PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA

MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE

PADA SISWA KELAS II.B SDN 004 TEMBILAHAN KOTA

KECAMATAN TEMBILAHAN

 

Yusmawita

SD Negeri 004 Tembilahan Kota

 

ABSTRAK

Permasalahan pembelajaran IPA di SD Negeri 004 Tembilahan Kota adalah guru dalam pembelajaran belum menggunakan multimedia belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif serta belum menggunakan model kooperatif tipe picture and picture hanya penguasaan konsep-konsep saja dan belum dikaitkan media nyata yang ada di sekitar siswa. Kemampuan berpikir siswa kurang dioptimalkan menjadi lebih kritis dan lebih aktif melalui kerja sama sehingga hasil belajar siswa rendah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa? Pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan, guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa Kelas II.B SD Negeri 004 Tembilahan Kota dalam pembelajaran IPA melalui model kooperatif tipe picture and picture.Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas melalui model kooperatif tipe picture and picture menggunakan dua siklus, setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru (peneliti) dan siswa Kelas II.B SD Negeri 004 Tembilahan Kota. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes.Hasil penelitian menujukkan bahwa: (1) keterampilan guru pada siklus I diperoleh skor 20 dengan kriteria baik, Siklus II dengan skor 27 dengan kriteria baik. (2) Aktivitas siswa siklus I memperoleh skor 12 dengan kriteria baik, siklus II diperoleh skor 18 dengan kriteria baik. (3) Ketuntasan klasikal hasil belajar siswa siklus I pertemuan I sebesar 31% dan siklus I pertemuan II 62%. Pada siklus II pertemuan I sebesar 72% dan siklus II pertemuan II sebesar 83%.Simpulan penelitian ini adalah melalui model kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar pada pembelajaran IPA. Saran adalah guru dapat menggunakan model kooperatif tipe picture and picture untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran lain dan kelas lain.

Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran IPA, Kooperatif Tipe Picture and Picture.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Menurut undang–undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3: pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan tujuan mata pelajaran IPA yaitu mengembangkan pengetahuan, pemahaman konsep–konsep yang bermanfaat diterapkan dalam kehidupan sehari–hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap kognitif dan kesadaran tentang adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, dan mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

Pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang mencakup materi cukup luas. Dalam pelaksanaannya guru dituntut menyelesaikan target ketuntasan belajar siswa, sehingga perlu perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi, metode, media, alat peraga, sumber belajar yang memadai. Namun tidak sedikit guru dalam proses pembelajarannya tidak menggunakan strategi, metode pembelajaran , alat peraga, sumber belajar yang memadai. Berdasarkan temuan Depdiknas (2007), hasil penelitian menunjukkan masih banyak permasalahan pelaksanaan standar isi mata pelajaran IPA, Guru dalam menerapkan pembelajaran belum inovatif sehinggan pembelajaran yang dilakukan guru kurang kreatif, belum menggunakan multimedia. Mata Pelajaran IPA di sekolah dasar bertujuan mengembangkan pengetahuan, pemahaman konsep-konsep yang bermanfaat, dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip, kesadaran tentang adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat (KTSP, 2010). Hasil belajar sangat rendah ini merupakan suatu permasalahan harus segera diatasi. Untuk mengatasi masalah tersebut guru hendaklah menciptakan suasana pembelajaran menyenangkan.

Hasil Ulangan Akhir Semester I tahun 2016/2017 siswa Kelas II.B SDN 004 Tembilahan Kota, pada mata pelajaran IPA diperoleh, dari18 siswa yang mencapai KKM hanya 6 siswa. Berdasarkan hal tersebut diatas, untuk memecahkan masalah tersebut maka menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA menggunakan salah satu model pembelajaran inovatif yaitu model Kooperatif tipe picture and picture. Dari uraian latar belakang masalah tersebut maka peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “ Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model Kooperatif tipe Picture and Picture pada Siswa Kelas II.B SD Negeri 004 Tembilahan Kota”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan peneliti mengkaji “Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di Kelas II.B SDN 004 Tembilahan Kota?

Adapun permasalahan secara khusus:

1.     Apakah melalui Model Kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPA di Kelas II.B SDN 004 Tembilahan Kota?

2.     Apakah melalui Model Kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA di Kelas II.B SDN 004 Tembilahan Kota?

3.     Apakah melalui Model Kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di Kelas II.B SDN 004 Tembilahan Kota?

Tujuan penelitian

1.     Tujuan Umum

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA melalui model kooperatif tipe picture and picture pada siswa Kelas II.B SDN 004 Tembilahan Kota.

 

2.     Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus sebagai berikut:

a.     Melalui model kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPA di Kelas II.B SDN 004 Tembilahan Kota.

b.     Melalui model kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA di Kelas II.B SDN 004 Tembilahan Kota.

c.     Melalui model kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di Kelas II.B SDN 004 Tembilahan Kota.

Manfaat

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak khususnya dunia pendidikan baik secara teoritis maupun praktis.

1.     Manfaat teoritis

a.     Memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pembelajaran IPA dengan pengembangan ilmu pengetahuan.

b.     Menambah kajian tentang hasil penelitian pembelajaran IPA di SD serta memberikan wawasan mengenai model kooperatif tipe picture and picture di Kelas II.B SDN 004 Tembilahan Kota.

2.     Manfaat Praktis

a.     Dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengevaluasi pembelajaran yang sudah berlangsung.

b.     Mengembangkan kurikulum di tingkat kelas, serta untuk mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran.

c.     Membantu guru untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran.

d.     Membuat guru lebih kreatif dalam pelaksanaan proses pembelajaran

e.     Menumbuhkan minat belajar siswa pada pembelajaran IPA menjadi pelajaran menarik bagi siswa.

f.      Mendiskripsikan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran.

g.     Melatih siswa untuk dapat memecahkan masalah dengan menggunakan pemikiran secara logis dan sistematis.

h.     Digunakan sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

i.      Menumbuhkan kerja sama antar guru yang berdampak positif pada kualitas pembelajaran di sekolah.

KAJIAN TEORI

Kualitas Pembelajaran

Untuk mencapai pembelajaran yang optimal perlu model pembelajaran secara tepat.Kualitas merupakan mutu atau keefektifan. efektifitas dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan guna mencapai tujuan atau sasarannya. Menurut Etzioni (Daryanto,2011:54) dalam mengembangkan kualitas pembelajaran ada empat pilar yang perlu diperhatikan oleh kalangan pendidik yaitu learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be. Untuk mengembangkan kualitas pembelajaran perlu adanya perilaku guru, perilaku dan dampak belajar mahasiswa calon guru, iklim pembelajaran, materi media dan sistem pembelajaran yang efektif. Peneliti memfokuskan kualitas pembelajaran pada perilaku pembelajaran guru serta aktivitas siswa ,iklim pembelajaran, materi media, dan sistem pembelajaran sistematis. Alasanya, perilaku guru sebagai fasilitator mengatur kelas, menentukan materi, media, serta sistem dalam menentukan metode sesuai sehingga menghasilkan pembelajaran yang berkualitas. Dan perilaku siswa sebagai pembelajar sehingga pencapaian kualitas pembelajaran dapat dilihat dari indikator keterampilan guru dan aktivitas siswa.

Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa dapat diamati dari beberapa indikator pengamatan yang terdiri dari visual activities, listening activities, motor activities, oral activities, mental activities, Emotional activities, serta drawing activities yang semuanya itu bertujuan untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Holubec dalam Nurhadi mengemukakan belajar kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran melalui kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta berkembangnya keterampilan sosial. Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain.

Model Kooperatif tipe picture and picture

Picture and Picture adalah suatu model pembelajaran menggunakan media gambar. Dalam oprasionalnya gambar-gambar dipasangkan satu sama lain menjadi urutan yang logis. Langkah-langkah model kooperatif tipe Picture and Picture yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan materi pengantar sebelum kegiatan serta memberikan motivasi sehingga dapat menarik perhatian siswa, guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan materi), guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada, guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar, dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, serta guru menyampaikan kesimpulan.

Kelebihan model Kooperatif tipe picture and picture yaitu pembelajaran menjadi terarah, siswa lebih cepat menerima materi, dapat meningkatkan tanggung jawab dan pembelajaran menjadi lebih berkesan. Sedangkan kekurangannya yaitu sulit menemukan gambar – gambar yang bagus, dan tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan.

Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran IPA di SDN 004 Tembilahan Kota belum optimal, guru dalam mengajarkan pembelajaran IPA masih menggunakan metode ceramah. siswa kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru dan kurang aktif selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga siswa kurang tertarik dengan materi. Permasalahan tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa dibawah KKM (65).

Melalui penerapan model kooperatif tipe picture and picture di Kelas II.B SD Negeri 004 Tembilahan Kota, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar.

Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir maka dirumuskan hipotesis penelitian dengan penggunaan model kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar IPA diKelas II.B SD Negeri 004 Tembilahan Kota.

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas II.B SDN 004 Tembilahan Kota Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah guru sebagai peneliti dan siswa Kelas II.B sebanyak 18 siswa terdiri dari 7 siswa perempuan dan 11 siswa laki – laki.

Prosedur / Langkah – Langkah

Rancangan yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus memiliki tahapan yang sama yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pada tahap perencanaan guru menyiapkan semua keperluan yang akan di lakukan dalam penelitian. Pada tahap tindakan menggunakan model kooperatif tipe picture and picture untuk meninggatkan kualitas pembelajaran IPA. Tahap observasi dilakukan oleh pengamat untuk mendokumentasi setiap kejadian selama pelaksanaan tindakan menggunakan model Kooperatif tipe picture and picture.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data diantaranya:

Tehnik Tes

Tes menurut Surapranata (2004:19) merupakan sehimpunan pertanyaan yang harus dijawab,dipilih, ditanggapi, dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek orang yang dites tersebut. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan model kooperatif tipe picture and picture. tes yang digunakan dalam penelitian ini tes lembar kerja siswa dan tes tertulis.

Tehnik Non Tes

Teknik non tes biasanya dilakukan dengan cara wawancara, pengamatan secara sistematis, menyebarkan angket, ataupun menilai/mengamati dokumen-dokumen yang ada (Sudijono,2009). Non tes dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill. Dalam penelitian ini tehnik non tes yang digunakan yaitu observasi dan catatan lapangan.

Teknik Analisis Data

A.    Analasis data kuantitatif

1.   Penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk prosentase.Adapun rumus prosentase adalah:

dimana ∑n adalah umlah frekuensi muncul, N Jumlah total siswa dan P adalah Prosentase frekuensi.

2.     Menentukan ketuntasan minimal

Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proposi dan kualifikasi penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah dikontrakkan dalam pembelajaran. (Poerwanti, 2008: 6.16).. Hasil perhitungan dibandingkan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkanke dalam kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 1. Kriteria Ketuntasan Minimal

Kriteria Ketuntasan

Kualifikasi

< 65

Tidak tuntas

> 65

Tuntas

 

3.     Menghitung Mean atau rerata

Nilai rata-rata didapatkan dari penjumlahan nilai siswa dibagi jumlah siswa diKelas II.B dengan rumus:

dimana  adalah nilai rata-rata,  jumlah semua nilai siswa dan  jumlah siswa.

 

 

4.     Menghitung ketuntasan klasikal

Untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar klasikal,menggunakan rumus sebagai berikut (Aqib, 2011: 41):

B.    Kualitatif

Data kualitatif berupa hasil observasi keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA menggunakan model Kooperatif tipe picture and picture, serta hasil catatan lapangan yang kemudian dijabarkan dalam bentuk deskritif kualitatif menurut kategori dan kriteria agar diperoleh kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Siklus I

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan di SDN 004 Tembilahan Kota. Pelaksanaan meliputi pertemuan I dan II. Pertemuan I pada hari Rabu, tanggal 24 Mei 2017 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit sedangkan pertemuan II tanggal 26 Mei 2017. Adapun pelaksanaan siklus I pertemuan I dan II sama namun yang membedakan adalah materi pembelajaran. Pada proses pembelajaran siklus I menggunakan model Kooperatif tipe picture and picture. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung aktivitas siswa diamati oleh teman sejawat dengan menggunakan instrument. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I dengan hasil yang dicapai jumlah skor 303 rata-rata skor 16,8 presentase 52,50% kategori cukup.

Gambar 1. Grafik hasil belajar siswa siklus I

 

Berdasarkan gambar 1, nilai rata-rata kelas pada pertemuan I adalah 62, siswa tuntas sebanyak 10 tidak tuntas 8. Sedangkan pada pertemuan II nilai rata-rata kelas 68 siswa tuntas 13 tidak tuntas 5. Siswa tuntas mendapat nilai diatas 65 sebanyak 13 siswa dengan nilai tertinggi 80 terendah 40.Hasil belajar siklus I sudah baik,tetapi belum meningkat signifikan dan masih terdapat 5 siswa belum mencapai KKM (65).

Berdasarkan hasil belajar dan observasi pada siklus I, niilai rata-rata kelas baru mencapai 68 belum 75 dan masih ada 5 siswa belum tuntas dari 18 siswa. Hal ini di karenakan guru kurangd apat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran diskusi kelompok sehingga pelaksanaan pembelajaran pada siklus I kurang baik, dan perlu diadakkan siklus II.

Siklus II

Pelaksanaan Siklus II meliputi pertemuan I dan II. Pertemuan I pada hari Rabu, tanggal 31 Mei 2017 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit sedangkan pertemuan II tanggal 02 Juni 2017. Adapun pelaksanaan Siklus II pertemuan I dan II sama namun yang membedakan adalah materi pembelajaran. Pada siklus II kegiatan inti meliputi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Berdasarkan hasil pengamatan keseluruhan keterampilan guru dalam pertemuan I adalah 24 rata-rata nilai 2,6 presentase 66,66% dengan kategori baik artinya Siklus II pertemuan I sudah baik tetapi masih perlu diperbaiki agar siklus berikutnya mendapatkan hasil yang diharapkan. Hasil pertemuan II menunjukkan jumlah skor 27 rata-rata nilai 3 presentase 75% termasuk dalam kategori baik, dan sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan.Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II dengan hasil yang dicapai jumlah skor 441 rata-rata skor 24,45 presentase 76% kategori baik.

Gambar 2. Hasil nilai siswa siklus II

Berdasarkan gambar 2, nilai rata-rata kelas pada pertemuan I adalah 68,5, siswa tuntas sebanyak 13 tidak tuntas 5. Sedangkan pada pertemuan II nilai rata-rata kelas 76 siswa tuntas 15 tidak tuntas 3. Siswa tuntas mendapat nilai diatas 65 sebanyak 15 siswa dengan nilai tertinggi 90 terendah 60.Hasil belajar siklus II sudah baik dan meningkat signifikan walaupun masih terdapat 3 siswa belum mencapai KKM (65).

Berdasarkan hasil penelitian bahwa hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran picture and picture meningkat. Hal tersebut ada kesesuaiannya dengan yang diutarakan Jhonson& Jhonson bahwa, dalam pembelajaran Kooperatif tipe picture and picture siswa akan lebih mudah memahami konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan secara berkelompok. Sofyan (2017: 16) dalam penelitiannya menemukan bahwa penerapan pembelajaran Kooperatif tipe picture and picture dalam pembelajaran Biologi/IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap aktivitas siswa, keterampilan guru dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA melalui model Kooperatif tipe picture and picture diperoleh hasi sebagai berikut:

1.     Model Kooperatif tipe picture and picture meningkatkan keterampilan guru hal ini ditunjukkan dengan peningkatan keterampilan guru pada setiap siklusnya, siklus I skor 22 kategori baik siklus II skor 27 kategori baik.

2.     Model Kooperatif tipe picture and picture meningkatkan aktivitas siswa ditunjukkan dengan peningkatan siklus I jumlah rata-rata skor 15 kategori baik siklus II skor 18 kategori baik.

3.     Model Kooperatif tipe picture and picture meningkatkan hasil belajar siswa dengan peningkatan ketuntasan klasikal pada siklus I pertemuan I 56% siswa yang tuntas meningkat pertemuan II 72%, siklus II pertemuan I tuntas sebanyak 72% meningkat pertemuan II 83%.

4.     Model Kooperatif tipe picture and picture meningkatkan kualitas pembelajaran hal ini ditunjukkan dengan peningkatan keterampilan guru,aktivitas siswa serta hasil belajar.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang disimpulkan diatas, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

1.     Dalam pembelajaran seorang guru perlu mengikuti perkembangan informasi khususnya mengenai penggunaan pendekatan, model, model, dan strategi pembelajaran yang terbaru, sehingga guru dapat menerapkannya di kelas dan diharapkan mampu mengadakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang mampu memotivasi keaktifan siswa dalam pembelajaran.

2.     Dalam pembelajaran, hendaknya guru menggunakan berbagai macam media pembelajaran yang bervariasi untuk memudahkan siswa mempelajari materi.

3.     Dalam kegiatan pembelajaran, siswa harus berani aktif serta mampu untuk memberikan pendapat atau argumen.

4.     Dalam pendekatan Picture and Picture memerlukan perencanaan waktu yang lama agar dapat meningkatkan keaktifan siswa secara optimal.

5.     Penelitian tindakan dengan model Picture and Picture ini hendaknya dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian tindakan kelas selanjutnya maupun dikembangkan lagi sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri dkk. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Anggoro,Toha dkk.2008. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka

Arikunto,Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Aprudin.2017. Model Pembelajaran Picture and Picture. http:// 007 indien.blogspot.com/2017/06/ model-pembelajaran-picture-and-picture-html diaskes pada 30 Maret 2017 pukul 12.04

Diansari,Dewi.2011.Penelitian Tindakan Kelas model picture and picture. Malang: Universitas Negeri Malang http://library.um.ac.id/ptk/index. php?mod=detail&id=48723 diaskes pada 31 maret 2017 pukul 16.00

Faridah Hulwah, Asma.2017.Definisi Belajar Menurut para ahli. http//widhiieaprilia.blogspot.com/P/blog-page 16.html diaskes pada 23 Maret 2017 pukul 13.07

Herrhyanto, hamid.2008.Statistika Pendidikan.Jakarta: Universitas Terbuka

Hasanah.2009. Teori Belajar Kognitif. http://hasanahworld.wordpress.com/ 2009/03/01/teori-belajar kognitif/ diaskes pada 23 Maret 2017 pukul 14.07

Hafis.2010.Konsep Pembelajaran Sains. http://hafismuaddab.wordpress.com/ tag/konsep-pembelajaran-sains/ diaskes pada 30 Maret 2017 pukul 14.14

Hakikat Pembelajaran IPA di SD. http://cayangsamultian.blogspot.com/2017/01/ hakikat-pembelajaran-ipa-di-sd.html diaskes pada 30 Maret 2017 pukul 13.58

Harlina.2017.Penelitian Tindakan Kelas model kooperatif picture and picture. Palangkaraya: STAIN Palangkaraya http://digilib.stainpalangkaraya. ac.id/ gdl.php?mod=browse&op=re ad&id=stain-plk–harlina-373 diaskes pada 31 maret 2017 pukul 15.55

Poerwanti,Endang,dkk.2008.Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Permendiknas No. 22 Tahun 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Purba, Erni sanita dewi. 2017. Penelitian Tindakan Kelas model picture and picture. Medan: Universitas Negeri Medan http://digilib.unimed.ac.id/ bookmark/24742/Motivasi diaskes pada 31 maret 2017 pukul 16.17

Penelitian Tindakan Kelas. http://luckmancell.blogspot.com/2011/10/skripsi-ptk-peningkatan-hasil-belajar.html#ixzz2O8lyD1uT diunduh tanggal 23 maret 2017 pukul 14.12

Rusman.2017.Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Rohmadi.2011. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Sugandi, Achmad dkk.2007. Teori Pembelajaran.Semarang: Universitas Negeri Semarang

Tri Anni, Catharina dkk.2007. Psikologi Belajar. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Wahyudin, Dinn dkk.2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka

Widyatun,Diah.2017. Makalah Evaluasi Pendidikan Non Tes. http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2017/04/makalah-evaluasi-pendidikan -non-tes.html#ixzz2PHnAjBiQ diaskes pada 2 april 2017 pukul 13.45