UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN BERMAKNA DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT HUBUNGAN ANTAR BANGUN
UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN BERMAKNA
DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
TENTANG SIFAT-SIFAT HUBUNGAN ANTAR BANGUN BAGI KELAS V SD BANDUNGROJO, KEC. NGAWEN TAHUN 2012/2013
Lustari
SD Bandungrojo Kecamatan Ngawen
ABSTRAK
Tingkat ketuntasan penguasaan materi pada mata pelajaran matematika masih sangat rendah, termasuk penguasaan terhadap kompetensi dasar Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Dari hasil analisis tes awal bahwa tingkat ketuntasan siswa hanya mencapai 25% (5 dari 20 siswa). Sementara 15 siswa belum mencapai batas ketuntasan (75%) dan nilai rata-rata kelas hanya mencapai 65. Masih rendahnya hasil pembelajaran dapat diartikan kurang efektifnya proses pembelajaran penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru maupun sarana dan prasarana yang ada, minat dan motifasi siswa yang rendah, kinerja guru yang rendah, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai. Sehingga menyebabkan pembelajaran menjadi kurang efektif. Peningkatan hasil tes formatif siswa. Siklus I nilai rata-rata hanya 38, siklus II mengalami peningkatan menjadi 73, dan siklus III mengalami peningkatan lagi menjadi 96. Ini menunjukkan hasil tes formatif yang maksimal. Demikian juga tingkat ketuntasan prestasi belajar dari siklus I hanya 50%, siklus II menjadi 72% dan siklus III 100%. Ini menunjukkan bahwa setelah diadakan perbaikan pembelajaran siswa semakin memahami materi yang disampaikan oleh guru. Ini terbukti adanya peningkatan nilai hasil tes formatif, serta ketunrasan belajar siswa pada setiap siklusnya.
Kata Kunci: Sifat-sifat antar bangun, matematika, pembelajaran bermakna
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu Uni–versal yang mendasari perkembangan tek–nologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memaju–kan daya pikir manusia. Pelajaran mate–matika perlu diberikan pada semua peserta didik mulai sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analis, sistematis, kritis dan kreatif. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfa–atkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaaan yang selalu herubah – ubah, tidak pasti dan kompetitif.
Demikian juga yang terjadi di SD Bandungrojo Kecamatan Blora Kabupaten Blora. Khususnya pada siswa kelas V kondisi riil dalam pelaksanaan pembelajar–an dengan memberikan latihan-latihan ataupun tugas-tugas ternyata tidak mene–rapkan konsep matematika. Hasil belajar siswa dari semester ke semester tidak banyak mengalami perubahan bahkan ber–ada dalam posisi terendah dalam per–olehan nilai rata-rata kelas bila dibanding–kan dengan mata pelajaran yang lain.
Tingkat ketuntasan penguasaan materi pada mata pelajaran matematika masih sangat rendah, termasuk penguasa–an terhadap kompetensi dasar Mengidenti–fikasi sifat-sifat bangun ruang. Dari hasil analisis tes awal bahwa tingkat ketuntasan siswa hanya mencapai 25% (5 dari 20 siswa). Sementara 15 siswa belum menca–pai batas ketuntasan (75%) dan nilai rata-rata kelas hanya mencapai 65.
Identifikasi Masalah
1. Tingkat penguasaan siwa terhadap materi Sifat-sifat dan hubungan antar bangun rendah.
2. Siswa kurang aktif dalam pembe–lajaran Matematika tentang Sifat-sifat dan hubungan antar bangun.
3. Siswa kurang memperhatikan dalam pembelajaran Matematika tentang Sifat-sifat dan hubungan antar ba–ngun.
4. Siswa kurang latihan dalam menger–jakan soal tes formatif.
5. Siswa kurang antusias melakukan pengamatan.
Analisis Masalah
1. Apakah guru kurang memberi umpan balik?
2. Apakah guru sudah melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran?
3. Apakah guru sudah menggunakan alat peraga?
4. Apakah guru sudah menggunakan ba–hasa yang menarik?
5. Apakah siswa kurang memahami ma–teri?
6. Apakah guru menggunakan media yang menarik?
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masa–lah, identifikasi masalah dan asnalisis ma–salah tersebut diatas, maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut:
Apakah melalui pembelajaran ber–makna dapat meningkatkan kemampuan untuk menentukan hasil Sifat-sifat dan hubungan antar bangun dengan menggu–nakan peraga bangun ruang pada siswa SD Bandungrojo Kecamatan Blora Kabupa–ten Blora.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka, penulis membuat hipotesis tindakan sebagai berikut: melalui pembela–jaran bermakna dapat meningkatkan hasil belajar Matematika tentang sifat-sifat hu-bungan antar bangun bagi kelas V SD Bandungrojo, Kec. Ngawen.
Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan kemampuan siswa da–lam menentukan penjumlahan dan pe–ngurangan bagi siswa SD Bandungrojo kelas V Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora, melalui kegiatan pembelajaran bermakna.
2. Terlaksananya pembelajaran yang efektif dan efisien dalam meningkat–kan kemampuan siswa kelas V SD Bandungrojo Kecamatan Ngawen Ka–bupaten Blora.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Memperoleh pengalaman Profesio–nal dalam mengatasi siswa yang meng–alami kesulitan dalam pembelajaran mate–matika dengan menentukan sifat dan ciri-ciri bangun ruang dengan penggunaan Metode Pemecahan Masalah.
2. Bagi Guru
Penelitian ini dapat dijadikan acu–an dalam meningkatkan kemampuan sis–wanya dan juga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki pembelajaran dikelas.
3. Bagi Institusi
Penelitian ini dilakukan untuk me–majukan dengan mendorong guru-guru mengembangkan wawasan profesionalnya, sehingga dapat memberikan ilmu pengeta–huan yang besar dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran disekolah.
4. Bagi Pendidikan Secara Umum
Penelitian ini dapat berpengaruh secara luas terhadap peningkatan mutu pendidikan dan dapat dijadikan acuan un–tuk mengembangkan pola pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
Pengertian Matematika
Padangan modern tentang mate–matika murni disamakan dengan teori logi–ka, deduktif mengenai hubungan sehingga tidak mengherankan jika orang mengata–kan bahwa matematika merupakan suatu sistem yang merupakan struktur tersendiri yang bersifat deduktif. (Hudoyo, 1979:95).
Suatu sistem deduktif dimulai de–ngan memilih beberapa unsur yang tidak didefinisikan disebut unsur primitif. Unsur-unsur itu diperlukan sebagai dasar komuni–kasi, selanjutnya unsur-unsur primitif ini dibuat suatu aksioma, berupa pertanyaan-pertanyaan yang memaukan hubungan dasar antara unsur-unsur pokok di dalam sistem tesebut. Akhirnya diperoleh feno–mena-fenomena tertentu yang dibuktikan secara dedukitf dengan rentetan pernya–taan-pernyataan. Pertanyaan itu bisa berupa difinisi, aksioma atau fenomena yang telah dibuktikan kebenarannya (Hu–doyo, 1979:95:96).
Matematika adalah Ilmu Pengeta–huan tentang penalaran yang logis dan masalah-masalah yang berhubungan de–ngan bilangan, sedangkan menurut Saw–yer (dalam Hudoyo, 1973:3) merumuskan matematika adalah penggolongan dan penelaah tentang semua pola yang mungkin pola dipakai dalam arti yang tidak semua orang menyetujui istilah ini diartikan dalam pengertian yang sangat luas, mencakup hampir setiap macam keteraturan yang dapat dikenal pikirannya.
Pengajaran Matematika
a. Pentingnya Pengajaran Matematika
Dalam hubungan peradaban mo–dern matematika memegang peranan pen–ting, karena dengan bantuan matematika semua ilmu pengetahuan menjadi lebih sempurna. Demi kepentingan siswa, kita perlu menambah alasan mengapa mate–matika itu diajarkan di sekolah.
Matematika merupakan alat yang efesien dan diperlukan oleh semua ilmu Pengetahuan dan tanpa bantuan matema–tika semuanya tidak akan memperoleh kemajuan yang berarti ada yang berpen–dapat bahwa matematika adalah ilmu dari segala ilmu dan seni dari segala seni. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matematika mempunyai peranan yang sa–ngat menentukan dalam mengembangkan ilmu sebagia kumpulan pengetahuan yang dapat di andalkan.
Bagi disiplin ilmu lain, matematika pada dasarnya merupakan alat bantu dalam memecahkan masalah. Dalam ana–lisis ekonomi penggunaan matematika sangat menguntungkan karena beberapa hal berikut ini:
1. Hubungan antara besaran-besaran ekonomi dapat dinyatakan secara singkat dan seksama.
2. Perubahan-perubahan mudah di–lambangkan dan diikuti serta dihitung.
3. Terdapat fenomena-fenomena yang dapat digunakan sebagai alat.
4. Difinisi dan asumsi dirumuskan sa–ngat tegas (Johanes dan Handoko 1983:9).
Dalam fisika matematika merupa–kan alat bantu yang sangat fital khususnya cabang-cabang matematika seperti kalku–lus persamaan diferensial, analisis vektor, geometri analistik dan aljabar lincah. Berkaitan dengan in Spiegel mengemu–kakan bahwa matematika dan ilmu penge–tahuan alam tidak dapat hanya sebagai perkakas melainkan sebagai bahasa.
Sumbangan matematika kepada ilmu komputer juga sangat dominan, terutama penerapan prinsip aljabar Boole pada penyerdahanaan saklar listrik. Demikian pula peranan matematika dalam biologi antara lain dapat disimak dari ketergantungan biologi pada cabang-cabang biofisika dan biokimia pada kedua cabang ini matematika sangat di perlukan (Sujono 1988:22).
Dari ketergantungan diatas dapat disimpulkan bahwa matematika itu adalah ilmu murni yang dapat berdiri sendiri maksudnya adalah tanpa bantuan ilmuan lain, matematika dapat berkembang meng–ikuti perkembangan jaman, tetapi ilmu yang lain dapat lebih berkurang apa bila ada bantuan dari matematika.
Sifat-sifat Bangun Ruang
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan yaitu 8 Januari 2013 s.d. 19 Januari 2013.
2. Tempat Penelitian
Berkaitan pembelajaran Matemati–ka untuk kelas V Semester II yang di laksanakan SD N Bandungrojo Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora dengan jumlah siswa 20 anak, putra 7 anak dan putri 13 anak, dengan karakteristik tingkat kepan–daian relatif sama, sikap atau perkem–bangan jiwa mereka wajar-wajar saja, tidak ada yang memiliki keistimewaan atau keluarbiasaan.
Subyek Penelitian
Berdasarkan judul penelitian yaitu ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mate–matika Melalui Penggunaan Alat Peraga Bangun Ruang Tabung, Prisma, Kerucut, Limas Pada Siswa Kelas V Semester II SD Bandungrojo Kecamatan Ngawen Kabupa–ten Blora yang berjumlah 20 anak.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Tabel 1. Rekap Nilai Tes Pra Siklus
No |
Hasil Angka |
Hasil Huruf |
Arti Lambang |
Jumlah Siswa |
Persen |
|
1. |
85-100 |
A |
Sangat baik |
2 |
10% |
|
2. |
75-84 |
B |
Baik |
3 |
15% |
|
3. |
65-74 |
C |
Cukup |
7 |
35% |
|
4. |
55-64 |
D |
Kurang |
3 |
15% |
|
5. |
< 50 |
E |
Sangat Kurang |
5 |
25% |
|
Jumlah |
20 |
100 |
||||
Untuk memperjelas data dari tabel 2 dapat dibuat histogram sebagai berikut:
Gambar 3. Grafik Hasil Tes Pra Siklus
Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk grafik diketa–hui bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai A (sangat baik) sejumlah 10% atau 2 siswa. Yang mendapat nilai B (Baik) sebanyak 15% atau sebanyak 3 siswa, dan yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 35% atau 7 siswa, dan yang mendapat nilai kurang sebanyak 15% atau 3 siswa, sedangkan yang mendapat nilai sangat kurang 25% atau 5 siswa.
Deskripsi Hasil Siklus I
Tabel 2. Hasil Rekap Nilai Tes Siklus I
No |
Hasil Angka |
Hasil Huruf |
Arti Lambang |
Jumlah Siswa |
Persen |
|
1. |
85-100 |
A |
Sangat baik |
8 |
40% |
|
2. |
75-84 |
B |
Baik |
6 |
30% |
|
3. |
65-74 |
C |
Cukup |
4 |
20% |
|
4. |
55-64 |
D |
Kurang |
2 |
10% |
|
5. |
< 50 |
E |
Sangat Kurang |
0 |
0% |
|
Jumlah |
20 |
100 |
||||
Gambar 2: Diagram Hasil Belajar Siklus I
Dari hasil tes siklus I, menunjuk–kan bahwa hasil yang mencapai nilai A (Sangat Baik) adalah 40% atau 8 siswa, sedangkan yang mendapat nilai B (baik) 30% atau 6 siswa. Sedangkan yang men–dapat nilai C (Cukup) sebanyak 20% atau 4 siswa, sedangkan yang mendapat nilai D (Kurang) sebanyak 10% atau 2 siswa, sedangkan yang mendapat nilai E (Sangat kurang) sebanyak 0% atau 0 siswa.
Deskripsi Hasil Siklus II
Tabel 3. Rekap Nilai Tes Siklus II
No |
Hasil Angka |
Hasil Huruf |
Arti Lambang |
Jumlah Siswa |
Persen |
|
1. |
85-100 |
A |
Sangat baik |
15 |
70% |
|
2. |
75-84 |
B |
Baik |
2 |
10% |
|
3. |
65-74 |
C |
Cukup |
3 |
15% |
|
4. |
55-64 |
D |
Kurang |
0 |
0% |
|
5. |
< 50 |
E |
Sangat Kurang |
0 |
0% |
|
Jumlah |
20 |
100% |
||||
Gambar 3. Diagram Hasil Nilai Siklus II
Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 70% atau 15 siswa. Sedangkan yang terbanyak yaitu yang mendapat nilai baik (B) adalah 10% atau 62 siswa, dan yang mendapat nilai cukup (C) 15% atau 3 siswa, sedangkan yang mendapat nilai D adalah 0% atau 0 siswa dan yang mendapat nilai E tidak ada atau 0%, sedangkan nilai rata-ratanya 0%.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan penguasaan Bahasa Indonesia dapat meningktkan hasil belajar mata pelajaran Matematika khusus–nya kompetensi dasar menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran, bagi siswa kelas V SD Bandungrojo Kecamatan Ngawen Kabupeten Blora, Tahun Pelajaran 2009/2013. Pada siklus I siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 5 siswa (25%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 15 siswa (75%), sedangkan pada akhir siklus II sebanyak 17 siswa (85%) dan yang belum mencapai ketun–tasan belajar 3 siswa (15%) dengan nilai rata-rata kelas siklus I 65 dan nilai rata-rata kelas pada siklus II: 77. Adapun hasil non tes pengamatan proses belajar menunjukkan perubahan siswa telah aktif selama proses pembelajaran berlangsung berarti secara keseluruhan rata-rata kelas mencapai kenaikan yang sangat bagus sekali.
Saran
1. Bagi Siswa
– Hendaknya siswa berusaha untuk memiliki sikap kreatif untuk selalu bertanya pada guru sesuai materi yang diterangkan jika ada materi pelajaran yang belum di mengerti.
– Berusaha untuk berbahasa yang baik dan benar dalam upaya me–latih siswa mampu memahami dan mencerna setiap pelajaran yang diberikan maupun soal-soal yang diberikan terutama dalam pelajar–an matematika.
2. Sekolah
Hendaknya pihak sekolah dapat memberikan atau meningkatkan fasilitas atau sarana dan prasarana sekolah yang memadai sehingga dapat memudahkan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah.
3. Guru
– Hendaknya guru dapat menunjang kecerdasan dan ketrampilan anak didik dalam menyelesaikan soal-soal, baik untuk bidang studi ma–tematika maupun bidang studi yang lain agar dapat dimulai me–lalui peningkatan kemampuan menghitung volume prisma segiti–ga dan tabung lingkaran.
– Untuk meningkatkan prestasi bela–jar anak didik perlu juga sama antara guru Matematika dengan guru bidang studi yang lain yang ada hubungannya dengan meng–hitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran.
4. Peneliti
– Untuk peneliti yang mengambil ruang lingkup yang sama hendak–nya menambah variabel lain selain kedua variabel tersebut.
– Hendaknya peneliti mencari aspek lain yang lebih luas dari aspek yang ada di sini untuk menambah luasnya cakupan variabel ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulloh, Solichan, 2002. Matematika (Bahan Ajar Pelatihan Guru Kelas SD). Surabaya: Departemen Pendidikan Nasional.
Arif, Tiro. 1985. Penguasaan Konsep Pecahan. Ujung Pandang.
Arikunto, Suharsini. 1993, Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1994. Garis-garis Besar Pengajaran (GBPP) Matematika SD. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Maier, Herman. 1985. Konpendium: Diktaktik Matematika. Bandung CV. Remaja Karya.
Moesono, Djoko dan Siti M. Amin 1997. Matematika 6 Mari Berhitung. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Subana, M. Marsetyo Rahadi dan Sudrajat. 2000. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setya.
Sudjono, 1996. Metode Statiska. Bandung. Penerbit Tarsito.
Sudjono, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.