UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR

PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 JAMBU SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

MELALUI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS

Rokhim

Kepala SMP Negeri 1 Jambu Kabupaten Semarang

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Sekolah ini bertujuan untuk mengetahui penerapan sistem pembelajaran Moving Class terhadap minat dan hasil belajar peserta didik Kelas VII dan kelas VIII semester 2 SMP Negeri 1 Jambu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini diawali dengan pengumpulan data tentang minat dan hasil belajar peserta didik sebelum penelitian dilakukan sebangai data awal. Bulan Januari tahun 2015 baru dilakukan dengan memberi tindakan. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pembelajaran Moving Class dapat meningkatkan minat belajar peserta didik pada prasiklus ,yang minat belajarnya termasuk kategori baik sampai sangat berminat baru 54% untuk kelas VII dan 92% untuk kelas VIII. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I naik menjadi 84% untuk kelas VII dan 96%untuk kelas VIII dan setelah siklus II menjadi 89% untuk kelas VII dan 98% untuk kelas VIII. Sedangkan hasil belajar yang berupa nilai rata-rata ulangan harian mengalami naik turun yaitu ada 7 mapel yang nilai rata-ratanya naik, 4 mapel yang nilai rata-ratanya turun dan ada satu mapel yang nilai rata-rata tetap untuk kelas VII. Untuk kelas VIII dari 12 mapel yang diajarkan pada siklus I hanya ada dua mapel yang nilai rata-ratanya naik sedang yang lain turun, baru pada siklus II kenaikan rata-rata nilai hasil ulangan harian kelas VIII tampak lebih baik yaitu ada 8 mapel yang nilai rata-rata ulangan harianya naik dan 6 mapel tetap. Untuk kelas VIII dari 12 mapel yang diajarkan ada 10 mapel yang nilai rata-rata ulangan hariannya naik, satu mapel turun dan satu mapel tetap. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan sistem pembelajaran Moving Class dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas VII dan VIII A semester 2 SMP Negeri 1 Jambu tahun pelajaran 2014-2015.

Kata Kunci: Moving Class , minat belajar, hasil belajar

PENDAHULUAN

SMP Negeri 1 Jambu di ampu oleh 33 guru mata pelajaran, rata-rata guru (pendamping) yang mengalami sakit pada bagian kaki sehingga mengalami kesulitan ketika harus mengajar berpindah-pindah ruang kelas, apalagi ditunjang dengan kondisi ruang kelas di SMP Negeri 1 Jambu berada di daerah yang bentuk permukaan tanahnya berupa tanah lereng sehingga setiap pindah ruang harus naik/turun tangga yang sangat menyulitkan bagi guru.

Kondisi ini membuat semangat dan minat belajar peserta didik tidak maksimal hal ini ditunjukkan oleh rendahnya rata-rata nilai setiap mapel di semua kelas selalu di bawah KKM..

Faktor lain yang mempengaruhi nilai rata-rata setiap mapel rendah adalah minat belajar peserta didik rendah.

Sistem penbelajaran Moving Class memungkinkan pendamping yang menyajikan pelajaran di dalam kelas dalam kondisi sehat sehingga penyampaian materinya lebih menarik dan diharapkan dapat menaikkan minat belajar peserta didik dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh pendamping.

LANDASAN TEORITIS

Moving class

Pengertian Moving class adalah sistem belajar yang bercirikan kelas berkarakter mata pelajaran, dengan demikian peserta didik akan berpindah tempat sesuai dengan jadwal mata pelajaranyang harus ditentukan

Minat Belajar

Minat belajar adalah salah satu bentuk keaktifan seseorang yang mendorong untuk melakukan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dalam lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada.

Hasil belajar

Hasil belajar yang dikembangkan dalam setiap pelajaran adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik dari suatu jenjang pendidikan seperti yang dijabarkan dalam standar kompetensi untuk setiap mata pelajaran. Hasil belajar peserta didik yang diharapkan adalah kemampuan lulusan yang utuh yang mencakup kemampuan koknitif, kemampuan psikomotor, dan kemampuan afektif dan perilaku.

Hakekat Pembelajaran

Teori Belajar dari Robert M. Gagne lebih menekan kan pada hasil belajar dari pada proses. Menurut Gagne ada 8 jenis tingkatan belajar, yaitu: Belajar signal, Belajar stimulus respon, Asosiasi verbal, Belajar diskriminasi, belajar konsep, belajar teorema/aturan, Problem solving (Amin Suyitno, 2004:25-28).

METODOLOGI PENELITIAN

Seting Penelitian

Waktu Penelitian

Peneliti ini dilakukan mulai bulan Desember 2014 sampai dengan bulan Juni semester genap paada tahun pelajaran 2014-2015. Penelitian ini dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan.

Analisis Data

1. Data tentang minat belajar peserta didik dilakukan dengan menganalisa dan membandingkan data yang diperoleh dari pengamatan pra siklus I, setelah siklus I, dan setelah siklus II. Dari hasil perbandingan tersebut kemudian direfleksi untuk menentukan tindakan pada tahap berikutnya.

2. Untuk data tentang hasil belajar peserta didik dilakukan dengan membandingkan dan menganalisa hasil ulangan pra siklus, setelah siklus I dan setelah siklus II kemudian direfleksi.

Indikator Keberhasilan

1. Meningkatnya minat belajar peserta didik SMP N 1 Jambu semester 2 pada tahun pelajaran 2014-2015 yang aktif dalam pembelajaran setiap kegiatan pembelajaran yang disampaikan oleh peneliti. Setidaknya sebanyak >75% peserta didik memiliki skor minat belajar > 71

2. Meningkatnya hasil belajar peserta didik SMP N 1 Jambu semester 2 pada tahun pelajaran 2014-2015. Setidaknya pada semester ini lebih dari 85% mata pelajaran yang di ajarkan memperoleh rata-rata nilai > KKM atau tuntas belajar untuk semua mata pelajaran.

Prosedur Tindakan.

Penelitian ini dirancang dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal

Minat belajar peserta didik.

Sebelum peneliti melakukan tindakan sekolah di SMP Negeri 1 Jambu, peneliti sendiri sudah melakukan pencatatan tentang minat belajar peserta didik.

Nilai rata-rata ulangan kelas VII prasiklus setiap mapel menghasilkan nilai di atas nilai KKM. Namun masih ada 4 mapel yang nilai rata-ratanya masih di bawah KKM.

Sedanglkan dari nilai rata-rata ulangan kelas VIII lebih baik bila dibandingkan dengan rata-rata nilai kelas VII, hanya ada satu mata pelajaran yang nilai rata-ratanya masih di bawah KKM.

Siklus I

Pelaksanaan Tindakan

Siklus ini dilaksanakan tanggal 19 sampai dengan tanggal 24 minggu ke tiga bulan Januari 2015. Guru pendamping masuk ruang kelas masing-masing sesuai dengan jadwal pelajaran dan pembagian ruangan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Hasil pengamatan

Minat belajar peserta didik

Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, minat belajar peserta didik minat belajarnya memperoleh skor lebih dari 61 meningkat lebih banyak, kelas VIII dari semula 180 peserta didik paada prasiklus dan setelah siklus I meningkat menjadi 188 peserta didik, Dalam persentase terjadi penurunan jumlah peserta didik yang minat belajarnya masuk kategori kurang berminat (< 61) yang semula pada prasiklus ada 8% setelah siklus I menjadi 4% saja.

Untuk kelas VII juga terjadi peningkatan minat belajarnya dari semula ada 106 peserta didik yang minat belajarnya memperoleh skor > 61 setelah siklus I menjadi 165 peserta didik. Sedangkan peserta didik yang minat belajarnya masuk kategori tidak berminat sampai sangat tidak berminat (<61) pada prasiklus ada 90 peserta didik dan setelah siklus I menurun jumlahnya menjadi 31 peserta didik.

Hasil Belajar

Sedangkan hasil belajar yang berupa nilai rata-rata ulangan harian setiap mata pelajaran dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.


Refleksi

Dari refleksi yang dilakukan diperoleh keteragan tentang minat belajar peserta didik. Baik kelas VII maupun kelas VIII mengalami kenaikan persentase peserta didik yang memilki minat belajar kategori berminat sampai sangat baik.Kelas VII mengalami kenaikan sebesar30% dan kelas VIII naik 4%.

Nilai rata-rata hasil ulangan siklus I baik kelas VII Maupun Kelas VIII, sebagian besar mengalami penurunan bila dibanding dengan hasil rata-rata ulangan pada prasiklus.

Penurunan hasil belajar yang berupa hasil ulangan harian terutama kelas VIII dimungkinkan karena sistem pembelajaran moving class yang mereka lakukan merupakan hal yang baru sehingga masih butuh penyesuaian dan pemahaman yang lebih baik tentang moving class terutama tujuan maupun manfaatnya.

Siklus II

Rencana Tindakan

Pada siklus ini peneliti merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunaka instrumen evaluasi diri peserta didik seperti yang digunakan pada siklus I. Hasil belajar masih menggunakan nilai rata-rata hasil ulangan.

Hasil pengamatan

Minat belajar peserta didik

Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada siklus II minat belajar peserta didik selama siklus II peserta didik yang memperoleh skor lebih dari 61 meningkat, kelas 8 dari semula 180 peserta didik pada prasiklus dan setelah siklus I dilaksanakan meningkat menjadi 188 peserta didik, artinya terjadi peningkatan sebanyak 8 peserta didik.

Hasil Belajar

Hasil belajar peserta didik diperoleh dari rata-rata nilai ulangan pada siklus II. Ulangan dilaksanakan sesuai dengan jadwal masing-masing mata pelajaran dengan rentang waktu antara tanggal 23 sampai dengan 28februari 2015.

Refleksi

Data tentang minat belajar peserta didik maupun hasil belajar peserta didik tiap siklus mengalami perubahan.

Dari refleksi yang dilakukan diperoleh keterangan bahwa minat belajar peserta didik baik kelas VII maupun kelas VIII mengalami peningkatan persentase. Peserta didik dengan kategaori minat belajar berminat sampai dengan sangat baik uintuk kelas VII naik dari 84% siklus I menjadi 89% pada siklus II, Sedangkan kelas VIII naik dari 96% siklus I menjadi 98% pada siklus II.

Dari 12 mata pelajartan yang di ajarkan di kelas VIII ada 10 mata pelajaran yang nilai rata-rata hasil ulangan hariannya meningkat, ada 1 mata pelajaran yang justru menurun dan 1 mata pelajaran yang tetap.

Pembahasan

Setelah segala rangkain kegiatan selesai dilaksanakan, pencatatan kondisi awal tentang minat belajar maupun hasil belajar peserta didik yang berupa rata-rata nilai hasil ulangan harian kemudian dilaksanakan tindakan kelas dari siklus I dan dilanjutkan siklus II

Berdasarkan hasil refleksi yang dilaksanakan pada setiap siklus kemudian dilakukan pembahasan antara peneliti denganbeberapa guru sebagai kolaborator.Pembahasan dimulai dari proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, hasil pengamatan tentang minat belajar peserta didik lewat evaluasi diri dan hasil belajar lewat ulangan harian untu semua mata pelajaran.

Hasil Tindakan

Melalui sistem pembelajaran moving class dapat meningkatkan minat belajar peserta didik, hal ini dapat dilihat pada lembar evaluasi diri peserta didik yang menggambarkan selalu meningkatnya jumlah peserta didik yang memilki minat belajar kategori berminat sampai sangat berminat dengan membandingkan kondisi prasiklus, siklus I dan siklus II.

Demikian juga tentang hasil belajar peserta didik yang selalu meningkat dari kondisi prasiklus, siklus I, dan siklus II. Pada kelas VII terlihat adanya peningkatan nilai rara-rata dari keseluruhan mata pelajaran dari 75,79 pada pra siklus naik menjadi76,49 pada siklus 1 dan pada siklus II menjadi 78,17. Sedangkan pada kelas VIII keseluruhan nilai rata-rata mata pelajaran pada siklus I sempat mengalami penurunan jika dibandingkan dengan prasiklus yaitu dari 78,63 menjadi 78,11, tetapi pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu menjadi 79,49.

PENUTUP

Simpulan

Berdasrkan pembahasan tiap siklus dan antar siklus serta hasil tindakan penelitian ini dapat disimpulkan:

1. Sistem pembelajaran moving class Dapat meningkatkan minat belajar peserta didik yang ditujukan pada tabel evaluasi diri danya kenaikan persentase dari siklus ke siklus berikutnya

2. Sistem pembelajaran moving class dapat meningkatkan semanagt belajar peserta didik , ini ditunjukan pada tabel hasil belajar adanya kenaikan persentasi dari ke siklus berikutnya.

3. Sistem pembelajaran moving class dapat meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik karena

a. Sistem pembelajaran moving class dapat mengurangi kejenuhan situasi pembelajaran

b. Pada Sistem pembelajaran moving class sumber belajar lebih tersedia dan siap digunakan

Saran

Berdasrkan simpulan di atas dapat disarankan

1. Sistem pembelajaran moving class dapat dikembangkan di sekolah-sekolah karena Sistem pembelajaran moving class dapat meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik.

2. Pelaksanaan pembelajaran moving class di SMP Negeri 1 Jambu perlu selalu dikembangkan terus karena peningkatan hasil belajar peserta didik kurang tinggi walau minat belajar peserta didik meningkat dengan cepat.

3. Penelitian Tindakan Sekolah ini dapat dilanjutkan ke siklus III dan seterusnya agar penelitiannya lebih sempurna.

4. Perhatian guru pendamping jangan hanya terfokus pada materi pelajaran saja tetapi minat belajar peserta didik juga memerlukan perhatian yang cukup.

5. Semua guru pendamping hendaknya selalu belajar untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengelolaan kelas yang baik.

6. Pihak pemerintah melalui Dinas Pendidikan memberikan kesempatan dan fasilitas yang cukup kepada semua sekolah untuk melakukan penelitian sekaligus sebagai evaluasi ketika sekolah menerapkan sistem pembelajaran.

7. Bagi semua kepala sekolah hendaknya dapat mendorong dan memberikan contoh keteladanan bagi guru pendamping yang ada di sekolah yang dipimpin untuk dapat selalu mengembangkan diri. Pengembangan tersebut salah satunya adalah Penelitian Tindakan sekolah maupun Penelitian Tindakan Kelas yang langsung berhubungan dengan bagaimana menangani permasalahan sistem pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah yang bersangkutan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Aqib Zainal, Rohmanto Ilham, 2008, Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah, Bandung: Yrama Widya.

Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta

Ahmad Sobari. 2005. Strategi Mengajar dan Microteaching Kuantum Teaching. Jakarta

Depdikbud. 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdiknas, 2006, Buku Saku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Pertama 2006, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama

Hasibuan, Mardjono. 1986. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja Karya

Hamalik, Oemar, 2005. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara.

Kurikulum Pendidikan Dasar. 1993. Garis-garis Besar Program Pengajaran Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Nana Sudjana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Standar Kompetensi. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdikbud.

Nasution, 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto Ngalim, M, 2004, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosdakarya

Sanjaya, Wina, 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Suhardjono, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana Syaoddih, 2006. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya

Supardi, 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.