indonesia yang akan datang. Karena dengan pendidikanlah bangsa ini dibangun dan maju serta mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Memperbaiki kualitas pendidikan berarti memperbaiki bangsa ini. Kualitas pendidikan dapat diperbaiki dengan cara memperbaiki proses pembelajaran yang terdiri dari sarana-prasarana pendidikan, metode dan model pembelajaran. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang termuat dalam Kurikulum Sekolah Dasar. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi salah satu mata pelajaran yang sangat membantu peserta didik dalam menumbuhkan pengetahuan dan pemahaman untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang termuat dalam Kurikulum Sekolah Dasar. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi salah satu mata pelajaran yang sangat membantu peserta didik dalam menumbuhkan pengetahuan dan pemahaman untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan kajian antar disiplin ilmu yang mengkaji seperangkat peristiwa,konsep, fakta dan generalisasi yang berkaitan dengan isu – isu atau masalah – masalah sosial.
Berdasarkan hasil observasi sebelum penelitian (pra siklus) siswa kelas IV semester 2 SD Negeri Bendungan 3 tahun pelajaran 2017/2018 pada pembelajaran IPS materi Perkembangan Teknologi diperoleh hasil nilai minat belajar dan hasil belajar IPS siswa yang masih rendah. Hal ini terbukti dari rata-rata prosentase pada tiap-tiap indikator minat belajar siswa kelas IV yaitu 1) Perasaan senang ketika belajar sebesar 53,33%, 2) Konsentrasi dan perhatian sebesar 46,67%, 3) Kesadaran untuk belajar sebesar 40,00%, dan 4) Kemauan untuk belajar sebesar 46,67%. Selain itu berdasarkan hasil belajar siswa diperoleh data tiap siklus, rata-rata hasil belajar IPS siswa 72,00 dengan prosentase 53,33%. Dan rata-rata nilai akhir yang diperoleh dari rata-rata nilai minat dan nilai hasil belajar IPS pada tiap siklus adalah 72,88 dengan prosentase 60,00%.
Maka dari itu diperlukan metode pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menarik bagi peserta didik. Salah satu metode pembelajaran yang sesuai dan menarik bagi peserta didik adalah metode pembelajaran Jigsaw. Pendekatan konsep sudah tidak sesuai dengan tuntutan jaman, karena pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan konsep tidak diberi kesempatan untuk aktif dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan yang penulis temukan di lapangan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) “Apakah penggunaan metode pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan minat belajar IPS materi Perkembangan Teknologi siswa kelas IV semester 2 SD Negeri Bendungan 3 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2017/2018?†(2) “Apakah penggunaan metode pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi Perkembangan Teknologi siswa kelas IV semester 2 SD Negeri Bendungan 3 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2017/2018?â€
Tujuan yang diharapkan dari penulisan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran Jigsaw terhadap peningkatan minat belajar siswa kelas IV semester 2 pada mata pelajaran IPS materi Perkembangan Teknologi di SD Negeri Bendungan 3 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2017/2018. (2) Untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran Jigsaw terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas IV semester 2 pada mata pelajaran IPS materi Perkembangan Teknologi di SD Negeri Bendungan 3 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2017/2018.
LANDASAN TEORI
Tinjauan Tentang Minat belajar
Menurut Slameto (2003 : 180), Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan untuk belajar dan ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.
Melalui uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar seseorang memiliki pengaruh pada prestasi belajar karena dengan adanya minat, seseorang akan bersungguh-sungguh dalam belajar, begitu sebaliknya.
Tinjauan Tentang Hasil belajar
Menurut Slameto (2002: 2) belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannyaâ€. Belajar diarahkan untuk membangun kemampuan berfikir dan kemampuan menguasai materi pelajaran. Pengetahuan merupakan sumber dari luar diri, tetapi dekonstruksi dalam diri individu siswa.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 77) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang siswa untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang diajarkan yang sudah diterima oleh siswaâ€. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.†Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar.
Dari devinisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang.
Metode Pembelajaran Jigsaw
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode jigsaw. Istilah metode berasal dari bahasa Yunani “Metodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu “Metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” jalan atau cara. Jadi metode adalah suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian jigsaw learning adalah sebuah teknik yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknis “pertukaran dari kelompok ke kolompok lain.” (group to group exchange) dengan suatu perbedaan penting setiap peserta didik mengajarkan sesuatu.
Sedangkan menurut Arends (1997) model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada kelompok yang lain.Teori yeng melandasi pembelajaran kooperatif jigsaw adalah teori konstruktivisme.
Pembelajaran model Jigsaw menuntut setiap siswa untuk bertanggung jawab atas ketuntasan bagian pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok lainnya. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada orang lain dalam kelompoknya. (Lie, 2008 : 70).
Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan terjemahan dari (social studies). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menurut Nursid Sumaatmadja (1984: 10) diartikan sebagai “ilmu yang mempelajari bidang kehidupan manusia di masyarakat, mempelajari gejala dan masalah sosial yang terjadi dari bagian kehidupan tersebutâ€. Artinya Ilmu Pengetahuan Sosial diartikan sebagai kajian terpadu dari ilmu-ilmu sosial serta untuk mengembangkan potensi kewarganegaraan.
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Mengenal konsep- konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai- nilai sosial dan kemanusiaan; 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global menurut BSNP (2006: 159).
Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran pada hakekatnya bersumber dari kajian teoritis dan sering diinformasikan dalam bentuk anggapan dasar. Menurut Arikunto (2010: 104), anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas. Kerangka pemikiran pada hakekatnya bersumber dari kajian teoritis dan sering diinformasikan dalam bentuk anggapan dasar. Menurut Arikunto (2010: 104), anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: (1) Dengan metode pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan minat belajar pada pembelajaran IPS materi Perkembangan Teknologi siswa kelas IV semester 2 di SD Negeri Bendungan 3 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2017/2018. (2) Dengan metode pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPS materi Perkembangan Teknologi siswa kelas IV semester 2 di SD Negeri Bendungan 3 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2017/2018
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bendungan 3 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Bendungan 3 Tahun 2017/2018 selama ± 5 bulan yaitu pada 03 Januari sampai 31 Mei 2018. Subjek penelitian dibagi menjadi dua, sebagai berikut : subjek pelaku tindakan yaitu guru sebagai peneliti dan subjek penerima tindakan adalah siswa kelas IV semester 2 di SD Negeri Bendungan 3 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan jumlah 15 siswa yang terdiri 8 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Menurut Rubiyanto (2011: 47) penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang menghasilkan data deskriptif (kata-kata tertulis/lisan dari orang-orang yang diamati) dan digunakan untuk meneliti kondisi alamiah. Penelitian kualitatif ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rubiyanto (2011: 97) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk pencermatan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas untuk meningkatkan suatu hal di mana guru telah menentukan fokus permasalahan, tindakan yang harus dilakukan, dan menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan tersebut.
Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang bertahap dan berkelanjutan sampai memperoleh hasil yang ditetapkan atau sesuai dengan indikator keberhasilan. Kegiatan penelitian dimulai dari permasalahan riil yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalah tersebut. Setelah itu, masalah tersebut ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan terencana dan terukur dalam beberapa siklus pelaksanaan sampai indikator keberhasilan yang telah ditentukan tercapai.
Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam beberapa siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection), begitu seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (indikator keberhasilan). Prosedur penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin (dalam Rubiyanto, 2011: 109) dengan modifikasi.
Jenis Dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data berupa minat belajar dan hasil belajar IPS materi Perkembangan Teknologi. Dalam penelitian ini peneliti langsung terjun ke lapangan sebagai instrument untuk melakukan observasi, tes, dan dokumentasi.
Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi: Sumber data pokok (primer) dan sumber sekunder. antara lain : dokumentasi dan arsip berupa informasi yang tertulis seperti RPP, daftar nilai prestasi belajar atau hasil belajar siswa, minat belajar, dan aktivitas belajar siswa.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, alat pengumpulan data akan menentukan kualitas penelitian. Agar memperoleh data yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, maka penelitian ini menggunakan teknik untuk mengumpulkan data yaitu observasi, dokumentasi, lembar kerja dan tes.
Observasi
Metode ini dimaksudkan untuk mengamati secara langsung tentang hal-hal yang nyata. Observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa di kelas. Observasi adalah teknik pengumpulkan data, di mana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung dengan pencatatan yang sistematis tentang fenomena-fenomena yang diselidiki.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi sistematis, karena adanya kerangka yang jelas dengan demikian akan memudahkan penulis dalam pelaksanaan observasi. Selain itu dalam observasi ini sudah dibatasi permasalahannya, baik isi maupun luas situasi serta wilayahnya dengan demikian kemungkinan observasi bisa terarah dan teliti.
Observasi dilakukan dengan maksud untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh, baik faktor yang mendukung maupun yang menghambat peningkatan dalam minat belajar dan hasil belajar IPS materi Perkembangan Teknologi pada siswa kelas IV semester 2 SD Negeri Bendungan 3 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen.
Dokumentasi
Menurut Guba dan Licoln (dalam Moleong, 2012: 216) dokumentasi ialah setiap bahan tertulis ataupun film. Metode ini dilakukan dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, agenda, foto/gambar, arsip-arsip atau catatan lain yang berkaitan dengan perilaku siswa, keaktifan siswa, dan orientasi siswa berguna untuk melengkapi dan mendapatkan data yang berkaitan dengan fokus penelitian.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: (1) Butir soal, digunakan sebagai instrumen pengakuan hasil belajar siswa kelas IV semester 2 pada pembelajaran IPS materi Perkembangan Teknologi melalui tes pada tiap akhir siklus pembelajaran. (2) Lembar pedoman observasi, digunakan untuk mengamati jalannya kegiatan pembelajaran. (3) Lembar unjuk kerja, digunakan untuk menilai minat belajar dan hasil belajar siswa ketika dalam pembelajaran.
Validitas Data
Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan Triangulasi. Moleong (2012:330) mengemukakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Sedangkan Sukardi (2006:106) mengemukakan bahwa triangulasi dapat diartikan sebagai kombinasi beberapa metode atau sumber data dalam sebuah studi tunggal. Untuk menjadikan data yang akurat dan tepat maka dalam penelitian ini digunakan triangulasi: (1) Triangulasi Sumber, (2) Triangulasi Teknik.
Indikator Keberhasilan
1. Indikator Keberhasilan Hasil belajar
Hasil belajar IPS materi Perkembangan Teknologi siswa kelas IV semester 2 mencapai ketuntasan mencapai nilai ketuntasan sesuai KKM yaitu ≥ 75. Dengan jumlah siswa yang tuntas harus ≥ 75%.
2. Indikator Keberhasilan Minat belajar
Penelitian ini akan diakhiri setelah 75% siswa telah mengalami peningkatan minat belajar IPS yang berdampak pada peningkatan nilai atau hasil belajar IPS siswa kelas IV semester 2 di dalam kelas. Dengan mencapai nilai ketuntasan sesuai KKM yaitu ≥ 75.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Pada kondisi awal sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada hari Sabtu, 20 Januari 2018, minat belajar dan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV semester 2 SD Negeri Bendungan 3 masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari beberapa indikator yaitu:
1. Masih terdapat permasalahan yang ditemui pada diri siswa, antara lain: Siswa menunjukkan sikap jenuh dan bosan saat pembelajaran berlangsung, ditunjukkan dengan siswa mengobrol sendiri dan mengganggu temannya, masih ragu-ragu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, tidak berani tampil di depan kelas, dan kurang antusias saat merespon tindakan guru.
2. Hal ini terbukti dari rata-rata prosentase pada tiap-tiap indikator minat belajar siswa kelas IV yaitu 1) Perasaan senang ketika belajar sebesar 53,33%, 2) Konsentrasi dan perhatian sebesar 46,67%, 3) Kesadaran untuk belajar sebesar 40,00%, dan 4) Kemauan untuk belajar sebesar 46,67%.
3. Selain itu berdasarkan hasil belajar siswa diperoleh data tiap siklus, rata-rata hasil belajar IPS siswa 72,00 dengan prosentase 53,33%. Dan rata-rata nilai akhir yang diperoleh dari rata-rata nilai minat belajar dan nilai hasil belajar IPS pada tiap siklus adalah 78,67 dengan prosentase 66,67%.
Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I diketahui bahwa tindakan yang dilakukan peneliti berupa penerapan metode pembelajaran Jigsaw ternyata dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS materi Perkembangan Teknologi dibandingkan hasil kondisi awal. Meskipun peningkatan tersebut belum signifikan karena belum mencapai indikator yang diharapkan.
Kesimpulan yang dapat diambil dari keseluruhan tindakan yang telah dilakukan pada siklus I ini yaitu masih perlu diadakan perbaikan pada putaran selanjutnya karena hasil yang dicapai belum maksimal. Rencana tindakan siklus I perlu di revisi, dan hasilnya akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan siklus II.
1. Dalam menyampaikan materi harus dengan luwes dan tidak terlalu cepat agar siswa tertarik dan dapat mengikuti.
2. Guru harus memberikan lebih banyak motivasi agar membangkitkan kepercayaan diri siswa ketika bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengerjakan soal/tugas dengan baik.
3. Guru memberikan contoh yang jelas tentang cara berdiskusi, cara presentasi, cara kerjasama yang baik dalam kelompok.
Deskripsi Siklus II
Berdasarkan pengamatan/observasi kegiatan pembelajaran pada siklus II sudah banyak peningkatan dibandingkan siklus I, dan hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pada siklus II ini sudah banyak siswa yang mengalami peningkatan minat belajar dan hasil belajar. Banyak siswa yang sudah tidak malu ataupun kaku dalam menanyakan materi, bertanya hal-hal yang belum jelas, mengerjakan tugas dengan baik, dalam berbicara menyampaikan pendapat ketepatan, kelancaran, dan kenyaringan berbicara sudah semakin meningkat, dan melaksanakan kerjasama kelompok dengan baik. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran sehingga membuat kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan dan mengasyikkan. Selain itu juga terjadi hubungan lebih baik antar siswa, mereka lebih menghargai temannya dan membantu dalam melaksanakan tugas kelompok.
Pada akhir siklus dilaksanakan evaluasi secara individu untuk mengetahui hasil belajar pada pembelajaran IPS materi Perkembangan Teknologi. Banyak siswa yang sudah percaya diri dan mandiri dalam mengerjakan soal evaluasi, tidak bekerjasama dengan temannya lagi. Sehingga hasil belajar siswa juga meningkat atau lebih baik dari siklus sebelumnya.
Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II diketahui bahwa tindakan yang dilakukan peneliti berupa penerapan metode pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS materi Perkembangan Teknologi kelas IV semester 2. Peningkatan minat belajar siswa tersebut telah mencapai mencapai indikator yang diharapkan. Berdasarkan hasil observasi kolaborasi dengan rekan guru lain diperoleh beberapa hasil refleksi antara lain:
1. Guru dapat menerapkan metode pembelajaran Jigsaw secara optimal, sehingga minat belajar siswa meningkat.
2. Guru telah mampu menyampaikan materi ajar dengan baik sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
3. Guru mampu mengkondisikan kelas dengan baik.
4. Keseluruhan siswa merasa senang dalam proses pembelajaran sehingga suasana pembelajaran efektif dan menarik perhatian siswa dalam pembelajaran IPS materi Perkembangan Teknologi.
5. Siswa telah melaksanakan tugasnya dengan baik selama proses pembelajaran.
6. Minat belajar siswa dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS materi Perkembangan Teknologi mengalami peningkatan yang signifikan.
PENUTUP
Simpulan
Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan pendekatan metode pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa kelas IV semester 2 pada pembelajaran IPS materi Perkembangan Teknologi di SD Negeri Bendungan 3 tahun pelajaran 2017/2018. Peningkatan terjadi untuk masing-masing indikator minat belajar dan untuk nilai hasil belajar IPS materi Perkembangan Teknologi.
2. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata minat belajar dan hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPS materi Perkembangan Teknologi dari rata-rata nilai dasar 72,88 naik menjadi 82,88 pada siklus I dan 93,21 pada siklus II. Dilihat dari rata-rata kenaikan pada setiap siklus maka dapat dikatakan bahwa prosentase peningkatan dari pra siklus 60,00% naik menjadi 73,33% pada siklus I, dan naik menjadi 100% pada siklus II.
3. Dengan demikian melalui metode pembelajaran Jigsaw maka minat belajar dan hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPS materi Perkembangan Teknologi semester 2 di SDN Bendungan 3 tahun pelajaran 2017/2018 mengalami peningkatan.
Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas maka implikasi dari penelitian ini adalah :
1. Memberi implikasi bahwa pendekatan metode pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPS materi Perkembangan Teknologi, maka akan berpengaruh positif pada guru dalam mempertimbangkan metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran selanjutnya.
2. Memberikan implikasi yang menggambarkan adanya peningkatan minat belajar dan hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPS materi Perkembangan Teknologi, maka hal ini menunjukan bahwa penggunaan pendekatan metode pembelajaran Jigsaw merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa.
3. Secara praktis hasil penelitian digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada siswa kelas atas dengan pendekatan metode pembelajaran Jigsaw.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian kelas IV semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 di SD Negeri Bendungan 3 yang telah dilaksanakan dalam peningkatan minat belajar dan hasil belajar siswa kelas IV semester 2 melalui pendekatan metode pembelajaran Jigsaw, maka diajukan sejumlah saran sebagai berikut:
1. Bagi kepala sekolah
Kepala sekolah perlu mengikutsertakan guru dalam program-program pelatihan yang lebih spesifik dengan mengacu pada kompetensi-kompetensi guru yang selalu disesuaikan dengan kebutuhan guru dan perkembangan dalam strategi dan metode pembelajaran.
2. Bagi guru
a. Guru hendaknya mampu memilih metode mengajar yang tepat dan menarik agar proses pembelajaran dikelas dapat berlangsung secara efektif dan efisien dan menyenangkan salah satunya adalah pendekatan metode pembelajaran Jigsaw.
b. Sebelum menjelaskan materi hendaknya guru memberikan motivasi, memberitahukan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan serta dalam menjelaskan materi hendaknya guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.
3. Bagi Peneliti Berikutnya
Mengingat dalam penelitian tindakan kelas IV ini masih banyak kekurangan maka kepada peneliti berikutnya sebaiknya melakukan penelitian lebih lanjut lagi dengan materi dan metode yang tertentu guna mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan agar proses pembelajaran di sekolah di masa yang akan datang lebih bermutu, berjalan efektif tanpa hambatan, sesuai dengan yang diinginkan sehingga dihasilkan lulusan yang handal.
|
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : Rosda Karya.
Mudjiono, Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta..
Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: FKIP PGSD.
Sudjana, Nana. 2009. PenelitiandanPenilaianPendidikan. Bandung: SinarBaruAlgensindo
Sugiyono, 2010.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
.