Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Dengan Model Cooperative Learning
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS
DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS VI
SD NEGERI KETAPANG 01 TAHUN AJARAN 2016/2017
Rokhijah
SD Negeri Ketapang 01
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas VI SD Negeri Ketapang 01 Tahun Ajaran 2016/2017 menggunakan model Cooperative Learning. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subyek adalah siswa kelas VI SD Negeri Ketapang 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang yang berjumlah 17 siswa. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: penggunaan model Cooperative Learning dapat meningkatkan prestasi belajar IPS. Hal ini dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa sebalum dilakukan PTK hanya ada 9 siswa atau 47,1% yang nilai prestasi belajarnya sudah mencapai KKM, sedangkan pada siklus I ada 12 anak atau 70, 6% yang sudah mencapai KKM dan pada siklus II ada 15 siswa atau 88,2% yang sudah mencapai KKM yaitu memperoleh nilai 60,0.
Kata kunci: IPS, cooperative learning
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pengajaran IPS sangat penting bagi jenjang pendidikan dasar, karena siswa yang datang ke sekolah berasal dari lingkungan yang berbeda-beda. Pengenalan siswa tentang masyarakat tempat mereka menjadi anggota diwarnai oleh lingkungan mereka tersebut. Para siswa dapat belajar mengenal dan mempelajari masyarakat, baik melalui media masa ataupun pengalaman secara langsung di masyarakat. Sesuai dengan tingkat perkembangannya, siswa SD belum mampu memahami keluasan dan kedalaman masalahmasalah sosial secara utuh, tetapi mereka dapat diperkenalkan kepada masalah-masalah tersebut. Melalui pembelajaran IPS siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kepekaan untuk menghadapi kehidupan dengan tantangan-tantangannya.
Mata pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang hampir sama dengan mata pelajaran yang lain, yang memerlukan ingatan dan hafalan, namun prestasi hasil belajarnya IPS masih rendah belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Mengajar. Rendahnya prestasi belajar IPS dipengaruhi oleh rendahnya motivasi belajar siswa.
Dalam proses pembelajaran untuk mata pelajaran IPS, siswa dapat mengikuti mengikuti pembelajaran dengan baik, namun ketenangan siswa dalam mengikuti pelajaran IPS hanya berlangsung beberapa menit. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah, tidak ada alat peraga dan media yang mendukung sehingga siswa menjadi jenuh dalam mengikuti pelajaran, sehingga perhatian anak tidak tertuju kepada guru yang menyampaikan materi pelajaran, anak lebih senang bercerita sendiri ,akibatnya prestasi hasil belajarnya masih rendah, belum mencapai KKM yang telah ditargetkan.
Oleh karena itu, agar siswa dapat pembelajaran IPS dengan senang maka guru harus dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mendorong motivasi belajar siswa, agar prestasi belajar meningkat. Sehingga penulis mengambil judul “ Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Dengan Model Cooperative Learning Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Ketapang 01 Tahun Ajaran 2016/2017
Rumusan Masalah dan Pemecahannya
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Apakah model Cooperative Learning dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas VI SD Negeri Ketapang 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang?â€
Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis menerapkan model Cooperative Learning. Karena dengan model Cooperative Learning siswa dapat bekerja sama dalam kelompok kecil dengan tujuan yang sama dan membantu serta mendorong setiap anggota kelompok agar berhasil dalam belajar. Sehingga dengan model Cooperative Learning prestasi belajar IPS anak dapat meningkat.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi hasil belajar IPS pada siswa kelas VI SD Negeri Ketapang 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang dengan model Cooperative Learning.
Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
a. Meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VI SD Negeri Ketapang 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang dengan model Cooperative Learning
b. Meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VI SD Negeri Ketapang 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang dengan model Cooperative Learning.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
Bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa,khususnya IPS.
b. Dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.
Bagi Guru
c. Guru mendapat pengetahuan yang konkrit mengenai model
Cooperative Learning.
d. Membantu guru memperbaiki proses pembelajaran IPS.
Bagi sekolah
e. Membantu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah.
f. Meningkatkan kompetensi lulusan sehingga kredibilitas meningkat.
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
Prestasi Belajar
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2002: 895) mengartikan prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan.
Prestasi belajar adalah merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yaitu faktor yang berasal dari dirinya sendiri maupun dari luar dirinya (Moh. Uzer Usman, 1993: 9)
Berdasarkan pengertian prestasi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti dari keberhasilan yang dicapai seseorang dalam mengikuti proses pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk nilai.
Model Cooperative Learning
Pengertian model Cooperative Learning menurut Anita Lie (2005: 18) bahwa model Cooperative Learning diartikan sebagai “sistem kerja atau belajar kelompok yang terstrukturâ€. Model Cooperative Learning menyediakan suatu kerangka bagi guru untuk dapat membantu kepentingan pengembangan pembelajaran dan tujuan hubungan manusia.
Sementara pengertian pembelajaran kooperatif yang disampaikan oleh Ghazali (2002:123) bahwa pembelajaran kooperatif adalah sejenis cara belajar berkelompok yang melibatkan empat sampai enam siswa. Di dalam kelompok ini, siswa bekerja bersama-sama dengan yangn lain di bawah pengawasan guru untuk menyelesaikan persoalan yang disediakan oleh guru. Strategi ini dapat membuat siswa mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu belajar.
Menurut Pranowo (Lokakarya Nasional 2004: 2) model kooperatif adalah aktifitas pembelajaran difokuskan pada pertukaran informasi terstruktur antarsiswa dalam kelompok dan masing-masing pembelajar bertanggung jawab penuh atas pelajaran yang mereka jalani. Fokus pembelajarannya adalah pertukaran informasi antarpelajar yang bersifat sosial dan kemandirian pembelajar dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model Cooperative Learning mengandung pengertian bahwa suatu model pembelajaran yang membutuhkan kerja sama dalam kelompok, dimana setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan dalam kelas tersebut. Keberhasilan individu dalam kelompok merupakan tujuan dari keberhasilan kelompok, siswa bekerja dengan tujuan yang sama, serta saling membantu agar mencapai keberhasilan dalam belajar. Dengan diterapkannya model Cooperative Learning peranan siswa dalam pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Kerangka Berpikir
Pada dasarnya mempelajari IPS adalah mempelajari kehidupan nyata pada diri siswa. Namun kenyataannya pemahaman anak mengalami kesulitan yang mengakibatkan prestasi belajar anak rendah. Hal ini disebabkan karena guru hanya menerapkan metode ceramah, guru kurang kreatif, sehingga siswa jenuh dalam mengikuti pembelajaran IPS. Pembelajaran yang demikian menyebabkan prestasi belajar anak rendah.
Model Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran yang membutuhkan kerja sama dalam kelompok, dimana setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelas tersebut. Model Cooperative Learning dapat mengakibatkan semangat belajar, karena ketika siswa bekerja sama dalam tugas pemebelajaran mereka lebih tertarik. Pembelajaran model Cooperative Learning dapat meningkatkan ingatan dan kemampuan yang pada akhirnya dapat meningkatkan proses pembelajaran yang lebih baik.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini perencanaannya dilaksanakan di SD Negeri Ketapang 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
Waktu pelaksanaan direncanakan pertengahan bulan Januari sampai bulan Juni 2017.
Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri Ketapang 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
Pra Siklus
Perolehan prestasi belajar IPS siswa kelas VI SD Negeri 02 Wonogiri pada pra siklus dari 17 siswa yang memperoleh nilai  60 sebanyak 9 siswa atau 52,9% dengan rata-rata kelas 58,2.
Sesuai dengan indikator kinerja penelitian bahwa pembelajaran dikatakan berhasil apabila prestasi belajar siswa mencapai nilai ratarata 60 dan siswa yang memperoleh nilai  60 minimal 75%. Jadi secara klasikal pembelajaran pada pra siklus belum berhasil.
Siklus 1
Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 sudah dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP) yang terdiri dari 3 pertemuan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan selama proses pembelajaran dari pertemuan ke 1 sampai ke 3 dengan hasil sebagai berikut:
Kegiatan siswa
1) Siswa mendengarkan dengan seksama saat penjelasan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
2) Siswa memperhatikan dengan baik ketika dijelaskan materi pembelajaran.
3) Siswa aktif bertanya saat proses pembelajaran berlangsung.
4) Siswa terlihat aktif saat melaksanakan diskusi kelompok.
5) Siswa merasa senang dalam menerima pelajaran.
Kegiatan guru
1) Guru sudah menyampaikan apersepsi sesuai dengan materi ajar.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3) Guru sudah menunjukkan penguasaan materi pembelajaran.
4) Guru sudah menggunakan alat peraga.
5) Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut.
6) Guru sudah menunjukkan yang baik dengan siswa.
7) Guru sudah melaksanakan penilaian akhir sesuai tujuan pembelajaran.
8) Guru sudah menggunakan bahasa secara jelas dan lancar.
9) Guru sudah melakukan refleksi dan tindak lanjut.
Perolehan prestasi belajar IPS siswa kelas VI SD Negeri Ketapang 01 pada siklus 1 dari 17 siswa yang memperoleh nilai  60 sebanyak 12 siswa atau 70,6% dengan rata-rata kelas 67,9.
Sesuai dengan kesepakatan penelitian yang sudah disetujui bahwa pembelajaran dikatakan berhasil apabila prestasi belajar siswa mencapai nilai rata-rata 60 dan siswa yang memperoleh nilai 60 minimal 75%. Jadi secara klasikal pembelajaran pada siklus 1 belum berhasil.
Siklus 2
Pembelajaran siklus 2 sudah dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah direvisi sesuai dengan perbaikan pada siklus 1 terdiri dari 3 pertemuan.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan selama proses pembelajaran dari pertemuan ke1 sampai pertemuan ke 3 dengan hasil sebagai berikut:
Kegiatan Siswa
1) Siswa mendengarkan dengan seksama saat penjelasan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
2) Siswa memperhatikan dengan baik ketika dijelaskan materi pembelajaran.
3) Siswa aktif bertanya saat proses pembelajaran berlangsung.
4) Siswa terlihat aktif saat melaksanakan diskusi kelompok.
5) Siswa merasa senang dalam menerima pelajaran.
Kegiatan guru
1) Guru sudah menyampaikan apersepsi sesuai dengan materi ajar.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3) Guru sudah menunjukkan penguasaan materi pembelajaran.
4) Guru sudah menggunakan alat peraga.
5) Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut.
6) Guru sudah menunjukkan yang baik dengan siswa.
7) Guru sudah melaksanakan penilaian akhir sesuai tujuan pembelajaran.
8) Guru sudah menggunakan bahasa secara jelas dan lancar.
9) Guru sudah melakukan refleksi dan tindak lanjut.
Data untuk perencanaan telah tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dapat dilihat pada lampiran laporan ini.
Perolehan prestasi belajar IPS siswa kelas VI SD Negeri Ketapang 01 pada siklus 2 dari 17 siswa yang memperoleh nilai  60 sebanyak 15 siswa atau 88,2% dengan rata-rata kelas 76,6.
Sesuai dengan kesepakatan penelitian yang sudah disetujui bahwa pembelajaran dikatakan berhasil apabila prestasi belajar siswa mencapai nilai rata-rata 60 dan siswa yang memperoleh nilai  60 minimal 75%. Jadi secara klasikal pembelajaran pada siklus 2 mengalami peningkatan dan berhasil.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan selama 2 siklus terdapat peningkatan prestasi hasil belajar IPS siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil prosentase ketuntasan belajar yang diperoleh siswa.
Pembahasan siklus 1
Berdasarkan hasil penelitian siklus 1 yang dapat dilihat pada tabel 1.1 dan tabel 1.2 terlihat bahwa dari 17 siswa yang memperoleh nilai  60 sebanyak 12 siswa atau 70,6% dengan rata-rata kelas 67,9. Walaupun sudah ada 12 siswa yang memperoleh nilai  60 yang berarti sudah tuntas dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPS untuk Kompetensi Dasar menjelaskan peranan Indonesia pada era global dan dampak positrif serta negatifnya terhadap kehidupan bangsa Indonesia. Namun secara keseluruhan belum tuntas karena tingkat ketuntasan hanya mencapai 70,6% siswa yang sudah mencapai KKM.
Pembahasan siklus 2
Berdasarkan hasil penelitian siklus 2 yang dapat dilihat pada tabel 2.1 dan tabel 2.2 terlihat bahwa dari 17 siswa yang memperoleh nilai  60 sebanyak 15 siswa atau 88,2% dengan rata-rata kelas 76,6. Dengan demikian terjadi peningkatan prestasi hasil belajar IPS siswa untuk Kompetensi Dasar menjelaskan peranan Indonesia pada era global dan dampak positrif serta negatifnya terhadap kehidupan bangsa Indonesia. Nilai secara keseluruhan mengalami peningkatan dari siklus 1 yang sudah tuntas 12 siswa atau 70,6%, sedangkan pada sikus 2 menjadi 15 siswa atau 88,2%.
Pembahasan antar siklus
Pada siklus 1 hasil prestasi belajar IPS siswa secara keseluruhan belum mencapai keberhasilan yang memuaskan karena tingkat ketuntasan belajar belum mencapai 75%. Namun mengalami kenaikan dibandingkan dengan hasil prestasi belajar siswa sebelum tindakan atau pra siklus.
Sedangkan pada siklus 2 hasil prestasi belajar IPS siswa terjadi peningkatan keberhasilan dari siklus 1 yaitu dari 17 siswa yang memperoleh nilai  60 pada siklus 1 hanya 12 siswa atau 70,6% dengan rata-rata kelas 67,9. Hal ini terjadi peningkatan menjadi 15 siswa yang memperoleh nilai  60 atau 88,2% dengan rata-rata kelas 76,6. Barikut penulis sajikan data prosentase ketuntasan belajar IPS siswa tiap siklus sebagai berikut:
Prosentase Ketuntasan Tiap Siklus
No. |
Nilai |
Jumlah Siswa |
Prosentase (%) |
||||
Pra Siklus |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
Pra Siklus |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
||
1 |
90 – 100 |
– |
2 |
4 |
0 |
11,8 |
23,5 |
2 |
80 – 89 |
7 |
7 |
8 |
41,2 |
41,2 |
47,1 |
3 |
60 – 79 |
2 |
3 |
3 |
11,8 |
17,6 |
17,6 |
4 |
< 60 |
8 |
5 |
2 |
47 |
29,4 |
11,8 |
Jumlah |
17 |
17 |
17 |
100 |
100 |
100 |
|
Belum tuntas ï‚£ 59 |
8 |
5 |
2 |
47,1 |
29,4 |
11,8 |
|
Tuntas  60 |
9 |
12 |
15 |
52,9 |
70,6 |
88,2 |
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa prosentase ketuntasan belajar mengalami peningkatan dari pelaksanaan pembelajaran sebelum tindakan atau pra siklus yang hanya mencapai 47,1% sedangkan pada siklus 1 mencapai 70,6% dan pada siklus 2 mencapai 88,2%.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus serta berdasarkan seluruh pembahasan dan analisis data yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran model cooperative learning dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas VI SD Negeri Ketapang 01, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang tahun ajaran 2016/2017.
Hal ini terlihat dari hasil ketuntasan belajar siswa yaitu:
1) Pada siklus 1, siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu memperoleh nilai  60 sebasar 70,6% dengan rata-rata kelas 67,9.
2) Pada siklus 2, siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu memperoleh nilai  60 sebasar 88,2% dengan rata-rata kelas 76,6.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari uraian dan pembahasan sebelumnya, agar prestasi belajar IPS siswa memperoleh hasil yang maksimal atau dapat mencapai KKM maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:
Bagi guru
a. Para guru, khususnya guru mata pelajaran IPS dapat menerapkan model pembelajaran cooperative learning dalam rangka meningkatkan prestasi hasil belajar IPS.
b. Para guru, khususnya guru mata pelajaran IPS lebih meningkatkan pemahaman dan wawasan tentang model pembelajaran cooperative learning sehingga dalam pengimplementasiannya dapat berjalan lebih efektif.
Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran.
b. Siswa hendaknya selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru dan meningkatkan usaha belajar sehingga dapat memperoleh prestasi belajar IPS yang lebih baik.
Bagi Sekolah
a. Hendaknya sekolah mengupayakan pengadaan berbagai media pembelajaran IPS, sehingga lebih menunjang dalam proses pembelajaran IPS.
b. Sekolah hendaknya mengupayakan peningkatan profesionalisme guru melalui pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan inovasi pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anita Lie. 2002 Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, Jakarta:Grasindo.
Depdiknas. 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah Untuk Mata Pelajaran IPS, Jakarta: Depdiknas.
Hidayati, dkk.. 2008 Pengembangan Pendidikan IPS SD, Jakarta: Depdiknas.
Pranowo, 2004. Metode Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar di Kelas. Loka karya Nasional USD. Yogyakarta: Lembaga penelitian.
Slameto. 1995 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.
Uzer Usman Moh. 2002 Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja.
Wardani, I.G.K 2004 Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas Terbuka.