UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

SISWA KELAS V.A SD NEGERI 014 SEBERANG TEMBILAHAN

KECAMATAN TEMBILAHAN PADA MATERI FPB DAN KPK

MELALUI METODE LEARNING TOURNAMENT

 

Yusnawati

SD Negeri 014 Seberang Tembilahan

 

ABSTRAK

Learning Tournament adalah metode pembelajaran yang dapat memicu keaktifan siswa dalam berpikir dan mengolah konsep yang telah mereka dapat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas V.A SD Negeri 014 Seberang Tembilahan Kecamatan Tembilahan pada materi FPB dan KPK dengan metode Learning- Tournamentmen. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Pengumpulan data penelitian menggunakan nilai LKS, skor observasi, skor dari setiap babak Learning Tournament, observasi, dan nilai tes akhir siklus. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan pemahaman konsep siswa pada materi FPB dan KPK. Peningkatan tersebut terbukti dari hasil indikator pemahaman konsep penerjemahan mencapai 94%, indikator interpretasi mencapai 57% dan terakhir pada indikator ekstrapolasi mencapai 76% di siklus II.

Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Pemahaman Konsep, Metode Learning Tournament.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran adalah adanya suatu perencanaan, perencanaan ini terkait erat dengan bagaimana seorang guru mempersiapkan suatu rancangan pembelajaran yang baik. “Perencanaan pembelajaran adalah suatu dokumen rasional yang disusun berdasarkan hasil analisis sistematis tentang perkembangan peserta didik dengan tujuan agar pembelajaran lebih efektif dan efisien sesuai dengan tuntutan kebutuhan siswa- siswi dan masyarakat”.

Setiap karakter siswa akan selalu berkembang dipengaruh oleh faktor lingkungan, usia, keluarga dan pengalaman, begitu pula aktifitas belajar siswa seringkali merupakan hasil dari cara mereka diajar dan lingkungan pembelajaran beserta etos sekolah, bagi beberapa siswa pola mengajar guru ada yang menyenangkan karena memang sesuai dengan gaya belajar mereka, akan tetapi bagi beberapa siswa lain pola belajar tersebut tidak memuaskan. Seperti pada materi pelajaran matematika, pada umumnya materi ini memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dari materi pelajaran lain ditambah lagi metode mengajar guru yang membosankan. Dalam pembelajaran matematika siswa sulit untuk memahami konsepnya.

Pembelajaran matematika di tingkat dasar harus memicu adanya kegiatan berfikir dalam menerima dan mengolah materi yang diberikan. pada dasarnya pembelajaran matematika adalah usaha yang dilakukan oleh guru kepada siswa-siswi untuk membangun pemahaman terhadap matematika. Proses pembangunan pemahaman inilah yang lebih penting dari pada hasil belajar, sebab pemahaman akan lebih bermakna kepada materi yang dipelajari.

 Salah satu konsep matematika yang diajarkan di sekolah dasar yakni berkenaan dengan konsep bilangan bulat, konsep ini akan terus dipelajari siswa sampai kelas 6, materi bilangan bulat ini mencakup sub- sub materi diantaranya operasi hitung bilangan bulat, FPB KPK dan perpangkatan, dalam sub materi tersebut salah satunya terdapat materi Faktor persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB). Seperti yang telah kita diketahui bahwa submateri ini berpengaruh terhadap kegiatan sehari– hari siswa baik dirumah maupun disekolah, seperti pada materi FPB dan KPK yang membutuhkan tingkat pemahaman yang cukup tinggi dan proses pengerjaan yang membutuhkan analisis dan ketelitian yang tinggi pula.. Rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematika berdampak pada hasil belajar siswa yang tidak mencapai nilai standar atau KKM. Berdasarkan hasil observasi pendahuluan, diketahui bahwa nilai ulangan harian pada materi FPB dan KPK kelas V.A tergolong rendah dan nilai ulangan mid semester serta akhir semester belum mencapai tingkat ketercapaian yang diharapkan yakni 6.0 sebagai standar KKM mata pelajaran matematika kelas V di SD Negeri 014 Seberang Tembilahan.

Maka dengan demikian perlu adanya suatu evaluasi terhadap pembelajaran matematika, adapun usaha yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa adalah dengan cara memperbaiki proses pembelajaran yang semula hanya teacher centered menjadi student centered. Proses pembelajaran siswa terlibat aktif, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi juga berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar. Oleh karena itu, guru harus mampu menggunakan metode pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa dalam belajar, yaitu denganmetode Learning Tournament. Metode Learning Tournament dalam strategi belajar aktif dirasa mampu mengatasi masalah tersebut, pembelajaran yang dikemas dalam sebuah turnamen atau kompetisi, hal ini akan memicu semangat siswa untuk rajin belajar dan berlatih. Berdasarkan fenomena-fenomena yang menunjukkan adanya kesenjangan antara teori penelitian terdahulu dengan kenyataan yang ada, maka peneliti melakukan suatu tindakan dalam kelas tersebut guna meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas V.A pada materi FPB dan KPK melalui metode Learning Tournament.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas maka perumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut “Apakah penerapan metode Learning Tournament dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas V.A SD Negeri 014 Seberang Tembilahan Kecamatan Tembilahan pada materi FPB dan KPK”?

Tujuan Penelitian

Secara khusus penelitian tindakan kelas ini bertujuan sebagai usaha:

1.     Meningkatkan pemahaman konsep siswa pada pembelajaran matematika materi FPB dan KPK dengan metode Learning Tournament.

2.     Memperbaiki aktivitas belajar siswa dengan penerapan metode Learning Tournamen.

3.     Membantu siswa untuk mencapai nilai standar atau KKM pada mata pelajaran Matematika.

Manfaat

Pemahaman konsep pada siswa merupakan tujuan utama yang harus di capai guru, bila siswa sudah paham terhadap materi yang diberikan maka pembelajaran akan menjadi aktif dan hasil belajar yang diperoleh dapat optimal. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat terutama:

1.     Bagi guru, sebagai masukan atau informasi untuk memperoleh gambaran mengenai metode Learning Tournament dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep siswa, sehingga dapat dijadikan metode alternatif dalam pembelajaran matematika.

2.     Bagi siswa, untuk meningkatkan pemahaman konsep terhadap materi matematika yang diberikan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa.

3.     Bagi sekolah, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bantuan yang berarti bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran khususnya pembelajaran matematika di SD Negeri 014 Seberang Tembilahan Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir.

KAJIAN TEORI

Pemahaman Konsep

Pemahaman merupakan kedalaman kognitif dan efektif yang dilmiliki oleh individu, misalnya seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik agar dapat melaksanakan pembelajaran secara aktif. Pemahaman siswa yang dimaksud adalah pemahaman siswa yang mencerminkan domain cognitive Taxonomy Bloom terhadap suatu konsep matematika. Aspek- aspek pada ranah kognitif menurut Bloom ada enam yang kemudian lebih dikenal dengan taksonomi bloom yaitu mengingat, memahami, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan.

Konsep adalah suatu pengalaman yang dipahami sebagai suatu kelompok objek berdasarkan kesamaan ciri-ciri umum. Konsep matematika yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat dan inti atau isi dari materi matematika. Pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika yaitu dengan menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajarinya, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Pengertian lain, Konsep adalah satu kognitif unit makna sebuah idea abstrak atau simbol mental ada kalanya dijelaskan sebagai satu pengetahuan, yang dibina dari pada unit lain yang bertindak sebagai ciri-ciri konsep. Sebuah konsep selalu dikaitkan dengan perwakilan serupa dalam suatu bahasa atau simbologi seperti satu perkataan.

Pemahaman siswa terhadap konsep matematika dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam: (1) Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan; (2) Mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh; (3) Menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk merepresentasikan suatu konsep; (4) Mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lainnya; (5) Mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep; (6) Mengidentifikasi sifat- sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep; (7) Membandingkan dan membedakan konsep-konsep.

Berdasarkan pada langkah- langkah diatas menyampaikan bahwa setiap siswa harus mendapakan sentuhan yang tepat, memberikan banyak ruang untuk siswa agar mereka mampu mengeksplorasi kemampuannya dalam belajar, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi belajar yang tinggi. Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan interprestasi data dan mampu mengaplikasi konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya.

Pembelajaran Matematika

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pembelajaran adalah proses, cara atau menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Belajar adalah Perubahan struktur kognitif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pembelajaran adalah proses, cara atau menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran jauh melebihi daya ingat, agar siswa benar- benar memahami dan sanggup menerapkan pengetahuan, mereka harus berupaya menyelesaikan masalah, menemukan sesuatu bagi diri sendiri, bergumul dengan gagasan- gagasan. Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yaitu prose belajar berpusat pada peserta didik dengan menggunakan proses yang sengaja dirancang agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Kata matematika berasal dari akar kata Mathema artinya pengetahuan, mathenein artinya berfikir atau belajar. Matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di SD karena matematika sangat berguna dalam kehidupan sehari– hari siswa dan diperlukan sebagai dasar untuk memperlajari matematika lanjut dan mata pelajaran lain. Matematika merupakan ilmu yang terstruktur yang terorganisasikan. Selain itu, matematika di tingkat SD diberikan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analistis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari- hari.

Strategi Active Learning

Strategi Active Learning yang merupakan memiliki makna sama dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Active Learning bukan hanya disiplin ilmu (teori) melainkan sebuah strategi dalam pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Belajar aktif merupakan proses berlajar dimana anak usia dini mengekspolrasi lingkungan melalui mengamati, meneliti, menyimak, menggerakan badan, menyentuh, mencium, meraba dan membuat sesuatu terjadi dengan objek- objek yang ada disekitar anak. Active Learning pada dasarnya adalah usaha untuk mengoptimalkan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan. Active Learning adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar yang subyek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional sehingga subyek didik tersebut dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Active Learning adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar yang subyek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional sehingga subyek didik tersebut dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Active Learning merupakan salah satu cara atau strategi pembelajaran yang menuntut keaktifan dan partisipasi siswa seoptimal mungkin, sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien. Setiap pendidik dapat meningkatkan penyimpanan konsep dan informasi dengan menciptakan secara eksplisit peristiwa yang tidak terlupakan yang melibatkan citra visual atau auditori.

Metode Learning Tournament

Metode Learning tournament digunakan untuk mendorong keaktifan siswa melalui sebuah kompetisi belajar. Learning Tournament adalah strategi belajar aktif yang merupakan suatu bentuk sederhana dari Teams Games Tournament, dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawannya. Learning Tournament juga menggabungkan satu kelompok belajar dan kompetisi tim, dan dapat digunakan untuk mengembangkan pelajaran atas macam-macam fakta, konsep dan keahlian yang luas.

Langkah-langkah dalam pelaksanaan strategi belajar aktif tipe Learning Tournament (Turnamen Belajar) adalah sebagai berikut:

1.     Siswa dibagi dalam tim yang terdiri dari atas 2-8 orang anggota tim.

2.     Memberikan materi untuk dibahas berasama.

3.     Membuat beberapa pertanyaan yang menguji pemahaman dan atau menggingat materi pelajaran.

4.     Memberikan serangkaian pertanyaan kepada pesrta didik untuk turnamen belajar.

5.     Setelah pertanyaan-pertanyaan diberikan, sediakan jawaban dan mintalah siswa menghitung pertanyaan yang mereka menjawab secara benar. Kemudian suruhlah mereka menyatakan skor mereka kepada anggota lain dala tim tersebut untuk mendapat skor tim. Umumkan skor masing-masing tim.

6.     Mintalah tim mempelajari kembali turnamen pada babak kedua.

7.     Lakukan beberapa ronde atau babak seperti yang diinginkan.

Adapun kelebihan strategi belajar aktif Learning Tournament adalah guru bisa mengontrol urutan dan keleluasaan materi pembelajaran, menekankan kepada aspek kognitif, dan proses pembelajaran akan lebih menarik.

Kerangka Berpikir

Pemahaman konsep matematika merupakan landasan dasar dalam belajar metamatika. Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa dalam mengklasifikasikan konsep dan mengimplementasikan berdasarkan contoh dan yang bukan contoh dan siswa dapat mengungkapkan suatu konsep dengan menggunakan bahasanya sendiri sesuai pemahaman mereka yang disertai dengan alasan yang tepat. Masalah yang sering terjadi yaitu siswa hafal suatu konsep, tetapi siswa tidak bisa menerapkan konsep. Faktor kebiasaan guru ketika mengajar langsung memberikan suatu konsep secara utuh, tanpa menjelaskan proses pembentukan konsep itu sendiri, akibatnya ketika siswa mengerjakan soal yang berbeda mereka tidak mampu mengerjakannya. Salah satu cara agar siswa mudah memahami konsep matematika, yaitu dengan melibatkan siswa secara aktif.

Mengajarkan sebuah konsep kepada siswa guru hendaknya memperhatikan tingkat perkembangan zone of proximal development siswa, karena pada tingkat perkembangan inilah siswa paling baik belajar suatu konsep. Zone Of Proximal Development merupakan jarak antara kemampuan atau perkembangan aktual siswa dengan seorang yang lebih ahli, misalnya guru, teman yang lebih ahli, oran tua. Active Learning merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa, siswa lebih banyak diberikan kegiatan- kegiatan pembelajaran yang aktif, siswa diberikan sebuah tanggung jawab besar untuk mampu memahami konsep yang diajarkan guru. Seperti halnya metode Learning tournament atau turnamen belajar merupakan metode yang memicu keaktifan siswa dalam berfikir dan mengolah konsep yang telah mereka dapat sebelumnya. Teknik Learning Tournament mampu menuntut keaktifan siswa dan penguasaan terhadap konsep yang diberikan. Melalui penerapan metode Learning Tournament diharapkan pemahaman konsep siswa pada materi FPB dan KPK akan meningkat.

Hipotesis

“Jika metode Learning Tournament diterapkan dalam materi FPB dan KPK, maka akan meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas V.A SD Negeri 014 Seberang Tembilahan Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir”.

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 014 Seberang Tembilahan yang berada di Jalan Lintas Enok Seberang Tembilahan Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir. Waktu penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan Juli s/d Oktober 2017. Penelitian akan di lakukan dari bulan Juli sampai Oktober mulai dari survei sampai dengan penyusunan laporan hasil penelitian.

Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah peneliti. Objek yang diteliti adalah siswa kelas V.A SD Negeri 014 Seberang Tembilahan Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 36 siswa.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yakni bagaimana seorang guru dapat mengorganisasikan suatu pembelajaran mereka dengan baik dan mampu belajar terhadap pengalaman mereka sendiri.

Rancangan Siklus Penelitian

Model penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurt Lewin. Model penelitian ini pada intinya merupakan satu paket kegiatan yang terdiri dari empat tahapan utama yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilakukan secara dua siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahapan tersebut, setiap kegiatan pada masing- masing siklus diberikan kegiatan refleksi, sehingga kelemahan- kelemahan setiap siklus dapat di identifikasi dan dibenahi pada siklus berikutnya.

Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen merupakan alat untuk mendapatkan data dan mengukur tingkat ketajaman instrumen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, lembar kerja siswa, lembar observasi dan lembar wawancara.

Analisis Data

Analisis Data Observasi

Data observasi merupakan data yang didapat dari hasil observasi tentang keterlaksanaan pembelajaran matematika melalui Learning Tournament berdasarkan lembar observasi. Cara menghitung persentase skor yaitu

 100%

Dimana  adalah persentase skor observasi tiap pertemuan, a jumlah skor yang diperoleh tiap pertemuan dan b jumlah skor maksimal tiap pertemuan.

Analisis Data Hasil Tes

Menghitung rata-rata pencapaian siswa tiap indikator pemahaman konsep yang telah ditetapkan dengan rumus sebagai berikut:

Menghitung persentase pencapaian seluruh siswa untuk setiap indikator pemahaman konsep dengan rumus sebagai berikut:

 100%

Menghitung rata-rata persentase pemahaman konsep siswa dengan rumus sebagai berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN

Siklus I

Pada siklus I guru mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan dengan mengacu pada langkah-langkah pembelajaran aktif tipe turnamen belajar. Materi yang jelaskan yaitu KPK dan FPB. Berdasarkan hasil observasi nilai LKS menunjukan nilai rata- rata siswa pada LKS 1 adalah 7,3 dan LKS ke-2 menunjukan nilai rata- rata 6,19 persentase dari kedua LKS tersebut adalah 73% dan 61.9%.%. Berdasarkan pada nilai tersebut menunjukan persentase yang melebihi dari angka 50% dalam arti siswa sudah mampu mencapai sebagian dari indikator pemahaman konsep yang ditentukan. Pada LKS ini tingkat kesulitan soal yang diberikan masih pada ranah indikator pemahaman konsep.

 

 

Tabel 1. Klasifikasi Jumlah Skor Indikator Pemahaman Konsep Siklus I

Indikator

Penerjemahan

Interpretasi

Eksplorasi

Jumlah

170

203

96

Persentase

59.03%

46.99%

33.33%

 

Berdasarkan tabel 1 hasil tes siklus I siswa yang memperoleh nilai di atas KKM terdapat 5 orang dan 31 siswa mendapat nilai dibawah KKM. Hal ini menunjukan bahwa siswa belum mampu untuk mencapai nilai yang telah dijadikan standar dalam mata pelajaran matematika. Kendala-kendala yang terjadi di siklus I yaitu siswa kurang memahami konsep FPB dan KPK, pelaksanaan kegiatan kelompok kurang maksimal, pemanfaatan waktu dalam kegiatan kelompok kurang efektif, dan tingkat kedisiplinan dalma belajar masih rendah. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan lagi sehingga diadakan tahap siklus II.

Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi yang telah ditentukan, maka pelaksanaan siklus II mengacu pada hasil refleksi siklus I. Pada siklus II menunjukkan kegiatan kerjasama satu tim dalam menyelesaikan soal yang telah diberikan. Berdasarkan observasi, menunjukan bahwa proses pembelajaran siswa dikelas sudah lebih baik dibandingkan pada saat siklus I, pada skor siklus II adalah 19 adanya peningkatan 9 angka hal ini menunjukan adanya peningkatan kegiatan pada siswa yang mampu dimunculkan oleh guru. Pada perolehan nilai siklus II menunjukan adanya peningkatan nilai yang cukup signifikan dibandingkan dengan nilai pada siklus I, pada siklus II ini semua siswa mampu mencapai nilai di atas KKM, nilai terendah yakni 7 dicapai oleh 5 siswa, dan 7 siswa memperoleh nilai 7,3 dan nilai tertinggi yakni 9 diperoleh 4 siswa nilai 8 diperoleh 18 siswa serta 2 siswa memperoleh nilai 8.3. Nilai rata- rata seluruh siswa yakni 7.85, dengan demikian terjadi peningkatan pemahaman konsep siswa dan proses pembelajaranpun lebih aktif dengan metode Learning Tournament.

Tabel 2. Persentase Indikator Pemahaman Konsep Siklus I dan II

Siklus

Penerjemahan

Interpretasi

Eksplorasi

I

59.02%

46.99%

33.33%

II

98.14%

75.46%

70.13%

Peningkatan

39.12%

28.47%

36.8%

 

Indikator pemahaman konsep selalui dimunculkan pada setiap pertanyaan yang ada pada tes siklus, tidak terkecuali siklus II ini, untuk pemahaman konsep indikator penerjemahan mencapai persentase 98.14% dan 75.46% untuk indikator interpretasi dan indikator ekstrapolasi mencapai persentase 70.13%.

 

 

 

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pada penelitian tindakan kelas tersebut, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa sebelum menggunakan strategi learning tournament, pada pertemuan kedua dan ketiga pada siklus I aktivitas belajar siswa belum kondusif hal ini terbukti pada hasil observasi siswa mencapai persentase 30% dan 45% dan mengalami peningkatan pada siklus II pertemuan kedua dan ketiga masing- masing mencapai 95% dan 100%. Berdasarkan pada siklus I tingkat pemahaman konsep siswa pada indikator penerjemahan mencapai 67% dan indikator interpretasi dan ekstrapolasi yakni 41% dan 11% kemudian pada siklus II mencapai 94% pada indikator penerjemahan dan 57% indikator interpretasi serta 76% pada indikator ekstrapolasi hal ini terjadi peningkatan yang cukup tinggi

Saran

Berdasarkan pada kesimpulan yang telah dipaparkan, ada beberapaa saran yang dapat peneliti sampaikan antara lain:

1.     Pemahaman konsep siswa sangat perlu ditingkatkan pada mata pelajaran matematika yang nantinya akan sangat membantu siswa dalam memecahkan masalah mereka dalam kehidupan sehari-hari, khususnya masalah yang berkaitan dengan materi FPB dan KPK.

2.     guru perlu memperhatikan setiap aktivitas belajar siswa, selama proses pembelajaran khususnya pada materi yang berkaitan dengan pemecahan masalah.

3.     setiap guru wajib menguasai semua metode pembelajaran, agar siswa lebih tertantang untuk belajar.

4.    Dalam melakukan pengajaran hendaknya setiap guru memahami benar- benar konsep yang terdapat dalam materi FPB dan KPK ataupun materi lain.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Jumanatul‘Ali. Al-Qur’an dan terjemahannya, Bandung: CV Penerbit J- Art, 2005.

Awy’ A. Qolawun. Rasulullah Guru Paling Kreatif, Inovatif, dan Sukses Mengajar. Yogyakarta: DIVA Pres, 2012.

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011

Burhan Iskandar Awam, Peningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematika Siswa SD Melalui Pendekatan Realistic Mathematics Education. http://jurnalupi.co.id diakses pada tanggal 30 Juli 2017.

Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika Bandung: UPI PRESS, 2006.

Esti Yuli Widayanti,dkk., Pembelajaran Matematika MI. Surabaya: Aprinta, 2009.

Evi Fatimatur, dkk., Perencanaan Pembelajaran Edisi Pertama. Surabaya: Amanah Pustaka, 2009.

Gavin Reid, Memotivasi Siswa Dikelas Gagasan dan Strategi.(Jakarta: PT Indeks, 2009), h. 13.

Hamzah B Uno. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

—– Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

H.M. Ali Hamzah dan Muhlisarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014.

Heruman, S.Pd. Model Pembelajaran Matematika, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Imam Gunawan, dkk. Jurnal Taksonomi Bloom Revisi Ranah Kognitif:Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian, http://www.ikippgrimadiun.ac.id Diakses pada tanggal 20 Agustus 2017.

Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI). Jakarta: PT. Indeks, 2009

Melvin. L. Silberman. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusa media, 2011.

Masitoh dan Laksimi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Departemen Agama RI, 2009.

Nila Kusumawati, Pemahaman Konseo Matematika Dalam Pembelajaran Matematika. 2014.

Ratna wilis dahar, Teori-Teori Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Erlangga, 2011.

Ruseffendi, Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito, 2006.

Ruswandi Hermawan, Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS, 2007.

Robert, Salvin. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Indeks, 2009.

Syaiful Bahri djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006.

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2006.

—– Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2010.

Yuliyanto, Metodika Jurnal Pendidikan Dasar, Semarang: Dinas pendidikan pemerintahan privinsi jawa tengah, 2011 diakases pada tanggal 9 Juli 2017.