Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG KELIPATAN FAKTOR BILANGAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II SDN MOJOPURO 1 SEMESTER 2 KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Florentina Sri Sunarti
SD Negeri Mojopuro 1 Kecamatan Sumberlawang
ABSTRAK
PTK ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa melalui Metode Demonstrasi bagi peningkatan mata pelajaran Matematika pada siswa kelas II. Penelitian Tindakan Kelas 2014. Metode pengumpulan data, observasi, tes dan catatan lapangan. Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti bersama mitra guru kelas II, dengan menjaga validitas isi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif, untuk mendeskripsikan implementasi model pembelajaran dan menghitung persentase siswa yang tuntas. Hasil Penelitian Tindakan Kelas adalah, (1) Pembelajaran melalui Metode Demonstrasi dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Matematika siswa SD Negeri Mojopuro 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Menentukan kelipatan dan faktor bilangan di lingkungan setempat, diamati dari indikator (a) kemampuan menyatakan ulangan sebuah konsep, (b) kemampuan menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur tertentu (2) Model pembelajaran melalui Metode Demonstrasi dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Matematika tentang kelipatan bilangan siswa SD Negeri Mojopuro 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.
Kata kunci: Faktor Bilangan dan Metode Demonstrasi
PENDAHULUAN
Belajar matematika memerlukan keterampilan dari seorang guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberi–kan guru. Jika guru kurang menguasai strategi mengajar maka siswa akan sulit menerima materi pelajaran dengan sem–purna. Guru dituntut untuk mengadakan inovasi dan berkreasi dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa memuaskan.
Hasil pengamatan guru (peneliti) menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa sebagai berikut: sebanyak 67% (25 orang) siswa tidak senang dengan metode yang diterapkan selama ini dan menginginkan adanya perubahan metode yang lebih menyenangkan. Sebanyak 70% (29 orang) siswa menyatakan tidak puas terhadap hasil ulangan yang diperoleh.
Berdasarkan nilai ulangan yang diadakan guru yang mendapat nilai 65 keatas hanya 8 orang dari 36 siswa, sele-bihnya masih di bawah 65. pada hal KKM yang dicanangkan oleh guru mata pelajar-annya 65, hal ini menunjukkan bahwa hasil prestasi siswa masih dibawah dari nilai KKM. Sehingga banyak siswa yang belum menuntaskan hasil belajarnya.
Melihat hasil belajar siswa yang rendah itu, maka harus ada tindakan (act–ion) dari guru atau perlu adanya metode yang lain untuk menangani hasil belajar siswa yang rendah itu. Upaya untuk menangani hasil belajar siswa yang rendah itu guru yang dulunya hanya mengajar secara monoton hanya menggunakan me-tode ceramah saja dirubah mencari metode lain yaitu dengan ambil menerangkan guru juga menunjukkan alat peraga yang berbentuk faktor bilangan kepada siswa, dengan melihat faktor bilangan itu maka siswa tahu benar secara nyata apa yang dimaksud dengan faktor bilangan dan contoh – contoh kelipatan bilangan itu.
Dengan adanya tindakan dari guru yaitu merubah metode mengajar ceramah menjadi metode demonstrasi maka siswa lebih antusias dalam menerima pelajaran matematika khususnya pada materi faktor bilangan dan kelipatan bilangan. Ternyata dengan metode ini bisa meningkatkan hasil belajar hal ini dibuktikan dengan diberinya ulangan atau evaluasi siswa yang semula mendapatkan nilai di atas batas minimal 8 orang dari 20 siswa setelah ada tindakan semua siswa menuntaskan hasil belajar-nya.
Berdasarkan latar belakang di atas perlu adanya identifikasi masalah antara la-in: (1) Mengapa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika rendah? (2) Mengapa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika perlu ditingkatkan ? (3) Faktor – faktor apa yang menyebabkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika rendah? (4) Bagaimana cara-nya agar prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika meningkat? (5) Apa yang harus dilakukan Guru agar prestasi belajar siswa pada mata pelajaran mate-matika dapat meningkat?
Berdasarkan latar belakang masa-lah dan identifikasi masalah di atas maka penulis membatasi masalah sebagai beri–kut: (1) Rendahnya prestasi belajar; (2) Rendahnya motivasi belajar; dan (3) Guru belum menggunakan model pembelajaran aktif.
Berdasarkan latar belakang masa-lah, dan identifikasi masalah tersebut di atas maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika untuk siswa kelas II semester genap tahun pelajaran 2013/2014 SD Negeri Mojopuro 1, Kecamatan Sumberla-wang, Kabupaten Sragen.
2. Apakah melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika untuk siswa kelas II semester genap tahun pelajaran 2013/2014 SD Negeri Mojopuro 1, Kecamatan Sumberla-wang, Kabupaten Sragen.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan motivasi belajar; (2) Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II semester genap tahun pelajaran 2013/2014 SD Negeri Mojopuro 1 Keca-matan Sumberlawang Kabupaten Sragen.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata “ motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendo-rong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya peng-gerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Dengan demikian motivasi menurut Mc. Donald (Sardiman, 2014:73) Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Fungsi motivasi adalah untuk mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuat–an, untuk mencapai tujuandan menyeleksi perbuatan yakni perbuatan mana yang akan dikerjakan.
Menurut Morgan dan ditulis kem-bali oleh S. Nasution, manusia hidup de-ngan memiliki berbagai kebutuhan: (1) Kebutuhan untuk berbuat sesuatu aktivitas; (2) Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain; (3) Kebutuhan untuk mencapai hasil; (4) Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan.
Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1991:23), prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan – kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri indi-vidu sebagai hasil dari aktifitas dalam belajar.
Sedangkan menurut Surtatinah Tir-tonegoro (1998:3) Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang disebut de-ngan prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kali-mat dalam rangka pada individu sebagai hasil dari aktifitas belajar siswa.
Hakekat Matematika
Sampai saat ini belum ada kesepa-katan yang bulat untuk mendefinisikan apa itu matematika. Walaupun belum ada defi-nisi tunggal menganai matematika, bukan berarti matematika tidak dapat dikenali. Seperti apa yang telah diutarakan oleh Soejono (1985:5) sebagai pengetahuan matematika mempunyai beberapa karak-teristik, yaitu bahwa obyek matematika tidaklah konkrit tetapi abstrak. Dengan mengetahui obyek penelitian matematika, kita dapat mengetahui hakekat matematika yang sekaligus dapat diketahui juga cara berfikir matematika oleh E.T. Ruseffendi (1980:148) mengungkapkan: Matematika itu timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas yaitu: Aritmatika, Alja-bar, Geometri dan Analisa. Selain itu mate-matika adalah ratunya ilmu, maksudnya bahwa matematika itu tidak tergantung pada bidang studi lain
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang mengujikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan lang-sung obyeknya atau caranya melakukan sesuatu atau pertunjukan proses tertulis. Demonstrasi dapat digunakan pada semua mata pelajaran.
Menurut Zainal Aqib dalam (2014: 104) Metode mengajar dapat diartikan suatu cara atau teknik yang digunakan oleh guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung lebih lanjut dijelaskan bahwa metode pengajaran merupakan komponen dalam proses pembelajaran yang tidak dapat berdiri sendiri karena selalu terkait dengan komponen tujuan pembelajaran, komponen materi pelajaran dan komponen evaluasi.
Keunggulan metode demonstrasi adalah siswa dapat memahami obyek sebenarnya, dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa, siswa dibiasakan untuk bekerja secara sistematik, siswa dapat mengamati sesuatu secara proses, siswa dapat mengetahui hubungan struktural atau urutan obyek, siswa dapat memban-dingkan pada beberapa obyek. Disamping itu ada juga kelemahan dalam metode demonstrasi yaitu dapat menimbulkan berfikir konkrit saja, bila jumlah siswa banyak efektifitas demontrasi sulit diper-caya, bergantung pada alat bantu, bila de-monstrasi guru tidak sistematis, de-monstrasi tidak berhasil, banyak siswa yang kurang berani.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian Tindakan kelas ini dilak-sanakan pada semester genap tahun 2014 dari bulan Januari 2014 sampai dengan bulan April 2014. Beberapa tahap yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini, diantaranya: Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun 2014 dari bulan Januari 2014 sampai dengan bulan April 2014 Beberapa tahap yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini, diantaranya: (1) Tahap pertama persiapan dilaksanakan tanggal: 8 Januari sampai dengan tanggal 15 Januari 2014; (2) Tahap ke dua siklus I dilaksanakan tanggal: 15 Januari sampai dengan tanggal 22 Januari 2014; (3) Tahap ke dua siklus II dilaksanakan tanggal: 24 Pebruari sampai dengan tanggal 28 Pebruari 2014
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mojopuro 1 kelas II Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen. Peneliti mengambil tempat ini karena untuk me-ngetahui sejauhmana kelas ini mempunyai banyak permasalahan pada mata pelajaran matematika dan tempatnya strategis mudah dijangkau kebetulan juga peneliti mengajar disitu. Disamping itu juga peneliti sebagai pengajar kelas II SD Negeri Mojopuro 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen dan sekolahan ini belum pernah untuk dijadikan contoh dalam pembelajaran kegiatan belajar mengajar yang diawasi oleh beberapa orang antara lain pengawas, kepala sekolah guru, dan juga bisa teman sejawat sebagai Penelitian Tindakan Kelas yang seharusnya terjadi.
Prosedur Penelitian
Penelitian di Sekolah Dasar Negeri Mojopuro 1 Kelas II Semester II (genap) Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sra-gen tahun pelajaran 2013/2014. Proses dasar penelitian tindakan kelas didasarkan atas menyusun rencana tindakan bersama, bertindak dan mengamati secara individual dan bersama – sama pula, kemudian mengadakan refleksi atas berbagai kegiat-an yang telah dilaksanakan (Suwarsih Madya, 2006: 59). Untuk memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, prrosedur penelitian ini meliputi: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
Pra Siklus
Menurut pengamatan guru atau peneliti dalam pelayanan kegiatan para siklus ini pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran masih rendah, hal ini terbukti ketika tes formatif diberikan oleh guru kenyataan masih ada juga siswa yang mendapat nilai 50 dan 65 sehingga kurang dari standart nilai yang dirumuskan nilai rata-rata hanya 65.
Siklus 1
Peneliti berkolaborasi dengan teman guru untuk melakukan pengamatan proses pembelajaran. Hasil pengamatan guru dalam pelaksanaan kegiatan ini terlihat siswa begitu tenang asyik dan larut dalam mendengarkan keterangan guru yang sambil menunjukkan alat peraga faktor bilangan dan lebih antusias dengan tugas dari guru. Lebih aktif lagi setelah diberi tugas untuk berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Hasil ulangan yang diharapkan sudah mengalami peningkatan namun ada beberapa anak yang belum tuntas maka perlu adanya tindakan kedua.
Siklus 2
Hasil pengamatan guru dalam pelaksanaan kegiatan ini terlihat siswa begitu tenang asyik dan larut dalam men-dengarkan keterangan guru yang meng-gunakan metode demonstrasi, secara aktif dalam menunjukkan alat peraga dan lebih antusias dengan tugas dari guru. Pada akhir kegiatan siswa diajak membahas pe-kerjaannya ternyata hasil siswa memuas-kan sesuai dengan harapan guru.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Deskripsi Siklus I
Pada siklus 1 dipersiapkan berba-gai peraga. Hal ini disebabkan tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajar-an masih rendah. Oleh karena itu pelaksa-naan pembelajaran diawali apersepsi de-ngan maksud menarik perhatian dan minat siswa terhadap pelajaran yang disajikan dan memperkenalkan alat peraga faktor bilangan.Untuk lebih memudahkan siswa dalam menguasai materi peneliti menun-jukkan/menggunakan alat peraga berupa faktor bilangan. Karena pada siklus pertama hasil yang diharapkan belum sesuai dengan apa yang dicanangkan guru (KKM) dari 20 siswa yang mencapai nilai tuntas hanya 12 anak sehingga siswa yang belum tuntas pembelajarannya ada 8 anak, karena hal yang demikian itu maka perlu ada perbaikan pembelajaran lanjutan pada siklus ke 2.
Deskripsi Siklus 2
Tindakan pada siklus ke 2 ini meruapak lanjutan pada tindakan siklus pertama. Terutama memperhatikan pada siswa – siswa yang belum menuntaskan pada tindakan siklus pertama yaitu 12 anak. Siklus ini dilaksanakan setelah mempelajari hasil refleksi pada siklus sebelumnya yaitu dengan berusaha lebih ditingkatkan dengan memfokuskan pada alat peraga tentang kelipatan faktor bilangan dan memperhatikan gerak-gerik siswa yang belum menuntaskan pembela-jarannya. Peneliti merumuskan pertanyaan-pertanyaan dengan singkat, jelas dan menggunakan bahasa yang mudah dime-ngerti oleh siswa.
Dengan lebih memaksimalkan penggunaan alat peraga macam-macam faktor bilangan siswa semakin mampu mengerjakan soal secara benar. Dan hasil ulangan yang dicapai menunjukkan semua siswa mengalami peningkatan yang dratis dalam hasil belajarnya. Dari jumlah 20 anak kelas II SD Negeri Mojopuro 1 Keca-matan Sumberlawang Kabupaten Sragen dalam pokok bahasan menentukan keli-patan dan faktor bilangan tuntas semua.
Deskripsi Kegiatan Tiap Siklus dan antar Siklus
Observator melaksanakan observa-si terhadap peneliti yang sedang melaksa-nakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Observator mewawancarai siswa yang belum tuntas belajarnya. Pembe-lajaran belum berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penguasaan materi dan keberanian sebagian besar siswa belum terlihat. Masih terdapat 17 siswa yang belum tuntas dari 20 siswa hasil pembelajaran sebelum ada tindakan nilai rata-rata 59,52 atau 55% dari nilai ketuntasan yang dicanangkan oleh guru. Maka diadakan suatu tindakan untuk menuntaskan nilai hasil belajar itu.
Siklus I
Observator melaksanakan observa-si terhadap peneliti yang sedang melaksa-nakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Disamping itu observator mewa-wancari siswa yang belum tuntas belajarnya.
Pembelajaran belum berhasil men-capai tujuan yang telah ditentukan. Pe-nguasaan materi dan keberanian sebagian besar siswa belum terlihat. Masih terdapat 8 siswa yang belum tuntas dari 20 siswa.hasil pembelajaran pada siklus pertama ini nilai rata-rata 70 atau 60% dari nilai ketuntasan yang dicanangkan oleh guru. Maka diadakan suatu tindakan untuk menuntaskan nilai hasil belajar itu, namun dibanding dengan pembelajaran sebelum ada tindakan sudah menunjukkan pening-katan tapi belum secara maksimal, oleh karena itu perlu adanya tindakan yang kedua atau siklus ke dua
Siklus II
Observator melaksanakan obser-vasi terhadap peneliti yang sedang melak-sanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
Pembelajaran berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penguasaan materi dan keberanian semua siswa sudah terlihat dari 20 siswa semua menuntaskan pembelajaran dengan hasil pembelajaran pada siklus II nilai rata-rata 82,5 atau 100% dari nilai ketuntasan yang dicanang-kan oleh guru. Ternyata siklus demi siklus mengalami penyempurnaan secara berta-hap. Siklus kedua merupakan siklus yang paling sempurna. Kemampuan dan kebera-nian secara personal lebih nyata. Hal ini terbukti dengan hasil pembelajaran siswa pada siklus ke dua menunjukkan hasil yang optimal. Nilai ketuntasan semakin naik. Dari hasil diskusi dengan guru teman sejawat maka disepakati untuk menghenti-kan penelitian pada siklus ke dua karena sudah diperoleh hasil yang memuaskan.
Hasil Pengolahan Data
Bedasarkan hasil penelitian terlihat nilai: Perbaikan pembelajaran sebelum adanya perbaikan menunjukkan rata-rata nilai kelas 59,52 yang belum tuntas 17 anak, yang tuntas 3 anak. Kemudian setelah perbaikan siklus I rata-rata nilai kelas menjadi 70 yang belum tuntas 8 anak, yang tuntas 12 anak. Kemudian pada siklus II perolehan rata-rata nilai kelas 82,5 semua menunjukkan ketuntasan.
Perbaikan pembelajaran yang di-laksanakan sudah menunjukkan kemajuan. Hal ini ditandai dengan adanya pening-katan hasil belajar dari sebelum ada tindakan ke siklus I begitu juga ke siklus II, yang dilakukan untuk mengatasi perma-salahan yang menjadi fokus perbaikan pembelajaran dan refleksi yang dilakukan adalah: a. Pembelajaran dengan menggu-nakan alat peraga menentukan kelipatan faktor bilangan membuat siswa lebih aktif. b. Penanaman konsep dasar kepada siswa akan lebih riel tidak abstrak lagi. c. Dengan menggunakan alat peraga kelipatan faktor bilangan penanaman konsep menjadi lebih mudah.
Refleksi Hasil Temuan
Kurangnya minat dan perhatian siswa saat pembelajaran berlangsung me-merlukan perbaikan pembelajaran, misal-nya dengan mempergunakan alat peraga yang tersedia, memberi pujian, hadiah ataupun penguatan lainnya secarta tepat, dapat membangkitkan keaktifan, motivasi sekaligus minat dan perhatian siswa sehingga mencapai peningkatan prestasi belajar yang maksimal.
Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam proses pembelajaran Mate-matika tentang faktor bilangan dihadapkan pada kendala rendahnya tingkat penguasa-an siswa terhadap materi pelajaran. Hal tersebut disebabkan kurangnya minat/per-hatian dan keaktifan saat pembelajaran berlangsung serta tidak maksimalnya penggunaan alat peraga. Berdasarkan hasil diskusi secara kontinyu, perbaikan pembe-lajaran mengalami kemajuan yang sangat berarti.
Untuk mengatasi masalah siswa kurang menguasai konsep yang berakibat timbulnya kendala rendahnya tingkat pe-nguasaan siswa terhadap materi pelajaran, maka dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut: penggunaan alat peraga yang tepat, efesien, dan efektif, penanam-an konsep pembelajaran dari yang sederhana menuju konsep yang komplek. Terbukti hasil pembelajaran mengalami peningkatan. Studi awal menunjukkan dari 20 anak yang tuntas hanya 3 anak setelah ada beberapa perbaikan maka ditemukan ada peningkatan yang signifikan. Tingkat penguasaan materi, minat, dan perhatian saat pembelajaran berlangsung semakin meningkat yang ditunjukkan dengan keak-tifan siswa di dalam kelas dan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal. Dengan langkah-langkah atau prosedur tersebut, menurut peneliti, siswa dapat terangsang keberaniannya, kemampuan dan kemauan-nya untuk memacu diri meningkatkan prestasi belajar.
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I masih belum memuaskan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai hasil ulangan siswa yang mendapat nilai 80 keatas baru12 anak dari 20 siswa yang ada. Kurang keberhasilan pada tindakan perbaikan pertama karena dalam penyampaian mata pelajaran guru belum secara maksimal menggunakan alat peraga, sehingga siswa tidak kreatif dan merasa bosan. Bila dilihat dari prosentase yang ditunjukkan pada siklus I adalah:
1. Siswa yang mendapat nilai 80 keatas ada 12 anak.
2. Siswa yang mendapat nilai 60 – 70 ada 5 anak
3. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 60 ada 3 anak
Hal ini membuktikan bahwa pada siklus I belum berhasil menuntaskan semua siswa kelas II SD Negeri Mojopuro 1, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sra-gen.
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, perbaikan pembelajaran siklus II sudah berhasil. Hal ini ditunjukkan semua siswa sudah menuntaskan hasil belajar atau hasil ulangan yang dicapai siswa diatas 80. keberhasilan siklus II karena penyampaian materi pelajaran, guru menggunakan alat peraga dan benar – benar di gunakan secara maksimal, sehingga siswa lebih jelas, aktif, kreatif, dan merasa senang hasil belajar yang dicapai bisa meningkat sesuai dengan harapan guru. Bila dilihat prosentasenya adalah: 1) Siswa yang mendapat nilai 80 keatas ada 20 anak. 2) Siswa yang mendapat nilai 60 – 70 ada 0 anak 3) Siswa yang mendapat nilai kurang dari 60 ada 0 anak. Hal ini ditunjukkan dari perolehan rata-rata kelas pada siklus I dan siklus II ada peningkatan. Kemudian pada siklus II naik menjadi 100% jadi perbaikan siklus II membuktikan sudah berhasil.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Mengajar dengan meggunakan alat peraga memperjelas pelajaran yang disampaikan guru. 2) Penguasaan materi setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga akan meningkatkan hasil belajar, menghindarkan pengajaran yang verbalisne dan merang-sang pikiran, perasaan serta kemauan. Siswa dapat menguasai materi dengan lebih baik dan optimal setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan alat peraga. 3) Penggunaan alat peraga secara maksimal dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa.
Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan guru dalam meningkatkan kuali-tas mata pelajaran Matematika supaya penguasaan materi oleh siswa meningkat antara lain: 1) Guru hendaknya berperan aktifdan kreatif dalam kegiatan belajar mengajar Gunakan alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar. 2) Berikan ke-sempatan kepada siswa untuk mengguna-kan alat peraga menentukan kelipatan faktor bilangan.3) Bimbinglah siswa dalam penggunaan alat peraga menentukan keli-patan faktor bilangan 4)Berikan kesimpulan setiap mengakhiri pengajaran.
Disamping hal tersebut, perbaikan pembelajaran kiranya perlu tukar pendapat dengan teman sejawat untuk keberhasilan mengajar sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. (2007), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Aqib, Zainal. 2014. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif).Bandung: Penerbit Yrama Widya.
Ismadi, Janu. 2007. Langkah Tepat menuju Olimpiade Matematika Kelas II Penerbit: Azka Press Jakarta.
Negoro, Tirto, Surtinah, B.Harahap, (1998), Ensiklopedia Matematika. Jakarta Ghalia Indonesia.
Ruseffendi, E.T.1980. Pengajaran Matematika Moderen Untuk Orang Tua Murid, Guru dan SPG. Bandung: Penerbit Tarsito.
Sardiman, A.M 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Supardi, Suharjono, 2012. Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Penerbit ANDI
Suwarsih, Madya. (2006), Karakterisrik Matematika dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Matematika, Yogyakarta: PPPG
Soejono. (1985), Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial Matematika, Jakarta: Depdikbud.
Syaiful, Bahri, Djamarah. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.