UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MEDIA COMPACT DISC (CD) BAGI SISWA

KELAS VI SEMESTER I SDN 1 KALIWENANG

KECAMATAN TANGGUNGHARJO

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Yuhaningsih

SDN 1 Kaliwenang Kecamatan Tanggungharjo

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan media pembelajaran Compact Disc (CD) dalam meningkatkan prestasi belajar Matematika pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Kaliwenang semester I tahun pelajaran 2016/2017. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI semester I SD Negeri 1 Kaliwenang berjumlah 15 siswa, yang terdiri dari 5 laki-laki dan 10 perempuan. Hasil belajar siswa diukur dengan tes yang diberikan pada siklus I dan siklus II. Data yang diperoleh, dianalisis secara deskritif komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan prestasi belajar siswa pada prasiklus 4 siswa (26,7%), meningkat menjadi 8 siswa (53,3%) pada siklus I, dan 15 siswa (100%) pada siklus II. Rata-rata nilai pada prasiklus 54,3 meningkat menjadi 66,3 pada siklus I, dan siklus II meningkat menjadi 78,0. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran Compact Disc (CD) dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika materi debit pada siswa kelas VI SDN 1 Kaliwenang semester I tahun pelajaran 2016/2017.

Kata Kunci: media Compact Disc (CD), prestasi belajar.

 

LATAR BELAKANG

Kehidupan memerlukan kemampuan Matematika, seperti menghitung, mengukur dan menimbang misalnya, untuk menghitung banyaknya benda, mengukur jarak atau luas suatu benda, sampai dengan menimbang berat benda. Menyadari akan peran penting Matematika dalam kehidupan, maka kegiatan belajar merupakan kebutuhan dan menjadi kegiatan yang seharusnya menyenangkan. Namun kenyataannya belajar Matematika menakutkan bagi siswa. Hal ini terjadi karena pembelajaran Matematika selama ini cenderung berupa menghitung angka–angka, yang seolah–olah tidak ada makna dan kaitannya dengan kehidupan sehari–hari.

1

 

Dalam rangka penguasaan Matematika, kemampuan pemecahan masalah sangat penting dimiliki setiap orang. Manusia dalam menjalani kehidupan manusia akan berhadapan dengan masalah–masalah yang perlu dicari penyelesaiannya. Penyelesaian masalah terutama yang bersifat Matematika dapat menolong seseorang meningkatkan daya analitis dan dapat membantu untuk menyelesaikan permasalahan–permasalahan pada berbagai situasi yang lain.

Berdasarkan hasil analisis data yang berasal dari nilai tes semester gasal diketahui lebih dari 60% siswa memperoleh nilai dibawah 61, dan kurang dari 40% yang mampu mencapai nilai lebih dari 61. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa belum bisa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Menurut Mulyasa (2006:99), seorang siswa dikatakan tuntas belajar jika ia telah mampu menyelesaikan dan mencapai tujuan pembelajaran minimal 65%. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari siswa yang mampu menguasai tujuan pembelajaran minimal 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas itu.

Dalam proses belajar mengajar, pemilihan model pembelajaran yang tepat sangat penting. Model pembelajaran yang tepat dapat menarik perhatian siswa dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan dan memudahkan siswa menyerap materi yang diajarkan. Salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa adalah penggunaan media Compact Disc (CD) pembelajaran.

KAJIAN TEORI

Hakikat Pembelajaran Matematika

Pelajaran Matematika disebut ilmu pasti karena Matematika berkaitan erat dengan istilah penalaran (reasoning). Dikenal dua macam penalaran yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif suatu proses berpikir untuk menarik kesimpulan baru yang bersifat umum (general) berdasar pada beberapa pernyataan khusus yang diketahui benar. Di Matematika, pernyataan yang didapat dari proses induksi belum disebut teorema sebelum dibuktikan secara deduktif. Hasil proses penarikan kesimpulan melalui induksi ini, Matematika hanya disebut dengan dugaan (conjecture). Suatu bangunan Matematika disusun dengan dasar pondasi berupa kumpulan sifat pangkal (aksioma). Aksioma adalah dalil atau teorema yang kebenarannya tidak perlu dibuktikan namum akan dijadikan dasar untuk membuktikan dalil atau teorema Matematika selanjutnya.

Menurut Gagne (dalam Suherman, 2003:25) objek belajar Matematika terdiri dari objek langsung dan objek tak langsung. Objek langsung antara lain kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, belajar mandiri, bersikap positif terhadap Matematika, dan tahu bagaimana semestinya belajar. Sedangkan objek tak langsung meliputi fakta, ketrampilan, konsep, dan prinsip.

Fakta Matematika adalah kesepakatan dalam Matematika yang dimasukkan untuk memperlancar pembicaraan-pembicaraan didalam matematika, seperti lambang-lambang yang ada dalam Matematika. Ketrampilan-ketrampilan Matematika adalah operasi dan prosedur dalam Matematika yang masing-masing merupakan suatu proses untuk mencari (memperoleh) hasil tertentu. Konsep adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk mengklasifikasi apakah suatu objek tertentu merupakan contoh atau bukan contoh dari ide abstrak tersebut. Sedangkan prinsip-prinsip Matematika adalah suatu pernyataan yang bernilai benar, yang memuat data konsep dan menyatakan hubungan antar konsep-konsep tersebut.Salah satu wujudnya adalah teorema.

Media Pembelajaran

Hamalik dalam Arsyad (2005: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh–pengaruh psikologis terhadap siswa.

Sudjana & Rivai dalam Arsyad (2005:24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu 1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan untuk menguasai dan mencapai tujuan pengajaran. 3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi jika guru mengajar pada setiap jam pelajaran. Dan 4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lainnya.

Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media pembelajaran harus bertujuan dan mampu meningkatkan motivasi pembelajar. Selain itu, media juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik, dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktik-praktik dengan benar. Dalam penelitian ini media yang digunakan adalah Compact Disc(CD) Pembelajaran.

KERANGKA BERFIKIR

Dengan menggunakan media Compact Disc (CD) pembelajaran dapat membangkitkan semangat siswa, dan dapat membuat siswa tertarik mengikuti proses pembelajaran, sehingga membuat siswa merasa bebas berpendapat dan berdiskusi dengan teman. Pada umumnya sebelum menggunakan bantuan media tersebut, banyak siswa tidak menguasai materi yang diajarkan karena materi yang disampaikan dengan ceramah sehingga minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran masih kecil. Tetapi setelah menggunakan CD pembelajaran dalam proses belajar mengajar diharapkan siswa dapat lebih aktif mengikuti setiap materi yang diajarkan. Siswa merasa senang berbagi ide atau pikiran dengan temannya. Siswa juga dapat mengungkapkan segala ide serta pendapat untuk selanjutnya didiskusikan bersama.

HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Melalui media Compact Disc (CD) pembelajaran diduga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika pada siswa kelas VI semester I SD Negeri 1 Kaliwenang, Kecamatan Tanggungharjo tahun pelajaran 2016/2017”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Kemmis dan Taggart (dalam Sunardi 2012: 36) prosedur penelitian terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, melakukan tindakan, observasi, dan refleksi. Refleksi dalam tiap siklus, dan akan berulang kembali pada siklus–siklus berikutnya. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes, observasi, dan dokumen. Analisis data yang digunakan yaitu teknik deskriptif komparatif, membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus 1 dan nilai tes setelah siklus 2.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari hasil nilai tes formatif siswa Kelas VI SD Negeri 1 Kaliwenang Kecamatan Tanggungharjo tahun pelajaran 2016/2017 mata pelajaran Matematika materi debit. Dari jumlah keseluruhan yaitu 15 siswa, masih terdapat banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM (KKM yang ditetapkan 65). Nilai terendah siswa 40,0 dan nilai tertinggi 75,0 dengan persentase sebagai berikut: nilai ≤64 sebanyak 11 anak (73,3%) dan nilai antara 65–100 sebanyak 4 anak (26,7%), dengan nilai rata rata kelas 54,3. Siswa yang aktif terhadap pembelajaran hanya 5 siswa (33,3%), sedangkan sebanyak 10 siswa (66,7%) masih belum merespon terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung.

Data hasil tes formatif pra siklus yang diperoleh siswa sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Tes Formatif Siswa pada Prasiklus

No.

Nilai

Jumlah Siswa

Prosentasi

Tuntas

Belum Tuntas

1.

≤ 54

7

46,7%

7

2.

55 – 64

4

26,7%

4

3.

65 – 74

3

20,0%

3

4.

75 – 84

1

6,6%

1

5.

85 – 100

 Jumlah

15

100%

4

11

 

Deskripsi Siklus I

Berdasarkan hasil nilai formatif pra iklus di Kelas VI SD Negeri 1 Kaliwenang Kecamatan Tanggungharjo, diperoleh hasil tes formatif materi mengenal satuan debit masih terdapat banyak siswa yang belum mencapai KKM, maka peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus I. Penelitian siklus I dilaksanakan dengan menggunakan media Compact Disc (CD) pembelajaran.

Dari data analisis diketahui bahwa siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran materi mengenal satuan debit atau memperoleh nilai ≤ 64 sebanyak 7 siswa (46,7%), sedangkan siswa yang sudah tuntas atau memperoleh nilai ≥ 65 sebanyak 8 siswa (53,3%) dengan rata-rata kelas 66,3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian siklus I pada materi mengenal satuan debit dengan media Compact Disc (CD) pembelajaran sudah ada peningkatan hasil belajar dari 4 siswa ( 26,7%) pada kondisi awal menjadi 8 siswa atau 53,3%. Dari hasil tes, diketahui bahwa terdapat beberapa siswa yang sudah dapat mengerjakan soal dengan baik dan menuliskan langkah-langkah mengerjakan dengan lengkap, tetapi adapula siswa yang belum dapat menyelesaikan soal dengan baik.

Hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus I dapat dikelompokkan seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I

No.

Nilai

Jumlah Siswa

Prosentasi

Tuntas

Belum Tuntas

1.

≤ 54

0,0%

2.

55 – 64

7

46,7%

7

3.

65 – 74

4

26,7%

4

4.

75 – 84

3

20,0%

3

5.

85 – 100

1

6,6%

1

Jumlah

15

100%

8

7

 

 

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran siklus II didasarkan atas refleksi dari siklus I. Hasil tes terjadi peningkatan pada siswa yang sudah dapat memecahkan masalah dengan baik. Namun adapula siswa yang belum dapat menuliskan langkah-langkah pemecahan masalah dengan lengkap, tetapi hasil belajar sudah memenuhi KKM yang telah ditetapkan. Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dikelompokkan seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5 Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II

No.

Nilai

Jumlah Siswa

Prosentasi

Tuntas

Belum Tuntas

1.

≤ 54

0,0%

2.

55 – 64

0,0%

3.

65 – 74

5

33,3%

5

4.

75 – 84

6

40,0%

6

5.

85 – 100

4

26,7%

4

 Jumlah

15

100%

15

 

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pembelajaran dengan menggunakan media Compact Disc (CD) pembelajaran pada materi debit pada siswa kelas VI semester I SD Negeri 1 Kaliwenang Kecamatan Tanggungharjo tahun pelajaran 2016/2017 menunjukkan peningkatan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil ketuntasan hasil belajar siswa (KKM) pada prasiklus sebanyak 4 siswa (26,7%) sudah tuntas KKM, dan sebanyak 11 siswa (73,3%) belum tuntas KKM. Pada siklus I meningkat menjadi 8 siswa (53,3%) mencapai nilai KKM, 7 siswa (46,7%) belum mencapai KKM. Hasil nilai formatif siklus II meningkat sebanyak 15 siswa (100%) mencapai nilai KKM. Dalam pembelajaran siklus II telah berhasil secara keseluruhan sesuai dengan kriteria ketuntasan. Tingkat keberhasilan dengan menggunakan media Compact Disc (CD) pembelajaran pada siklus II telah selesai dan tuntas.

Berikut ini perolehan data klasikal hasil belajar pada pembelajaran prasiklus, siklus I dan siklus II adalah:

Tabel 4.7 Hasil Tes Formatif Siswa pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

No

Nilai

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

1.

≤ 54

7

2.

55 – 64

4

7

3.

65 – 74

3

4

5

4.

75 – 84

1

3

6

5.

85 – 100

1

4

Jumlah

15

15

15

 

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media Compact Disc (CD) pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti dengan naiknya nilai rata–rata pada tes formatif setiap siklus. Pada prasiklus rata-rata nilai yang dicapai siswa 54,3 meningkat pada siklus I menjadi 66,3 dan pada siklus II naik menjadi 78,0. Hasil ketuntasan belajar siswa (nilai KKM) pada prasiklus berjumlah 4 siswa (26,7%), pada siklus I meningkat menjadi 8 siswa (53,3%), siklus II meningkat menjadi seluruh siswa 100% mencapai ketuntasan.

 

Dari hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran untuk keberhasilan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian, dengan menggunakan media Compact Disc (CD) pembelajaran mempunyai kontribusi yang baik untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Penggunaan media Compact Disc (CD) pembelajaran dapat diterapkan pada mata pelajaran yang berbeda dan kelas yang berbeda pula. Untuk mengoptimalisasikan keberhasilan dalam pelaksanaan proses pembelajaran, hendaknya pihak sekolah mengusahakan dan melengkapi sarana dan fasilitas belajar, serta selalu mendorong guru maupun siswa untuk mengoptimalkan penggunaan alat–alat bantu pembelajaran atau media pembelajaran yang ada. Media atau alat-alat pembelajaran sangat mendukung guru dalam menjalankan profesinya sebagai pendidik dalam mencapai target pembelajaran, sedangkan bagi siswa sangat membantu dalam pemahaman terhadap materi yang disajikan, sehingga keberhasilan pembelajaran akan mudah tercapai dan diterima siswa dengan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Chatarina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Press.

Arsyad, Azhar. 2005. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suherman, Erman dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI.

Hamalik, Oemar. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.

Jacob, C. 2000. Mengajar Berpikir Kritis (Suatu Upaya Meningkatkan Efektivitas Belajar Matematika). Majalah Ilmiah Himpunan Matematika Indonesia

Muhammad, Al-Mighwar. 2006. Psikologi Remaja. Bandung: CV Pustaka Setia

Mulyasa. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sudjana, Nana dan Ahmad, Rivai. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensido.

Sunardi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Salatiga: Widyasari Press.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi. Jakarta

Wijaya, Cece dan Rusyan, A.Tabrani. 1994. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya