UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KOMPETENSI DASAR UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE PADA SISWA KELAS IX A DI SMP NEGERI 1 SURADADI
UPAYA MENINGKATKAN
MOTIVASI
DAN HASIL BELAJAR IPS
KOMPETENSI DASAR UANG
DAN LEMBAGA KEUANGAN
MELALUI PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE
PADA SISWA KELAS IX A
DI SMP NEGERI 1 SURADADI
Titin Faridah
SMP Negeri 1 Suradadi
ABSTRAK
Masalah dalam Penelitian ini adalah: rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa kelas IX A pada Kompetensi Dasar Uang dan Lembaga Keuangan di SMP Negeri 1 Suradadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas IX A pada Kompetensi Dasar Uang dan Lembaga Keuangan di SMP Negeri 1 Suradadi melalui model pembelajaran Scremble. Penelitian ini dilakukan dalam 3 bulan terbagi dalam 2 setting siklus dengan hasil analisa data menyatakan bahwa 1). Kondisi awal ketuntasan klasikal hanya mencapai 52,3%. berada dibawah KKM yang ditetapkan sebesar 85 % (kondisi ideal). 2). Siklus I diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 72,7 % masih di bawah KKM. 3). Siklus II diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 90,1% diatas KKM yang berarti telah tercapai indikator keberhasilan. 4) Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan. Hasil penelitian menyimpulkan, bahwa: ada peningkatan motivasi dan hasil belajar IPS siswa pada kompetensi dasar uang dan lembaga keuangan melalui model pembelajaran Scremble pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Suradadi. Kab. Tegal semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014, bahkan tergolong tuntas belajar secara klasikal karena diperoleh ketuntasan klasikal 90,1 % diatas KKM yang berarti telah mencapai indikator keberhasilan.
Kata Kunci: Motivasi Belajar, Hasil Belajar, dan Model pembelajaran Scremble
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan Kurikulum KTSP diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 dengan mewajibkan kepada pelaksana kurikulum untuk menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk mengusai kompetensi dengan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas dinamis dan menyenangkan.
Namun kenyataan menunjukan masih banyak pembela–jaran khususnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang belum maksimal. Atau kurang mempunyai daya tarik dan membosankan, yang menyebabkan kemampuan belajar peserta didik menjadi terhambat.
Demikian pula kondisi yang terjadi di SMP Negeri 1 Suradadi, di tunjukan dalam motivasi belajar siswa rendah dan kemampuan menyerap materi pelajaran IPS masih kurang. Hal ini bisa dilihat dari perolehan nilai mata pelajaran IPS pada ulangan harian pertama yang rata-rata masih kurang dari yang diharapkan, dimana dari 44 siswa kelas IX A, 20 siswa sudah mencapai nilai sesuai KKM sedangkan 24 anak lainnya mendapat nilai di bawah KKM. Jika diprosentasi dalam ketuntasan secara klasikal, pada ulangan harian pertama yang telah mencapai KKM baru 45,5 %, sedangkan sebanyak 54,5% masih belum mencapai KKM.
Berdasarkan pengamatan ada beberapa penyebab terjadinya masalah di atas oleh peneliti dihimpun sebagai berikut: Materi IPS pada pokok bahasan pada pembelajaran kondisi awal penelitian bersifat hafalan sehingga membosankan siswa, karena itu mendorong peneliti untuk menghadirkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, Semangat belajar siswa masih rendah sehingga diperlukan upaya memberikan rangsangan seperti dengan kegiatan permainan, turnamen atau lainnya, Guru belum mengadakan perubahan cara mengajar, masih menggunakan cara mengajar yang lama yaitu mengajar secara konvensional sehingga proses pembelajaran masih bersifat monoton.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam proses belajar mengajar adalah dengan menerapkan model pembelajaran Scramble dan pemberian point nilai sebagai perangsang. Harapan lainnya agar terjalin kerja sama yang baik dengan teman sekelas, selanjutnya hasil belajar siswa dapat meningkat, serta siswa termotivasi untuk belajar IPS.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penerapan model pembelajaran Scramble dapat meningkatkan Motivasi belajar siswa kelas IX A semester Gasal pada Kompetensi Dasar Uang dan Lembaga Keuangan di SMP Negeri 1 Suradadi Tahun Pelajaran 2013/2014?
2. Apakah penerapan model pembelajaran Scramble dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa kelas IX A semester gasal pada Kompetensi Dasar Uang dan Lembaga Keuangan di SMP Negeri 1 Suradadi Tahun Pelajaran 2013/2014?
3. Bagaimanakah proses pembelajaran dengan model pembelajaran Scramble berlangsung untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar belajar siswa kelas IX A semester Gasal pada Kompetensi Dasar Uang dan Lembaga Keuangan di SMP Negeri 1 Suradadi Tahun Pelajaran 2013/2014?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk: Meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar serta memperoleh gambaran pembelajaran IPS pada kompetensi dasar uang dan Lembaga keuangan melalui penerapan model pembelajaran Scremble pada siswa kelas IX A semester Gasal di SMP Negeri 1 Suradadi Tahun Pelajaran 2013/2014
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Bagi siswa
a. Memperoleh pengalaman belajar menggunakan mo–del pembelajaran yang lebih menyenangkan.
b. Siswa yang mengalami kesulitan dalam mengingat istilah yang sulit akan terkurangi bebannya.
c. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan bersosialisasi.dalam kerja kelompok.
2. Bagi Guru
a. Mendapat pengalaman langsung dalam pelaksanaan pembelajaran.
b. Sebagai motivasi meningkatkan keterampilan untuk memilih strategi pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran sehingga memberikan layanan yang terbaik bagi peserta didik.
c. Guru dapat semakin menciptakan suasana lingkung–an kelas yang menyenangkan tapi tetap serius.
3. Bagi Sekolah
a. Memberikan sumbangan yang baik dalam proses pembelajaran di sekolah sehingga pembelajaran IPS akan optimal.
b. Meningkatkan SDM guru serta meningkatkan prestasi siswa.
c. Tumbuhnya motivasi guru dalam mengembangkan proses belajar mengajar yang bermutu yang meng–gunakan berbagai macam metode maupun model pembelajaran.
LANDASAN TEORI
Kajian Teori
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah campuran dari beberapa bidang keilmuan yang meliputi sejarah, geografi , ekonomi dan sosiologi yang dipelajari secara terpadu pada sekolah tingkat menengah pertama. Dengan tujuan utama mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sasial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari hari baik menimpa pada diri sendiri maupun yang menimpa masyarakat (Depdiknas 2006:7).
Pengertian Belajar
Menurut Sumiati, Asra (2009:38) Belajar adalah proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Perubahan perilaku merupakan hasil belajar. Artinya seseorang dikatakan telah belajar jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya. Adapun menurut (Baharudin, Es Nur Wahyuni:2010:12), Belajar adalah aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam diri melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman.
Pengertian Hasil Belajar.
Berdasarkan kamus umum Bahasa Indonesia karangan Purwodarminto disebutkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang diadakan (dilihat/dijadikan) oleh usaha atau pikiran, sesuatu yang diperoleh dari usaha, akibat melakukan sesuatu. Hasil belajar merupakan keseluruhan kecakapan dan hasil yang di capai melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka angka atau yang di ukur. Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan atau kemampuan seseorang dalam memahami, menganalisis, dan mengevaluasi materi pelajaran yang telah dipelajari. (http://ebimbel.net/bimbingan-belajar/231-pengertian-hasil-belajar). Sedangkan hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian tindakan kelas di sini adalah nilai atau angka yang dicapai peserta didik dari hasil tes baik dalam ulangan harian maupun ulangan semesteran pada mata pelajaran IPS di kelas IX A semester 1 pada SMP Negeri 1 Suradadi Kab. Tegal tahun pelajaran 2013 / 2014.
Pengertian Motivasi.
Menurut Muhammad Asrori (2009:183) motivasi dapat diartikan sebagai: (1) dorongan yang timbul pada diri seseorang, secara disadari, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. (2) usaha usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan menurut S. Nasution (1986:76) Istilah motivasi berasal dari kata “ motif “ yang mempunyai arti segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Adapun menurut Burhanudin, Esa Nur Wahyuni (2010:22), motivasi adalah satu faktor yang mempengaruhi keefektipan kegiatan belajar siswa.
Model Pembelajaran Scramble.
Salah satu cara belajar yang dapat membuat peserta didik aktif adalah melalui model pembelajaran Scramble. Menurut Widodo dalam Tri Rahmawati (2011:21) model pembelajaran Scremble adalah suatu model pembelajaran dengan membagi kartu soal dan kartu jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia namun dengan susunan yang acak dan siswa bertugas mengoreksi jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat.. Adapun menurut Hesti Damayanti (2010: 3-4), Model pembelajaran scramble adalah model pembelajaran yang menggunakan penekanan latihan soal yang dikerjakan secara berkelompok yang memerlukan adanya kerjasama antar anggota kelompok dengan berfikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal. Model pembelajaran scramble merupakan model pembelajaran yang memberikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menerapkan model pembelajaran Scremble adalah sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memberi motivasi kepada siswa tentang perlunya mempelajari materi uang dan lembaga keuangan.
2. Guru menyampaikan materi uang dan lembaga keuangan.
3. Guru menyiapakan lembar yang berisi soal dan jawaban yang sudah diacak, Guru membentuk kelompok untuk mengerjakan lembar soal tersebut.
4. Guru membagikan lembar soal tersebut dan memberikan kesempatan siswa untuk mengerjakannya.
5. Guru menyuruh salah satu siswa maju kedepan mempresentasikan pekerjaannya.
6. Guru memberikan point bagi siswa yang menjawab benar dan bagi siswa yang menjawab salah guru memberi motivasi agar tidak putus asa.
Kerangka Berfikir.
Diduga dengan metode kooperatif Scramble dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dikelas IX semester 1 SMP Neeri 1 Suradadi TP. 2013/2014. Apabila disajikan dalam bagan, alur pemikiran diatas adalah sebagai berikut:
Gambar: 1 Kerangka Berfikir
Hipotesa Tindakan.
Dari uraian kajian teori dan kerangka berfikir dapat disusun hipotesis tindakan Melalui Model Pembelajaran Scramble dapat meningkatkan Motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas IX A semester gasal pada kompetensi dasar uang dan lembaga keuangan di SMP Negeri 1 Suradadi Tahun Pelajaran 2013/2014.
METODE PENELITIAN
Obyek Tindakan.
Obyek tindakan dalam PTK ini adalah mengunakan model pembelajaran Scamble yang bermuara pada tindakan pening–katan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada kelas IX A SMP Negeri 1 Suradadi Tahun Pelajaran 2013/2014.
Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai minggu pertama bulan September 2013 sampai minggu keempat bulan November 2013 di SMP Negeri 1 Suradadi. Jln. Desa Sidoharjo Kec. Suradadi Kabupaten Tegal.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Suradadi semester gasal tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 44 siswa.
Metode Pengumpulan Data.
Metode Tes.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai data hasil belajar siswa. Instrumen Tes yang digunakan adalah soal tes berbentuk Scremble berjumlah 20 soal, data hasil belajar ini diperoleh data tentang ketuntasan belajar perorangan dan klasikal
Metode Non Tes.
Digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan penerapan Model pembelajaran Scremble. Instrumen yang digunakan, menggunakan angket dalam jumlah 20 pertanyaan dengan 5 pilihan jawaban: SS: Sangat Setuju, S: Setuju, KS: Kurang Setuju, TS: Tidak Setuju, dan STS: Sangat Tidak Setuju.
Analisis Data.
Untuk pernyataan yang jawabannya bersifat positif (favorable) diberi skor dari mulai skor terbesar yaitu nilai 4 ke skor terkecil yaitu dengan nilai. Sedangkan untuk pernyataan yang jawabannya bersifat negatif (unfavosable) diberi skor sebaliknya, yaitu dari skor kecil yaitu 1 ke skor besar yaitu 4. Setelah diskor, selanjutnya dijumlahkan dan dianalisis. Kemudian hasilnya dikonvermasikan ke dalam kriteria motivasi, dalam penelitian ini terdapat 4 kriteria seperti tercantum dalam tabel dibawah ini:
Tabel 1 Kriteria Motivasi
NO |
RENTANG SKOR |
KRITERIA |
1 |
0 – 20 |
Rendah |
2 |
21 – 40 |
Cukup |
3 |
41 – 60 |
Tinggi |
4 |
61 – 80 |
Sangat Tinggi |
Cara Pengambilan Simpulan.
Pengambilan simpulan dalam penelitian ini dengan penetapan indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
a. Keberhasilan individu, siswa harus mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 75 dalam mengerjakan soal IPS.
b. Keberhasilan klasikal dinilai dari nilai rata-rata siswa yang mampu memperoleh nilai >75 atau sama dengan persentase ketuntasan klasikal lebih dari atau sama dengan 85% dari jumlah siswa.
c. Motivasi belajar siswa meningkat jika minimal 33 siswa atau 75 % dengan kriteria motivasi baik atau sangat baik.
LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kondisi Awal.
Berdasarkan kajian empiris dan pengamatan penulis terhadap pelaksanaan pembelajaran sebelum diadakan tindakan, kegiatan pembelajaran menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Keadaan ini mengakibatkan suasana kelas tidak bermakna, siswa pasif, teacher center, suasana kelas monoton dan membosankan. Akibatnya hasil belajarnya pun rendah. Salah satu hasil belajar yang telah didokumentasikan penulis adalah pada saat pembelajaran dengan pokok bahasan ”Perubahan Sosial Budaya” dimana nilai rata-rata pre test adalah 63,4 dan nilai rata-rata post testnya 69,8 sehingga terdapat kenaikan hasil belajar 6,4 dengan ketuntasan belajar klasikal 52,3%. Hasil belajar ini jelas belum mencukupi ketuntasan belajar perorangan maupun klasikal yang telah ditetapkan pada indikator capaian. Kecuali hasil belajarnya rendah, motivasi siswa dalam belajar juga masih rendah. Melihat hasil yang kurang memuaskan tersebut menuntut guru melakukan tindakan intervensi dengan mengubah metode pembelajaran ceramah dan tanya jawab dengan menggunakan model pembelajaran ”Scramble”.
Perbandingan Hasil Observasi
Hasil Belajar
Berdasarkan hasil belajar yang dilakukan pada Siklus II jika dibandingkan dengan Siklus I menunjukkan peningkatan hasil belajar yakni nilai rata-rata 73,3 menjadi 77,7. Ketuntasan belajar juga meningkat yakni 72,7 % pada Siklus I menjadi 90,1 % pada Siklus II sehingga ketuntasan belajar klasikal pada Siklus II telah tercapai. Perolehan nilai hasil belajar pada Siklus II terdapat siswa yang memperoleh nilai tertinggi 100 yang sebelumnya yang diperoleh siswa pada Siklus I hanya 90. Kenyataan ini menunjukkan bahwa pembelajaran Siklus II telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa jika dibandingkan siklus-siklus sebelumnya. Untuk memperoleh gambaran yang jelas hasil belajar setiap siklus dapat digambarkan dalam tabel dan grafik di bawah ini:
Tabel 2 Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Antar Siklus
Hasil Belajar |
Kondisi Awal |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
|||
Pre Test |
Post Test |
Pre Test |
Post Test |
Pre Test |
Post Test |
|
Tuntas Belajar |
45,5 % |
52,3 % |
50 % |
27,3 % |
59 % |
90,1 % |
Belum Tuntas |
54,5 % |
47,7 % |
50 % |
72,7 % |
41 % |
9,9 % |
Dari tabel 2 di atas dapat digambarkan grafik perbandingan persentase ketuntasan belajar klasikal antar siklus sebagai berikut:
Grafik 1 Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Antar Siklus
Hasil Pengamatan Motivasi siswa
Berdasarkan hasil pengamatan angket motivasi siswa yang dibagikan pada siswa diperoleh data sebagai berikut: pada pembelajaran siklus I motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran IPS dari 44 siswa, terdapat 1 siswa yang memperoleh nilai motivasi 0 – 20, terdapat 23 siswa yang memperoleh nilai motivasi 21 – 40, terdapat 13 siswa yang memperoleh nilai motivasi 41 – 60 dan terdapat 7 siswa yang memperoleh nilai motivasi 61 – 80 , namun pada saat Siklus II, motivasi siswa dalam pelajaran terdapat peningkatan, tidak ada nilai motivasi belajar siswa yang kurang dari 20, dari 44 siswa terdapat 30 siswa yang nilai motivasinya antara 41 – 60 atau 68,2% bermotivasi baik dan terdapat 11 siswa yang nilai motivasinya 61 – 80 atau 25% bermotivasi sangat baik dan hanya ada 3 siswa yang nilainya 21 – 40 atau 6,8% bermotivasi rendah sehingga dalam siklus II dapat di simpulkan mengalami kenaikan motivasi belajar yang cukup berarti yaitu dari 52,3% di siklus I menjadi 93% di siklus II. Untuk memperoleh gambaran yang jelas motivasi siswa dalam pembelajaran antar siklus dapat digambarkan dalam tabel dan diagram di bawah ini:
Tabel 3 Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Antar Siklus
Klas Interval Nilai |
Siklus I |
Siklus II |
||
Frekuensi |
Persentase |
Frekuensi |
Persentase |
|
61 – 80 |
7 |
15,9 |
11 |
25 |
60 – 41 |
13 |
29,5 |
30 |
68,2 |
21 – 40 |
23 |
52,3 |
3 |
6,8 |
0 – 20 |
1 |
2,3 |
– |
– |
Dari tabel 4 di atas dapat digambarkan grafik perbandingan Motivasi siswa dalam pembelajaran antar siklus sebagai berikut:
Grafik 2 Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Antar Siklus
PENUTUP
Simpulan
Dari kenyataan di lapangan dalam proses pembelajaran yang kemudian penulis paparkan pada uraian-uraian di muka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan model pembelajaran Scramble dapat mening–katkan Motivasi dan hasil belajar siswa kelas IX A semester Gasal pada Kompetensi Dasar Uang dan Lembaga Keuangan di SMP Negeri 1 Suradadi Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Optimalisasi hasil belajar dapat ditunjukan melalui data peningkatan nilai pre tes dan post tes, hasil observasi dan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus penelitian
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, kiranya Model Pembelajaran ”Scremble” dapat direkomendasikan untuk diguna–kan sebagai alternatif pembelajaran bagi guru, khususnya guru-guru IPS dalam memberikan pengetahuan dan pengalaman belajar yang menyenangkan kepada siswa
DAFTAR PUSTAKA
Asrori, Muhammad. 2009. Psikologi Pembelajaran, CV Wacana Prima. Bandung
Arikunto, Suharsimi 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Renneke Cipta, Bandung
Baharuddin, Esa Nur Wahyuuni, (2010), Teori Belajar dan Pembelajaran, Ar- Ruzz Media, Jogjakarta
Basuki Wibowo,2003, Penelitian Tindakan Kelas, Direktorat Jenderal Menengah Pendidikan Dasar dan Menegah, Kementerian, Pendidikan Nasional, Jakarta.
Hamzah B Uno, 2011, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif, Buku Aksara, Jakarta.
Hamalik, 1990, Teori Belajar, (http://ebimbel.net/bimbingan-belajar/231-pengertian-hasil-belajar.
Hesti Damayanti 2010, Model pembelajaran scramble, http://beredukasi.blogspot.com/2013/09/model-pembelajaran-scramble.html
Iswardono Sp.1984.Uang Dan Bank. BPFE, Yogyakarta:
Poerwadarminta, 1994, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan, Jakarta
Riana Cahyani, 2010, Pembelajaran IPS Kreatif Panduan Bagi Pendidik, Balai Pustaka, Jakarta.
Rochiati Wiria Atmaja, 2009, Metode PTK, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Tri Rahmawati, 2011, Penggunaan Model Pembelajaran Scremble untuk Peningkatan Motivasi Belajar IPA (Fisika) pada siswa SMP Negeri 16 Purworejo tahun pelajaran 2011/2012, Radiasi, Vol 1 No: 1
S, Nasution, 1986, Diktaktik Asas Asas Mengajar, Jemmers, Bandung.
Sumiati, Asra, 2009, Metodologi Pembelajaran, Wacana Prima, Bandung.
________, 2006. Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu. Balitbang Depdiknas, Jakarta.
(http://ebimbel.net/bimbingan-belajar/231-pengertian-hasil-belaja)