UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN KETERAMPILAN SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS VI SEMESTER II SDN 5 NGAWEN KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Sri Mindarti

SDN 5 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

ABSTRAK

Perjalanan yang berliku-liku dan penuh tantangan semenjak proses terbentuknya sampai pada keadaan sekarang yang menghantarkan MATEMATIKA sebagai bahan kajian yang menarik. Apalagi akhir-akhir ini ada sekelompok orang yang meragukan eksistensi MATEMATIKA. Karena banyaknya penyelewengan dan pengkhianatan Pancasila, sehingga pembangunan manusia seutuhnya menjadi terhambat. Dan ada pula yang mempertanyakan keberhasilan pengajaran MATEMATIKA terhadap moral pelajar khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar MATEMATIKA dengan diterapkannya pembelajaran Demonstrasi dan Latihan Intensif (b) Bagaimanakah pengaruh pembelajaran kontekstual model pengajaran Demonstrasi dan Latihan Intensif terhadap motivasi belajar MATEMATIKA. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Mengetahui peningkatan prestasi belajar MATEMATIKA setelah diterapkannya pembelajaran Demonstrasi dan Latihan Intensif. (b.) Mengetahui pengaruh motivasi belajar MATEMATIKA setelah diterapkan pembelajaran Demonstrasi dan Latihan Intensif. (c) Menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran MATEMATIKA. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari 4 tahap, yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV tahun pelajaran 2013/2014 Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi beljar siswa mengalami peningkatan dari Pra siklus, Siklus I sampai siklus II yaitu, Pra siklus (50%), siklus I (72%), siklus II (100%). Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif dapat berepengaruh positif terhadap prestasi dam motivasi belajar siswa Kelas VI serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran MATEMATIKA

Kata Kunci: Matematika, Demonstrasi dan Latihan Intensif


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam rangka pelaksanaan pemba-ngunan nasional dibidang pendidikan, maka pendidikan nasional mengusahakan hal-hal berikut. Pertama, membentuk manusia seutuhnya sebagai manusia pembangunan yang berkualitas tinggi dan mampu mandiri. Kedua, memberikan dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang terwujud dalam ketahanan nasional yang tangguh dan mengandung makna terwu-judnya kemampuan bangsa. Ketiga mencerdaskan bangsa dan meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia. Keempat, meningkatkan mutu kehidupan dan marta-bat manusia Indonesia serta mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Dengan demikian sistem pendidikan nasional adalah wahana untuk mencapai cita-cita tujuan nasional.

Matematika merupakan ilmu uni-versal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan diperlukan penguasaan matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama.

Namun dalam kenyataannya pen-capaian tujuan tersebut menghadapi banyak kendala, sehingga pencapaian prestasi belajar siswa tidak optimal. Mata pelajaran yang menjadi momok bagi siswa dalah matematika. Hal ini menjadi problema tersendiri bagi guru. Dari tahun ke tahun hasil evaluasi siswa hampir dikatakan tidak mengalami perubahan bahkan selalu menempati posisi terendah dalam perolehan rata-rata kelas diban-dingkan dengan mata pelajaran yang lain. Nilai hasil ulangan matematika menunjuk-kan hasil yang sangat mengecewakan atau dengan kata lain tingkat ketuntasan penguasaan materi pada mata pelajaran matematika masih sangat rendah, termasuk kompetensi dasar menentukan posisi titik dalam sistem koordinat cartesius. Dari analisis hasil tes formatif yang diperoleh dari 18 siswa kelas VI SD Negeri 5 Ngawen, Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora hanya 5 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi atau sekitar 63%. Sedangkan siswa yang melebihi batas tuntas minimal yang telah ditentukan hanya 3 siswa atau sekitar 37%.

Sebenarnya rendahnya prestasi siswa dalam pembelajaran Matematika ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kesalahan pola pembelajaran, kondisi sekolah, kondisi lingkungan, latar belakang orang tua dan kondisi keluarga siswa selama ini peneliti dalam memberikan materi pelajaran kurang mengkondisikan dan memotivasi siswa dalam menyam-paikan materi sering tidak sabar dan ingin cepat-cepat menyelesaikan sehingga mengabaikan proses berpikir siswa.

Kondisi SD Negeri 5 Ngawen bila dilihat dari segi sarana dan prasarana sudah memadai. Enam ruangan kelas, satu gedung dan satu ruang kantor yang sudah di keramik. Dan ditambah lagi sebuah gedung perpustakaan, intalasai listrik sudah tersedia dan halaman sekolah yang sudah di paving serta adanya komputer yang demikian tidak di dukung dengan kondisi sekitar sekolah. Lokasi SD Negeri 5 Ngawen terletak areal pedesaan sehingga minat siswa kurang begitu terlalu antusias.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan hal-hal tersebut pene-liti selalu berdiskusi dengan teman sejawat yang membantu selama melaksanakan penelitian. Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu:

  1. Tingkat pemahaman materi pela-jaran matematika masih rendah khususnya dalam menyederhana-kan dan mengurutkan pecahan.
  2. Siswa kurang aktif dalam menye-derhanakan dan mengurutkan pecahan.
  3. Kurangnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal tentang menyederhanakan dan mengurut-kan pecahan.
  4. Kurangnya kemampuan siswa dalam merespon pertanyan guru.

Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis permasalahan yang diuraikan sebelumnya, peneliti merumuskan fokus perbaikan, yaitu:

1. Apakah melalui diskusi kelompok dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kreatifitas belajar siswa tentang mengurutkan bilangan pecahan

2. Bagaimana cara penerapan diskusi kelompok dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kreatifitas belajar siswa tentang mengurutkan bilangan pecahan.

Tujuan Penelitian

Laporan ini disusun selain untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar, maka tujuan penelitian yang diharapkan bisa dicapai adalah:

1. Meningkatkan rasa antusias siswa agar lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

2. Untuk memperbaiki proses Pembe-lajaran yang ada SD Negeri 5 Ngawen.

3. Untuk mengidentifikasi dan meng-analisis masalah-masalah dalam pembelajaran serta merancang perbaikan melalui Penelitian Tin-dakan Kelas (PTK).

4. Untuk memperoleh informasi sejauh mana pendekatan diskusi kelompok dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi mengurutkan bilangan pecahan.

5. Menumbuhkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan Materi Pecahan secara efisien sesuai dengan etika yang berlaku baik secara lisan maupun tertulis guna menunjang keberhasilan prestasi anak.

Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pendidikan pada umumnya, hasil ini sangat bermanfaat siswa, guru dan sekolah.

Manfaat PTK bagi siswa adalah:

1. Meningkatkan prestasi belajar siswa

2. Meningkatkan perhatian terhadap materi yang dipelajari

3. Menambah motivasi belajar yang kuat

4. Memberikan keaktifan dalam pem-belajaran yang sedang berlang-sung.

5. Mengurangi sikap apatis dalam proses pembelajaran

6. Dapat mengembangkan diri secara ilmiah dan kreatif

Manfaat PTK bagi guru adalah:

1. Memperbaiki kegiatan belajar mengajar di kelas

2. Dapat mengembangkan pengeta-huan, pengalaman, wawasan serta ketrampilan.

3. Dapat meningkatkan rasa percaya diri

4. Memotivasi dan memberikan rang-sangan berfikir untuk memecahkan masalah

5. Meningkatkan tanggung jawab terhadap tugas yang di embannya.

6. Pengembangan diri secara pro-fesional.

Manfat PTK bagi Kepala Sekolah

1. Perbaikan proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar

2. Meningkatkan kemampuan profe-sional guru

3. Terciptanya suasana belajar yang kondusif di sekolah

4. Memberikan manfaat memperbaiki pembelajaran yang dikelola.

KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran Matematika di SD

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern. Matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teori bilangan, aljabar, teori peluang, analisis dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Konsep dasar matematika perlu dikuasai anak didik sejak dini. Konsep tersebut diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kegunaan matematika antara lain: (1) untuk memecahkan persoalan sehari-hari. (2) pengembangan ilmu dan (3) mengembangkan matematika itu sendiri. Menurut Ruseffendi (1989, h. 23) menyatakan bahwa matematika itu terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil dimana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif. Sedangkan Johson dan Rising (1972) menyatakan bahwa matematika itu adalah berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa, bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat.

Berdasarkan pengamatan diatas menunjukkan bahwa belajar matematika adalah belajar konsep dan struktur yang terdapat dalam bahan-bahan yang sedang dipelajari, serta mencari hubungan diantara konsep dan struktur tersebut. Pembelajaran matemtika di SD selalu berpedoman pada kurikulum yang berlaku. Pembelajaran dinilai berhasil bila siswa dapat belajar sesuai dengan tujuan yang dirancang. Oleh sebab itu proses pembelajaran hasus diwujudkan atau diciptakan melalui kegiatan yang menimbulkan interaksi dua arah. Dalam upaya meraih keberhasilan dalam pembelajaran matematika, guru senantiasa berupaya mengembangkan strategi pembelajaran, misalnya dengan menerapkan penggunaan metode dan media yang sesuai dengan materi pembelajaran. Dengan metode yang baik serta penggunaan alat peraga yang sesuai diharapkan siswa lebih mudah memahami konsep serta dapat meningkatkan mutu proses belajar mengajar. Penanaman konsep matematika yang konkret akan lebih mudah dipahami oleh siswa dan dapat membuat siswa lebih efektif, menyenangkan, sistematik, teratur dan terarah dalam belajar. Bilangan dan pada tahap ketiga kepada siswa baru dikenalkan konsep-konsep operasi hitung yang bersifat abstrak, operasi hitung bilangan cara kerja operasi hitung sama dengan cara kerja sekelompok gambar, daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini didasari oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, teori peluang dan analisis. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan di perlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada peserta didik mulai dari Sekolah Dasar untuk membekali peserta didik dengan komponen berpikir logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama, kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Pembelajaran matematika di sekolah dasar bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efesien dan tepat dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pola dan sifat melakukan manipulasi matematika dengan membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan dengan simbol, tabel diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta dikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Namun dalam kenyataanya pencapaian tujuan tersebut menghadapi banyak kendala sehingga mencapai prestasi belajar siswa tidak optimal. Mata pelajaran yang menjadi momok bagi siswa adalah matematika. Hal ini mnejadi problem tersendiri bagi guru. Dari tahun ke tahun hasil evaluasi siswa hampir dikatakan tidak mengalami perubahan bahkan selalu menempati posisi terendah dalam perolehan rata-rata kelas di banding dengan mata pelajaran yang lain. Nilai hasil ulangan matematika menunjukkan hasil yang sangat mengecewakan atau dengan kata lain tingkat ketuntasan penguasaan materi pada mata pelajaran matematika sangat rendah, termasuk pada kompetensi dasar.

Matematika merupakan alat yang memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi, idealisasi atau generalisasi untuk suatu studi atau pemecahan masalah. Matemati-ka juga mampu meningkatkan kemampuan untuk berpikir dengan jelas, logis, teratur, dan sistematis. Hal itulah yang meng-akibatkan pentingnya belajar matematika.

Pendidikan matematika adalah salah satu ilmu eksak yang sangat menantang bagi siswa. Matematika dulu adalah mata pelajaran aljabar. Namun banyak anak menganggap bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sangat sulit. Sehingga mereka merasa takut mengikuti pelajaran tersebut. Fenomena yang berkembang dalam masyarakat bahwa anak yang pandai adalah mereka yang menonjol dalam bidang pelajaran ini. Anak yang pandai dalam pelajaran ini seolah-olah hanya anak yang cerdas.

Kerangka Berfikir

Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan (Suriasumantri, 1986). Kriteria pertama agar suatu pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.

Kerangka berpikir yang digunakan peneliti antara lain memuat (1) Variabel-variavbel yang akan diteliti harus dijelaskan dan (2) diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan/hubungan antarvariabel yang diteliti dan ada teori yang mendasar. Contoh alur kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah:

PELAKSANAAN PENELITIAN

Tempat Dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilakukan di kelas VI SD N 5 Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Tahun Pelajaran 2013/ 2014 dengan jumlah siswa 18 orang, terdiri dari 12 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran berlangsung dengan kompetensi dasar tentang menyederhanakan pecahan dan mengurutkan pecahan. Pertimbangan peneliti menentukan tempat penelitian tersebut karena sehari-hari peneliti mengajar di SDN 5 Ngawen sehingga peneliti mempunyai banyak waktu dan kebebasan dalam melakukan penelitian. Adapun waktu penelitian seperti yang tertera pada tabel dibawah ini:

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pembelajaran Matematika dengan kompetensi dasar menyederhanakan pecahan dan mengurutkan pecahan ini dilakukan dalam tiga siklus. Pada setiap siklus, data-data yang diambil merupakan hasil otentik dari pengamatan aktivitas belajar siswa dan nilai evaluasi yang dilakukan pada tiap akhir tahapan belajar siswa dan nilai evaluasi yang dilakukan pada tiap akhir tahap siklus. Adapun hasil-hasil penelitian secara rinci akan peneliti deskripsikan seperti berikut ini:

Pembelajaran Awal

Tabel 1 Nilai Pra Siklus

No

Hasil Angka

Hasil Huruf

Arti Lambang

Jumlah Siswa

Persen

1.

86-100

A

Baik sekali

8

37,5

2.

71-85

B

Baik

1

12,5%

3.

56-70

C

Cukup

9

50%

4.

41-55

D

Kurang

0

0%

Jumlah

18

100%

Grafik 1. Hasil Tes Pra Siklus

Siklus 1

Dikarenakan banyak terdapat kekurangan-kekurangan selama pelaksanaan proses pembelajaran awal, maka pada pelaksanaan siklus 1 peneliti akan melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut, diantaranya adalah dengan merumuskan tujuan perbaikan pembelajaran dan dengan membaut indiaktor keberhasilan yaitu berupa data pengamatan tentang keterampilan proses belajar siswa.

Tabel 2 Nilai Siklus I

No

Hasil Angka

Hasil Huruf

Arti Lambang

Jumlah Siswa

Persen

1.

86-100

A

Baik sekali

12

62,50%

2.

71-85

B

Baik

3

18,75%

3.

56-70

C

Cukup

3

18,75%

4.

41-55

D

Kurang

0

0

Jumlah

18

100%

Grafik 2. Hasil Tes Siklus I

Siklus II

Siklus II dimulai dengan membuat skenario perbaikan pembelajaran II dan berdiskusi dengan pengamat. Berdasarkan refleksi hasil pembelajaran siklus I, maka untuk mengatasi kegagalan-kegagalan seperti yang disebutkan diatas maka peneliti perlu melakukan berbagai upaya sebagai berikut:

  1. Untuk mengatasi cara dengan menunjuk siswa secara bergantian maju ke depan untuk menentukan letak titik tersebut dengan cara membimbingnya serta dengan banyak memberi pertanyaan.
  2. Siswa yang belum mampu menggambar bangun datar diajak langsung praktek ke depan untuk dibimbing/dituntun.

Tabel 3 Hasil Tes Siklus II

No

Hasil Angka

Hasil Huruf

Jumlah Siswa

Persentase

1

86-100

A

18

100%

2

71-85

B

0

0

3

56-70

C

0

0

4

41-55

D

0

0

Jumlah

18

100%

Grafik 3. Hasil tes siklus II

Tabel 4 Perbandingan Nilai Rata-rata pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

No

Nilai

Siklus

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

1.

Tertinggi

100

85

90

2.

Terendah

40

60

70

3.

Rata-rata

66

73

83

Adanya perubahan nilai tertinggi, terendah dan rata-rata membuktikan bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika pada materi menyederhanakan dan mengurutkan pecahan Dan dapat dipresentasikan dalam bentuk grafik.

Grafik 4. Nilai Rata-rata Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa data-data yang diperoleh dari pembelajaran awal, siklus I dan siklus II, tindakan kelas yang dilakukan dengan pembelajaran menggunakan penerapan metode demonstrasi dan tanya jawab pada setiap sklus dapat ditarik kesimpulan.

1. Dengan memilih model pembelajaran yaitu metode demonstrasi dan tanya jawab dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika.

2. Metode demonstrasi dan tanya jawab dapat meningkatkan ketuntusan belajar siswa dan meningkatkan pemahaman siswa.

Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari setiap siklus, mengingat penelitian hanya berjalan dua siklus maka perlu suatu tindak lanjut dan langkah nyata dalam pembelajaran matematika agar tujuan dari pendidikan/kompetensi yang diharapkan tercapai yaitu:

1. Pilihan modal pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, materi dan lingkungan.

2. Lakukan motivasi-motivasi dalam pembelajaran agar siswa tidka bosan.

3. Tumbuhkan motivasi dalam setiap pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, dkk, 2008. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Hermawan, Asep Herly, dkk, 2008. Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Mikarsa, Heri Lestari, dkk. 2007. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Univeritas Terbuka.

Sumantri, Mulyani, dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiranatapyra, Udin, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Karso, dkk. 2004. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka.

Karim, A. Muchtar, dkk. 2004. Pendidikan Matematika II. Jakarta: Universitas Terbuka.

Muhsetyo, Gatot, dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.